melahirkan bagi ibu-ibu bekerja menyebabkan masa pemberian ASI eksklusif tidak dapat berlangsung lama karena ibu harus
kembali bekerja. Hal ini mengakibatkan terhambatnya upaya untuk memberikan ASI secara eksklusif. Kurniawan 2013 juga
mengungkapkan bahwa presentase keberhasilan ASI eksklusif pada ibu yang bekerja lebih rendah daripada ibu yang tidak bekerja,
yaitu sebesar 16,6.
2. Gambaran Dukungan Suami terhadap Keberhasilan ASI
Eksklusif
Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang kehadirannya selalu diharapkan ada di sisi ibu dan selalu siap memberi
bantuan. Dukungan yang suami berikan secara terus-menerus dapat mempengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui Swasono, 2008
dalam Sari, 2011. Dykes 2003 dalam Zakiyah, 2012 menyatakan bahwa ibu membutuhkan dukungan emosional, informasi, dan bantuan
dari suami. Dukungan ini akan efektif jika terjadi hubungan saling mendukung antara ibu dan suami. Roesli 2000 juga mengungkapkan
bahwa keterlibatan dan dukungan suami sangat dibutuhkan untuk memotivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Dukungan suami merupakan faktor pendukung dalam keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan suami ini merupakan suatu
kegiatan yang bersifat emosional maupun psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui dalam memberikan ASI. Hal ini berkaitan
dengan pikiran, perasaan, dan sensasi yang dapat memperlancar produksi ASI Roesli, 2000
Seorang ayah mempunyai peranan penting dalam keberhasilan ibu menyusui. Peran ayah mempengaruhi perasaan dan semangat ibu
untuk menyusui dan untuk terus memberikan yang terbaik bagi anaknya. Proses menyusui bisa terhambat apabila hubungan ayah dan
ibu tidak harmonis dan ibu tidak mendapatkan dukungan suami Hartono, 2009 dalam Sari, 2011.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, didapatkan data bahwa sebanyak 31 dari 34 orang ibu primipara 91,2 mendapatkan
dukungan suami dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari 2011 di wilayah kerja Puskesmas
Talang Kabupaten Solok yang menyatakan bahwa dukungan ayah yang didapatkan oleh ibu menyusui sudah baik, yaitu 70,3. Selain
itu, Ida 2012 juga mengungkapkan hal yang sama dalam penelitiannya. Hasil penelitian yang dilakukan Ida 2012 di wilayah
kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok dengan sampel 172 orang adalah sebanyak 90 orang ibu menyusui 52,3 sudah mendapatkan
dukungan suami dengan baik. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zakiyah 2012 di wilayah Kelurahan Semanan Jakarta Barat dengan jumlah sampel 82 orang. Zakiyah 2012 menyatakan bahwa ibu
menyusui yang kurang mendapatkan dukungan suami lebih banyak daripada ibu menyusui yang mendapatkan dukungan suami dengan
baik. Ibu menyusui yang kurang mendapatkan dukungan suami berjumlah sebanyak 38 orang 46,3, sedangkan ibu menyusui yang
mendapatkan dukungan suami dengan baik berjumlah 36 orang 43,9.
Berdasarkan jawaban dari tiap responden terhadap kuesioner penelitian ini, dukungan suami yang baik dapat ditunjukkan dengan
perilaku suami yang selalu bersikap mesra kepada ibu selama masa menyusui, suami selalu memberikan suasana yang tenang saat ibu
menyusukan bayinya, dan suami selalu mengantar ibu untuk berkonsultasi ke petugas kesehatan mengenai ASI. Bentuk perilaku
dukungan suami yang baik juga ditunjukkan dengan suami ikut merawat bayi, seperti mengganti popok dan suami menyarankan ibu
untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi. Bentuk dukungan ini diakui ibu dilakukan oleh para suami meskipun sebagian besar suami
bekerja sebagai pegawai swasta di luar rumah. Bentuk perilaku dukungan suami yang cukup antara lain
perilaku suami yang jarang bersikap mesra kepada ibu, suami tidak pernah memberikan suasana yang tenang selama ibu menyusui, dan
suami jarang mengantar ibu untuk berkonsultasi kepada petugas kesehatan. Suami yang jarang menggendong bayi jika bayi menangis
dan jarang menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif pada ibu juga merupakan bentuk dukungan suami yang cukup dalam
mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Variabel dukungan suami dalam penelitian ini memiliki empat aspek yang berbeda. Aspek-aspek tersebut adalah aspek dukungan
emosional, aspek dukungan informasi, aspek dukungan fisik, dan aspek dukungan penilaian. Dukungan emosional merupakan dukungan
yang berupa rasa kasih sayang, mencintai, dan memberikan perhatian. Hasil penelitian di atas didapatkan data bahwa sebanyak 30 orang ibu
primipara 88,2 telah mendapatkan dukungan emosional dengan baik dari suaminya. Bentuk dukungan emosional yang baik
berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat ditunjukkan dengan suami yang sering memberikan pujian kepada ibu setiap selesai
menyusui, suami sering memperhatikan jenis dan makanan ibu selama masa menyusui, dan perilaku suami yang selalu bersikap mesra kepada
ibu selama masa menyusui. Hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa suami ibu primipara yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan sudah mampu memberikan rasa kasih sayang dan perhatian yang baik kepada ibu menyusui.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadzifah dan Kurniati 2012 di wilayah kerja
Puskesmas Kota Semarang dengan jumlah sampel 34 orang. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ibu menyusui yang
mendapatkan dukungan emosional yang baik sebanyak 17 orang 50,0. Nadzifah dan Kurniati 2012 mengungkapkan bahwa hasil
penelitian ini telah menjelaskan bahwa suami dapat mengayomi dan melindungi ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.