1.2 Rumusan Masalah
STH adalah penyakit berbahaya yang dianggap tidak penting di masyarakat. Beberapa penelitian menunjukkan prevalensi STH di Indonesia
masih tinggi yang menyatakan bahwa Indonesia endemis kecacingan. Penelitian terkait kecacingan di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung sendiri masih
tinggi yaitu di Blahkiuh dengan prevalensi sekitar 94 di tahun 2003-2007. Data tersebut perlu didukung dengan analisis faktor risiko yang mempengaruhi
kejadian STH di daerah tersebut. Desa Taman merupakan daerah yang terletak berdampingan dengan Desa Blahkiuh dengan karakteristih wilayah yang sama dan
kondisi lingkungan yang sama. Desa taman memiliki wilayah yang luas dan sebagian besar lahan pertanian dan perkebunan. Perilaku masyarakat terhadap
PHBS yang masih minim serta perilaku BABS yang masih tinggi. Oleh karena itu peneliti tertarik mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian infeksi
Soil Transmitted Helmints pada anak SD di Desa Taman, Kecamatan Abiansemal tahun 2016.
1.3 Pertanyaan Peneliti
Adapun pertanyaan peneliti adalah bagaimana pengaruh antara jenis kelamin, kebersihan kuku, kebiasaan bermain di tanah, kebiasaan cuci tangan
pakai sabun, lantai rumah dari tanah, lingkungan rumah yang buruk, dan kepemilikan jamban terhadap kejadian STH pada anak SD di Desa Taman
Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang mempengarihi kejadian Soil Transmitted Helmints pada anak
SD di Desa Taman, Kecamatan Abiansemal tahun 2016.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh antara jenis kelamin terhadap kejadian
STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara kebersihan kuku terhadap kejadian
STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara kebiasaan bermain di tanah
terhadap kejadian STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun
terhadap kejadian STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016.
5. Untuk mengetahui pengaruh antara lantai rumah dari tanah terhadap
kejadian STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016.
6. Untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan rumah yang buruk
terhadap kejadian STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016.
7. Untuk mengetahui pengaruh antara kepemilikan jamban terhadap
kejadian STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung tahun 2016.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi peneliti adalah untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam
penerapan ilmu yang diperoleh mengenai hubungan antara factor risiko kejadian kecacingan terhadap kejadian kecacingan pada anak SD di
Desa Taman Kecamatan Abiansemal tahun 2016. 2.
Data yang diperoleh dapat sebagai acuan untuk perbaikan kesehatan di masyarakat serta sebagai data awal untuk penelitian berikutnya.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai Masukan Bagi instansi kesehatan yang berwenang terutama
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program penyakit infeksi kecacingan pada bidang
P2B2. 2.
Sebagai data tambahan untuk Puskesmas Abiansemal IV dalam monitoring dan evaluasi program P2B2 serta pengobatan terhadap pasien
cacingan di wilayah kerjanya. 3.
Sebagai informasi di masyarakat mengenai bahaya kecacingan dan factor yang mempengaruhi, sehingga dapat melakukan pencegahannya.
1.6 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang keilmuan epidemiologi penyakit infeksi yang bersumber cacing tularan tanah dengan menganalisis
hubungan antara perilaku dan kondisi lingkungan terhadap prevalensi kejadian infeksi STH pada anak SD di Desa Taman Kecamatan Abiansemal tahun 2016.
2. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Cacingan
Berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi di masyarakat. Salah satu penyakit yang menimbulkan masalah pada kesehatan yang sangat mempengaruhi
adalah kecacingan. Manusia merupakan salah satu hospes defenitif dari berbagai jenis cacing usus cacing perut. Sebagian besar penulatran cacing perut berasal
dari tanah yang disebaut soil transmitted helmints STH Kemenkes RI No. 424MENKESSKVI2006. Penyakit STH sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat Indonesia, karena hampir semua wilayah Indonesia merupakan tempat yang baik sebagai media perkembangan STH, yang merupakan tempat tropis
dengan suhu dan iklim yang sesuai. Infeksi STH umumnya masuk melalui mulut dengan perantara makanan
dan minuman yang terkontaminasi atapun melalui tangan atau kulit yang terkontaminasi dan tanpa sengaja masuk ke mulut. Dalam tubuh manusia STH
akan hidup dan memperoleh makanan dari manusia dengan mengisap dan melukai dinding usus manusia Zulkoni. dkk, 2010.
2.2 Epidemiologi STH
Dampak infeksi STH perlu diketahui untuk dapat menanggulangi dan melakukan pencegahanya. Secara epidemiologi, penyebaran cacing gelang
Ascaris lumbricoides dan cacing cambuk Trichuris Trichiura memiliki pola yang hampir sama, demikian juga dengan penularan cacing tambang
Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus Sutanto. dkk, 2008. Dari ketiga cacing tersebut memerlukan tanah sebagai media infektif untuk