26
D. Unsur –unsur Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Untuk memahami tentang dakwah secara tepat, maka perlu dikemukakan berbagai pengertian dakwah baik secara etimologis maupun
dalam pengertian istilahnya. Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab
da’wah,merupakan bentuk mashdar dari kata kerja da’a madli, yad’umudlari, berarti seruan, ajakan, atau panggilan
27
, sedangkan kata kerja atau
fi’il adalah da’a, yad’u yang berarti memanggil, menyeru atau mengajak.
28
Di antara makna-makna dakwah adalah: a.
An-Nida artinya memanggil, da’a fulanun ilaa fulaanin, artinya fulan mengundang fulan.
b. Menyeru, ad-du’a ila syai’I artinya menyeru dan mendorong pada
sesuatu. c.
Ad-da’wah ila qadhiyah artinya menegaskan atau membelanya, baik yang haq maupun yang bathil.
d. Suatu usaha berupa perkataan, atau perbuatan untuk menarik manusia
ke suatu madzhab atau agama. e.
Memohon dan meminta kebaikan, ini yang sering disebut dengan istilah berdoa.
29
27
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta: Penamadani. 2008. Cet ke-2, h.144.
28
Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1986. Cet ke-2,h.7
29
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Da’wah Prinsip dan Kaidah Asas Da’wah islam, Solo:Citra Islami Press, 1997,h.22-23.
27
Dakwah adalah tema yang terambil dalam Al- Qur’an. Ada banyak ayat
di antara kata-kata yang digunakannya adalah dakwah atau bentuk-bentuk lain yang akar katanya sama dengan akar kata dakwah, yaitu dal, ain, wawu.
Menurut hasil penelitian, Al- Qur’an menyebutkan kata da’wah dan
derivasinya sebanyak 19 kali, tersebar dalam 55 surat dan bertempat dalam 176 ayat. Ayat-ayat tersebut sebagian besar sebanyak 141 ayat turun di
Makkah, 30 ayat turun di Madinah dan 5 ayat dipertentangkan antara Makkah dan Madinah sebagai tempat turunnya.
30
Dari segi terminologi, kata dakwah memiliki definisi-definisi yang variatif seperti dikemukakan oleh banyak pakar ilmu dakwah.
a. Secara integral KH. Didin hafidhudin mendefinisikan:
Dakwah sebagai proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengembang dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia
masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami. Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang
insidental atau
kebetulan, melainkan
benar-benar direncanakan,
dilaksanakan dan dievaluasi secara terus menerus oleh para pelaku dakwah dalam rangka merubah perilaku sasaran dakwah dengan tujuan-tujuan
yang dirumuskan.
31
b. M.Quraish Shihab mendefinisikan:
Dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dari yang awalnya
30
Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah, Semarang:Walisongo Press, 20030, Cet ke-1, h.4.
31
Didin Hafidhudin , Dakwah Aktual, Jakarta:Gema Insani Press, 1998. Cet. Ke-1, h.77.
28
berperilaku buruk sampai kepada arah keadaan yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi ataupun terhadap masyarakat, dan
dakwah seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih baik dan menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.
32
c. Menurut HMS. Nasarudin Latif, mengemukakan :
Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil, manusia lainnya untuk
beriman dan menaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.
33
d. Muhammad Natsir
Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsep Islam tentang pandangan dan tujuan hidup
manusia di dunia ini, yang meliputi ma’ruf dan nahi munkar, dengan
berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan perseorangan peri kehidupan
berumah tangga usrah, peri kemasyarakatan, dan peri kehidupan bernegara.
34
Dari definisi-definisi tersebut di atas meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, tetapi apabila dibandingkan satu sama lain, dapatlah ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
32
M.Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehidupan masyarakat, Bandung:Mizan 1998. Cet ke-17,h. 194
33
Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategis Dakwah, bandung;pustaka Setia, 2001, Cet ke-2. H.24.
34
A.Hasanuddin, Retrorika Dakwah dan Jurnalistik Dalam Kepemimpinan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, Cet.ke-2,h.34.
29
a. Mengajak orang lain untuk beriman dan mentaati Allah SWT atau
memeluk agama Islam serta menjalankan segala perintahnya. b.
Amar ma’ruf, perbaikan dan pembangunan masyarakat atau islah.
35
c. Nahi Munkar, mencegah perbuatan yang dilarang Allah, proses
penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang di ridhoi oleh-Nya.
Pengertian dakwah tersebut bukan hanya merupakan sebuah pengertian, namun juga merupakan sebuah kewajiban kita semua yang harus
dikerjakan.
2. Unsur-unsur Dakwah