tersebut bertujuan untuk turut memberikan kontribusi kepada pengadaan nutrisi yang aman dan memadai bagi bayi melalui
proteksi dan promosi ASI, dan untuk memastikan pemakaian PASI yang tepat Arab., et al, 2005.
e. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding pemberian air guladekstrosa, susu formula pada hari-hari pertama kelahiran
Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih,air madu, atau susu formula dengan dot. Hal ini tidak
diperbolehkan karena selain akan menyebabkan bayi malas menyusu, dikhawatirkan akan menyebabkan reaksi alergi IDAI,
2013. f. Kelainan ibu; puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis, dan abses. Kendala lainnya yang bisa menghambat produksi ASI
adalah kelainan ibu, seperti puting lecet, payudara bengkak, dan mastitis. Ibu yang mengalami puting lecet akan merasakan sakit
saat menyusui. Hal ini disebabkan karena perlekatan yang kurang baik.untuk mengatasi kendala ini, pengobatan yang sesuai harus
segera diberikan. Membangkitkan rasa percaya ibu dan memberikan penjelasan bahwa kelainan hanya bersifat sementara
akan membantu ibu melanjutkan menyusui bayi. Posisikan bayi agar mulut bayi melekat dengan baik sehingga rasa nyeri akan
segera berkurang. Ibu tidak perlu mengistirahatkan payudara, akan tetapi tetaplah memberi ASI sesuai kebutuhan bayi IDAI, 2013.
Kendala lainnya yaitu payudara penuh dan bengkak. Payudara penuh berbeda dengan payudara bengkak. Payudara
penuh terjadi beberapa hari setelah persalinan dan ditandai dengan payudara terasa nyeri berat, keras tetapi ASI masih bisa keluar,
serta ibu tidak mengalami demam. Payudara bengkak atau engorgement ditandai dengan payudara yang nampak merah,
mengkilat, dan sangat nyeri. Payudara bengkak ini disebabkan karena adanya bendungan pada pembuluh darah dan limfe dan
pengeluaran ASI yang tidak sempurna. Cara menangani kedua kendala ini adalah dengan menyusui bayi sesuai kebutuhan bayi.
Ajarkan ibu cara perlekatan dengan bayi secara benar IDAI, 2013.
g. Ibu hamil ketika masih menyusui IDAI
2013 mengungkapkan
hal-hal yang
harus diperhatikan pada ibu hamil yang masih menyusui, di antaranya:
1 Bila bayi belum berusia enam bulan, ibu dianjurkan untuk terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan tunggal.
2 Bila bayi berusia 6-12 bulan, ibu dianjurkan untuk terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan utama.
3 Bila bayi sudah berusia lebih dari dua belas bulan, ibu boleh menyapih anak tersebut.
4 Volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil.
5 Puting ibu akan lecet.
6 Ibu akan mengalami keletihan. 7 Rasa ASI berubah ke arah kolostrum.
8 Terjadi kontraksi rahim karena hormon ibu hamil. h. Ibu bekerja
Kembalinya ibu bekerja dapat mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif. Ketika ibu kembali bekerja, tingkat stres akan
meningkat sehingga akan berpengaruh kepada produksi ASI sendiri.
i. Kelainan bayi; bayi sakit, abnormalitas bayi.
6. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan agar keberhasilan
ASI eksklusif dapat tercapai. a. Faktor sosiodemografik
Faktor sosiodemografik yang berpengaruh terhadap keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif adalah usia ibu,
status pekerjaan ibu, dan paritas. Kurniawan 2013 dalam penelitiannya di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
menyatakan bahwa faktor usia ibu dan status pekerjaan ibu memiliki hubungan negatif dengan keberhasilan ibu memberikan
ASI Eksklusif. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa semakin bertambah usia ibu, frekuensi kegagalan pemberian ASI Eksklusif
akan meningkat.
Status pekerjaan ibu juga memiliki hubungan negatif terhadap keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Hasil
ini menunjukkan bahwa ibu yang bekerja meningkatkan frekuensi kegagalan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja akan
mengalami kendala dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, seperti alokasi waktu, kualitas kebersamaan dengan bayi,
beban kerja, stres, dan keyakinan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif akan terpengaruh. Ida 2012, dalam penelitiannya juga
mengungkapkan bahwa paritas merupakan faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian
yang dilakukan Ida ini adalah ibu yang memiliki paritas lebih dari satu kali berpeluang 2,333 kali lebih besar berperilaku memberikan
ASI eksklusif enam bulan dibandingkan dengan ibu yang memiliki paritas satu kali.
b. Faktor prenatal dan postnatal Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan 2013,
terdapat beberapa faktor prepostnatal yang berpengaruh terhadap keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif, seperti pemberian
susu formula selama perawatan postpartum di instansi pelayanan kesehatan, permasalahan menyusui dan kunjungan ke klinik laktasi,
pemberian MPASI pada bayi 6 bulan, dan pemakaian empeng. Selain itu, faktor pemungkin, seperti inisiasi menyusu dini dan
rawat gabung berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif Ida, 2012.
c. Faktor psikososial Kurniawan 2013 menyatakan bahwa keinginan dan
keyakinan ibu yang kuat untuk memberikan ASI eksklusif didapatkan pada sebagian besar ibu yang berhasil memberikan ASI
eksklusif. Keyakinan ibu yang kuat merupakan faktor determinan yang penting terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif
Blyth, et al., dan Dennis dalam Kurniawan, 2013. Pada penelitian yang dilakukan oleh Forster, et al., 2006 dalam Kurniawan, 2013
menyatakan bahwa pada ibu yang memiliki keyakinan yang kuat lebih sedikit mengalami permasalahan dalam menyusui.
Kurniawan 2013 menyatakan bahwa social support system termasuk dukungan suami dan orang tua ibu memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Pada penelitian yang dilakukan Binns, et al., 2007,
dalam Kurniawan 2013 menunjukkan bahwa dukungan suami dan orang tua ibu adalah support system yang mendorong ibu
menginisiasi dan mempertahankan laktasi, terutama pada ibu yang baru akan memulai laktasi.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida. Ida 2012 mengungkapkan bahwa faktor
penguat yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah dukungan suami, dukungan sarana dan tenaga kesehatan, dukungan
teman, dan dukungan keluarga ibu dan ibu mertua. Pada penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang didukung baik oleh
suaminya berpeluang 3,737 kali lebih besar berperilaku memberikan ASI Eksklusif enam bulan dibandingkan dengan ibu
yang dukungan suaminya kurang.
B. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother
Teori Maternal Role Attainment – Becoming a Mother pencapaian
peran Ibu-menjadi seorang ibu dikemukakan oleh Mercer pada tahun 1991. Tomey dan Alligood 2006 mengemukakan bahwa Mercer
menempatkan teori ini pada lingkaran sarang Bronfenbrenner 1979 yang di dalamnya terdapat aspek mikrosistem, mesosistem, dan makrosistem
yang digambarkan pada bagan 2.1 1. Mikrosistem adalah lingkungan terdekat di mana pencapaian peran ibu
terjadi. Faktor-faktor yang termasuk dalam mikrosistem adalah fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, nilai-
nilai keluarga, dan stressor. Variabel yang terkandung dalam lingkungan terdekat ini berinteraksi dengan satu atau lebih variabel
lain dalam mempengaruhi transisi yang terjadi pada ibu. 2. Mesosistem meliputi pengaruh dan interaksi dengan orang-orang yang
termasuk mikrosistem
ini. Interaksi
mesosistem ini
dapat mempengaruhi apa yang terjadi pada pengembangan peran ibu dan
anak. Mesosistem meliputi penitipan anak, sekolah, lingkungan kerja, tempat ibadah. Misalnya bagaimana ibu memanfaatkan fasilitas umum
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.