11
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal, 1 penelitian terdahulu yang mendukung penelitian, 2 minat siswa mengikuti kegiatan kepramukaan, 3
layanan bimbingan kelompok, 4 meningkatkan minat siswa melalui layanan bimbingan kelompok, 5 paradigma teori, 6 indikator minat dan 7 hipotesis
Penelitian.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh penelitian lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi pemula dan
untuk membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang lain. 2.1.1
Penelitian yang dilakukan oleh Riezky yang berjudul Meningkatkan Minat Siswa Mengikuti Ekstrakulikuler Melalui Layanan Informasi Pada Siswa Kelas
VII SMP N 18 Semarang Tahun Ajaran 20092010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum mendapatkan treatmen minat siswa mengikuti ekstrakulikuler
termasuk dalam kategori cukup tinggi dengan prosentase skor rata-rata 68,54 dan setelah mendapatkan treatmen prosentase skor rata-ratanya menjadi 83,32
termasuk dalam kategori tinggi dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 14,78. Hasil uji t-test menunjukkan bahwa nilai diperoleh
t
hitung = 8, 46
t
tabel = 2,021 maka hasilnya signifikan, yaitu sebelum dan setelah mendapatkan
layanan informasi, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak hipotesis diterima, yang berarti menunjukkan adanya peningkatan minat mengikuti ekstrakulikuler pada
siswa antara sebelum dan setelah diberi perlakuan layanan informasi Riezki, 2010: ii.
2.1.2 Penelitian yang dilakukan oleh Rini Yusmiati yang berjudul Meningkatkan
Keaktifan Siswa Dalam Proses Belajar Di Kelas Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP N 7 Semarang Tahun Ajaran 20092010.
Hasil penelitian yang diperoleh tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar di kelas sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok tergolong dalam
kategori rendah dengan prosentase 56,07, setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok meningkat prosentasenya menjadi 67,66 dalam kategori
tinggi. Peningkatan keaftifan siswa diperoleh dari dinamika, keterbukaan, kerjasama, komunikasi, dan kepercayaan diantara anggota kelompok. Dari
perhitungan uji Wilcoxon diperoleh Z
hitung
= 2,805 Z
tabel
= 0,005. Hasil tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses belajar di kelas Rini Yusmiati, 2010: vii. 2.1.3
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rais Kusuma yang berjudul Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berinteraksi Sosial Siswa Kelas XI di SMA N 2 Ungaran Tahun Ajaran 20072008. Menunjukkan bahwa sebelum mendapatkan perlakuan termasuk
dalam kategori rendah dengan rata-rata prosentase 31,16 dan setelah mendapatkan perlakuan rata-rata prosentasenya menjadi 78,83 termasuk dalam
kategori tinggi, dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 47,57. Hasil
uji Wilcoxon menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif terhadap peningkatan kemampuan berinteraksi sosial siswa Rais Kusuma, 2008: ii.
2.1.4 Azrul 2012: 01 menyatakan bahwa dari hasil survey yang dilakukan oleh
UNESCO selama 2 tahun pada tahun 2011 dan 2012, Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah gudep paling banyk nomor satu sedunia yaitu 320.000
gudep di sekolah dan sekitar 20 juta orang namun kurang dari 50 yang berminat dalam mengikuti kegiatan kepramukaan.
2.1.5 Menurut Kartika dalam jurnalnya mengatakan bahwa sebagian besar
masyarakat Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan kegiatan kepramukaan sebagai kebutuhan yang mendasar. Kegiatan kepramukaan membuat
seseorang dapat memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai hiburan serta menambah ilmu
pengetahuan. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
minat mengikuti kegiatan kepramukaan yang dimiliki oleh siswa masih tergolong rendah. Siswa cenderung lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan lain selain
kegiatan kepramukaan yang ada di sekolah. Untuk mengatasi permasalahan minat mengikuti kegiatan kepramukaan yang kurang merupakan hal yang penting untuk
dilakukan oleh guru pembimbing di sekolah. Hal ini dikarenakan masalah minat mengikuti kegiatan kepramukaan
merupakan salah satu permasalahan yang dialami oleh siswa. Permasalahan minat mengikuti kegiatan kepramukaan yang kurang ini dialami oleh beberapa siswa.
Penanganan masalah minat mengikuti kegiatan kepramukaan melalui layanan
bimbingan kelompok adalah dengan cara mengajak beberapa siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan kepramukaan yang rendah diarahkan untuk dapat
meningkatkan minat dalam mengikuti kegiatan kepramukaan.
2.2 Minat Siswa Mengikuti Kegiatan Kepramukaan