air dan garam ferri kadang-kadang digunakan untuk menjernihkan air Dean,B.Robert,1981.
Defisiensi besi dalam tubuh berpengaruh luas terhadap kualitas sumber daya manusia, yaitu terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Kelebihan besi
dapat menimbulkan efek racun bagi tubuh. Gejalanya seperti muntah, diare bahkan denyut jantung meningkat Almatsier,S,2003. Selain itu, kadar logam besi yang
tinggi juga merugikan, karena dapat menimbulkan rasa besilogam, air teh menjadi hitam, warna air pun menjadi kuning atau cokelat, sehingga merugikan jika dipakai
dalam produksi maupun untuk aktivitas sehari-hari.
1.2 Permasalahan
Bagaimanakah pengaruh konsentrasi dan lama penyimpanan larutan kitosan terhadap adsorpsi ion Fe pada larutan standar besi.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Penelitian dibatasi hanya untuk menganalisa kadar ion Fe pada larutan standar Fe sebelum dan sesudah penambahan larutan kitosan.
2. Variasi konsentrasi larutan kitosan yang ditambahkan pada larutan standar Fe adalah 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1
3. Variasi lama penyimpanan larutan kitosan adalah hari pertama sampai hari kelima.
4. Parameter yang dinalisis yaitu kadar Fe dan diukur dengan spektrofotometer
visible
pada λ = 510 nm
1.4 Tujuan
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh konsentrasi dan lama penyimpanan larutan kitosan terhadap adsorpsi ion Fe pada larutan standar besi.
1.5 Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini memberikan suatu informasi ilmiah mengenai karakterisasi kitosan dalam mengadsorpsi ion Fe untuk jumlah yang
optimal, sehingga dapat diaplikasikan untuk menyerap besi seperti sebagai alternatif,
untuk mengurangi kadar ion Fe dalam air.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat ekperimen laboratorium yaitu melihat pengaruh konsentrasi dan lama penyimpanan larutan kitosan terhadap adsorpsi ion Fe. Kitosan dilarutkan
didalam asam asetat 1, dan dibuat dalam variasi konsentrasi 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1. Variasi hari yang digunakan adalah hari pertama sampai hari kelima.
Larutan stok disimpan dalam lemari pendingin pada suhu -23°C maupun pada suhu kamar. Larutan kitosan ini kemudian digunakan sebagai adsorben untuk mengadsorpsi
Fe dengan waktu kontak 30 menit
. Kadar Fe sebelum dan sesudah diadsorpsi, dianalisa dengan metode Spektrofotometri UV-Visible.
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamFMIPA Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kitosan 2.1.1 Kitin dan Kitosan
Kitin merupakan polisakarida rantai linier dengan rumus β 1-4 2-asetamida-2-
deoksi-D-glucopyranosa Muzzarelli,R.A.A,1977 dan kitin sebagai prekursor kitosan pertama kali ditemukan pada tahun 1811 oleh orang Prancis bernama Henri Braconnot
sebagai hasil isolasi dari jamur. Sedangkan kitin dari kulit serangga ditemukan pada tahun 1820 Rismana, 2004.
Kitin tersebar luas di alam dan dijumpai sebagai bahan pembentuk kerangka luar eksoskleton kelompok hewan krustacea, insekta, moluska, dan dinding sel
jamur tertentu dan ditaksir dihasilkan di alam sekitar 10
9
hingga 10
10
ton pertahunnya Kumar, 2000.
Kitosan merupakan senyawa turunan dari kitin yang memiliki struktur 1,4-2- Amino-2-Deoksi-
β-D-Glukosa. Sumber kitosan yang sangat potensial adalah kerangka Crustaceae Muzarelli,R.A.A,1977. Kitosan merupakan polimer alami dengan
struktur molekul yang menyerupai selulosa serat pada sayur-sayuran dan buah- buahan bedanya terletak pada gugus rantai C-2 di mana gugus hidroksi OH pada C-
2 digantikan oleh amina NH
2
Hardjito, 2006.
Kitosan ditemukan oleh Routget 1859. Beliau menemukan bahwa kitin yang telah didihkan pada larutan KOH, juga dapat diperlakukan dengan NaOH dan
dipanaskan, maka terjadi pelepasan gugus asetil yang terikat pada atom nitrogen menjadi gugus amino bebas yang disebut dengan kitosan Vinvogrado,A.P,1971.
Universitas Sumatera Utara
O O
H H
OH H
H NHCOCH
3
H H
OH H
H NHCOCH
3
CH
2
OH H
CH
2
OH O
O n
O O
H H
OH H
H NH
2
H H
OH H
H NH
2
CH
2
OH H
CH
2
OH O
O n
Kitin murni mengandung gugus asetamida NH-COCH
3
, dan kitosan murni mengandung gugus amino NH
2
. Perbedaan gugus ini akan mempengaruhi sifat-sifat kimia senyawa tersebut Roberts,G.A.F,1992.
Gambar 2.1 Struktur Kitin
Gambar 2.2 Struktur Kitosan
2.1.2 Sifat-Sifat Kitosan
Kitosan adalah padatan amorf putih yang tidak larut dalam alkali dan asam mineral kecuali pada keadaan tertentu. Keterlarutan kitosan yang paling baik ialah dalam
larutan asam asetat 1, asam format 10 dan asam sitrat 10. Kitosan tidak dapat larut dalam asam piruvat, asam laktat dan asam-asam anorganik pada pH tertentu,
walaupun setelah dipanaskan dan diaduk dengan waktu yang agak lama. Keterlarutan kitosan dalam larutan asam format ataupun asam asetat dapat membedakan kitosan
dan kitin karena kitin tidak dapat melarut dalam keadaan pelarut asam tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kitosan dibedakan dari kitin oleh kelarutannya dalam larutan asam encer. Kitosan bermuatan positif karena kelompok amina pada pH asam, yang besarannya
tergantung pada tingkat deasetilasi, dan dengan demikian kitosan diklasifikasikan sebagai polielektrolit kationik, sedangkan polisakarida yang lain memberikan muatan
netral ataupun anionik Hwang dan Shin, 2001.
Kitosan memiliki sifat unik yang dapat digunakan dalam berbagai cara serta memiliki kegunaan yang beragam, antara lain sebagai perekat, aditif untuk kertas dan
tekstil, penjernihan air minum, serta untuk mempercepat penyembuhan luka, dan memperbaiki sifat pengikatan warna. Kitosan merupakan pengkelat yang kuat untuk
ion logam transisi. Kitosan mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi logam dan
membentuk kompleks kitosan dengan logam Robert,G.A.F,1992.
Peningkatan kelarutan berbanding lurus dengan peningkatan derajat deasetilasi. Hal ini disebabkan gugus asetil pada kitin yang dipotong oleh proses
deasetilasi akan menyisakan gugus amina. Ion H pada gugus amina menjadikan kitosan mudah berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen. Sifat kitosan hanya
dapat larut dalam asam encer, seperti asam asetat, asam format, asam sitrat kecuali kitosan yang telah disubstitusi dapat larut air. Adanya gugus karboksil dalam asam
asetat akan memudahkan pelarutan kitosan karena terjadinya interaksi hidrogen antara gugus karboksil dengan gugus amina dari kitosan Dunn et al,1997.
2.2 Pemanfaatan Kitosan