33 Pidana berasal dari kata straabaarfeitf Belanda, yang pada dasarnya
dapat dikatakan sebagai suatu penderitaan nestapa yang sengaja dikena- kandijatuhkan kepada seseorang yang telah terbukti bersalah melaku-kan suatu
tindak pidana. Dalam pengertian yang lengkap dinyatakan oleh prof. Satochid kartanegara bahwa hukum pidana materil berisikan peraturan-peraturan tentang
berikut ini.
40
Menurut moeljatno pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi
siapa yang melanggar aturan tersebut.
41
a. Perbuatan yang dapat diancam dengan pidana Strafbare feitenmisalnya:
1 Mengambil barang milik orang lain.
2 Dengan sengaja merampas nyawa orang lain.
2. Jenis pidana dan tindakan bagi orang dewasa
Adapun mengenai bentuk pidana yang di jatuhkan utamanya mengacu kepada KUHP. Namun untuk untuk pidana khusus, ternyata ada perluasan atau
penambahan bentuk atau jenis pidana tambahan diluar yang termaktub dalam KUHP.Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP WvS telah menetapkan
40
Bambang Waluyo,SH. Pidana dan pemidanaan, Sinar Grafika, 2004 h.6
41
Evi Hartanti, SH. Tindak Pidana Korupsi Sinar Grafika: 2007, cet. I, h. 7
34 jeniss-jeenis pidana yang termaktub dalam pasal 10. Diatur dua pidana yaitu
pidana pokok dan pidana tambahan.
42
Jenis-jenis pidana menurut pasal 10 KUHP ialah sebagai berikut:
43
a. Pidana pokok meliputi:
1 Pidana mati
Jenis pidana mati yang dalam dalam praktek sering menimbulkan perbedaan diantara yang setuju dan tidak setuju. Bagaimanapun pendapat
yang tidak setuju adanya pidana mati, namun kenyataan yuridis formal pidana mati memang dibenarkan, seperti maker pembunuhan terhadap
presidenpasal 104 Pembunuhan berencana pasal 340 dan sebagainya. 2
Pidana penjara; Sehubungan dengan pidana penjara yang dapat menjadi jus
constituendum, yaitu sebagai berikut: a
Pidana penjara dijatuhkan untuk seumur hidup atau untuk waktu tertentu. Waktu tertentu dijatuhkan paling lama lima belas tahun
betturut-turut. Atau paing singkat satu hari. b
Jika dapat dipilih antara pidana mati atau penjara seumur hidup; atau ika ada pemberatan pidana atas tindak pidana yang dijatuhi pidana
pnjara lma belas tahun maka pidana penjara dapat dijatuhkan untuk waktu dua pulh tahun berturut-turut.
42
Bambang Waluyo,SH. h. 26
43
Ibid., h. 10
35 c
Jika pidana seumur hidup telah menjalani pidana paling kurang sepuluh tahun pertama dengan berkelakuan baik, menteri kehakiman
dapat mengubah sisa pidana tersebut menjadi pidana penjara paling lama lima belas tahun.
d Pelepasan bersyarat.
3 Pidana kurungan
Dinyatakan dalam pasal 27 bahwa pidana kurungan yang dapat dijatuhkan kepada anak yang melakukan tindak pidana, paling lama ½
satu per dua dari maksimum ancaman pidana kurungan bagi orang dewasa. Mengenai apakah yang dimaksud maksimum ancaman pidana
kurungan bagi orang dewasa, adalah maksimum acaman pidana kurungan terhadap tindak pidana yang dilakukan sesuai dengan yang ditentukan
dalam KUHP atau undang-undang lainnya yaitu penjelasan pasal 27, yang berbunyi:
“Pidana kurungan yang dapat dijatuhkan kepada Anak Nakal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, paling lama ½
satu perdua dari maksimum ancaman pidana kurungan bagi orang dewasa”.
4 Pidana denda
Seperti pidana penjara dan pidana kurungan maka penjatuhan pidana denda terhadap anak nakal paling banyak juga ½ satu perdua dari
maksimum ancaman pidana denda bagi orang dewasa. Pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi,
“Pidana denda yang dapat dijatuhkan kepada anak
36 nakal paling banyak ½ satu perdua dari maksimum ancaman pidana
denda bagi orang yang dewasa”. b.
Pidana tambahan meliputi 1
Pencabutan beberapa hak-hak tertentu Pencabutan hak yang diperoleh oleh terpidana dapat dijatuhkan
sesuai dengan kebutuhan walaupun tidak tercantum dalam perumusan tindak pidana dan pencabutan hak bebas dalam menentukan lama atau
tidaknya pencabutan hak tersebut.
2 Perampasan barang-barang tertentu
Pidana perampasan barang-barang dapat dijatuhkan apabila ancaman pidana penjara tidak lebih dari tujuh tahun atau jika terpidana
hanya dikenakan tindakan. Adapun barang-barang yang dirampas adalah: a
Barang milik terpidana atau orang yang seluruhnya atau sebagian besar diperoleh dari tindak pidana.
b Barang yang ada hubungannya dengan terwujudnya tindak pidana.
c Barang yang digunakan untuk mewujudkan atau mempersiapkan
tindak pidana. d
Barang yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana.
e Barang yang dibuat atau diperuntukkan bagi terwujudnya tindak
pidana.
37 3
Pengumuman putusan hakim
Dalam hal diperintahkan supaya putusan diumumkan maka harus ditetapkan cara melaksanakan perintah tersebut dan jumlah biaya pengumuman
yang harus ditanggung oleh terpidana. Namun apabila biaya pengumuman itu tidak dibayar oleh terpidana maka berlakulah ketentuan pidana mengganti untuk
pidana denda vide pasal 100 RUU
38
39
BAB III PANDANGAN HUKUM TERHADAP SAKSI PERKARA PIDANA
DALAM UU NO 13 TAHUN 2006
A. UU NO 13 TAHUN 2006 1.
Sejarah Terbentuknya.
Kerberhasilan suatu proses peradilan pidana sangat bergantung kepada alat bukti yang berhasil diungkap atau diketemukan. Dalam proses persidangan,
terutama yang berkenaan dengan saksi, banyak kasus yang tidak terungkap akibat tidak adanya saksi yang dapat mendukung tugas penegak hukum.
Padahal, adanya saksi dan korban merupakan unsur yang sangat menentukan dalam proses peradilan pidana. Kasus-kasus yang tidak terungkap dan tidak
terselesaikan banyak disebabkan oleh saksi dan korban takut memberikan kesaksian kepada penegak hukum karena mendapat ancaman dari pihak
tertentu. Dalam rangka menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk mengungkap
tindak pidana, perlu diciptakan iklim yang kondusif dengan cara memberikan perlindungan hukum dan keamanan kepada setiap orang yang mengetahui atau