1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, kualitas, dan citra merek notebook Acer terhadap keputusan
pembelian mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah, sebagai berikut : a. Perusahaan, sebagai informasi dan masukan mengenai sejauh mana pengaruh
harga, kualitas, dan citra merek produk mempengaruhi perilaku pelanggan dalam mengambil keputusan membeli yang dapat dijadikan landasan dan
acuan untuk menciptakan strategi pemasaran selanjutnya . b. Peneliti, memberi informasi dan ilmu pengetahuan tentang signifikansi harga,
kualitas dan citra merek terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini juga berguna sebagai gambaran aplikasi dari teori yang di pelajari.
c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi perbandingan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 BAURAN PEMASARAN
MARKETING MIX
Suatu bisnis mungkin harus mengubah tujuan dan strategi persaingannya ketika posisi persaingan industry dan bisnisnya matang dan stabil. Strategi pemasaran
harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga memberikan nilai kepada konsumen dan menjaga keunggulan kompetitif yang abadi. Konsep pemasaran, sebagai seni menjual
produk dalam mencapai tujuan pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan,dan mengkomunikasikan nilai pelanggan pada pasar sasaran yang terpilih Kotler,
2007:6. Oleh sebab itu bauran pemasaran digunakan sebagai variabel-variabel pemasaran untuk mengimplementasikan dan merakit program demi menciptakan,
mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Bauran Pemasaran marketing mix adalah variabel–variabel pemasaran yang dapat dikontrol, yang akan
di kombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang maksimal Kotler,2007:23. Alat – alat ini di kenal dengan empat P yaitu Produk product,
Harga price, Tempat place dan Promosi promotion dan beberapa indikator dari setiap alatnya digambarkan pada Gambar 2.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Produk keragaman produk
kualitas Harga Promosi Tempat desain daftar harga promosi penjualan saluran pemasaran
ciri diskon periklanan cakupan pasar nama merek potongan harga khusus tenaga penjualan pengelompokan
kemasan periode pembayaran kehumasan lokasi ukuran syarat kredit pemasaran langsung persediaan
pelayanan transportasi garansi
imbalan
Sumber : Kotler, 2007 Gambar 2.1
Bauran Pemasaran Marketing Mix
Adapun program pemasaran dari kebijakan produk meliputi besarnya kelompok produk relative terhadap persaing, kecanggihan teknologi produk terhadap
pesaing, kualitas produk relative terhadap pesaing dan kualitas jasa relative pesaing. Program pemasaran darikebijakan harga meliputi tingkat harga relative terhadap
pesaing. Program pemasaran kebijakan distribusi meliputi tingkat integrasi vertical kedepan relative terhadap pesaing, persentase pengeluaran promosi dagang terhadap
penjualan relative terhadap pesaing. Program pemasaran kebijakan promosi meliputi persentase pengeluaran iklan terhadap penjualan relative terhadap pesaing, persentase
pengeluaran promosi penjualan terhadap penjualan relatif terhadap pesaing, pengeluaran tenaga penjualan terhadap penjualan relatif terhadap pesaing.
Bauran pemasaran
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 HARGA
Harga merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran marketing mix yang sangat penting dalam pemasaran produk. Keberhasilan perusahaan salah satunya
ditentukan oleh keberhasilan dari perusahaan itu dalam menetapkan harga.
1. Pengertian Harga
Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memperoleh suatu produk Simamora, 2001:30 dan harga adalah atribut produk atau jasa yang paling
sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk Suwarman,2004:303. Banyak faktor yang di pertimbangkan dan banyak pihak yang
terlibat dalam menetapkan harga yang tepat.
Bagi perusahaan harga jelas mempengaruhi keuntungan. Harga tidak boleh lebih rendah dari biaya rata – rata per produk kalau perusahaan ingin memperoleh
keuntungan. Bagi pembeli, harga memberikan dampak ekonomis. Dampak ekonomisnya adalah pada daya beli, sebab harga merupakan biaya cost bagi
pembeli. Semakin tinggi harga semakin sedikit produk yang bisa mereka beli sebaliknya, semakin rendah harga semakin banyak produk yang bisa mereka beli
Simamora, 2001:196.Jika ini berlaku untuk suatu produk maka penurunan harga dapat menciptakan peningkatan permintaan. Itulah sebabnya penetapan harga yang
tepat membutuhkan pemikiran dan sangat tergantung pada sensitivitas konsumen.
Lebih lanjut, Tjiptono dalam Dinawan, 2010:34 mengatakan bahwa, harga memiliki dua perananutama dalam mempengaruhi keputusan beli, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu parapembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitastertinggi yang diharapkan
berdasarkan daya belinya. Dengan demikian,adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan caramengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis
barang dan jasa.Pembeli membandingkan harga dari beberapa alternatif yang tersedia,kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidikkonsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal initerutama bermanfaat dalam
situasi dimana pembeli mengalami kesulitanuntuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.
2. Langkah – langkah penetapan harga
Menurut boove et dalam Simamora, 2001:195 penetapan harga meliputi langkah– langkah sebagai berikut :
a. Analisis keadaan pasar Keadaan pasar yang paling perlu diketahui adalah bentuk pasar, yang
menyangkut elastisitas harga, sensivitas harga, memahami kurva permintaan dan menganalisis perilaku harga pesaing.
1. Bentuk Pasar Bentuk pasar mempengaruhi keleluasaan perusahaan dalam menentukan
pasar .bentuk pasar perlu di analisis sebab perilaku penetapan harga yang dilakonkan perusahaan berbeda sesuai bentuk pasar yang dihadapinya. Dalam pasar ada dua
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan peran yang dimainkan oleh perusahaan yaitu price taker tidak bisa menentukan harga sendiri dan price maker bisa menentukan harga sendiri yang
berbeda dengan perusahaan lainnya. Berikut bentuk pasar dimana perusahaan sebagai price taker dan price maker.
a. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli
dengan produk yang seragam uniform. Tidak ada penjual maupun pembeli yang dapat mempengaruhi harga. Penjual tidak dapat membuat harga di atas harga yang
berlaku, sebab pembeli dapat membeli produk seharga yang berlaku sebanyak yang dia mau. Jadi, produk penjual tidak akan laku apabila diatas harga yang berlaku.
b. Persaingan Monopolistik Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdiri dari banyak penjual
dan banyak pembeli dengan harga yang beragam mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Keragaman harga ini disebabkan oleh adanya kesempatan
untuk mendiffrensiasi produknya. Dalam keadaan yang seperti ini sebuah perusahaan mempunyai kesempatan untuk menetapkan harga berbeda dengan harga produk lain
asal menawarkan benefit yang berbeda pula. c. Pasar Oligopolistik
Pasar terdiri dari sedikit penjual yang satu sama lain sangat sensitif terhadap strategi harga dan pemasaran perusahaan lain. Produk bisa seragam seperti: semen,
minyak sawit, dan baja bisa pula beraneka ragam televisi, mobil dan komputer.
Universitas Sumatera Utara
Sedikitnya penjual disebabkan oleh sulitnya hambatan masuk pasar. Dalam pasar ini, penjual bebas menetapkan harga produknya tetapi karena pengaruhnya sensitif
terhadap perusahaan lain jadi harus ditetapkan dengan hati – hati. d. Monopoli Pasar
Monopoli pasar hanya terdiri dari satu penjual. ada kemungkinan pemerintah melalui BUMN state – owned company, swasta yang diatur undang-undang
regulated- private company dan swasta yang tidak diatur undang – undang nonregulated – private company.
2. Elastisitas Permintaan Terhadap Harga Faktor yang dianggap mempengaruhi permintaan adalah harga. Faktor –faktor
lain dianggap tidak berubah ceteris paribus. Secara umum harga dan permintaan memiliki korelasi yang negatif. Jika harga semakin tinggi maka permintaan semakin
rendah walaupun ada pengecualian untuk produk-produk tertentu dimana peningkatan harga justru meningkatkan permintaan. Pemasar harus mengetahui
elastisitas harga price elasticity, yaitu bagaimana permintaan merespon perubahan harga.
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sensitivitas Harga Selain mengetahui elastisitas harga, pemasar juga dapat berpatokan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas harga. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi sensitivitas harga adalah harapan pembeli, nilai yang unik pada
produk, kesadaran tentang barang pengganti, apabila atribut suatu produk sulit
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan, pengeluaran yang dikeluarkan konsumen yang dapat membuat konsumen sensitive terhadap harga apalagi jika produsen menetapkan harga yang
tinggi, kualitas produk ,dan efek biaya penyimpanan simamora, 2001:209. 4. Analisis Interval dan Preferensi Harga Konsumen
Informasi interval dan preferensi harga pasar sasaran sangat penting. Soalnya harga yang di tetapkan perusahaan harus sama dengan preferensi harga atau
setidaknya berada pada interval tersebut jika tidak produk tidak akan laku. 5. Analisis Persaingan
Menentukan siapa pesaing adalah penting. Pesaing relevan bagi perusahaan adalah perusahaan yang memperebutkan pasar yang sama dengan produk yang bisa
saling menggantikan substitute. a. Mengidentifikasi pembatas – pembatas harga
Faktor pembatas adalah faktor yang mengurangi keleluasaan perusahaan dalam menetapkan harga. Pembatas-pembatas tersebut adalah biaya yang merupakan
faktor yang membatasi perusahaan dalam menetapkan harga rendah, peraturan pemerintah, kepentingan saluran pemasaran , daur hidup produk, jenis persaingan dan
etika yang merupakan standar moral dalam diri penjual yang membatasinya membuat harga yang tidak etis.
b. Menetapkan sasaran Dalam menetapkan harga, perusahaan harus menetapkan sasaran yang akan
dicapai. Sasaran – sasaran itu seperti maksimalisasi keuntungan, sekedar bertahan
Universitas Sumatera Utara
hidup survival, tingkat pengembalian investasi return in investment – ROI, pangsa pasar market share,kualitas, menghabiskan stok lama dan mematikan pesaing
simamora, 2001:217. c. Analisis potensi keuntungan
Untuk menganalisis keuntungan, pemasar perlu pertimbangan mengkombinasikan sensitivitas harga dengan data biaya. Untuk itu pemahaman akan
biaya tetap, biaya veriabel, biaya marjinal, biaya variabel rata-rata, biaya tetap rata- rata perlu di pahami.
d. Menetapkan harga awal Ada tiga pendekatan teknik dalam penetapan harga awal, yang pertama adalah
penetapan harga berdasarkan pasar market – based pricing yaitu penetapan harga yang didasarkan pada analisis persepsi dan kebutuhan konsumen. Kedua, penetapan
harga berdasarkan biaya cost – based pricing, yaitu menjadikan biaya sebagai acuan dalam menetapkan harga. Ketiga, penetapan harga berdasarkan harga yang ditetapkan
pesaing competitor based pricing Simamora, 2001:223
2.1.3 Kualitas 1. Pengertian kualitas
Ketatnya persaingan suatu industri menyebabkan setiap perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitasnya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud.
Kualitas yang dipenuhi harus dilihat dari sudut pandang pelanggan. Pelanggan sebagai penilai akhir dari suatu produk itu sulit mendefinisikan sejauh mana kualitas
Universitas Sumatera Utara
produk tersebut. Namun, kualitas itu sendiri sering dipersepsikan sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang diukur dari atas desain kualitas dan
kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk sedangkan kualitas
kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang ditetapkan Tjiptono dan Diana, 2001:2.
Meskipun sulit dan tidak ada pengertian kualitas yang diterima secara umum, dari defenisi- definsi yang ada dapat diambil elemen – elemen sebagai Tjiptono dan
Diana, 2001:3 : a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan .
b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, dan proses lingkungan. c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat ini dianggap kurang berkualitas di masa yang akan mendatang
Berdasarkan elemen – elemen diatas Goetch dan Davis dalam Tjiptono dan Diana, 2001:4 membuat defenisi kualitas sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan. Sedangkan menurut American society for quality control dalam Kotler dan
Keller 2007:180 kualitas adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat. Defenisi ini berpusat pada pelanggan dimana produsen telah
Universitas Sumatera Utara
menciptakan mutu apabila menciptakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan melebihi harapan pelanggan .
2. Persepsi kualitas
Persepsi kualitas mencerminkan perasaan pelanggan terhadap produk. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan
nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung terhadap keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap produk
Darmadi dkk, 2001:97. Persepsi terhadap kualitas merupakan persepsi atau pandangan pelanggan
terhadap produk jadi, persepsi yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan demikian sebaliknya, jika persepsi pelanggan negatif terhadap
kualitas produk maka produk tidak disukai dan tidak akan tahan lama. Kualitas berkaitan dengan apa yang diinginkan pelanggan dan tidak dapat ditentukan secara
obyektif karena bicara tentang persepsi kualitas adalah berbicara tentang kepentingan dan keterlibatan pelanggan.
Adapun dimensi dari kualitas produk menurut Garvin dalam Durianto dkk, 2001:98:
1. Kinerja : Melibatkan karakteristik operasionalnya, misalnya karakteristik operasional notebook adalah prosesor, memori, hard disk drive,
opticaldrive dan system operasi. Faktor kepentingan pelanggan berbeda dengan
Universitas Sumatera Utara
yang lain sehingga seringkali penilaian dan sikap akan atribut – atribut kinerja ini berbeda – beda.
2. Pelayanan : Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. Misalnya produk tertentu memiliki layanan yang tersedia
disetiap daerah terpencil atau bersedia menerima pelayanan melalui blog resmi.
3. Ketahanan : Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut, Misalnya garansi.
4. Keandalan : Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.
5. Karakteristik Produk : Bagian – bagian tambahan dari produk feature seperti dalam notebook adalah graphic’s, display, koneksi nirkabel.
6. Kesesuain dengan spesifikasi : Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur tidak ada cacat produk sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan dan teruji. 7. Hasil : Mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam
dimensi sebelumnya.
2.1.4 Citra Merek Brand Image
Fenomena persaingan yang terjadi semakin mengarahkan sistem
perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Salah satu asset yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
kekuatan dalam mencapai keadaan tersebut adalah merek. Merek dapat mencapai bermacam – macam konsumen secara luas hingga akhirnya dapat diterima oleh
pelanggan dan merasa akrab dengannya.
1. Pengertian Merek
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, symbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa penjual atau sekelompok penjual dan untuk mendiferensialkan barang atau jasa pesaing. Dengan demikian merek merupakan
suatu identitas dari suatu produk yang melalui nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengenali suatu produk
dan manfaat yang ditawarkannya. Produk tanpa merek sama dengan manusia tanpa nama. Kita tidak dapat
membedakannya. Seperti yang di jelaskan oleh Rima Zuhria Auda dalam jurnalnya yang berjudul “ Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli” bahwa setiap
produsen dapat menciptakan produk yang sama tetapi tanpa merek produk tersebut tidak akan memiliki nilai dimata konsumen. Dengan semakin banyaknya jumlah
pesaing di pasar sejalan dengan peningkatan persaingan diantara merek – merek lain yang beroperasi di pasar dan hanya produk yang memilki merek yang prestisius atau
memiliki brand equity yang kuat yang akan tetap mampu bersaing dan merebut pangsa pasar.
Universitas Sumatera Utara
Adapun elemen–elemen Merek menurut Durianto,dkk 2001 : 165, memiliki tiga bagian penting, yaitu:
a. Brand Platform Brand Platform
adalah suatu blue print perencanaan merek yang strategis yang meliputi visi dan misi merek, serta wilayah kekuasaan dari suatu merek dan
lain-lain. b.
Identitas merek Brand identity and naming Brand identity
mengidentifikasikan keunikan dan differensiasi suatu merek, sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan merek pesaing.
Berikut adalah tugas penting dalam mengelola brand identity: 1. Mengembangkan nama merek yang tepat dan berbeda dan mencerminkan
strategi. 2. Mengembangkan sistem identifikasi visual yang komprehensif yang
meliputi grafik, lingkungan dan produk. 3. Mengembangkan brand identity dalam proses pembedaan dengan merek
pesaing terutama dikaitkan dengan brand association. c. Komunikasi merekBrand Communication
Suatu merek harus dapat dikomunikasikan dengan terencana dan stratejik, artinya bahwa seluruh aspek kreatif dalam komunikasi harus disesuaikan dengan
platform merek, sehingga komunikasi merek in-line dengan platform mereknya. Jadi,
Universitas Sumatera Utara
komunikasi harus diarahkan untuk melayani merek, bukan produknya sehingga tercipta brand differentiation, bukan product differentiation.
Kriteria Merek yang baik menurut Setiawan dalam Auda, 2009:30 : a. Mudah di ucapkan
b. Mudah diingat c. Mudah dikenali
d. Menarik
2. Citra dan Persepsi
Persepsi adalah suatu proses dengan mana berbagai stimuli dipilih, diorganisir dan diinterpretasikan menjadi informasi yang bermakna Ferrinadewi, 2008:43.
Stimuli adalah input dari obyek tertentu yang dilihat konsumen melalui satu atau beberapa panca inderanya. Persepsi memiliki basis stimulus karena persepsi
menggunakan panca indera manusia sekaligus memiliki basis budaya, ekonomi, sosial, dan psikologi.
Psikologi berhubungan erat dengan unsur dan proses sebagai perantara antara rangsangan eksternal manusia dengan tanggapan fisik yang dapat diamati yang di
sebut dengan stimulus response. Persepsi merupakan bagian dari stimulus responses. Persepsi yang dihasilkan sebagai bentuk stimulus response dari pelanggan
membentuk citra atau image terhadap produk yang di lihat dan dirasa oleh konsumen. Citra adalah subyek yang mempengaruhi ekternal dan internal.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengertian Citra Merek Brand Image
Menurut Keller dalam Ferrinadewi, 2008:165 Citra Merek adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya terhadap merek
tersebut. Persepsi konsumen akan merek dapat menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian. Itu sebabnya penanaman citra merek yang baik harus
ditanamkan kuat dibenak konsumen karena keputusan konsumen dalam membeli sering didasari oleh kesan yang ditampilkan melalui merek dan citra yang dikenal
positif bukan karena informasi yang sengaja dicari oleh konsumen. Bagaimana citra merek terbentuk adalah melalui asosiasi merek. Hal ini dapat kita lihat pada Gambar
2.2 berikut ini :
Sumber : ferrinadewi, 2008 Gambar 2.2
Dimensi Brand Image
Asosiasi merek menjadi komponen yang membentuk ekuitas merek karena asosiasi merek dapat membentuk image yang positif dari merek produk yang muncul
sehingga membentuk perilaku positif konsumen Durianto dkk, 2001:68. Dalam
Brand image Brand
Association Favorability,
strength Uniqueness
of brand Association
Attributes
Benefit
Overall evaluation
Non product related Product related
functional symbolic
Experiential
Universitas Sumatera Utara
rangka menciptakan citra merek maka asosiasi konsumen terhadap merek harus kuat, unik dan positif. Bagaimana konsumen menghubungkan antara informasi dalam
benak konsumen dengan merek tertentu, konsumen akan menggunakan asosiasi untuk memproses, mengorganisir dan menyimpan informasi dalam ingatannya sehingga
semua dapat digunakan sebagai proses penyederhanaan pengambilan keptusan pembelian.
Fungsi dari asosiasi merek menurut Durianto,dkk 2001:68 : 1. Help process retrieve information membantu proses penyusunan informasi
2. Differentiate membedakan 3. Reason to buy alasan pembelian
4. Create positive attitude feelings menciptakan sikap atau perasaan positif 5. Basis for exstensions landasan untuk perluasan
Acuan assosiasi merek juga umumnya di hubungkan dengan beberapa hal sebagai berikut:
1. Atribut produk 2. Atribut tidak berwujud
3. Manfaat bagi pelanggan 4. Harga relatif
5. Penggunaan 6. Pengguna
7. Orang terkenal khalayak
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Perilaku konsumen 1. Pengertian perilaku konsumen
Istilah perilaku erat dihubungkan dengan permasalahan manusia. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi didalam kotak hitam pembeli antara
rangsangan dari luar dengan keputusan pembelian pembeli. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam menempatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini Setiadi, 2003:3. Untuk memahami konsumen dan
mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang pembeli pikirkan kognisi, dan mereka rasakan pengaruh, apa yang mereka lakukan
perilaku, dan apa serta dimana kejadian di sekitar yang mempengaruhi serta dipengaruhi apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen. Foster 1998
mengatakan kesediaan membeli akan dipengaruhi oleh faktor pengalaman nyata ataupun harapan akan kepuasan dalam menggunakan barang , jasa, kebutuhan dan
keinginan pada dewasa ini dan masa yang akan datang.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor yang ada dalam dirinya dan faktor – faktor yang ada diluar dirinya. Menurut Setiadi 2003:11 faktor -
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut : a. Faktor budaya
Budaya adalah penentu yang mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Seseorang akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan
Universitas Sumatera Utara
perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkkan keluarga dan lembaga- lembaga sosial lainnya. Itulah sebabnya jika makhluk- makhluk lain bertindak
berdasarkan naluri, maka perilaku manusia dipelajari. b. Faktor sosial
Faktor – faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga dan peran dan status. Kelompok referensi sesorang terdiri dari kelompok yang memiliki
pengaruh maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang . Anggota keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku pembeli baik itu keluarga sebagai
sumber orientasi yang terdiri dari orangtua maupun keluarga sebagai sumber keturunan yaitu suami istri dan anak-anaknya. Kedudukan seseorang dalam setiap
kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status . setiap peran akan mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.
c. Faktor pribadi Faktor pribadi maksudnya adalah faktor yang meliputi usia dan tingkat daur
hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi , gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Dalam faktor usia dan tahapan dalam siklus hidupnya, orang-orang dewasa biasanya
mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Dalam faktor pekerjaan, pekerjaan dapat membentuk kelompok- kelompok
yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Adapun yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan , tabungan dan hartanya, kemampuan untuk
Universitas Sumatera Utara
meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan untuk menabung. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang karena gaya hidup
menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Faktor terakhir yang mempengaruhi perilaku konsumen dari faktor pribadi yaitu
Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian dan konsep diri adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respon nyata terhadap
lingkungan yang relatif konsisten. d. Faktor psikologis
Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap. Motif adalah kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang agar
dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. Persepsi didefenisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorgansasikan, mengartikan masukan
informasi untuk menciptakan sesuatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sedangkan proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman. Terakhir adalah keyakinan dan sikap yaitu suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Model perilaku konsumen
Pengaruh pertama dalam pemilihan konsumen adalah stimuli. Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan proses informasi terjadi saat
konsumen mengevaluasi informasi dari iklan, tema atau dari pengalamannya sendiri. Pengaruh kedua datang dari konsumen itu sendiri yang meliputi persepsi, sikap dan
Universitas Sumatera Utara
manfaat yang dicarinya, serta karakteristik konsumen itu sendiri. Pengaruh ketiga atas keputusan konsumen adalah respon konsumen yaitu hasil akhir dari keputusan
konsumen Simamora, 2001:226. Berikut model perilaku konsumen :
Sumber : Kotler dan Keller 2007:226 Gambar 2.3
Model Perilaku Konsumen Stimulus-Response Kotler
4. Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa alternatif karena keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.
Semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan serta
proses pemahaman dari informasi yang didapatkan dari lingkungan. Menurut Setiadi 2003:414 inti dari pengambilan keputusan adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan dipandang sebagai pemecahan masalah. Berikut gambar proses pengambilan keputusan menurut Setiadi 2003:16 :
Stimuli pemasaran
Stimuli lainnya
Produk Harga
Distribusi Promosi
Ekonomi Tekhnologi
Politik Budaya
Karakteristik pembeli
Proses keputusan konsumen
Budaya Social
Kepribadian Psikologi
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi Keputusan
Perilaku pasca- pembelian
Keputusan konsumen
Pilihan produk Pilihan merek
Pilihan dealer Waktu pembelian
Jumlah pembelian
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Setiadi 2003:16 Gambar 2.4
Proses Pengambilan Keputusan
Secara rinci dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Pengenalan masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang
diinginkannya. Kebutuhan ini dapat berasal dari rangsangan internal yaitu yang berasal dari kebutuhan dasar dari seseorang seperti rasa lapar, dan dahaga dapat juga
berasal dari rangsangan eksternal seperti seseorang yang melewati toko roti dan melihat roti yang sedang dibakar dan merangsang rasa laparnya.
2. Pencarian informasi Seseorang yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi
lebih banyak. Pencarian informasi dapat dibedakan atas dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang biasa–biasa saja yang disebut perhatian yang
meningkat. Proses pencarian informasi yang kedua adalah pencarian informasi yang lebih aktif dapat dilakukan dengan mencari bahan- bahan bacaan, bertanya kepada
teman-teman dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Secara umum konsumen menerima informasi yang paling banyak dari
sumber– sumber komersial yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh pasar. Perilaku
pasca pembelian
Keputusan membeli
Evaluasi alternatif
Pencarian informasi
Mengenali kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
3. Evaluasi alternatif Tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal digunakan oleh konsumen
atau bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Kebanyakan model evaluasi konsumen bersifat kognitif , yaitu mereka memandang konsumen sebagai
pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard 1995:176 ada tiga atribut penting yang sering digunakan untuk evaluasi yaitu :
a. Harga yaitu atribut yang paling sering digunakan sebagian besar konsumen sebagai bahan evaluasi produk. Bagi sebagian penduduk Indonesia yang
berpenghasilan rendah, maka harga merupakan faktor utama dalam mempertimbangkan produk atau jasa. Konsumen pun sangat sensitive
terhadap harga. b. Merek yaitu nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek – merek
yang lama yang sudah dikenal oleh konsumen telah menjadi suatu citra bahkan menjadi status bagi produk tersebut. Maka tidak mengherankan jika
merek dijadikan sebagai bahan evaluasi suatu produk. c. Asal Negara
Konsumen Indonesia lebih dikenal sebagai konsumen yang menyukai produk impor. Mereka mengangap produk impor lebih berkualitas dibandingkan
produk lokal.
Universitas Sumatera Utara
4. Keputusan membeli Keputusan membeli adalah Tahap evaluasi konsumen dengan membentuk preferensi
terhadap merek – merek yang terdapat pada perangkat pilihan Setiadi, 2003:16. Konsumen juga dapat membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh-oleh faktor-faktor yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor–faktor seperti
pendapatan yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang di harapkan.
5. Perilaku pasca pembelian Respon konsumen pasca pembelian tergantung pada tingkat kepuasan yang
dirasakan konsumen dari produk. kepuasan pembeli merupakan hasil dari kedekatan antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.
2.2 Penelitian Terdahulu