opini. Analisis
meliputi pengujiandata,
pendeteksian argumen,
menganalisisargumen sebagai sub kecapakan dari analisis, 3Evaluasi, berarti menaksir
kredibilitas pernyataanpernyataanatau
representasi yang
merupakanlaporan atau deskripsi dari persepsi, pengalamandan menaksir kekuatan
logis dari
hubunganinferensial, deskripsi
atau bentuk
representasilainnya. Contoh evaluasi adalah membandingkankekuatan dan kelemahan dari interpretasi alternatif, 4 Inference, berarti mengidentifikasi
danmemperoleh unsur yang diperlukan untuk membuatkesimpulan-kesimpulan yang masuk akal,membuat dugaan dan hipotesis, mempertimbangkaninformasi
yang relevan
dan menyimpulkan
konsekuensi dari
data, 5
EksplanasiPenjelasan,berarti mampu menyatakan hasil-hasil daripenalaran seseorang, menjustifikasi penalarantersebut dari sisi konseptual, metodologis
dan konstektual, 6 Regulasi Diri, berarti secara sadardiri memantau kegiatan- kegiatan kognitifseseorang, unsur-unsur yang digunakan dalamhasil yang
diperoleh, terutama dengan menerapkankecakapan di dalam analisis dan evaluasiuntuk penilaiannya sendiri.
Berdasarkan pendapat pendapat tentang indikator berpikir kritis di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil empat indikator berpikir kritis yaitu
mengidentifikasi konsep,
memecahkan masalah,
menganalisis dan
eksplanasipenjelasan.
2.2 Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya, ada pengaruhnya. Keefektifan menurut Alwi 2003:284 dapat diartikan sebagai
keberhasilan tentang usaha, tindakan. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan tentang usaha atau tindakan yaitu keberhasilan
dalam penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share pada pelajaran ekonomi materi uang dan perbankkan.
Metode pembelajaran tipe Think Pair and Share efektif manakala mencapai 80 dari sasaran oleh 80 siswa dalam kelas dapat diterima sebagai
program yang sangat efektif, dengan kata lain pembelajaran yang efektif akan tercapai apabila 80 siswa memenuhi KKM Kemp, 1994: 321. Indikator
untuk mengukur efektivitas metode pembelajaran tipe Think Pair and Share adalah sebagai berikut:
a. Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran. b. Siswa mampu berekspresi mengemukakan pendapat.
c. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimenlebih tinggi daripada kelas kontrol.
2.3 Aktivitas Belajar Siswa
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Penilaian proses pembelajaran terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep yang dipelajari. Kadar
keaktifan siswa dapat dimaksimalkan dengan mengatur faktor guru, situasi pembelajaran, dan faktor sarana belajar. Pelaksanaan prose pembelajaran
hendaknya memperlihatkan beberapa prinsip belajar, sehingga siswa dapat terlibat secara optimal.
Menurut Sugandi 2005:76 kadar keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada berbagai dimensi pembelajarannya, yaitu:
a. Dimensi Siswa
Dalam pembelajarn yang berbasis peningkatan aktivitas siswa akan terlihat pada diri siswa adanya rasa keberanian untuk mengungkapkan pokiran,
perasaan, keinginan, dan kemauannya. b.
Dimensi Guru Peran guru dalam pembelajaran siswa aktif adalah guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yang memberi berbagai kemudahan siswa dalam belajar, baik dalam pengorganisasian bahan, pendekatan
pembelajaran, maupun dalam pengadaan media pembelajaran. c.
Dimensi Program Pembelajaran Program pembelajaran yang banyak melibatkan siswa akan nampak dalam
komponen-komponen pembelajarannya. Dari segi tujuan pembelajaran, keaktifan siswa akan nampak pada rumusan-rumusan tujuan yang
dikembangkan oleh guru. Persentase keaktifan siswa menurut Departemen Pendidikan Nasional
2003 diperoleh dengan rumus:
N =
� �� � � � � � � � �
x 100
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Keaktifan Siswa
Nilai Kriteria
75 N ≤ 100 sangat baik
50 N ≤ 75 Baik
25 N ≤ 50 Cukup
0 ≤ N ≤ 25 Kurang
Sumber: Depdiknas 2003
2.4 Pembelajaran Kooperatif