Analisa Zoning Merupakan pengelompokan dari zona-zona kebutuhan ruang yang

65 Sedangkan potensi yang didapat dari obyek rancang bagi lingkungan sekitar adalah : - Memberi sebuah fasilitas dan wadah untuk menonton film disekitar lokasi site - Menghadirkan sebuah massa bagunan yang memiliki citra yang dapat memberi view dan skyline yang baru bagi lingkungan sekitar Penyelesaian desain : Orientasi site berada pada arah barat dan timur, hal ini dapat dilihat pada gambar site, arah utara masih berupa lahan kosong sehingga view yang dihasilkan akan positif dan dapat menjadi vocal point bagi pengunjung yang datang dari arah utara, begitu juga pada sisi timur site yang berseberangan langsung dengan jalan raya, sisi timur juga akan menjadi orientasi entrance yang menarik.

4.2.4. Analisa Zoning Merupakan pengelompokan dari zona-zona kebutuhan ruang yang

disesuaikan dengan jenis, sifat dan fungsi ruang, antara lain, : - Parkir publik - Hall Lorong dan Jembatan publik - Studio zone dan 3D publik - Studio VIP semi publik - Galeri publik - Cafe publik - Area pengelola dan Rg Kontrol film privat - Game zone, Billiard dan Store publik - Area servis seperti, Toilet, Rg MEE, Dapur cafe, dan sebagainya. 66 Gambar 4.15. Analisa Zoning Level 1,2 dan 3 sumber : dokumen pribadi, 2009 Keterangan : Zona Publik, dapat diakses oleh pengunjung, pengelola, dan cleaning service. Zona Semi Publik, dapat diakses oleh pihak kontrol film, teknisi, pengelola, dan cleaning service. Zona Privat, diakses oleh pengunjung tertentu, pengelola dan cleaning service. Zona servis, diperuntukkan bagi cleaning service. Cafe outdoor dgn view yg + di level 3 Area servis berada di belakang 67

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada tersebut. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diinginkan pada proyek Pusat Perfilman di Surabaya untuk direalisasikan pada rancangan tersebut.

5. 1. Konsep Dasar Perancangan

Perkembangan gedung bioskop yang marak bermunculan di beberapa negara seperti German, Melborne, hingga di Jakarta dan Bandung dengan BLITZ Megaplex memiliki karakter yang berbeda-beda dan dapat dikatakan berani tampil unik. Dengan melihat studi kasus yang telah ada, maka konsep dasar rancangan ialah ingin mewujudkan sebuah bangunan gedung bioskop yang tampil berbeda dengan area sekitarnya yang dapat menciptakan daya tarik bagi masyarakat kota Surabaya. Konsep arsitektur Dekonstruksi dianggap paling sesuai untuk merancang sebuah bangunan yang memiliki karakter yang berbeda dengan yang lainnya. Tampilan yang tidak hanya menonjolkan ’keberanian’, namun lebih dari itu adalah kesan yang unik dan baru ’fresh’. “Deconstructive Architecture ….adalah bukan untuk membangun sesuatu yang nyeleneh, sia-sia, tanpa bisa dihuni, tetapi untuk membebaskan seni bangunan dari segala keterselesaian yang membelenggu” Jacques Derrida. Metoda rancang yang dipakai dalam konsep dekons adalah : Gambar 5.1. Tampilan bangunan bioskop yang berkesan berani Sumber : internet, 2010