28 Dalam teori transformator-statika, analisa rangkaian ekivalen sering
disederhanakan dengan mengabaikan seluruh cabang penalaran atau melakukan pendekatan dengan memindahkan langsung ke terminal primer. Pendekatan demikian
tidak dibenarkan dalam motor induksi yang bekerja dalam keadaan normal, karena adanya celah udara yang menjadikan perlunya suatu arus pemagnetan yang sangat
besar dan karena reaktansi bocor juga perlu lebih tinggi. Untuk itu dalam rangkaian ekivalen
c
R dapat dihilangkan diabaikan. Rangkaian ekivalennya ditunjukkan pada Gambar 2.14.
1
V
1
R
1
X
m
X
2
R
2
X
1 1
2
− s
R
1
E
1
I I
2
I
Gambar 2.14 Rangkaian ekivalen motor induksi dilihat dari sisi stator dengan mengabaikan
c
R
2.9 Aliran Daya Pada Motor Induksi
Pada motor induksi, tidak ada sumber listrik yang langsung terhubung ke rotor, sehingga daya yang melewati celah udara sama dengan daya yang diinputkan
29
ke rotor. Daya total yang dimasukkan pada kumparan stator P
in
dirumuskan dengan:
θ
cos
1 1
in
3 I
V P
= Watt ..............................................................2.19
Dimana :
V
1
= tegangan sumber Volt
I
1
= arus masukanAmpere = perbedaan sudut phasa antara arus masukan dengan tegangan sumber.
Sebelum daya ditransfer melalui celah udara, motor induksi mengalami rugi-
rugi berupa rugi-rugi tembaga stator P
SCL
dan rugi-rugi inti stator P
C
. Daya yang
ditransfer melalui celah udara P
AG
sama dengan penjumlahan rugi-rugi tembaga
rotor P
RCL
dan daya yang dikonversi P
conv
. Daya yang melalui celah udara ini sering juga disebut sebagai daya input rotor.
conv RCL
AG
P P
P +
= Watt..............................................2.20
2 2
2 2
2 2
3 3
R I
s R
I =
= +
s s
R I
− 1
3
2 2
2
………………..............2.21
Diagram aliran daya motor induksi dapat dilihat pada Gambar 2.15.
30
r oad
out
ϖ τ
l
P =
θ
cos .
L L
in
3 I
V P
= Daya celah udara
AG
P
conv
P
SCL
P
C
P
RCL
P
W F
P
SLL
P
Gambar 2.15 Aliran Daya Motor Induksi
.
Dimana : -
SCL
P
= rugi – rugi tembaga pada kumparan stator
Watt
-
C
P
= rugi – rugi inti pada stator
Watt
-
AG
P
= daya yang ditranfer melalui celah udara
Watt
-
RCL
P
= rugi – rugi tembaga pada kumparan rotor
Watt
-
W F
P
+
= rugi – rugi gesek + angin
Watt
-
SLL
P
= stray losses
Watt
-
CONV
P
= daya mekanis keluaran output
Watt
Hubungan antara rugi-rugi tembaga rotor dan daya mekanis dengan daya masukan rotor dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
AG 2
2 2
RCL
3 sP
R I
P =
= Watt ....................................................................2.22
AG 2
2 2
conv
1 1
3 P
s R
s s
I P
− =
− =
Watt ...................................................... 2.23
31 Dari Gmbar 2.15 dapat dilihat bahwa motor induksi juga mengalami rugi-rugi
gesek + angin P
FW
, sehingga daya mekanis keluaran sama dengan daya yang
dikonversi P
conv
dikurangi rugi-rugi gesek + angin.
P
out
= P
conv
– P
FW
Secara umum, perbandingan komponen daya pada motor induksi dapat dijabarkan dalam bentuk slip yaitu :
P
AG
: P
RCL
: P
conv
= 1 : s : 1 – s
2.10 Efisiensi