Kinerja Manajerial Pengaruh pertisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan gaya kepemimpinan dan iklim organisasi sebagai variabel modertaing (studi kasus pada DEPDIKNAS dan Dinas pendidikan Tangerang)

15 yang ditetapakan dan manajer juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunan.

3. Kinerja Manajerial

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja performance. Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara 2005:67 dalam Trisnaningsih 2007:8 bahwa: ”Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Menurut Mahoney et al. 1963 dalam Yuniarti dkk 2007:6 menyatakan kinerja performance adalah sebagai berikut: ”Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi” Kinerja merupakan salah satu faktor penting yag digunakan dalam mengukur efektivitas dan efisiensi suatu organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam fungsi-fungsi manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan supervisi, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan atau representatif Mahoney et al., 1963 dalam Murtanto dan Winda, 2006:7. 16 a. Perencanaan Perencanaan meliputi kemampuan untuk menentukan tujuan, kebijakan dan tindakanpelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur dan pemrograman. Dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan, anggaran merupakan tujuan yang ditetapkan organisasi untuk dicapai dalam periode tertentu. b. Investigasi Kemampuan dalam mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan analisis pekerjaan. c. Pengkoordinasian Kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain dan hubungan dengan manajer lain. d. Evaluasi Kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. e. Pengawasan Supervisi Kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. 17 f. Pengaturan Staf Staffing Kemempuan untuk mempertahankan angkatan kerja untuk merekrut, mewawancarai dan meilih pegawai baru, menempatkannya, mempromosikan dan mutasi pegawai. g. Negoisasi Kemampuan dalam melaksanakan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok. h. Perwakilan Representatif Kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan organisasi lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara- acara kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum organisasi. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian besar tergantung pada manajer. Apabila manajer mampu melakukan tugas-tugasnya dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan dan merupakan tema yang menarik dalam penelitian beberapa tahun belakangan ini. Kinerja manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajerial. Sistem pengukuran kinerja 18 diharapkan akan mempengaruhi hasil kerja dari manajer yang dalam hal ini adalah kinerja manajerial. Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial yang tinggi. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan kompleks Mulyadi dan Johny, 1999 dalam Yuniarti dkk, 2007:6. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengarahkan bakat dan kemampuan serta usaha beberapa orang lain yang berada di dalam daerah wewenangnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui pengukuran tertentu sesuai standar, dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan. 4. Gaya Kepemimpinan leadership styles Dalam setiap perusahaan pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan berbeda-beda dalam memimpin karyawannya. Faktor kepemimpinan semakin menjadi perhatian publik karena semua pihak semakin menyadari bahwa tercapainya suatu tujuan atau suksesnya suatu organisasi baik dalam skala nasional maupun internasional tidak 19 terlepas dari peran penting seorang pemimpin. Menurut Luthans 2002:575 dalam Trisnaningsih 2007:12: ”Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lainbawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi” Menurut Sopiah 2008:112 para peneliti telah mengidentifikasi dua gaya kepemimpinan, yaitu a. Gaya yang berorientasi pada tugas b. Gaya yang berorientasi pada karyawan. Manajer yang berorientasi pada tugas mengarahkan dan mengawasi bawahannya secara ketat untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan secara memuaskan. Seorang manajer yang mempunyai gaya kepemimpinan seperti ini lebih baik mementingkan terlaksananya tugas daripada perkembangan dan pertumbuhan bawahan. Manajer yang berorientasi pada karyawan berusaha untuk memotivasi daripada menyupervisi bawahan. Mereka mandorong anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berpengaruh kepada mereka dan membina hubungan yang akrab, penuh kepercayaan, dan penuh penghargaan dengan anggota kelompoknya. Teori kepemimpinan perilaku behavioral mengatakan bahwa gaya kepemimpinan seorang manajer akan berpengaruh langsung terhadap efektivitas kelompok kerja Kreitner dan Kinicki, 2005:302 dalam Trisnaningsih 2007:12. Kepemimpinan dalam organisasi merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya organisasi. Pemimpin melalui kepemimpinannya dapat memberikan motivasi kepada karyawan dengan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan karyawannya. Semua manajer adalah pemimpin, karena mempengaruhi perilaku orang lain dalam berbagai tingkatan organisasi. Maka kepemimpinan 20 itu melibatkan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja dalam mencapai tujuan organisasi perusahaan yang telah ditetapkan. Agar tujuan dapat dilaksanakan dengan baik, maka komunikasi antara atasan dengan bawahan pun dengan terjalin dengan baik. Keberhasilan mengelola suatu organisasi tidak lepas dar faktor kepemimpinan dan sikap bawahan dalam melaksanakan tugas mencapai tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan dari seorang atasan sering menjadi sorotan publik dalam hal partisipasi penyusunan anggaran. Atasan yang cenderung kurang concern dalam berpartisipasi pada penyusunan anggaran akan memberikan kepercayaan lebih kepada bawahannya dalam hal membuat anggaran, hal ini sangat merugikan perusahaan jika bawahannya ternyata orang yang lebih suka memanfaatkan keadaan untuk kepentingan pribadi. Ada berbagai macam jenis kepemimpinan, antara lain sebagai berikut, yaitu: kepemimpinan transaksional, kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan visioner dan kepemimpinan tim Sopiah, 2008:121. Gaya kepemimpinan dikelompokkan dalam tiga kategori menurut Robin 1996 dalam Miftahuddin 2002:131, yaitu: a. Pendekatan Ciri Dalam pendekatan ciri analisa kepemimpinan berdasrkan ciri atau atribut tertentu dari seorang pemimpin yang efektif dan kurang efektif, seperti: kemampuan dalam melaksanakan pengawasan, berprestasi 21 dalam kerja, cerdas, membutuhkan aktualisasi diri, membutuhkan keamanan, tegas, inisiatif, percaya diri, pintar dalam menganalisa masalah dan konsisten terhadap keputusan yang diambil. b. Pendekatan Perilaku Pendekatan perilaku adalah menganalisa kepemimpinan berdasarkan fungsi dan gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi. Fleishman et al. 2000 dalam Yuniarti dkk 2007:8 telah meneliti gaya kepemimpinan di Ohio State University tentang perilaku pemimpin melalui dua dimensi, yaitu: consideration and initiating structure. 1. Consideration konsiderasi adalah gaya kepemimpinan yang menggambarkan kedekatan hubungan antara bawahan dengan atasan, adanya saling percaya, kekeluargaan, menghargai gagasan bawahan, dan adanya komunikasi antara pimpinan dengan bawahan. Pemimpin yang memiliki konsiderasi yang tinggi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan parsial. 2. Initiating structure struktur inisiatif merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan dan mendefinisikan hubungan dalam kelompok, cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas, menjelaskan cara mengerjakan tugas yang benar. Pemimpin yang memiliki kecenderungan membentuk struktur yang tinggi, akan memfokuskan pada tujuan dan hasil. 22 c. Pendekatan Situasi Suatu pendekatan situasi situasional merupakan gaya kepemimpinan yang paling sesuai tergantung pada situasi dimana pemimpin itu bekerja. Jadi, gaya kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan dalam suatu organisasi atau perusahaan sesuai dengan karakter yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada beberapa gaya kepemimpinan yang dimiliki, ada pemimpin yang secara tegas mengawasi bawahannya dalam hal pemberian tugas untuk menuntut hasil yang memuaskan demi kesuksesan perusahaan. Selain itu, ada juga pemimpin yang membina hubungan baik, memenuhi kebutuhan, memotivasi serta memberikan ruang kepada karyawannya untuk meningkatkan dedikasi kepada perusahaan. Dengan begitu keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya diharapkan dapat tercapai.

5. Iklim Organisasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Pada Universitas Malikussaleh Lhokseumawe)

4 64 118

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Survey di Perusahaan

0 1 15

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Survey di Perusahaan

0 1 18

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI DAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Sur

0 0 15

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI DAN GAYA ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERA

0 3 10

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating.

1 10 33

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PT. PLN (PERSERO) APJ SIDOARJO.

1 2 85

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA AJB BUMIPUTERA 1912 - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

Skripsi Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Desentralisasi,Budaya Organisasi, dan Motivasi sebagai Variabel Moderating terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Kinerja Manajerial

0 0 13

Pengaruh Gaya Kepemimpinan,Desentralisasi,Budaya Organisasi, dan Motivasi sebagai Variabel Moderating terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan Kinerja Manajerial - Unika Repository

0 0 29