Tujuan PMO PMO 1. Definisi PMO

tuberkulosis, dapat menganalisa setiap permasalahan yang timbul dan memberikan solusi secara cepat dan tepat. PMO yang memiliki tingkat pendidikan yang baik akan lebih mudah untuk menyerap pengetahuan terutama tentang tugas pokok, fungsi dan perannya dalam menjalankan tugas sehingga tujuan dari kegiatan mendampingi penderita tuberkulosis dalam menjalani pengobatan dapat tercapai. Tugas seorang PMO yaitu : 1. Menyiapkan dan mengingatkan pasien saat minum obat, 2. Memotivasi pasien saat merasa bosan mengkonsumsi obat setiap hari, 3. Mengingatkan saat jadwal pengambilan obat dan periksa sputum, 4. Memberitahu pasien hal yang harus dan tidak boleh dilakukan; seperti menggunakan masker saat di rumah maupun keluar dan harus menutup mulut saat batuk Erlinda et al,2013 PMO harus mempunyai pengetahuan dasar tentang penyakit tuberkulosis agar dapat disampaikan kepada pasien dan keluarganya, antara lain Informasi Dasar PMO TB, 2014: 1. Tuberkulosis disebabkan oleh kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan 2. Tuberkulosis dapat disembuhkan dengan berobat secara teratur sampai selesai 3. Cara penularan tuberkulosis, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya 4. Cara pemberian pengobatan pasien terhadap awal dan lanjutan 5. Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur 6. Kemungkinan terjadi efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke puskesmas atau unit pelayanan kesehatan lainnya. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis TB sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia, antara tahun 1995-2008 terdapat 36 juta pasien TB yang dirawat dengan menggunakan program DOTS dan menghindari 6 juta kematian yang diakibatkan oleh TB WHO, 2009. Negara-negara berkembang dengan total pendapatan masyarakat yang relatif rendah seperti Bangladesh, China, India, Indonesia dan Filipina kasus pasien yang dirawat relatif tinggi. Pada tahun 2009 angka kejadian global kasus TB adalah 100 kasus per 100.000 penduduk. Terdapat pengurangan dari tahun 2004 yaitu 142 kasus per 100.000 penduduk. Tetapi tingkat pengurangan masih relatif lambat. Sejak tahun 1995, telah diobati 41 juta pasien dan berhasil sembuh sebanyak 6 juta pasien melalui program DOTS dan strategi stop TB WHO, 2010. Jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk, terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika, hampir 2 kali lebih besar dari Asia Tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk. Di indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2001, didapatkan bahwa penyakit pada sistem pernapasan merupakan penyebab kematian kedua setelah sistem sirkulasi PDPI, 2011. Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2012, diperhitungkan sasaran penemuan kasus baru TB Paru BTA + di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 21.145 jiwa,