Kerangka Pemikiran Hipotesis Objek Penelitian Pembahasan

diterima anggota. Partisipasi anggota adalah partisipasi modal yang berupa modal sendiri dan transaksi yang dilakukan anggota. Apabila semakin besar modal kerja yang disetor, untuk meningkatkan volume usahanya sehingga hal ini tentunya akan meningkatkan SHU yang dapat diperoleh.

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pemikiran Uji Statistik Regresi Linier Berganda

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan masih harus dibuktikan secara empiris yaitu : H 1 : Diduga bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Jumlah Anggota X 1 Jumlah Pinjaman Anggota X 2 Jumlah Modal Kerja X 3 Sisa Hasil Usaha Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. H 2 : Diduga bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. H 3 : Diduga bahwa jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan RAT Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya yang terdiri dari jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah modal kerja dan Sisa Hasil Usaha SHU selama periode 6 tahun mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Dimana Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya berlokasi di Jalan Jagir Wonokromo 306, Surabaya.

3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

3.2.1 Operasionalisasi

Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha sebagai variabel dependen Y, sedangkan untuk variabel independennya X adalah : a. Jumlah Anggota X 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Jumlah Pinjaman X 2 c. Jumlah Modal Kerja X 3 1. Variabel Dependen Y Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha Y merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi total biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan [ADART Kopkar Mandiri Perum Damri]. 2. Variabel Independen X Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu : a. Jumlah Anggota X 1 adalah banyaknya jumlah orang yang menjadi anggota koperasi yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hokum, dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya. 2. Mata pencaharian : karyawan-karyawati Perum Damri Surabaya. 3. Mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus. 4. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok sejumlah Rp 100.000. 5. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku [ADART Kopkar Mandiri Perum Damri]. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Jumlah Pinjaman X 2 adalah banyaknya jumlah uang yang dipinjam oleh anggota koperasi berdasarkan beberapa persyaratan sebagai berikut : 1. Untuk tiap peminjam dapat diberikan maksimum sebesar 10 sepuluh kali jumlahbesarnya gaji yang diterima oleh yang bersangkutan. 2. Bila peminjam memerlukan pinjaman lebih dari jumlah 10 sepuluh kali jumlahbesarnya gaji yang diterima oleh yang bersangkutan. Pengurus dapat memberikan maksimum sebesar 15 lima belas kali jumlah besarnya gaji yang diterima oleh yang bersangkutan. 3. Besarnya bunga pinjaman untuk jangka panjang paling lama 24 dua puluh empat bulan. Dikarenakan bunga pinjaman sebesar 1,5 flat dari besarnya pinjaman setiap bulan [ADART Kopkar Mandiri Perum Damri]. c. Jumlah Modal Kerja X 3 adalah banyaknya jumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang terdapat didalam Neraca Koperasi [Sitio dan Tamba, 2001 : 82].

3.2.2 Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen, yakni sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Variabel Dependen Y Sisa Hasil Usaha Y diukur selama periode tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio. 2. Variabel Independen X a. Jumlah Anggota X 1 diukur selama periode satu tahun dengan satuan pengukuran jumlah anggota dan skala yang digunakan adalah skala rasio. b. Jumlah Pinjaman X 2 diakumulasikan setiap tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio. c. Jumlah Modal Kerja X 3 diakumulasikan setiap tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

3.3 Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [Sugiyono, 2006 : 90]. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan RAT Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya yang meliputi jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. modal kerja dan Sisa Hasil Usaha SHU mulai dari tahun berdirinya yakni tahun 1980 sampai dengan tahun 2013.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan purposive sampling atau teknik penarikan sampel non probabilitas yaitu populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria sampel tertentu dan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu [Sugiyono, 2006 : 96]. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah merupakan data keuangan dari laporan keuangan RAT Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya selama 6 tahun yaitu untuk periode tahun 2007-2012, hal ini dengan pertimbangan : 1. Pada periode tahun 2007-2012 laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya telah disusun sesuai dengan SAK yang berlaku secara umum. 2. Memiliki data lengkap tentang Sisa Hasil Usaha SHU dalam laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan RAT. 3. Keterbatasan penyediaan data laporan keuangan yang bisa dipenuhi oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Peneliti menganggap bahwa data laporan keuangan periode tahun 2007- 2012 telah dapat mewakili populasi yang hasilnya akan lebih representatif.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, biasanya dalam bentuk publikasi. Data sekunder ini diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen serta catatan koperasi yang dalam hal ini meliputi : 1. Data perkembangan Sisa Hasil Usaha 2. Data perkembangan jumlah anggota, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja. 3. Sejarah serta aktivitas koperasi Data-data jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah modal kerja dan sisa hasil usaha merupakan data jenis time series dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yang diperoleh dari Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan RAT di Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi : a. Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mencatat dan menganalisa dokumen laporan keuangan Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dari tahun pengamatan tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. b. Observasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang berguna bagi semua pihak.

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1 Teknik Analisis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik Regresi Linier Berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Rumus yang digunakan pada Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e i …………………. [Anonim, 2013 : L-19] Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Keterangan : Y = Sisa Hasil Usaha X 1 = Jumlah Anggota X 2 = Jumlah Pinjaman X 3 = Jumlah Modal Kerja β = Konstanta β 1 β 2 β 3 = Koefisien regresi e i = Faktor pengganggu i = 1,2,3 ……….. n : pengamatan ke i sampai ke n

3.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah: a. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusi adalah tidak normal. b. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi adalah normal [Sumarsono, 2004 : 41-43]. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE Best Linier Unbiesed Estimation, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara sesama variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas : a. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. b. Jika diantara dua variabel independen memiliki korelasi yang spesifik maka di dalam model regresi tersebut terdapat multikolonieritas. c. Multikolonieritas dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dari lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolonieritas yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai VIF 10 maka terjadi multikolinieritas [Ghozali, 2006 : 91].

2. Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel penganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W Durbin Watson. Menurut Singgih Santoso [2001], kriteria autokorelasi ada 3 yaitu :  Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.  Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.  Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. 3. Heterokedastisitas Perhitungan ada tidaknya gejala ini dapat dilakukan dengan cara menentukan formulasi regresi linier berganda dengan menggunakan residual sebagai indikator terikat. Hal ini didefinisikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearmen antara residual dengan seluruh variabel bebas terhadap residual lebih besar dari level of signifikan 0,05, maka tidak terdapat gejala heterokedasitas [Ghozali, 2006 : 125]. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji F dan Uji t. Langkah- langkah penyajian yang dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain seperti berikut : 1. Uji F Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel X 1, X 2 , X 3 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut : a. Menetukan hipotesis H : β 1 = β 2 = β 3 = 0 X 1 , X 2 , X 3 tidak berpengaruh tehadap Y. H a : β 1 = β 2 = β 3 ≠ 0 X 1 , X 2 , X 3 berpengaruh tehadap Y. b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05. c. Dengan kriteria uji hipotesis  Jika signifikansi penelitian probabilitas 0,05 maka H ditolak dan Ha diterima.  Jika signifikansi penelitian probabilitas 0,05 maka H diterima dan Ha ditolak. 2. Uji t Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel X terhadap Y digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Menentukan hipotesis H : β 1 = β 2 = β 3 = 0 Tidak terdapat pengaruh X 1 atau X 2 atau X 3 terhadap Y. H a : β 1 = β 2 = β 3 ≠ 0 Terdapat pengaruh X 1 atau X 2 atau X 3 terhadap Y. b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05. c. Dengan kriteria uji hipotesis  Jika signifikansi penelitian probabilitas 0,05 maka H ditolak dan Ha diterima.  Jika signifikansi penelitian probabilitas 0,05 maka H diterima dan Ha ditolak [Anonim, 2013 : L-19]. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

4.1.1 Variabel Jumlah Anggota X

1 Jumlah Anggota Koperasi adalah banyaknya jumlah orang yang menjadi anggota koperasi dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh koperasi. Adapun jumlah anggota pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah : Tabel 4.1 : Jumlah Anggota Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012 No Tahun Jumlah Anggota 1 2007 827 2 2008 784 3 2009 751 4 2010 751 5 2011 682 6 2012 648 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2007 sampai tahun 2012 telah terjadi penurunan jumlah anggota pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Awal tahun 2007 adalah tahun dimana koperasi memiliki jumlah anggota yang paling banyak yaitu sebesar 827. Tahun 2008 jumlah anggotanya turun menjadi 784 orang. Tahun 2009 dan 2010, koperasi memiliki jumlah anggota yang sama Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yaitu 751 orang. Kemudian ditahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 69 orang sehingga jumlah anggotanya menjadi 682 orang dan pada tahun 2012 turun kembali sebesar 4 dari tahun lalu menjadi 648 orang. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa anggota yang pensiun dan meninggal dunia dan tidak dibarengi dengan jumlah anggota yang masuk. Dengan banyaknya jumlah anggota pada suatu koperasi, maka akan meningkatkan partisipasi anggota pada kegiatan usaha koperasi, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan koperasi dan selanjutnya akan dapat meningkatkan Sisa Hasil Usaha.

4.1.2 Variabel Jumlah Pinjaman X

2 Jumlah Pinjaman adalah banyaknya jumlah uang yang dipinjam anggota koperasi berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Koperasi. Adapun jumlah pinjaman pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah Tabel 4.2 : Jumlah Pinjaman Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012 No Tahun Jumlah Pinjaman 1 2007 63.816.045 2 2008 1.380.199.460 3 2009 3.393.639.977 4 2010 3.742.915.531 5 2011 8.923.543.046 6 2012 10.656.930.933 Rata-Rata 4.693.507.499 Sumber : Lampiran 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2007 sampai tahun 2012 telah terjadi kenaikan jumlah pinjaman pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Pada tahun 2007 jumlah pinjaman koperasi mencapai Rp 63.816.045,- tahun 2008 sebesar Rp 1.380.199.460,- tahun 2009 yaitu Rp 3.393.639.977,- dan ditahun 2010 mengalami peningkatan menjadi Rp 3.742.915.531,-. Tahun 2011 adalah tahun yang mengalami peningkatan paling besar dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 5.180.627.515,- sehingga jumlah pinjaman menjadi Rp 8.923.543.046. Peningkatan jumlah pinjaman terjadi kembali ditahun 2012 sebesar Rp 1.733.387.887,- sehingga menjadi Rp 10.656.930.933,-. Rata-rata jumlah pinjaman yang dihasilkan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya per tahun adalah sebesar Rp 4.693.507.499,-. Dengan bertambahnya jumlah pinjaman dapat meningkatkan sisa hasil usaha, karena sisa hasil usaha adalah usaha yang didapat dari anggota. Apabila jumlah pinjaman mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan kenaikan sisa hasil usaha, demikian pula sebaliknya. Dan apabila jumlah pinjaman anggota mengalami penurunan, maka akan menurunkan sisa hasil usaha pula. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.3 Variabel Jumlah Modal Kerja X

3 Jumlah Modal Kerja merupakan banyaknya jumlah modal sendiri maupun modal pinjaman yang dipergunakan oleh Koperasi. Adapun jumlah modal kerja pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah : Tabel 4.3 : Jumlah Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012 No Tahun Jumlah Modal Kerja 1 2007 1.087.195.088 2 2008 2.507.211.574 3 2009 4.907.640.906 4 2010 5.337.142.412 5 2011 11.023.196.086 6 2012 13.121.287.383 Rata-Rata 6.330.612.241 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai tahun 2012 telah terjadi kenaikan jumlah modal kerja pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya, dimana pada tahun 2007 merupakan jumlah modal kerja terkecil yaitu sebesar Rp 1.087.195.088 dan pada tahun 2012 merupakan jumlah modal kerja yang paling banyak yakni sebesar Rp 13.121.287.383,-. Rata-rata jumlah modal kerja yang dihasilkan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya per tahun adalah sebesar Rp 6.330.612.241,-. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Semakin tinggi partisipasi anggota maka semakin tinggi manfaat yang diterima anggota dan dapat meningkatkan jumlah modal kerja. Apabila semakin besar modal kerja yang disetor untuk meningkatkan volume usahanya, maka akan meningkatkan SHU yang dapat diperoleh.

4.1.4 Variabel Sisa Hasil Usaha Y

Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi total biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan. Adapun sisa hasil usaha pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah : Tabel 4.4 : Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 - 2012 No Tahun Sisa Hasil Usaha 1 2007 76.522.462 2 2008 83.636.608 3 2009 95.540.935 4 2010 109.084.429 5 2011 110.953.650 6 2012 117.145.081 Rata-Rata 98.813.861 Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai tahun 2012 telah terjadi kenaikan perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Pada tahun 2007 jumlah perolehan SHU sebesar Rp 76.522.462. Ditahun 2008 meningkat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menjadi Rp 83.636.608. Tahun 2009 dimana jumlah SHU sebesar Rp 95.540.935 naik menjadi Rp 109.084.429 ditahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 terus mengalami kenaikan sebesar Rp 1.869.221 sehingga jumlah perolehan SHU menjadi Rp 110.953.650 dan jumlah SHU sebesar Rp 117.145.081 ditahun 2012. Rata-rata jumlah perolehan sisa hasil usaha yang dihasilkan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya per tahun adalah sebesar Rp 98.813.861,-. Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya merupakan sisa hasil usaha yang baik yang terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Karena apabila jumlah perolehan sisa hasil usaha terus meningkat, maka menunjukkan bahwa koperasi tersebut dapat menjalankan usahanya dengan baik.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak [Sumarsono, 2004 : 40]. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan lebih besar dari 5 yaitu 82,3 atau sebesar 0,823 dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data tersebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan 5. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Analisis Dengan Tiga Variabel Independen dan Satu Variabel Dependen

Persamaan regresi ini harus bersifat BLUE : Best Linier Unbiassed Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji-F dan uji-t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 6 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 5.04341437E6 Most Extreme Differences Absolute .257 Positive .257 Negative -.162 Kolmogorov-Smirnov Z .629 Asymp. Sig. 2-tailed .823 a. Test distribution is Normal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memenuhi diantaranya 3 asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier yaitu :

1. Multikolonieritas

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai VIF 10 maka terjadi multikolinieritas. Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 : Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Bebas Tolerance VIF Jumlah Anggota X 1 Jumlah Pinjaman X 2 Jumlah Modal Kerja X 3 0,019 0,000 0,000 53,521 4,658E3 4,899E3 Sumber : Lampiran 4 Menurut Ghozali [2006 : 91] uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF. Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai VIF hanya pada variabel jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 yang mempunyai nilai VIF 10 yang berarti bahwa hanya variabel jumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pinjaman dan jumlah modal kerja yang terbebas dari penyimpangan multikolonier. Sedangkan pada variabel jumlah anggota X 1 mempunyai nilai VIF 10 berarti variabel tersebut terkena multikolonier.

4.2.2.2 Analisis Dengan Menghilangkan Variabel Jumlah Anggota X

1 Dalam analisis sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen ternyata terjadi multikolonieritas, maka salah satu cara mengatasinya adalah dengan menghilangkan salah satu atau beberapa variabel independennya [Ghozali : 2004]. Dengan demikian dalam analisis selanjutnya variabel independen yang tidak diuji dalam penelitian ini adalah variabel jumlah anggota X 1 .

1. Multikolonieritas

Multikolonieritas berarti terjadi korelasi mendekati sempurna antar variabel independen. Jika variabel indepeden saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolonier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Dari hasil pengujian terhadap gejala multikolonieritas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 : Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Bebas Tolerance VIF Jumlah Pinjaman X 2 Jumlah Modal Kerja X 3 0,000 0,000 4,490E3 4,490E3 Sumber : Lampiran 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel independen mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 [Ghozali, 2006 : 91], yang berarti bahwa pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini sudah terbebas dari penyimpangan multikolonier. Maka selanjutnya dilakukan analisis dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen.

2. Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel penganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Adapun pedoman model regresi untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi menurut besaran DW Durbin Watson yaitu : 1. Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2. Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3. Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. Berikut ini hasil uji Durbin Watson DW test adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 : Hasil Uji Durbin Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .943 a .889 .816 6991325.909 1.766 a. Predictors: Constant, Jumlah Modal Kerja, Jumlah Pinjaman b. Dependent Variable: Sisa Hasil Usaha Sumber : Lampiran 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa hasil uji autokorelasi dengan nilai Durbin Watson menunjukkan nilai DW sebesar 1,766, dimana nilai tersebut terletak diantara -2 1,766 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam data penelitian ini tidak ditemukan gejala autokorelasi yang serius baik yang bernilai positif maupun negatif. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data dapat segera dilanjutkan.

3. Heterokedastisitas

Perhitungan ada tidaknya gejala ini dapat dilakukan dengan cara menentukan formulasi regresi linier berganda dengan menggunakan residual sebagai indikator terikat. Hal ini didefinisikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel independen terhadap residual lebih besar dari level of signifikan 0,05. Hasil pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9 : Hasil Pengujian Heterokedastisitas Variabel Nilai Mutlak dari Residual Taraf Signifikansi Jumlah Pinjaman X 2 Jumlah Modal Kerja X 3 0,314 0,314 0,544 0,544 Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel independen terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heterokedastisitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik tersebut, maka model regresi yang diperoleh merupakan model yang menghasilkan estimasi linear tidak bias yang baik, yang artinya bahwa koefisien regresi pada persamaan tersebut linier dan tidak bias, karena memenuhi beberapa asumsi yaitu tidak terjadi multikolonieritas, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi heterokedastisitas dan berdistribusi normal.

4.2.3 Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji F dapat digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha Y. Berikut ini hasil uji F : Tabel 4.10 : Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.180E15 2 5.901E14 12.073 .037 a Residual 1.466E14 3 4.888E13 Total 1.327E15 5 a. Predictors: Constant, Jumlah Modal Kerja, Jumlah Pinjaman b. Dependent Variable: Sisa Hasil Usaha Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar 12,073 dengan taraf signifikansi sebesar 0,037. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Karena taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak dan H a diterima yang berarti model regresi linier berganda yang dihasilkan dalam penelitian ini telah cocok untuk menerangkan pengaruh variabel jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 terhadap Sisa Hasil Usaha Y. Nilai koefisien korelasi R yang dihasilkan sebesar 0,943 lampiran 5 yang artinya adanya korelasi yang kuat antara variabel jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 terhadap Sisa Hasil Usaha Y. Sedangkan besarnya nilai koefisien determinasi R 2 adalah 0,889 lampiran 5 yang berarti bahwa variabel jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 mampu menjelaskan pengaruh pada variabel Sisa Hasil Usaha Y sebesar 88,9 sedangkan sisanya 11,1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Berdasarkan hasil uji-F dan nilai koefisien determinasi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Y.

2. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara parsial antara jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha Y. Adapun hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t adalah sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.11 : Hasil Uji t Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Jumlah Pinjaman Sisa Hasil Usaha 6 .901 .014 Pair 2 Jumlah Modal Kerja Sisa Hasil Usaha 6 .905 .013 Sumber : Lampiran 7 Berikut adalah penjelasan pengaruh nyata atau tidaknya masing- masing variabel independen X terhadap variabel dependen Y : 1. Pengaruh Jumlah Pinjaman X 2 terhadap Sisa Hasil Usaha Y Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai t hitung yang diperoleh adalah 2,685 lampiran 7 dengan taraf signifikan sebesar 0,014. Karena taraf signifikan 0,05 maka H ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa jumlah pinjaman X 2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Y. Nilai koefisien korelasi R yang dihasilkan variabel jumlah pinjaman X 2 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 0,901. Sedangkan nilai koefisien determinasi R 2 variabel jumlah pinjaman X 2 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 0,901 2 = 0,811 atau 81,1. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara variabel jumlah pinjaman X 2 dengan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 81,1. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Pengaruh Jumlah Modal Kerja X 3 terhadap Sisa Hasil Usaha Y Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai t hitung yang diperoleh adalah 3,217 lampiran 7 dengan taraf signifikan sebesar 0,013. Karena taraf signifikan 0,05 maka H ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah modal kerja X 3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Y. Nilai koefisien korelasi R yang dihasilkan variabel jumlah modal kerja X 3 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 0,905. Sedangkan nilai koefisien determinasi R 2 variabel jumlah modal kerja X 3 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 0,905 2 = 0,819 atau 81,9. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara variabel jumlah modal kerja X 3 dengan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 81,9. Berdasarkan hasil uji-t, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Y, namun ada variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha Y yaitu variabel jumlah modal kerja X 3 . Dimana pengaruh yang telah diberikan pada Sisa Hasil Usaha Y sebesar 81,9 dibandingkan jumlah pinjaman X 2 yang sebesar 81,1. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara satu variabel dependen Y dengan beberapa variabel independen yaitu jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 dapat dilakukan dengan metode regresi linier berganda. Berikut hasil analisis regresi linier berganda : Tabel 4.12 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.713E7 4.515E7 .379 .730 Jumlah Pinjaman -.069 .050 -17.795 -1.384 .260 .000 4.490E3 Jumlah Modal Kerja .064 .044 18.698 1.454 .242 .000 4.490E3 a. Dependent Variable: Sisa Hasil Usaha Sumber : Lampiran 3 Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan persamaan berikut : Y = 1.713E7 – 0,069 X 2 + 0,064 X 3 Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa : β = Konstanta = 1.713E7 Apabila variabel jumlah pinjaman X 2 dan jumlah modal kerja X 3 adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 1.713E7. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. β 1 = Koefisien regresi untuk X 2 = - 0,069 Menyatakan bahwa besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel jumlah pinjaman X 2 yaitu 0,069 dan mempunyai koefisien regresi negative atau berbanding terbalik. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel dependen. Sehingga setiap pengurangan Rp 1 pada variabel jumlah pinjaman X 2 , akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha Y sebesar Rp 0,069 pertahun. Atau setiap penambahan Rp 1, akan mengurangi Sisa Hasil Usaha Y sebesar Rp 0,069 pertahun dengan asumsi bahwa variabel Jumlah Modal Kerja X 3 adalah konstan. β 2 = Koefisien regresi untuk X 3 = 0,064 Menyatakan bahwa besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel jumlah modal kerja X 3 yaitu 0,064 dan mempunyai koefisien regresi positif atau berbanding lurus. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel dependen. Sehingga setiap penambahan Rp 1 pada variabel jumlah modal kerja X 3 , akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha Y sebesar Rp 0,064 pertahun. Ataupun setiap pengurangan Rp 1, akan mengurangi Sisa Hasil Usaha Y sebesar Rp 0,064 pertahun dengan asumsi bahwa variabel Jumlah Pinjaman X 2 adalah konstan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3 Pembahasan

Hasil perhitungan statistik dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh antara jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dengan persamaan garis regresi yang diperoleh sebagai berikut : Y = 1.713E7 – 0,069 X 2 + 0,064 X 3 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan uji-F dapat diketahui bahwa variabel jumlah modal kerja dan jumlah pinjaman berpengaruh signifikan terhadap variabel Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,037. Dan nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0,889 yang berarti bahwa jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya sebesar 88,9 sedangkan sisanya 11,1 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Pengaruh ini dapat dikatakan relatif besar dalam mempengaruhi perolehan SHU. Hal tersebut disebabkan karena jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja mempunyai peran penting dalam menunjang kelancaran usaha koperasi. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Liana 2009 yang menyebutkan bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman anggota, jumlah simpanan anggota, dan tambahan modal mempunyai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo. Hasil analisis uji asumsi klasik yang dilakukan dengan menggunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen ternyata terjadi multikolonieritas, maka salah satu cara mengatasinya adalah dengan menghilangkan salah satu atau beberapa variabel independennya untuk menghindari hasil uji yang tidak baik. Maka dari itu, pada analisis uji asumsi klasik selanjutnya variabel independen yang tidak dimasukkan dalam penelitian adalah variabel jumlah anggota X 1 . Sehingga hipotesis pertama yang menyebutkan diduga bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya tidak dapat dibuktikan karena nilai VIF jumlah anggota 10 yang berarti variabel tersebut terkena multikolonier. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan uji-t dapat diketahui bahwa variabel jumlah pinjaman secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya akan tetapi hasil koefisien regresi jumlah pinjaman menujukkan tanda negative yang berarti apabila semakin tinggi jumlah pinjaman maka akan semakin rendah Sisa Hasil Usaha yang diterima oleh anggota. Hal tersebut disebabkan karena besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh koperasi tidak disesuaikan dengan penghasilan yang dimiliki oleh peminjam sehingga banyak pinjaman yang macet dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bahkan tak terbayar yang akhirnya akan berdampak pada berkurangnya Sisa Hasil Usaha SHU. Waktu pelunasan pinjaman juga menjadi salah satu penghambat sedikit banyaknya jumlah modal kerja. Para peminjam mungkin tidak tepat waktu dalam melakukan pelunasan, padahal jangka waktu dan jumlah bunga telah disepakati bersama sebelum melakukan pinjaman. Hal ini berarti hipotesis kedua yang menyebutkan diduga bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dapat terbukti kebenarannya. Jumlah modal kerja secara parsial juga berpengaruh signifikan terhadap variabel Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dengan taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,013 yang artinya bahwa semakin besar jumlah modal kerja yang diberikan oleh pihak koperasi maka akan semakin tinggi sisa hasil usaha yang diterima, dimana modal kerja terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Sehingga hipotesis ketiga yang menyebutkan diduga bahwa jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dapat terbukti kebenarannya. Hasil tersebut mendukung teori yang mendasari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahyuning 2013 yang menyatakan bahwa hanya modal sendiri yang berpengaruh terhadap SHU, begitu juga dengan hasil penelitian Atmadji 2007 yang menyatakan bahwa bahwa modal sendiri, modal asing, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jumlah unit koperasi dan jumlah tenaga kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa hasil usaha. Dimana secara bersama – sama ke empat variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, namun secara uji parsial hanya variabel modal asing yang berpengaruh signifikan terhadap perolehan SHU. Berdasarkan nilai koefisien determinasi R 2 dapat diketahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha SHU. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh variabel jumlah modal kerja secara parsial sebesar 0,819 dan pengaruh variabel jumlah pinjaman sebesar 0,811. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jumlah modal kerja merupakan variabel yang lebih berpengaruh dalam perolehan Sisa Hasil Usaha SHU dibandingkan dengan variabel jumlah pinjaman. Hal ini berarti variabel jumlah modal kerja mampu mempengaruhi variabel Sisa Hasil Usaha SHU sebesar 81,9 sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Melihat besarnya kontribusi yang diberikan, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh jumlah modal kerja lebih besar dibandingkan dengan variabel independen yang lain. Hal ini dikarenakan karena banyaknya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh kopkar dimanfaatkan untuk terus mengembangkan usaha atau aktivitas koperasi yaitu berupa unit simpan pinjam, pertokoan, cuci bus, cleaning service, fotocopy, cuci sepeda motor, counter HP dan lain sebagainya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pengembangan usaha kopkar sangat menarik minat anggota koperasi dalam melakukan suatu aktifitas perkoperasian. Sebagai contoh : barang- barang yang dijual dalam usaha pertokoan kopkar, cara pembelian barang yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dimudahkan dengan prosesnya yang bisa kredit. Harga barang-barang yang dijual harganya juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga diluar. Pelayanan dan penyedian barang yang dibutuhkan para anggota juga selalu dipenuhi oleh para pengurus kopkar. Hal ini sangat mempermudah para pengurus koperasi untuk mendapatkan jumlah modal kerja, sehingga peningkatan modal kerja secara terus menerus dapat meningkatkan volume usaha yang nantinya akan meningkatkan jumlah perolehan Sisa Hasil Usaha SHU. Namun demikian hasil penelitian ini sedikit memberikan gambaran lain dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Thamrin 2013 yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap SHU pada koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru, namun secara uji parsial hanya variabel pinjaman anggota yang berpengaruh terhadap perolehan SHU. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan