36
2.1.4. Analisa Hasil Studi
Ringkasan pembahasan dari ketiga contoh studi kasus diatas adalah, :
BLITZ MEGAPLEX UFA CINEMA CENTER
MPX GRANDE
- Pemakai Bangunan: bagi kalangan kelas menengah
ke atas - Bentukan yang dinamis
yang mengedepankan massa bangunan tunggal,
mengadopsi bangunan ala Barat, mengingat konseptor
desain berasal dari luar Indonesia.
- Pengolahan ruang dalam diekspose dengan elevasi
lantai yang tinggi agar terkesan lapang dan
nyaman. Elemen interior pun dibuat minimalis
modern berwarna serba monokrom menimbulkan
kesan
hight class dan bersih. Elemen sky light
juga diekspos pada area - Pemakai Bangunan: bagi
kalangan kelas atas - Bentukan yang atraktif atau
sedikit tidak teratur pada area entrance berguna sebagai
vocal point merupakan hal yang menjadi pusat perhatian
bagi pengunjung.
- Pengolahan ruang dalam yang sedikit berbeda gaya dengan
fisik ruang luar bangunan, hal tersebut memberi kesan kulit
luar dan ruang dalam sedikit berbeda. Pada kulit luar
memakai aliran dekonstruksi, ditandai dengan adanya
bentuk-bentuk geometri yang tidak teratur. Sedangkan pada
ruang dalamnya lebih memakai gaya arsitektur
modern minimalis, hal - Pemakai Bangunan:
bagi kalangan kelas menengah ke atas
- Berlokasi di dalam sebuah Mal di Jakarta,
MPX Grande hadir sebgai sebuah
boutique Cinema yang tidak hanya menjual
sebuah film, namun kenyamanan. Dengan
konsep bergaya Amerika, unsur
imajinasi sebuah kabin pesawat, MPX
Grande hampir dapat dikatakan mampu
menunjukkan idealisnya sebagai
sebuah ruang bioskop yang memberi
imajinasi bagi para Gambar 2.25. Susunan tempat duduk Tunjungan 21
sumber : internet
37
lobby dengan pemakaian struktur baja yang dilapisi
clading silver.
- Bentuk denah lebih kaku, yakni berbentuk persegi
panjang, mengikuti pola ruang bioskop yang
berbentuk persegi panjang pula.
tersebut dapat dilihat dengan tanpa adanya ornamen-
ornamen dan juga bentukan- bentukan yang sesuai
fungsinya.
- Pada pemakaian struktur memakai 2 sistem yaitu
sistem rangka baja dan sistem beton bertulang, hal tersebut
karena tuntutan bentuk.
- Bentuk denah pada ruang bioskop mempunyai bentukan
kotak, tetapi bentukan lantai susunan kursi bioskop tetap
menggunakan bentukan kipas. Dimana hal tersebut berkaitan
dengan kenyamanan penonton.
pengunjung. - Tata suara, sistem
akustik dan gambar yang ditawarkan juga
memberi kenyamanan dan kepuasan yang
maksimal bagi para penikmat film di
gedung ini.
- Pembagian zona menonton antara kelas
regular dan vip sudah dibagi, hal ini guna
kenyamanan dan kesan menonton yang
berbeda sesuai dengan tarif tiket yang dibeli.
2.2. TINJAUAN KHUSUS PERANCANGAN
2.2.1. Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan proyek ini dibagi dalam beberapa lingkup : - Lingkup pelayanan regional, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat kota Surabaya khususnya serta dan oleh masyarakat di luar Surabaya sebagai, tempat hiburan.
- Lingkup pelayanan Internasional, dapat dimanfaatkan sebagai tempat hiburan bagi para wisatawan asing.
2.2.2. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Untuk menentukan aktifitas dan kebutuhan ruang di dalam Pusat Perfilman di Surabaya, maka harus diperhatikan siapa saja yang akan
menggunakan gedung ini. Berikut tabelnya, :
FASILITAS AKTIVITAS PELAKU
KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
Fasilitas Utama
Ruang Bioskop - Menonton film
- Memproyeksikan film
- Mengatur tata Penonton dan
Pengelola - Auditorium
- Tempat duduk - R.Control suara
- R.Control cahaya