Latar Belakang Masalah Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau

Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam konteks pembangunan, bangsa Indonesia sejak lama telah menerapkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah Pembangunan Nasional. Pembangunan nasional adalah kegiataan yang berlangsung terus menerus dan bersinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik yang bersifat material maupun spiritual, untuk itu pemerintah harus berusaha meningkatkan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Dalam menunjang keberhasilan pembangunan diperlukan penerimaan yang kuat, dimana sumber pembiayaan diusahakan tetap bertumpu pada penerimaan dalam negeri dan penerimaan dari sumber-sumber luar negeri hanya sebagai pelengkap. Kemandirian pembangunan diperlukan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, hal ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun kabupatenkota yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerintah pusat dengan kebijaksanaannya. Kebijakan tentang keuangan daerah ditempuh oleh pemerintah pusat agar pemerintah daerah mempunyai kemampuan membiayai pembangunan daerahnya sesuai dengan prinsip daerah otonomi yang nyata. Setelah pemerintah pusat mengeluarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang terfokus pada otonomi daerah dan Undang-Undang Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010. Nomor 25 tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka pemerintah daerah diberi kekuasaan yang lebih besar untuk mengatur anggaran daerahnya. Untuk mendukung pelaksanaan otonomi yang maksimal pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan dibidang penerimaan daerah yang berorientasi pada peningkatan kemampuan daerah untuk membiayai urusan rumah tangganya sendiri dan diprioritaskan pada penggalian dana mobilisasi sumber-sumber daerah. Sumber pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah : 1. Pendapatan Asli Daerah PAD, terdiri dari: a. Hasil pajak daerah. b. Hasil retribusi daerah. c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. d. Pendapatan asli daerah yang sah. 2. Dana perimbangan. 3. Pinjaman daerah. 4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah PAD sebagai salah satu sumber penerimaan daerah mempunyai peranan penting dalam pembangunan, hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan Otonomi Daerah dimana peranan PAD diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010. daerah, oleh karena itu pemerintah daerah harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Dengan demikian akan memperbesar tersedianya keuangan daerah yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang bersifat mandiri, tapi pada kenyataannya kontribusi PAD terhadap pendapatan dan belanja daerah masih kecil. Selama ini dominasi sumbangan pemerintah pusat kepada daerah masih besar, maka untuk mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah perlu berusaha meningkatkan PAD yang salah satunya dengan penggalian potensi daerah. Kabupaten Rokan Hilir sebagai bagian dari Propinsi Riau tentunya memerlukan dana yang cukup besar dalam menyelenggarakan kegiatan pembangunan daerah di berbagai sektor. Dana pembangunan tersebut diusahakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah dan bersumber dari penerimaan pemerintah daerah kabupaten Rokan Hilir itu sendiri. Sumber pembiayaan kebutuhan pemerintah yang mana biasa dikenal dengan Pendapatan Asli Daerah PAD berasal dari pengolahan sumber daya yang dimiliki daerah di samping penerimaan dari pemerintah propinsi, pemerintah pusat serta penerimaan daerah lainnya. Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber penerimaan daerah, maka pemerintah daerah kabupaten Rokan Hilir berusaha secara aktif untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber penerimaan daerah terutama penerimaan yang berasal dari daerah sendiri, hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dalam pembiayaan pembangunan daerah. Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010. Guna meningkatkan kemampuannya dalam bidang pendanaan untuk pembangunan, kabupaten Rokan Hilir berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD melalui pajak daerah. Jenis-jenis pajak daerah menurut Undang Undang Nomor 34 tahun 2000 adalah: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Bahan Galian C, Pajak Parkir. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya pajak merupakan iuran wajib rakyat kepada negara. Berdasarkan pada perkembangan realisasi pajak sebenarnya pemerintah dapat meningkatkan target penerimaan pajaknya, hal ini dapat dikatakan bahwa pemerintah tidak mengetahui potensi yang dimiliki oleh daerahnya tersebut. Kemampuan keuangan daerah di dalam membiayai kegiatan pembangunan didaerah merupakan pencerminan dari pelaksanaan otonomi di daerah. Untuk melihat kemampuan pemerintahan kabupaten Rokan Hilir dalam menghimpun penerimaan daerah baik penerimaan yang berasal dari sumbangan dan bantuan pemerintah pusat maupun penerimaan yang berasal dari daerah sendiri, hal ini dapat dilihat dalam APBD yang biayanya bersumber dari PAD dengan tingkat kesesuaian yang mencukupi pengeluaran pemerintah daerah. Upaya untuk meningkatkan PAD tentunya tidak terlepas dari peranan masing- masing komponen PAD. Komponen yang ada seperti penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah, penerimaan dinas-dinas serta penerimaan daerah lainnya. Ini merupakan beberapa komponen yang menjadi sumber penerimaan daerah dimana tentunya akan terus digali baik yang sudah ada maupun sumber penerimaan baru yang potensial. Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010. Pajak yang menjadi komponen utama dari PAD juga terpengaruh akibat terjadinya krisis ekonomi. Menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat akibat adanya krisis ekonomi menyebabkan terganggunya penerimaan masyarakat yang kemudian mempengaruhi penerimaan pendapatan daerah yang mengakibatkan pendapatan daerah menjadi lebih rendah dan tidak menentu. Sehubungan dengan tujuan otonomi daerah, yaitu menuntut kemandirian daerah maka upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan PAD sebagai sumber pendanaan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD adalah dengan meningkatkan jumlah PAD yang berasal dari pajak daerah. Melihat kenyataan yang ada, sebenarnya sangat sulit bagi kabupatenkota untuk bisa menjalankan otonomi daerah secara konsekuen, hal ini dikarenakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan daerah adalah kemampuan keuangan daerah yang memadai. Begitu juga kabupaten Rokan Hilir, dalam berotonomi daerah masih sangat bergantung pada transfer dana dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum DAU, hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya sumber PAD yang belum mampu digali secara optimal. Hal ini dapat dilihat melalui tabel dibawah ini : Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010. Tabel 1.1 Daftar Penerimaan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Periode 2004-2008 Nilai dalam Rupiah Uraian Tahun 2004 2005 2006 Pendapatan Asli Daerah 27.938.659.724,99 50.182.789.376,00 80.859.682.027,00 Pajak Daerah 1.756.286.411,39 1.475.120.186,00 6.766.639.563,00 Pajak Hotel 134.752.700,00 167.132.900,00 222.175.175,00 Pajak Restoran 70.702.700,00 191.020.860,00 368.437.505,00 Pajak Hiburan - 1.000.000,00 - Pajak Reklame 49.520.000,00 83.042.000,00 98.216.160,00 Pajak Penerangan Jalan 1.312.107.811,39 994.959.626,00 5.872.333.923,00 Pajak Bahan Galian C 189.203.200,00 37.964.800,00 205.476.800,00 Retribusi Daerah 1.058.636.232,60 3.027.412.022,00 5.091.948.776,00 Laba Usaha Daerah 875.644.687,00 577.943.669,00 1.204.594.790,00 Lain-lain PAD yang Sah 24.248.092.394,00 45.102.313.499,00 67.796.498.898,00 Dana Perimbangan 660.952.008.790,00 1.020.221.885.879,00 1.426.790.637.418,00 Bagi Hasil Pajak 81.645.789.981,00 108.208.999.742,00 159.991.546.966,00 Bagi bukan pajak 579.306.218.809,00 912.012.886.137,00 1.266.799.090.452,00 Dana Alokasi Umum 84.507.127.002,00 95.180.000.000,00 91.848.000.000,00 Dana Alokasi Khusus - 9.091.907.850 17.075.000.000,00 Lain-lain Penerimaan Yang Sah 11.106.412.871,00 17.689.935.263,00 20.014.182.216,00 Uraian Tahun 2007 2008 Pendapatan Asli Daerah 109.473.350.584,64 142.783.562.000,00 Pajak Daerah 7.393.116.742,64 6.637.242.521,41 Pajak Hotel 192.022.500,00 193.887.900,00 Pajak Restoran 828.972.633,00 476.205.023,00 Pajak Hiburan - - Pajak Reklame 66.723.250,00 67.057.000,00 Pajak Penerangan Jalan 6.234.823.213,69 5.890.573.098,41 Pajak Bahan Galian C 70.575.096,00 9.519.500,00 Retribusi Daerah 5.468.786.156,00 3.836.462.800,00 Laba Usaha Daerah 2.766.056.723,00 4.337.209.707,00 Lain-lain PAD yang Sah 93.845.390.963,00 127.973.586.972,00 Dana Perimbangan 1.079.223.760.889,00 1.301.497.506.617,00 Bagi Hasil Pajak 183.877.150.480,00 167.882.559.572,00 Bagi bukan pajak 895.356.610.409,00 1.133.614.947.045,00 Dana Alokasi Umum 91.848.000.000,00 22.962.000.000,00 Dana Alokasi Khusus 18.994.200.000,00 24.320.589.184,00 Lain-lain Penerimaan Yang Sah 26.653.480.076,00 28.178.942.884,69 Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Rokan Hilir Dari data di atas dapat dilihat bahwa meskipun PAD Kabupaten Rokan Hilir masih sangat kecil namun dalam perkembangannnya selama 5 tahun selalu mengalami peningkatan, tetapi tidak dialami oleh pos pajak reklame yang Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010. mengalami penurunan tahun 2007-2008 dan pajak penerangan jalan yang mengalami penurunan tahun 2005 dan 2008. Tabel 1.2 Perkembangan Sumber-sumber PAD Kabupaten Rokan Hilir Periode Tahun 2004-2008 Nilai dalam Rupiah TAHUN JENIS PENERIMAAN Pajak Daerah Retribusi Daerah Lain-lain PAD Yang Sah Total PAD 2004 1.756.286.411,39 1.058.636.232,60 2.512.373.708,00 27.938.659.724,99 2005 1.475.120.186,00 3.027.412.022,00 4.568.025.716,00 50.182.789.376,00 2006 6.766.639.563,00 5.091.948.776,00 1.323.107.966,00 80.859.682.027,00 2007 7.393.116.742,64 5.468.786.156,00 6.900.109.368,00 109.473.350.584,64 2008 6.637.242.521,41 3.836.462.800,00 9.661.144.768,00 142.783.562.000,00 Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Rokan Hilir Berdasarkan data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD untuk kabupaten Rokan Hilir selama periode 2004-2008, yaitu pajak daerah memperlihatkan peningkatan walaupun peningkatannya relatif kecil. Dari beberapa macam pendapatan asli daerah yang ada yang menjadi perhatian adalah penerimaan pajak. Pada penerimaan pajak ini nilai realisasi yang tercapai tidak terlalu besar dibandingkan dengan sumber pendapatan asli daerah yang lainnya. Dari dasar ini dapat diketahui bahwa dari sektor pajak daerah belum terlalu memberikan pemasukan yang di harapkan. Dasar ini yang menjadikan penulis ingin melakukan penelitian terhadap kontribusi yang dilakukan terhadap sektor pajak daerah, khususnya pajak reklame dan pajak penerangan jalan, sehingga penulis membahasnya dalam skripsi yang diberi judu l “Kontribusi penerimaan Pajak Reklame dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilir- Riau. Helvianti : Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Dan Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahankabupaten Rokan Hilir-Riau, 2010.

B. Perumusan Masalah