Penelitian yang ketiga oleh Suryadi, perbedannya pada populasi yang telah digunakan. Suryadi menggunakan populasi
wajib pajak pembayar pajak terbesar yang terdaftar di delapan Kantor Pelayanan Pajak Wilayah Ditjen Pajak Jawa Timur. Untuk
peneliti yang sekarang populasinya wajib pajak kendaraan bermotor roda dua yang terdaftar oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendapatan UPTD Provinsi Jawa Timur Lamongan pada tahun 2007-2009.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Dasar – Dasar Perpajakan
2.2.1.1. Definisi Pajak
Menurut Sumitro dalam Mardiasmo 2009: 1 pajak ialah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang – undang yang
dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Mardiasmo 2009, mengungkapkan bahwa pajak memiliki
unsur – unsur sebagai berikut: 1.
Iuran rakyat kepada Negara 2.
Berdasarkan Undang – Undang 3.
Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni
pengeluaran – pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2.2.1.2. Fungsi Pajak
Ada dua fungsi pajak menurut Mardiasmo 2009, antara lain : 1.
Fungsi Budgetair Sumber Keuangan Negara Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran – pengeluarannya. 2.
Fungsi Regulerend Mengatur Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
2.2.1.3. Jenis pajak
Menurut Agoes dan Trisnawati 2007, Pajak dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut golongannya, sifatnya, dan
lembaga pemungutannya. 1.
Menurut Golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
a. Pajak Langsung
Merupakan pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak WP dan pembebanannya tidak dapat dilimpahkan
kepada pihak lain, contohnya adalah Pajak Penghasilan
PPh.
b. Pajak Tidak Langsung
Merupakan pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, contohnya adalah Pajak Pertambahan
Nilai PPN. 2.
Menurut Sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu;
a. Pajak Subjektif
Merupakan pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi WP, contohnya adalah PPh
b. Pajak Objektif
Merupakan pajak yang pengenaannya memerhatikan pada objeknya, baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau
peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi WP,
contohnya: PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, dan Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
3. Menurut Lembaga Pemungutannya, pajak dikelompokkan
menjadi dua, yaitu: a.
Pajak Pusat Merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya: PPh, PPN, PPnBM, PBB, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah
Merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contohnya: Pajak Kendaraan Bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, bea balik nama tanah, serta pajak
reklame, pajak hotel, dan pajak restoran.
2.2.1.4. Dasar Pengenaan Pajak Paraturan DaerahPERDA No.4 Tahun