jangkau para anggota pada umunya. Selain itu pengurus koperasi harus mengupayakan agar pinjaman itu benar-benar memberikan manfaat.
Untuk memperbesar modal koperasi, maka ada sebagian keuntungan yang tidak dibagikan kepada para anggota dan dijadikan cadangan
pemupukan modal. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan agar kemampuan memberikan kredit kepada anggotanya semakin besar.
2.2.7 Jumlah Modal Kerja
2.2.7.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka
pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva
lancar dikurangi kewajiban lancar. Ditinjau dari perspektif manajemen, modal kerja selalu dibutuhkan
selama usaha berjalan. Oleh sebab itu, para pengelola usaha pada umumnya menaruh perhatian khusus pada penanganan modal kerja ini. Dilihat dari
sifatnya, modal kerja akan berputar terus-menerus di dalam perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran yang dipergunakan untuk pembelian bahan baku,
pembayaran gaji, dan lain-lainnya akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan dan selanjutnya dipergunakan lagi untuk biaya
operasional perusahaan [Sitio dan Tamba, 2001 : 82].
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7.2 Karakteristik Modal Koperasi
Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah UU No.251992 pasal 41, bab VII tentang perkoperasian. Disebutkan
bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. 1.
Modal sendiri koperasi bersumber dari : a.
Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. b.
Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada periode tertentu. Simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai
tertentu yang disumbangkan oelh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban koperasi bila diperlukan.
2. Modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari :
a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota
koperasi yang bersangkutan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Koperasi lainnyaanggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya
danatau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara koperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan
lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi atau surat hutang lainnya, yaitu dana yang
diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota
yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum [Sitio dan Tamba, 2001 : 84].
2.2.8 Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha