FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN BESARNYA SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI UABK SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Nuki Harista Hijriahyanti 1013010029/FEB/EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dan Bisnis

Progdi Akuntansi

Diajukan oleh : Nuki Harista Hijriahyanti

1013010029/FEB/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”

JAWA TIMUR 2014


(3)

Disusun Oleh : Nuki Harista Hijriahyanti

1013010029/FEB/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 28 Maret 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak Dr. Gideon S.B, M.Si Sekretaris

Dra. Ec. Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak Anggota

Drs. Ec. Eko Riadi, M.Aks

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”


(4)

memberikan berkat Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Judul yang penulis ajukan adalah “Faktor – Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya”.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tiada terkira kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, baik doa dan dukungan yang diberikan atas terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

banyak membantu memberikan bimbingan, saran, kritik, doa, semangat kepada penulis serta waktu, tenaga dan pikiran yang telah diluangkan untuk membimbing dan mengarahkan penulis demi terselesainya penyusunan skripsi ini dengan baik.

5. Dra.Sri Trisnaningsih,M.Si, Dra.Ec.Hj.Sri Hastuti,M.Si, Drs.Ec.Munari,MM, Dr.Gideon SB,M.Si dan Drs.Ec.Eko Riadi,M.Aks yang telah memberikan masukan agar penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik, mengajar dan mengayomi. Jasa-jasa yang kalian berikan sangat bermanfaat dan akan selalu penulis ingat.

7. Seluruh staf dan karyawan Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya yang telah membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan bantuan dan informasi dalam penyusunan skripsi ini khususnya ibu Muawanah.

8. Kedua orang tuaku tersayang Yani Kiswinarsih dan Hari Budiyanto, terima kasih atas doa, semangat, dukungan dan kasih sayang yang engkau berikan tiada hentinya setiap hari demi kesuksesan penulis. Kalian penyemangat hidupku, orang tua terhebatku.


(6)

selama ini. Semuanya adalah hal indah yang tidak akan penulis lupakan. 11.Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih

atas bantuan dan dukungan kalian semua selama dilaksanakannya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangannya, baik dari segi penyusunan, tata bahasa maupun data-data yang dilaporkan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Atas semua perhatihan dari segala pihak yang telah membantu dalam penyusunan skrispi ini, penulis ucapkan terima kasih.

Surabaya, 7 Maret 2014

Nuki Harista Hijriahyanti NPM. 1013010029


(7)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian . ... 6

1.4 Manfaat Penelitian . ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Koperasi . ... 10

2.2.1.1 Pengertian Koperasi ... 10

2.2.1.2 Tujuan Koperasi ... 12

2.2.1.3 Landasan Koperasi ... 12

2.2.1.4 Jenis Koperasi ... 13

2.2.1.5 Prinsip Koperasi ... 16


(8)

2.2.3 Laporan Keuangan Koperasi ... 20

2.2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi ... 20

2.2.3.2 Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi ... 21

2.2.3.3 Tujuan Laporan Keuangan Koperasi ... 23

2.2.3.4 Unsur-Unsur Laporan Keuangan Koperasi ... 24

2.2.3.5 Pemakai Laporan Keuangan Koperasi ... 25

2.2.3.6 Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi ... 26

2.2.4 Sisa Hasil Usaha ... 27

2.2.4.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha ... 27

2.2.4.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha ... 28

2.2.4.3 Perhitungan Sisa Hasil Usaha ... 29

2.2.5 Jumlah Anggota Koperasi ... 30

2.2.6 Jumlah Pinjaman Anggota ... 31

2.2.7 Jumlah Modal Kerja ... 32

2.2.7.1 Pengertian Modal Kerja ... 32

2.2.7.2 Karakteristik Modal Koperasi ... 33

2.2.8 Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha ... 34

2.2.9 Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha ... 35

2.2.10Pengaruh Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha .... 36


(9)

3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel ... 39

4.2.1 Operasionalisasi ... 39

4.2.2 Pengukuran Variabel ... 41

3.3 Teknik Penentuan Sampel ... 42

3.3.1 Populasi ... 42

3.3.2 Sampel ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data ... 44

3.4.2 Pengumpulan Data ... 45

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 45

3.5.1 Teknik Analisis ... 45

3.5.2 Uji Normalitas ... 46

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 47

3.5.4 Uji Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 51

4.1.1 Deskripsi Variabel Jumlah Anggota (X1) ... 51

4.1.2 Deskripsi Variabel Jumlah Pinjaman (X2) ... 52

4.1.3 Deskripsi Variabel Jumlah Modal Kerja (X3) ... 54


(10)

4.2.2.1 Analisis Dengan Tiga Variabel Independen dan Satu

Variabel Dependen ... 57

4.2.2.2 Analisis Dengan Menghilangkan Variabel Jumlah Anggota (X1) ... 59

4.2.3 Uji Hipotesis ... 62

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 66

4.3 Pembahasan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

5.3 Keterbatasan dan Implikasi ... 74

5.3.1 Keterbatasan Penelitian ... 74

5.3.2 Implikasi Penelitian ... 75 DAFTAR PUSTAKA


(11)

Nuki Harista Hijriahyanti

Abstrak

Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah anggota, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

Variabel yang digunakan adalah Jumlah Anggota (X1), Jumlah Pinjaman (X2), Jumlah Modal Kerja (X3) dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Sampel dalam penelitian ini adalah merupakan data keuangan dari laporan keuangan RAT Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya selama 6 tahun yaitu untuk periode tahun 2007-2012. Teknik analisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda dan uji hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok untuk menerangkan pengaruh variabel jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Berdasarkan hasil uji-T, terbukti secara parsial variabel jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Namun variabel jumlah modal kerja lebih dominan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar 81,9% yang berarti variabel jumlah modal kerja mampu mempengaruhi variabel Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar 81,9% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel independen lain.

Kata kunci : Jumlah Anggota, Jumlah Pinjaman, Jumlah Modal Kerja dan Sisa Hasil Usaha (SHU).


(12)

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1 tentang perkoperasian, “koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU).

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Pasal 45 Ayat 1 : “Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”.

Pada dasarnya koperasi dikelola bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota secara khususnya dan masyarakat secara umumnya. Sekalipun koperasi tidak mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi harus memperoleh SHU yang layak sehingga


(13)

koperasi dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kemampuan usaha.

Peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, dari segi aspek keuangan pendapatan (SHU) akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal sendiri yang mencukupi dimana yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan hibah. Disamping itu juga tambahan modal yang diperoleh dari luar (hutang), serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang atau jasa pada koperasi tersebut. Sedangkan dari segi aspek non keuangannya peningkatan sisa hasil usaha bisa diperoleh dari peran aktif anggota koperasi baik itu dalam bentuk moril maupun materi. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha. Selain itu juga pelayanan usahanya yang dilakukan oleh tenaga kerjanya, pelayanan usaha yang semakin baik akan menarik minat orang untuk menjadi anggota koperasi, sehingga bisa menambahkan pendapatan (SHU) pada koperasi tersebut.

Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya merupakan salah satu contoh koperasi karyawan yang ada di Indonesia. Koperasi yang berdiri sejak tanggal 26 Januari 1980 ini telah melakukan berbagai macam usaha komersil dalam rangka mendapatkan laba atau SHU yang maksimal dimana para pengurus dan anggotanya telah berhasil


(14)

menjalankan usaha perkoperasian dengan baik diantaranya adalah unit simpan pinjam, pertokoan, cuci bus, cleaning service, fotocopy, cuci sepeda motor, counter HP dan lain sebagainya.

Berikut ini perkembangan Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi Karyawan Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya selama tahun 2007 - 2012, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1 : Perkembangan SHU Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012

No Tahun

Jumlah Anggota (Orang) Jumlah Pinjaman (Rp) Jumlah Modal Kerja (Rp) Sisa Hasil Usaha (Rp) 1 2007 827 63.816.045 1.087.195.088 76.522.462 2 2008 784 1.380.199.460 2.507.211.574 83.636.608 3 2009 751 3.393.639.977 4.907.640.906 95.540.935 4 2010 751 3.742.915.531 5.337.142.412 109.084.429 5 2011 682 8.923.543.046 11.023.196.086 110.953.650 6 2012 648 10.656.930.933 13.121.287.383 117.145.081 Sumber : Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa selama tahun 2007 sampai tahun 2012 Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya, dibarengi dengan jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja yang juga mengalami peningkatan.

Pada tahun 2007 jumlah perolehan SHU sebesar Rp 76.522.462. Ditahun 2008 meningkat menjadi Rp 83.636.608. Tahun 2009 dimana jumlah SHU sebesar Rp 95.540.935 naik menjadi Rp 109.084.429 ditahun 2010.


(15)

Kemudian pada tahun 2011 terus mengalami kenaikan sebesar Rp 1.869.221 sehingga jumlah perolehan SHU menjadi Rp 110.953.650 dan jumlah SHU sebesar Rp 117.145.081 ditahun 2012. Hal ini sangat berlawanan dengan jumlah anggotanya. Dimana jumlah anggota Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya mengalami penurunan disetiap tahunnya walaupun pada tahun 2009 dan 2010 tidak mengalami perubahan (konstan).

Awal tahun 2007 adalah tahun dimana koperasi memiliki jumlah anggota yang paling banyak yaitu sebesar 827. Tahun 2008 jumlah anggotanya turun menjadi 784 orang. Tahun 2009 dan 2010, koperasi memiliki jumlah anggota yang sama yaitu 751 orang. Kemudian ditahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 69 orang sehingga jumlah anggotanya menjadi 682 orang dan pada tahun 2012 turun kembali sebesar 4% dari tahun lalu menjadi 648 orang. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa anggota yang pensiun dan meninggal dunia dan tidak dibarengi dengan jumlah anggota yang masuk.

Demi kelancaran dan keberhasilan segala macam usaha yang dijalankan oleh koperasi tentu tidak lepas dari adanya kesadaran, kemauan berpartisipasi serta peran aktif anggota dan masyarakat sekitarnya, sehingga semakin sering anggota tersebut meminjam maka semakin banyak sisa hasil usaha yang diterima koperasi. Tentu dengan catatan dukungan modal yang memadai untuk mengembangkan usaha tersebut serta peran dan kemampuan pengurus dalam melaksanakan, mengelola, dan menjalankan berbagai


(16)

kebijakan demi menarik minat konsumen untuk atau menggunakan jasa yang ditawarkan dan masuk menjadi anggota koperasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah anggota, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan usahanya.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor – Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

2. Apakah jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

3. Apakah jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.


(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

3. Untuk mengetahui dan membuktikan adanya pengaruh jumlah modal kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah a. Bagi Akademis

Diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan pada Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur, mengenai faktor-faktor yang menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain dimasa yang akan datang.


(18)

b. Bagi Koperasi

Sebagai sumber informasi bagi pengurus Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya mengenai faktor yang menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha sehingga dapat meningkatkan peran koperasi dalam peningkatan pendapatan untuk pembagian keuntungan dari Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

c. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan peneliti, memberikan gambaran secara aplikatif tentang faktor-faktor yang menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) serta menjadi bahan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Atmadji (2007)

Penelitian ini dibuat dengan judul “Faktor-Faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi dari Aspek Keuangan dan Non-Keuangan”. Perumusan masalah yang dipakai adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sisa hasil usaha dengan variabel keuangan dan non-keuangan koperasi di Indonesia, baik secara individu maupun bersama-sama. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa modal sendiri, modal asing, jumlah unit koperasi dan jumlah tenaga kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa hasil usaha. Dimana secara bersama – sama ke empat variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, namun secara uji parsial hanya variabel modal asing yang berpengaruh signifikan terhadap perolehan SHU.


(20)

2. Liana (2009)

Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha dengan objek penelitian Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo. Rumusan masalah yang diangkat adalah apakah jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman anggota, jumlah simpanan anggota, dan tambahan modal mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan terbukti bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman anggota, jumlah simpanan anggota, dan tambahan modal mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Diantara faktor-faktor diatas, jumlah anggota mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha.

3. Wahyuning (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuning (2013) memilih judul “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (Shu) Di KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik”. Perumusan masalah yang dipakai adalah bagaimana pengaruh antara modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha terhadap sisa hasil usaha di KPRI “Bina

Karya” Balongpanggang-Gresik. Kesimpulan yang diperoleh

berdasarkan hasil analisis data menyimpulkan bahwa hanya modal sendiri yang berpengaruh terhadap SHU di KPRI “Bina Karya “Balongpanggang-Gresik. Sedangkan untuk variabel modal pinjaman


(21)

dan variabel volume usaha tidak berpengaruh terhadap SHU di KPRI “Bina Karya “Balongpanggang-Gresik.

4. Thamrin (2013)

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Pengaruh Simpanan Dan Pinjaman Anggota Terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru. Rumusan Masalah yang diambil adalah Bagaimana pengaruh simpanan dan pinjaman anggota terhadap SHU (Laba) pada koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap SHU pada koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru, namun secara uji parsial hanya variabel pinjaman anggota yang berpengaruh terhadap perolehan SHU.

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Koperasi

2.2.1.1 Pengertian Koperasi

Secara umum yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang


(22)

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotaya [Kartasapoetra, dkk., 2003 : 1].

Berikut terdapat beberapa definisi koperasi menurut para ahli : 1. Menurut Chaniago (1984) dalam Sitio dan Tamba [2001 : 16-18]

Chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

2. Menurut Hatta dalam Sitio dan Tamba [2001 : 16-18]

Hatta mengatakan “koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan ‘sesorang buat semua dan semua buat seseorang’.” 3. Menurut Munkner dalam Sitio dan Tamba [2001 : 16-18]

Munkner mendefinisikan koperasi sebagai organisasi tolong-menolong yang menjalankan “urusniaga” secara kumpulan, yang berazaskan konsep tolong-menolong. Aktivitas dalam urusniaga semata-mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong-royong.

Definisi koperasi menurut UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian mengatakan bahwa “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan


(23)

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

2.2.1.2 Tujuan Koperasi

Dalam pasal 3 UU No.25/1992 disebutkan bahwa tujuan Koperasi Indonesia adalah sebagai berikut :

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

2.2.1.3 Landasan Koperasi

Pengertian landasan koperasi dimaksudkan sebagai suatu dasar atau pedoman bagi koperasi, baik dasar bagi setiap pemikiran yang akan menentukan arah tujuan koperasi maupun dasar dari kedudukan koperasi dalam struktur perekonomian bangsa dan Negara.

Tindakan dan gerak koperasi berdasar pada karakter atau sifat yang terdapat pada koperasi. Dalam Undang-Undang koperasi No.12/1967 landasan-landasan koperasi terdiri dari :


(24)

1. Landasan Idiil

Telah ditetapkan oleh Undang-Undang No.12 Tahun 1967, landasan idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila.

2. Landasan Strukturil dan Gerak

Dalam Undang-undang koperasi No.12/1967 disebutkan bahwa landasan stukturil koperasi Indonesia adalah Undang-Undang dasar 1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 (1) Undang-undang Dasar beserta penjelasannya.

3. Landasan Mental

Dalam Undang-undang koperasi No.12/1967 disebutkan pula bahwa landasan mental koperasi Indonesia adalah koperasi Indonesia ini adalah setia kawan dan kesadaran pribadi [Chaniago, 1987 : 18].

2.2.1.4 Jenis Koperasi

Menurut Baswir [1997 : 97], berdasarkan ragam latar belakang dan tujuan koperasi, maka koperasi kemudian dapat digolongkan kedalam beberapa kelompok berdasarkan berbagai pendekatan sebagai berikut: 1. Berdasarkan bidang usaha

a. Koperasi konsumsi

Merupakan koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.


(25)

b. Koperasi produksi

Merupakan koperasi yang kegiatan utamanya melakukan pemrosesan bahan baku menjadi bahan jadi.

c. Koperasi pemasaran

Merupakan koperasi yang dibentuk terutama untuk para aggotanya dalam memasarkan barang-barang yang dihasilkan.

d. Koperasi kredit

Merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada anggota-anggotanya yang memerlukan bantuan modal.

2. Berdasarkan jenis usaha a. Koperasi ekstraktif

Merupakan koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber-sumber alam tersebut.

b. Koperasi pertanian dan peternakan

Merupakan koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Yang termasuk koperasi pertanian adalah koperasi karet, koperasi tembakau, koperasi cengkeh. Sedangkan koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya


(26)

berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu. Yang termasuk dalam koperasi ini koperasi susu, koperasi unggas, dan lain sebagainya.

c. Koperasi industri dan kerajinan

Merupakan jenis yang melakukan usahanya dalam bidang usaha industri atau kerajinan tertentu. Yang termasuk dalam koperasi ini adalah koperasi batik, koperasi tenun, dan koperasi kulit.

d. Koperasi jasa-jasa

Merupakan koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa tertentu. Yang termasuk dalam koperasi ini adalah koperasi jasa audit, koperasi jasa angkutan dan koperasi jasa pemasaran.

3. Berdasarkan profesi anggotanya a. Koperasi Karyawan (Kopkar) b. Koperasi Pegawai (KP)

c. Koperasi Angkatan Darat (Kopad) d. Koperasi Mahasiwa (Kopma) e. Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) f. Koperasi Nelayan

g. Koperasi Veteran Republik Indonesia (Koveri) h. dan lain sebagainya.


(27)

4. Berdasarkan daerah kerjanya a. Koperasi primer

Merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang, dan biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah kecil tertentu.

b. Koperasi pusat

Merupakan koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam lingkup suatu wilayah tertentu.

c. Koperasi gabungan

Merupakan koperasi yang tidak beranggotakan orang-orang melainkan beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari suatu wilayah tertentu.

d. Koperasi induk

Merupakan koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi pusat atau gabungan, yang berkedudukan di ibu kota Negara.

2.2.1.5 Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No.25 tahun 1992 dan yang berlaku saat ini di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.


(28)

c. Pengembangan SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian.

f. Pendidikan perkoperasian. g. Kerja sama antar koperasi.

2.2.1.6 Fungsi dan Peran Koperasi

Sebagaimana dikemukakan di dalam pasal 4 UU No.25/1992, fungsi dan peran Koperasi Indonesia dalam garis besarnya adalah sebagai berikut : 1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.


(29)

2.2.2 Akuntansi untuk Koperasi 2.2.2.1 Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi dapat dikemukakan melalui 2 pendekatan, yaitu dari segi fungsi dan segi proses. Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif-terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan keputusan-keputusan kredit oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalan usahanya.

Sedangkan ditinjau dari prosesnya, akuntansi adalah suatu teknik untuk mencatat, menggolong-golongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta menyajikan hasil usahanya melalui laporan keuangan serta menginterpretasikan data-data finansial yang disajikan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan kedua pengertian akuntansi diatas, maka dapat disaksikan bahwa peranan akuntansi di dalam pengelolaan suatu organisasi atau perusahaan pada dasarnya adalah membantu organisasi atau perusahaan. Di dalam menyajikan informasi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan ekonomi oleh pihak yang terkait dengan organisasi atau perusahaan tersebut [Baswir, 2000 : 181].


(30)

2.2.2.2 Akuntansi untuk Koperasi

Meskipun koperasi adalah organisasi yang berwatak sosial, tapi memerlukan jasa akuntan baik untuk mengolah data-data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktik pengelolaan usahanya.

Proses akuntansi di dalam koperasi pada dasarnya mempunyai tahapan yang sama dengan akuntansi perusahaan pada umumnya. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan

Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang bersangkutan dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya. Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya digunakan buku jurnal. Sedangkan yang dimaksud buku jurnal adalah merupakan catatan berupa pendebitan dan pengkeditan dari transaksi-transaksi secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut.

2. Penggolongan

Penggolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses pemindahan catatan yang telah dilakukan didalam jurnal kedalam buku besar. Sedangkan yang dimaksud buku besar adalah merupakan


(31)

kumpulan dan kesatuan rekening yang klasifikasinya didasarkan pada kepentingan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan. 3. Peringkasan

Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar.

4. Penyusunan Laporan Keuangan

Tahap akhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan, dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur dan memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi kedalam laporan penambahan modal [Baswir, 2000 : 184].

2.2.3 Laporan Keuangan Koperasi

2.2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi laporan keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Definisi laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.


(32)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan [2002 : 2], laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Laporan keuangan koperasi yang umum disajikan adalah Laporan Sisa Hasil Usaha dan Neraca. Laporan Sisa Hasil Usaha menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai koperasi dalam satu periode operasi. Sedangkan necara adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan yaitu aktiva, utang dan modal koperasi pada saat tertentu.

2.2.3.2 Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi memiliki karakter tersendiri sebagai berikut :

1. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada anggotanya di dalam rapat anggota tahunan (RAT). 2. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca/laporan posisi keuangan,

laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif.

3. Laporan keuangan yang disampaikan pada RAT harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus koperasi (UU No.25/1992, Pasal 36 (1)). 4. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha


(33)

5. SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun non anggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dala AD atau ART koperasi.

6. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi.

7. Posisi keuangan koperasi tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan sisa hasil usaha.

8. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota, disamping yang berasal dari yang bukan anggota.

9. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota, berpedoman pada perbandingan manfaat yang diterima oleh anggota dan bukan anggota.

10.Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari : a. Simpanan – simpanan

b. Pinjaman – pinjaman

c. Penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain.

11.Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan – penyusutan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut sisa hasil usaha.


(34)

2.2.3.3 Tujuan Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Sitio dan Tamba [2001 : 108], tujuan laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang dapat diinformasikan oleh laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi. b. Prestasi keuangan koperasi selama satu periode.

c. Transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode.

d. Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.

Adapun informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan seperti dimaksud diatas, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi. b. Kewajiban yang harus dipenuhi oleh koperasi.

c. Kekayaan bersih yang dimiliki oleh anggota dan koperasi itu sendiri. d. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang terjadi dalam suatu periode yang

mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih koperasi.

e. Sumber dan penggunaan dana serta informasi-informasi lain yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi.


(35)

2.2.3.4 Unsur-unsur Laporan Keuangan Koperasi

Berdasarkan pernyataan yang tercantum di dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 27 [2002 : 27.12], koperasi mempunyai unsur-unsur laporan keuangan yang meliputi :

1. Neraca

Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.

2. Perhitungan hasil usaha

Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha juga menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha.

3. Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.

4. Laporan promosi ekonomi anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.


(36)

5. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya.

2.2.3.5 Pemakai Laporan Keuangan Koperasi

Pengguna utama (main user) dari laporan keuangan koperasi adalah : 1. Para anggota koperasi,

2. Pejabat koperasi,

3. Calon anggota koperasi, 4. Bank,

5. Kreditur dan, 6. Kantor pajak

Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi, adalah :

a. Menilai pertanggungjawaban pengurus, b. Menilai prestasi pengurus,

c. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya,

d. Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas),

e. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi [Sitio dan Tamba, 2001 : 107].


(37)

2.2.3.6 Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi

Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakan rapat anggota tahunan, pegurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya :

1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut.

2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Melalui proses penyusunan laporan keuangan koperasi dan dimulai dari proses akuntansi yang berupa :

a. Pencatatan

Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di koperasi yang bersangkutan dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya. Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya digunakan buku jurnal.

b. Penggolongan

Penggolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses pemindahan catatan yang telah dilakukan didalam jurnal kedalam buku besar.


(38)

c. Peringkasan

Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar. d. Penyusunan Laporan Keuangan

Tahap akhir dari proses akuntansi adalah penyusunan laporan keuangan, dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur dan memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi kedalam laporan penambahan modal [Baswir, 2000 : 184].

2.2.4 Sisa Hasil Usaha

2.2.4.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha

Menurut UU Koperasi No.25/1992, Sisa Hasil Usaha mempunyai arti sebagai berikut :

1) SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan.

2) SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan


(39)

perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

3) Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

2.2.4.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat (2), bahwa sisa hasil usaha setelah dikuragi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota [Baswir, 1997].

Sesuai dengan hasil RAT tahun 2011/2012, Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya telah dialokasikan dengan perincian sebagai berikut :

a. 25% untuk Cadangan Koperasi b. 50% untuk Jasa Anggota

c. 7% untuk Dana Pengurus dan Pengawas d. 3% untuk Dana Karyawan

e. 5% untuk Dana Pendidikan f. 10% untuk Dana Sosial


(40)

2.2.4.3 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

Perhitungan sisa hasil usaha (SHU) dapat dilakukan dengan cara : a. Perhitungan sisa hasil usaha secara keseluruhan antara lain :

SHU : Pendapatan - biaya (termasuk penyusutan dan pajak). Untuk perhitungan sisa hasil usaha tersebut biasanya telah terdapat dalam laporan rugi laba. Umumnya pendapatan yang diterima oleh koperasi berasal dari hasil kegiatan usaha koperasi selama kurun waktu satu tahun, seperti : pendapatan dari penjualan barang, pendapatan jasa (simpan pinjam), sedangkan untuk biaya umumnya terdiri dari biaya operasional yang dikeluarkan oleh koperasi dalam rangka melakukan kegiatan usahanya, seperti biaya gaji karyawan dan pengurus, biaya penyusutan, biaya penyisihan piutang.

b. Perhitungan sisa hasil usaha (SHU) dengan melakukan pembagian, antara lain:

Perhitungan sisa hasil usaha ini digunakan untuk mengetahui berapa besar masing-masing bagian, sebagai perbandingan dalam UU No.12 tahun 1967 pasal 34 ayat (2) dan (3) menerangkan pembagian sisa hasil usaha (SHU) lebih terperinci dengan memperhatikan sumber Sisa Hasil Usaha yang diperoleh antara lain :

1. Pembagian Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota, dibagi untuk :


(41)

a. Cadangan koperasi

b. Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan pada anggota c. Dana pegawai atau karyawan

d. Dana pendidikan koperasi e. Dana sosial

f. Dana pembangunan daerah kerja

2. Pembagian Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota, dibagi untuk :

a. Cadangan koperasi b. Dana pengurus

c. Dana pegawai atau karyawan d. Dana pegawai koperasi e. Dana sosial

f. Dana pembangunan daerah kerja

2.2.5 Jumlah Anggota Koperasi

Jumlah anggota koperasi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.25 Tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi adalah tersedianya 20 (dua puluh) orang anggota. Artinya jumlah anggota pada saat pendirian koperasi sekurang-kurangnya adalah 20 anggota saja.

Keanggotaan koperasi pada dasarnya bersifat sukarela dan terbuka. Yang dimaksud dengan sukarela adalah bahwa setiap anggota koperasi


(42)

berdasar atas kemauannya sendiri, dan dapat mengajukan pengunduran diri jika misalnya ia merasa kurang memperoleh manfaat koperasi itu. Sedangkan yang dimaksud dengan terbuka adalah bahwa setiap orang mampu memenuhi syarat-syarat keanggotaan suatu koperasi dapat diterima menjadi anggota koperasi itu [Baswir, 1997 :124].

Sedangkan menurut Undang-Undang Perkoperasian No.25 Tahun 1992 pasal 18 mengatur tentang keanggotaan koperasi yaitu :

1. Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar. 2. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak dan

kewajiban keanggotaannya ditatapkan dalam Anggaran Dasar.

2.2.6 Jumlah Pinjaman Anggota

Jumlah pinjaman yang dapat diberikan oleh koperasi kepada anggota berbeda-beda sesuai dengan keadaan keuangan koperasi saat itu. Dalam memberikan pinjaman atau kredit, koperasi memerlukan modal. Modal koperasi yang utama adalah simpanan dari anggota sendiri. Dari simpanan itulah kemudian koperasi kemudian menyalurkan kredit kepada anggotanya.

Agar tidak memberatkan para anggotanya, pengurus koperasi harus cermat menetapkan tingkat suku bunga pinjaman yang sesuai dengan daya


(43)

jangkau para anggota pada umunya. Selain itu pengurus koperasi harus mengupayakan agar pinjaman itu benar-benar memberikan manfaat.

Untuk memperbesar modal koperasi, maka ada sebagian keuntungan yang tidak dibagikan kepada para anggota dan dijadikan cadangan pemupukan modal. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan agar kemampuan memberikan kredit kepada anggotanya semakin besar.

2.2.7 Jumlah Modal Kerja 2.2.7.1 Pengertian Modal Kerja

Modal kerja adalah sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, pajak biaya listrik, dan lain-lain. Ditinjau dari sudut neraca, modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.

Ditinjau dari perspektif manajemen, modal kerja selalu dibutuhkan selama usaha berjalan. Oleh sebab itu, para pengelola usaha pada umumnya menaruh perhatian khusus pada penanganan modal kerja ini. Dilihat dari sifatnya, modal kerja akan berputar terus-menerus di dalam perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran yang dipergunakan untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji, dan lain-lainnya akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan dan selanjutnya dipergunakan lagi untuk biaya operasional perusahaan [Sitio dan Tamba, 2001 : 82].


(44)

2.2.7.2 Karakteristik Modal Koperasi

Yang menjadi acuan pembahasan permodalan koperasi di Indonesia adalah UU No.25/1992 pasal 41, bab VII tentang perkoperasian. Disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. 1. Modal sendiri koperasi bersumber dari :

a. Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masing anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.

b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode tertentu. Simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang disumbangkan oelh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban koperasi bila diperlukan.

2. Modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari :

a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan.


(45)

b. Koperasi lainnya/anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antara koperasi.

c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Penerbitan obligasi atau surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum [Sitio dan Tamba, 2001 : 84].

2.2.8 Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

Jumlah anggota koperasi berpengaruh secara langsung terhadap perolehan sisa hasil usaha. Artinya bahwa dengan banyaknya jumlah anggota pada suatu koperasi, diharapkan tingkat partisipasi anggota pada kegiatan usaha koperasi juga akan meningkat, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan koperasi dan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan SHU.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Liana (2009) dengan obyek penelitian Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo menyimpulkan


(46)

bahwa faktor-faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap sisa hasil usaha adalah jumlah anggota koperasi.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap perolehan sisa hasil usaha. Sisa Hasil Usaha yang dibagikan kepada anggota koperasi ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut berperan dalam membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2.2.9 Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha

Menurut Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 Bab IX, Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh selama satu tahun buku setelah dikurangi biaya-biaya untuk tahun bersangkutan. Pendapatan koperasi berasal dari aktivitas koperasi yaitu simpanan dan pinjaman anggota yang nantinya akan digunakan sebagai modal.

Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan oleh Thamrin (2013) dengan obyek penelitian Koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap SHU pada koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru, namun secara uji parsial hanya variabel pinjaman anggota yang berpengaruh terhadap perolehan SHU.


(47)

Dengan bertambahnya jumlah pinjaman anggota, maka akan mengakibatkan kenaikan sisa hasil usaha. Dan apabila jumlah pinjaman anggota mengalami penurunan, maka akan menurunkan sisa hasil usaha pula.

2.2.10 Pengaruh Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha

Dengan bertambahnya anggota dapat meningkatkan modal. Menurut UU No.25/1992 pasal 41, bab VII tentang perkoperasian, disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Dimana modal sendiri koperasi bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan dan donasi atau hibah. Sedangkan modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari anggota, koperasi lainnya/anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi atau surat hutang lainnya dan sumber lain yang sah [Sitio dan Tamba, 2001 : 84].

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuning (2013) dengan obyek penelitian KPRI “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik menyimpulkan bahwa modal sendiri yang berpengaruh terhadap sisa hasil usaha. Demikian juga dengan penelitian Atmadji (2007) yang menyimpulkan bahwa modal asing berpengaruh signifikan terhadap perolehan sisa hasil usaha.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi partisipasi anggota maka idealnya semakin tinggi manfaat yang


(48)

diterima anggota. Partisipasi anggota adalah partisipasi modal yang berupa modal sendiri dan transaksi yang dilakukan anggota. Apabila semakin besar modal kerja yang disetor, untuk meningkatkan volume usahanya sehingga hal ini tentunya akan meningkatkan SHU yang dapat diperoleh.

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 : Diagram Kerangka Pemikiran

Uji Statistik Regresi Linier Berganda

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat disusun suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan masih harus dibuktikan secara empiris yaitu :

H1 : Diduga bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

Jumlah Anggota (X1)

Jumlah Pinjaman Anggota (X2)

Jumlah Modal Kerja (X3)

Sisa Hasil Usaha (Y)


(49)

H2 : Diduga bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

H3 : Diduga bahwa jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.


(50)

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya yang terdiri dari jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah modal kerja dan Sisa Hasil Usaha (SHU) selama periode 6 tahun mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Dimana Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya berlokasi di Jalan Jagir Wonokromo 306, Surabaya.

3.2 Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 3.2.1 Operasionalisasi

Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha sebagai variabel dependen (Y), sedangkan untuk variabel independennya (X) adalah :


(51)

b. Jumlah Pinjaman (X2) c. Jumlah Modal Kerja (X3) 1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha (Y) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi total biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan [AD/ART Kopkar Mandiri Perum Damri].

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga variabel yaitu :

a. Jumlah Anggota (X1) adalah banyaknya jumlah orang yang menjadi anggota koperasi yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hokum, (dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya).

2. Mata pencaharian : karyawan-karyawati Perum Damri Surabaya. 3. Mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus.

4. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok sejumlah Rp 100.000.

5. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan Koperasi yang berlaku [AD/ART Kopkar Mandiri Perum Damri].


(52)

b. Jumlah Pinjaman (X2) adalah banyaknya jumlah uang yang dipinjam oleh anggota koperasi berdasarkan beberapa persyaratan sebagai berikut :

1. Untuk tiap peminjam dapat diberikan maksimum sebesar 10 (sepuluh) kali jumlah/besarnya gaji yang diterima oleh yang bersangkutan.

2. Bila peminjam memerlukan pinjaman lebih dari jumlah 10 (sepuluh) kali jumlah/besarnya gaji yang diterima oleh yang bersangkutan. Pengurus dapat memberikan maksimum sebesar 15 (lima belas) kali jumlah besarnya gaji yang diterima oleh yang bersangkutan.

3. Besarnya bunga pinjaman untuk jangka panjang paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. Dikarenakan bunga pinjaman sebesar 1,5% flat dari besarnya pinjaman setiap bulan [AD/ART Kopkar Mandiri Perum Damri].

c. Jumlah Modal Kerja (X3) adalah banyaknya jumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar yang terdapat didalam Neraca Koperasi [Sitio dan Tamba, 2001 : 82].

3.2.2 Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen, yakni sebagai berikut :


(53)

1. Variabel Dependen (Y)

Sisa Hasil Usaha (Y) diukur selama periode tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

2. Variabel Independen (X)

a. Jumlah Anggota (X1) diukur selama periode satu tahun dengan satuan pengukuran jumlah anggota dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

b. Jumlah Pinjaman (X2) diakumulasikan setiap tahun dengan satuan pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio. c. Jumlah Modal Kerja (X3) diakumulasikan setiap tahun dengan satuan

pengukuran rupiah dan skala yang digunakan adalah skala rasio.

3.3 Teknik Penentuan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [Sugiyono, 2006 : 90].

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya yang meliputi jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah


(54)

modal kerja dan Sisa Hasil Usaha (SHU) mulai dari tahun berdirinya yakni tahun 1980 sampai dengan tahun 2013.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan purposive sampling atau teknik penarikan sampel non probabilitas yaitu populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah yang memenuhi kriteria sampel tertentu dan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu [Sugiyono, 2006 : 96].

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah merupakan data keuangan dari laporan keuangan RAT Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya selama 6 tahun yaitu untuk periode tahun 2007-2012, hal ini dengan pertimbangan :

1. Pada periode tahun 2007-2012 laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya telah disusun sesuai dengan SAK yang berlaku secara umum.

2. Memiliki data lengkap tentang Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

3. Keterbatasan penyediaan data laporan keuangan yang bisa dipenuhi oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.


(55)

4. Peneliti menganggap bahwa data laporan keuangan periode tahun 2007-2012 telah dapat mewakili populasi yang hasilnya akan lebih representatif.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data dan Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, biasanya dalam bentuk publikasi. Data sekunder ini diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen serta catatan koperasi yang dalam hal ini meliputi :

1. Data perkembangan Sisa Hasil Usaha

2. Data perkembangan jumlah anggota, jumlah pinjaman dan jumlah modal kerja.

3. Sejarah serta aktivitas koperasi

Data-data jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah modal kerja dan sisa hasil usaha merupakan data jenis time series dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yang diperoleh dari Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.

Sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya.


(56)

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi :

a. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mencatat dan menganalisa dokumen laporan keuangan Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dari tahun pengamatan tahun 2007 sampai dengan tahun 2012.

b. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang berguna bagi semua pihak.

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1 Teknik Analisis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik Regresi Linier Berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Rumus yang digunakan pada Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut :


(57)

Keterangan :

Y = Sisa Hasil Usaha

X1 = Jumlah Anggota

X2 = Jumlah Pinjaman X3 = Jumlah Modal Kerja

β0 = Konstanta

β1β2β3 = Koefisien regresi ei = Faktor pengganggu

i = 1,2,3 ……….. n : pengamatan ke i sampai ke n

3.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah: a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka

distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusi adalah normal [Sumarsono, 2004 : 41-43].


(58)

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiesed Estimation), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara sesama variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas : a. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

b. Jika diantara dua variabel independen memiliki korelasi yang spesifik maka di dalam model regresi tersebut terdapat multikolonieritas. c. Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dari lawannya

(2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang


(59)

tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas [Ghozali, 2006 : 91].

2. Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel penganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut Singgih Santoso [2001], kriteria autokorelasi ada 3 yaitu :

 Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.  Nilai D-W diantara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada

autokorelasi.

 Nilai D-W diatas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. 3. Heterokedastisitas

Perhitungan ada tidaknya gejala ini dapat dilakukan dengan cara menentukan formulasi regresi linier berganda dengan menggunakan residual sebagai indikator terikat. Hal ini didefinisikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearmen antara residual dengan seluruh variabel bebas terhadap residual lebih besar dari level of signifikan (0,05), maka tidak terdapat gejala heterokedasitas [Ghozali, 2006 : 125].


(60)

3.5.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji F dan Uji t. Langkah-langkah penyajian yang dilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain seperti berikut :

1. Uji F

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel X1, X2, X3 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

a. Menetukan hipotesis

H0: β1= β2 = β3 = 0 (X1, X2, X3 tidak berpengaruh tehadap Y). Ha : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (X1, X2, X3 berpengaruh tehadap Y). b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05. c. Dengan kriteria uji hipotesis

 Jika signifikansi penelitian (probabilitas) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

 Jika signifikansi penelitian (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Uji t

Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel Xterhadap Y digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut :


(61)

a. Menentukan hipotesis

H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Tidak terdapat pengaruh X1 atau X2 atau X3 terhadap Y).

Ha : β1= β2 = β3 ≠ 0 (Terdapat pengaruh X1 atau X2 atau X3 terhadap Y).

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05. c. Dengan kriteria uji hipotesis

 Jika signifikansi penelitian (probabilitas) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

 Jika signifikansi penelitian (probabilitas) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak [Anonim, 2013 : L-19].


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1.1 Variabel Jumlah Anggota (X1)

Jumlah Anggota Koperasi adalah banyaknya jumlah orang yang menjadi anggota koperasi dan memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh koperasi. Adapun jumlah anggota pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah :

Tabel 4.1 : Jumlah Anggota Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012

No Tahun Jumlah Anggota

1 2007 827

2 2008 784

3 2009 751

4 2010 751

5 2011 682

6 2012 648

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2007 sampai tahun 2012 telah terjadi penurunan jumlah anggota pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Awal tahun 2007 adalah tahun dimana koperasi memiliki jumlah anggota yang paling banyak yaitu sebesar 827. Tahun 2008 jumlah anggotanya turun menjadi 784 orang. Tahun 2009 dan 2010, koperasi memiliki jumlah anggota yang sama


(63)

yaitu 751 orang. Kemudian ditahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 69 orang sehingga jumlah anggotanya menjadi 682 orang dan pada tahun 2012 turun kembali sebesar 4% dari tahun lalu menjadi 648 orang. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa anggota yang pensiun dan meninggal dunia dan tidak dibarengi dengan jumlah anggota yang masuk.

Dengan banyaknya jumlah anggota pada suatu koperasi, maka akan meningkatkan partisipasi anggota pada kegiatan usaha koperasi, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan koperasi dan selanjutnya akan dapat meningkatkan Sisa Hasil Usaha.

4.1.2 Variabel Jumlah Pinjaman (X2)

Jumlah Pinjaman adalah banyaknya jumlah uang yang dipinjam anggota koperasi berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh Koperasi. Adapun jumlah pinjaman pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah

Tabel 4.2 : Jumlah Pinjaman Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012

No Tahun Jumlah Pinjaman

1 2007 63.816.045

2 2008 1.380.199.460

3 2009 3.393.639.977

4 2010 3.742.915.531

5 2011 8.923.543.046

6 2012 10.656.930.933

Rata-Rata 4.693.507.499 Sumber : Lampiran 1


(64)

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2007 sampai tahun 2012 telah terjadi kenaikan jumlah pinjaman pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Pada tahun 2007 jumlah pinjaman koperasi mencapai Rp 63.816.045,- tahun 2008 sebesar Rp 1.380.199.460,- tahun 2009 yaitu Rp 3.393.639.977,- dan ditahun 2010 mengalami peningkatan menjadi Rp 3.742.915.531,-. Tahun 2011 adalah tahun yang mengalami peningkatan paling besar dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 5.180.627.515,- sehingga jumlah pinjaman menjadi Rp 8.923.543.046. Peningkatan jumlah pinjaman terjadi kembali ditahun 2012 sebesar Rp 1.733.387.887,- sehingga menjadi Rp 10.656.930.933,-.

Rata-rata jumlah pinjaman yang dihasilkan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya per tahun adalah sebesar Rp 4.693.507.499,-.

Dengan bertambahnya jumlah pinjaman dapat meningkatkan sisa hasil usaha, karena sisa hasil usaha adalah usaha yang didapat dari anggota. Apabila jumlah pinjaman mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan kenaikan sisa hasil usaha, demikian pula sebaliknya. Dan apabila jumlah pinjaman anggota mengalami penurunan, maka akan menurunkan sisa hasil usaha pula.


(65)

4.1.3 Variabel Jumlah Modal Kerja (X3)

Jumlah Modal Kerja merupakan banyaknya jumlah modal sendiri maupun modal pinjaman yang dipergunakan oleh Koperasi. Adapun jumlah modal kerja pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah :

Tabel 4.3 : Jumlah Modal Kerja Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 – 2012

No Tahun Jumlah Modal Kerja

1 2007 1.087.195.088

2 2008 2.507.211.574

3 2009 4.907.640.906

4 2010 5.337.142.412

5 2011 11.023.196.086

6 2012 13.121.287.383

Rata-Rata 6.330.612.241

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai tahun 2012 telah terjadi kenaikan jumlah modal kerja pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya, dimana pada tahun 2007 merupakan jumlah modal kerja terkecil yaitu sebesar Rp 1.087.195.088 dan pada tahun 2012 merupakan jumlah modal kerja yang paling banyak yakni sebesar Rp 13.121.287.383,-.

Rata-rata jumlah modal kerja yang dihasilkan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya per tahun adalah sebesar Rp 6.330.612.241,-.


(66)

Semakin tinggi partisipasi anggota maka semakin tinggi manfaat yang diterima anggota dan dapat meningkatkan jumlah modal kerja. Apabila semakin besar modal kerja yang disetor untuk meningkatkan volume usahanya, maka akan meningkatkan SHU yang dapat diperoleh.

4.1.4 Variabel Sisa Hasil Usaha (Y)

Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi total biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan. Adapun sisa hasil usaha pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya pada tahun 2007 sampai dengan 2012 adalah :

Tabel 4.4 : Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya Tahun 2007 - 2012 No Tahun Sisa Hasil Usaha

1 2007 76.522.462

2 2008 83.636.608

3 2009 95.540.935

4 2010 109.084.429

5 2011 110.953.650

6 2012 117.145.081

Rata-Rata 98.813.861

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai tahun 2012 telah terjadi kenaikan perolehan sisa hasil usaha pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya. Pada tahun 2007 jumlah perolehan SHU sebesar Rp 76.522.462. Ditahun 2008 meningkat


(67)

menjadi Rp 83.636.608. Tahun 2009 dimana jumlah SHU sebesar Rp 95.540.935 naik menjadi Rp 109.084.429 ditahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 terus mengalami kenaikan sebesar Rp 1.869.221 sehingga jumlah perolehan SHU menjadi Rp 110.953.650 dan jumlah SHU sebesar Rp 117.145.081 ditahun 2012.

Rata-rata jumlah perolehan sisa hasil usaha yang dihasilkan oleh Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya per tahun adalah sebesar Rp 98.813.861,-.

Sisa Hasil Usaha Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya merupakan sisa hasil usaha yang baik yang terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Karena apabila jumlah perolehan sisa hasil usaha terus meningkat, maka menunjukkan bahwa koperasi tersebut dapat menjalankan usahanya dengan baik.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak [Sumarsono, 2004 : 40]. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut :


(68)

Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan lebih besar dari 5% yaitu 82,3% atau sebesar 0,823 dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data tersebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan > 5%. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Analisis Dengan Tiga Variabel Independen dan Satu Variabel Dependen Persamaan regresi ini harus bersifat (BLUE : Best Linier Unbiassed Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji-F dan uji-t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 6

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 5.04341437E6

Most Extreme Differences Absolute .257

Positive .257

Negative -.162

Kolmogorov-Smirnov Z .629

Asymp. Sig. (2-tailed) .823


(69)

memenuhi diantaranya 3 asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier yaitu :

1. Multikolonieritas

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6 : Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Bebas Tolerance VIF

Jumlah Anggota (X1) Jumlah Pinjaman (X2) Jumlah Modal Kerja (X3)

0,019 0,000 0,000

53,521 4,658E3 4,899E3 Sumber : Lampiran 4

Menurut Ghozali [2006 : 91] uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai VIF hanya pada variabel jumlah pinjaman (X2) dan jumlah modal kerja (X3) yang mempunyai nilai VIF < 10 yang berarti bahwa hanya variabel jumlah


(70)

pinjaman dan jumlah modal kerja yang terbebas dari penyimpangan multikolonier. Sedangkan pada variabel jumlah anggota (X1) mempunyai nilai VIF > 10 berarti variabel tersebut terkena multikolonier.

4.2.2.2 Analisis Dengan Menghilangkan Variabel Jumlah Anggota (X1)

Dalam analisis sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen ternyata terjadi multikolonieritas, maka salah satu cara mengatasinya adalah dengan menghilangkan salah satu atau beberapa variabel independennya [Ghozali : 2004]. Dengan demikian dalam analisis selanjutnya variabel independen yang tidak diuji dalam penelitian ini adalah variabel jumlah anggota (X1).

1. Multikolonieritas

Multikolonieritas berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna) antar variabel independen. Jika variabel indepeden saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolonier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF). Dari hasil pengujian terhadap gejala multikolonieritas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7 : Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Bebas Tolerance VIF

Jumlah Pinjaman (X2) Jumlah Modal Kerja (X3)

0,000 0,000

4,490E3 4,490E3 Sumber : Lampiran 5


(1)

Pengembangan usaha kopkar sangat menarik minat anggota koperasi dalam melakukan suatu aktifitas perkoperasian. Sebagai contoh : barang-barang yang dijual dalam usaha pertokoan kopkar, cara pembelian barang-barang yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dimudahkan dengan prosesnya yang bisa kredit. Harga barang-barang yang dijual harganya juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga diluar. Pelayanan dan penyedian barang yang dibutuhkan para anggota juga selalu dipenuhi oleh para pengurus kopkar. Hal ini sangat mempermudah para pengurus koperasi untuk mendapatkan jumlah modal kerja, sehingga peningkatan modal kerja secara terus menerus dapat meningkatkan volume usaha yang nantinya akan meningkatkan jumlah perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU).

Namun demikian hasil penelitian ini sedikit memberikan gambaran lain dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Thamrin (2013) yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan dan pinjaman anggota terhadap SHU pada koperasi Credit Union Pancuran Hidup Pekanbaru, namun secara uji parsial hanya variabel pinjaman anggota yang berpengaruh terhadap perolehan SHU.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam bab sebelumnya, maka ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Hipotesis pertama yang menyebutkan diduga bahwa jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya tidak dapat dibuktikan.

2. Hipotesis kedua yang menyebutkan diduga bahwa jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dapat terbukti kebenarannya. 3. Hipotesis ketiga yang menyebutkan diduga bahwa jumlah modal kerja

berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya dapat terbukti kebenarannya.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka saran dan sumbangan pikiran yang dapat penulis berikan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya, sebagai berikut :


(3)

1) Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti dapat menambahkan variabel-variabel lain yang lebih beragam yang belum dimasukkan dalam penelitian.

b. Menambahkan jumlah tahun menjadi lebih banyak, karena semakin banyak sampel akan lebih mewakili secara representative populasi yang akan diteliti dan dapat menghasilkan hasil pengujian yang lebih baik.

2) Bagi Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya

a. Pengurus koperasi dapat terus menjaga kestabilan sumber modal kerja atau bahkan terus meningkatkan modal kerja dan menarik minat para anggota koperasi dengan cara sosialisasi kepada anggota berupa seminar.

b. Diperlukan peningkatan pemantapan atau pembelajaran kembali akan pemahaman dan pengetahuan manajemen perkoperasian, keterampilan dan sikap mental dari pengurus kopkar agar dapat mengelola koperasi dengan lebih baik dan profesional.

5.3 Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah dilakukan secara optimal, namun demikian dalam penelitian ini masih terdapat beberapa


(4)

75

kekurangan akibat keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan – keterbatasan tersebut yaitu :

1. Pengaruh jumlah anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) tidak dapat dibuktikan. Pada penelitian ini data jumlah anggota kurang baik sehingga tujuan penelitian tidak tercapai.

2. Sampel mewakili objek yang diteliti. Pada penelitian ini hanya menggunakan sampel 6 tahun sehingga mendapatkan hasil penelitian yang kurang maksimal.

3. Sisa Hasil Usaha dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada penelitian ini hanya berfokus pada jumlah anggota, jumlah pinjaman, jumlah modal kerja.

5.3.2 Implikasi Penelitian

Adapun implikasi dari penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi bagi pengurus Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya untuk terus menjaga kestabilan atau bahkan terus meningkatkan modal kerja mengingat faktor yang paling dominan menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Karyawan Mandiri Perum Damri UABK Surabaya adalah jumlah modal kerja. Selain itu diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi pihak – pihak lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menentukan besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU).


(5)

Buku Teks :

Anonim, 2013, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Program Studi

Akuntansi. Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Anonim, 2012, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Karyawan

Perum Damri Surabaya, Surabaya.

Baswir, Revrisond, 1997, Koperasi Indonesia. Edisi Pertama. Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Baswir, Revrisond, 2000, Koperasi Indonesia. Edisi Pertama, Cetakan Ke Dua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Chaniago, Arifinal, 1987, Perkoperasian Indonesia. Penerbit Angkasa, Bandung. Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivarrate Dengan Program SPSS. Edisi

Sebelas, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kartasapoetra, G., A.G Kartasapoetra, Bambang S., dan A. Setiady, 2003, Koperasi

Indonesia. Cetakan Ke Enam, Penerbit Rineka Cipta dan Bina Adiaksara,

Jakarta.

Priyatno, Duwi, 2013, Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Cetakan

Pertama, Penerbit Mediakom, Yogyakarta.

Singgih, Santoso, 2001, Latihan SPSS Statistik Parametrik. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sito, Arifin dan Tamba, Halomoan, 2001, Koperasi Teori dan Praktik. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudarsono dan Edilius, 2002, Koperasi dalam Teori dan Praktik. Cetakan Ke Tiga, Penerbit PT.Rineka Cipta, Jakarta.


(6)

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi, Cetakan Ke Empat

Belas, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.

______, 1993, Undang-undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Jurnal :

Atmadji, 2007, “Faktor-Faktor Yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi Dari Aspek Keuangan dan Non Keuangan”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.7, No.2, 217-232.

Thamrin, M, 2013, “Pengaruh Simpanan dan Pinjaman Anggota terhadap SHU Pancuran kredit, Pekanbaru”, Pekbis Jurnal, Vol.5, No.1, Maret : 64-72.

Wahyuning, Titi, 2013, “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha

(Shu) Di Kpri “Bina Karya” Balongpanggang-Gresik”, Jurnal Ekonomi Bisnis,

Volume 01, Nomor 01, 0 – 88.

Skripsi :

Liana, April, 2009, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Pada

Koperasi Waru Buana Putra di Sidoarjo”, Skripsi Jurusan Akuntansi, FE-UPN “Veteran” Jawa Timur.