Teknik inokulasi dan perkembangbiakan Rhizobium

Muhammad Arsyad : Studi Isolasi Bakteri Rhizobium Yang Diinokulasikan Ke Dalam Dolomit Sebagai Pembawa Carrier Serta Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Mikroba, 2010. Selama pertumbuhan bintil, bakteri mengalami transformasi ke bentuk bakteroid yang ukuranya lebih besar dari pada aslinya. Transformasi ini berhubungan dengan sintesis leghemoglobin, nitrogenase dan enzim lain yang diperlukan untuk fiksasi N 2 waktu antara infeksi sampai dengan bakteri mampu memfiksasi N 2 sekitar tiga sampai lima minggu. Selama priode tersebut kebutuhan karbohidrat, nutrien, mineral dan asam amino disediakan oleh inang tanpa memperoleh keuntungan dan tidak saling merugikan satu dengan yang lain http :elearning.unej.ac.id.

2.8. Teknik inokulasi dan perkembangbiakan Rhizobium

Rhizobium pada umumnya dipelihara dengan menumbuhkannya dalam medium padat Yeast Extract Manitol Agar YEMA. Untuk menjaga kemampuan fisiologisnya agar tidak mengalami penurunan, Rhizobium harus diremajakan secara berkala. Kultur yang dipelihara inilah yang digunakan sebagai kultur induk yang digunakan sebagai inokulum untuk perbanyakan Rhizobium yang akan diformulasi sebagai pupuk hayati. Komposisi medium Yeast Extract Manitol Agar YEMA yang umum digunakan untuk pemeliharaan Rhizobium adalah sebagai berikut Tabel 2.8.1: Tabel 2.8.1 Komposisi Medium Yeast Extract Manitol Agar YEMA Komponen Beratvolume K 2 HPO 4 0,5 g MgSO 4 0,2 g NaCl 0,1 g Manitol 10,0 g Yeast Extract 1,0 g Akuadest 1000 mL Agar 20 g Manitol dapat diganti dengan sukrosa Yuwono, 2006. Selain medium dengan komposisi seperti di atas, beberapa peneliti atau produsen inokulan Rhizobium menggunakan medium dengan komposisi yang bervariasi. Muhammad Arsyad : Studi Isolasi Bakteri Rhizobium Yang Diinokulasikan Ke Dalam Dolomit Sebagai Pembawa Carrier Serta Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Mikroba, 2010. Perbanyakan inokulum dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dalam medium cair dalam skala volume yang disesuaikan dengan kapasitas produksi inokulan. Perkembangbiakan dilakukan dengan menggunakan fermentor besar dengan ragam alat pengaturan, misalnya pH, oksigen terlarut, suhu dan penggojok shaker. Selain itu perbanyakan dapat juga dilakukan dengan menggunakan fermentor yang lebih sederhana yaitu menggunakan tabung Erlenmeyer meskipun tanpa peralatan pengaturan khusus. Jika perbanyakan dilakukan dengan menggunakan tabung Erlenmeyer, maka harus dilakukan penggojokan dengan alat penggojok shaker secara teratur yang dapat diatur kecepatannya. Medium yang digunakan untuk perbanyakan sama dengan yang digunakan untuk pemeliharaan kultur tetapi tanpa menggunakan agar. Meskipun medium cair dengan komposisi seperti diatas sudah cukup untuk perbanyakan Rhizobium, namun pengalaman menunjukkan bahwa penggunakan medium biphasic dapat menghasilkan biomassa sel yang lebih banyak. Medium biphasic adalah medium yang terdiri atas dua fase yaitu medium fase padat medium yang ditambah dengan agar yang ada di bagian bawah tabung Erlenmeyer. Di atas medium padat lalu dituangkan medium fase cair dengan komposisi cair dengan komposisi sama dengan medium padat tetapi tanpa agar. Kultur cair Rhizobium yang sudah dibuat selanjutnya dicampur dengan bahan pembawa carrier material. Bahan pembawa yang dapat digunakan untuk Rhizobium ada beberapa macam, namun idealnya dengan karakteristik : 1. Mempunyai kemampuan menahan air yang tinggi. 2. Tidak toksik terhadap mikrobia 3. Mendukung pertumbuhan mikrobia 4. Secara umum steril atau mudah disterilkan 5. Bahan mudah diperoleh dengan harga murah. 6. Mempunyai daya lekat terhadap benih. 7. Secara kimiawi mempunyai komposisi yang seragam. 8. Mudah didegradasi, tidak mencemari lingkungan. 9. Mudah melepaskan mikrobia jika digunakan ditanah. 10. Mudah dicampur dan dikemas. Yuwono, 2006. Muhammad Arsyad : Studi Isolasi Bakteri Rhizobium Yang Diinokulasikan Ke Dalam Dolomit Sebagai Pembawa Carrier Serta Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Mikroba, 2010. Beberapa bahan pembawa yang dapat digunakan untuk formulasi inokulan rhizobia antara lain gambut, lignit, arang, zeolit dan lain-lain. Setelah dicampur dengan bahan pembawa, campuran Rhizobium dengan bahan pembawa tersebut kemudian dikemas dalam kantong yang kuat tetapi cukup lentur, tidak mudah sobek atau bocor. Inokulan yang sudah dikemas selanjutnya dapat dibawa ke tempat penggunaan atau dipasarkan Yuwono, 2006.

2.9. Uji Untuk Membedakan Rrizobium dari Kerabat dekatnya Agrobactrium