Pengertian Rancang Bangun Riba Equivalent Rate

12

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Rancang Bangun

Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen – komponen sistem di implementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian Pressman, 2002.

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1 Sistem

Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem dapat rerdiri dari sistem-sistem bagian subsystem. Sebagai misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak Jogiyanto, 2004. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu Jogiyanto, 2004: 13 1. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. 2. Batas Sistem Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya 3. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4. Penghubung Sistem Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsitem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. 5. Masukan Sistem Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan maintenance input dan masukian sinyal signal input. Sebagai contoh di dalam 14 sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6. Keluaran Sistem Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasian menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan. 7. Pengolah Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah akan merubah masukan menjadi keluaran. Sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkanmoleh manajemen. 8. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. 15

2.2.2 Informasi

Menurut Davis, 1999, informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang Kadir, 2003.

2.2.2.1 Ciri-ciri Informasi

Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut Kadir, 2003: 1. Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya, efeknya seperti kalau informasi itu benar. 2. Baru. Informasi harus benar-benar baru bagi si penerima. 3. Tambahan. Informasi dapat memperbarui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada. 4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar. 16 5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat

2.2.2.2 Kualitas Informasi

Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi yang berkualitas di tentukan oleh hal-hal sebagai berikut: Kadir,2003. 1. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan dan tidak menyesatkan, informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 2. Tepat Waktu Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat, karena nantinya tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga apabila dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan dan berakibat fatal atau kesalahan pengambilan keputusan dan tindakan. 3. Relevan Informasi harus memberikan manfaat yang baik untuk pemakai informasi tersebut. 17

2.2.3 Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik Jogiyanto, 2004. Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti Kadir 2003: 1. Perangkat keras hardware: mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer. 2. Perangkat lunak software atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. 3. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. 4. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Basis data database: sekumpulan table, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 18 6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sesumber resources dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.3 Simpan Pinjam

2.3.1 Simpan

Simpan adalah suatu proses perjanjian untuk mengelola aset seseorang dimana pihak pengelola akan memberikan sejumlah return kepada pemilik aset. Tingkat return yang diberikan sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan antara pihak pemberi aset dengan pihak pengelola Firdaus, 2004.

2.3.2 Pinjam

Pinjam adalah suatu perjanjian antara orang yang meminjam dengan badanorang yang memberi pinjaman. Adanya perjanjian ini bukan berarti setiap pengajuan pinjaman pasti dapat diperoleh, tetapi ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Misalnya peminjam harus melengkapi setiap surat pengajuan maupun pencairan pinjaman . setelah dokumen-dokumen yang dibutuhkan lengkap maka badanorang yang memberi pinjaman akan mensurvei kemampuan peminjam untuk mengembalikan pinjaman, dan jaminan. Jumlah perjanjian adalah jumlah maksimum yang dapat dipinjam oleh 19 peminjam sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya. Peminjam diharuskan membayar bunga atas jumlah uang yang dipinjam Firdaus, 2004.

2.4 Mudharabah

2.4.1 Pengertian Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis kerja sama usaha dimana pihak pertama menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Pihak yang menyediakan dana disebut dengan istilah shahibul maal, sedang pihak yang mengelola usaha biasa disebut mudharib. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama sejak awal. Akan tetapi, jika terjadi kerugian, shahibul maal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerjanya selama proyek berlangsung Yaya, 2009. Dalam penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah, kedudukan koperasi adalah sebagai mudharib pihak yang mengelola dana, sedangkan penabung atau deposan adalah pemilik dana shahibul maal. Selanjutnya, hasil usaha yang diperoleh koperasi dibagi antara koperasi dengan penabung sesuai dengan nisbah yang disepakati Yaya, 2009. 20

2.4.2 Jenis-jenis Mudharabah

Mudharabah dibagi atas tiga, yaitu Yaya, 2009: 1. Mudharabah muthlaqah Adalah mudharabah yang memberi kuasa kepada mudharib secara penuh untuk menjalankan usaha tanpa batasan apapun yang berkaitan dengan usaha tersebut. Batasan yang dimaksud berupa jenis usaha, tempat, pemasok, dan konsumen usaha. Mudharabah muthlaqah biasa disebut juga dengan investasi tidak terikat. 2. Mudharabah muqayyadah Yaitu shahibul maal, memberi batasan kepada mudharib dalam pengelolaan dana berupa jenis usaha, tempat, pemasok, maupun konsumen. Mudharabah muqayyadah biasa disebut juga dengan investasi terikat. 3. Mudharabah musytarakah Adalah bentuk mudharabah di mana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Akad musytarakah ini merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musytarakah. Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana berdasar akad mudharabah menyertakan juga dananya dalam investasi bersama berdasarkan akad musytarakah. 21

2.5 Riba

Secara bahasa, riba bermakna tambahan, tumbuh, atau membesar. Definisi riba yang banyak digunakan dalam literatur ekonomi syariah adalah definisi yang dirumuskan oleh imam Sarakhsi dalam Mabsut juz XII, halaman 109 yang isinya, riba adalah tambahan yang diisyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan iwad yang dibenarkan atas penambahan tersebut yaya, 2009. Riba adalah bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam dan bersinggungan langsung dengan praktik perbankan konvensional. Sumber hukum tentang riba didasari pada Q.S.Al-Baqarah 278-279 Yaya, 2009: Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba, maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat dari pengambilan riba, maka bagimu pokok hartamu. Kamu tidak menganiaya dan tidak pila dianiaya.” 22

2.6 Equivalent Rate

Lembaga keuangan syariah menghadapi kesulitan untuk memberi penjelasan kepada calon nasabah investor mengenai gambaran perkiraan return masa datang yang akan diterima apabila calon nasabah berinvestasi di lembaga keuangan syariah dalam bentuk investasi tabungan maupun investasi deposito Yaya, 2009. Hal tersebut terjadi karena Yaya, 2009: 1. Lembaga keuangan syariah hanya memberikan informasi kepada nasabah investor besaran nisbah bagihasil yang belum dapat memberikan gambaran pasti jumlah return yang akan diterima nasabah karena pendapatan bagi hasil sesungguhnya hanya dapat dihitung setelah pendapatan riil direalisir. 2. Lembaga keuangan syariah tidak diperbolehkan memberikan janji pendapatan kepada nasabah investor karena pendapatan riil hanya dapat diketahui setelah hasil investasi direalisir. Untuk menjembatani masalah tersebut, maka digunakan data masa lalu, biasanya digunakan data return beberapa bulan sebelumnya. Data return ini pun dibuat dalam bentuk tingkat prosentase indication rate pendapatan bagi hasil dari rata-rata investasi pada bulan-bulan sebelumnya. Digunakan satuan prosentase rate indikasi ini ini karena pada umumnya para nasabah mudah memperoleh gambaran dalam bentuk prosentase yang biasa digunakan dalam perhitungan bunga bank pada bank konvensional., sehingga istilah yang digunakan oleh praktisi lembaga keuangan syariah menyebutnya equivalent rate, artinya jika pendapatan bulan sebelumnya 23 dengan bagi hasil tertentu, maka apabila dihitung dalam bentuk prosentase adalah sebesar sekian persen Yaya, 2009. Perhitungan equivalent rate untuk sumber dana kelompok tabungan mudharabah sebagai berikut Yaya, 2009: Equivalent Rate = Pendapatan nasabah x 365 x 100 Saldo rata-rata x 30 Keterangan: 1. Pendapatan nasabah = Pendapatan yang diterima nasabah setelah dikalikan nisbah bagi hasil. 2. 365 = Jumlah hari dalam setahun. 3. 100 = Prosentase 4. Saldo rata-rata = Rata-rata keseluruhan simpanan 5. 30 = Jumlah hari dalam sebulan Setelah equivalent rate diperoleh, lembaga keuangan dapat menghitung bagi hasil bagi nasabah perorangan pada setiap akhir bulan. Untuk menghitung bagi hasil untuk nasabah perorangan dapat menggunakan rumus berikut Yaya, 2009: Bagi hasil nasabah = Saldo rata-rata nasabah x 30 hari x equivalent rate 365 hari x 100

2.7 Lembaga Keuangan Syariah