BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Algoritma
Algoritma atau algoritme merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara
bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi
sebelum menjalankan algoritma. Algoritma akan dapat selalu berakhir untuk semua kondisi awal yang memenuhi kriteria, dalam hal ini berbeda dengan
heuristik. Algoritma sering mempunyai langkah pengulangan iterasi atau memerlukan keputusan logika Boolean dan perbandingan sampai tugasnya
selesai. Algoritma merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai hasil, jadi algoritma tidak selalu berhubungan dengan Ilmu Komputer.
Kata algoritma berasal dari latinisasi nama seorang ahli matematika dari Uzbekistan Al Khawārizmi hidup sekitar abad ke-9, sebagaimana tercantum
pada terjemahan karyanya dalam bahasa latin dari abad ke-12 Algorithmi de numero Indorum. Pada abad ke-18, istilah ini berkembang menjadi algoritma,
yang mencakup semua prosedur atau urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Masalah timbul pada saat akan
menuangkan bagaimana proses yang harus dilalui dalam suatusebuah sistem program bagi komputer sehingga pada saat eksekusinya, komputer dapat bekerja
seperti yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Rumah Sakit dan Keperawatan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Rumah sakit didefenisikan sebagai:
1. Rumah tempat merawat orang sakit 2. Tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi
berbagai masalah kesehatan. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
523KesPERXXI1982 tentang Upaya Pelayanan Medik – Menteri Kesehatan Republik Indonesia:
1. Rumah Sakit Umum adalah tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medik umum dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan
instalasi dan pelayanan perawatan secara rawat inap dan rawat jalan. 2. Pelayanan Medik adalah Upaya pelayanan kesehatan yang melembaga
berdasarkan fungsi sosial di bidang pelayanan kesehatan perorangan bagi individu dan keluarga.
3. Fungsi Sosial adalah upaya pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelayanan bagi masyarakat dan tidak mengambil keuntungan secara komersial, tetapi lebih
dititk beratkan pada aspek kemanusiaan.
3.2.1. Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI NO 03Birkup72 tentang pelaksanaan system rujukan maka rumah sakit dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kelas yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Rumah Sakit Kelas A Rumah Sakit kelas ini memiliki kapasitas tempat tidur diatas 1000 tempat tidur.
Dengan tingkat hunian BOR yang diharapkan sebesar 80-90, dan memiliki kemampuan rujukan di tingkat international atau nasional.
b. Rumah Sakit Kelas B Rumah Sakit Kelas ini memiliki kapasitas tempat tidur antara 400 sampai 1000
tempat tidur. Dengan tingkat hunian BOR yang diharapkan sebesar 70-80, dan memiliki kemampuan rujukan di tingkat nasional dan provinsi.
c. Rumah Sakit Kelas C Rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur antara 100 – 400 tempat tidur.
Dengan tingkat hunian BOR yang diharapkan 0-70, dan memiliki kemampuan rujukan di tingkat provinsi atau kabupaten. Disamping itu rumah sakit tipe ini
memberikan pelayanan kesehatan umum paling sedikit dalam 4 cabang spesialisasi tertentu yaitu penyakit dalam, bedah, anak, dan kebidanankandungan.
d. Rumah Sakit Kelas D Rumah sakit kelas ini merupakan rumah sakit khusus untuk penyakit tertentu
misalnya: 1. Rumah Sakit Ginjal
2. Rumah Sakit Jantung 3. Rumah Sakit Paru-paru
4. Rumah Sakit kanker 5. Rumah Sakit Bersalin
Universitas Sumatera Utara
3.2.2. Jenis Perawatan Rumah sakit
Jenis perawatan bagi penderita atau pasien di rumah sakit dibedakan atas dua bagian besar yaitu:
1. Perawatan Tinggal Yang disebut rawat tinggal adalah pasien yang karena penyakitnya harus tinggal
di rumah sakit. Selama proses penyembuhan berlangsung pasien berada dibawah pengawasan tenaga medis atau paramedis. Perawatan tinggal ada macam yang
dibedakan berdasarkan fase penyakit dan frekuensi pengawasan terhadap pasien yaitu:
a. rawat penyakit biasa umum b. rawat penyakit gawat ICU
untuk perawatan tinggal lamanya pelayanan perawatan terhadap tiap pasien dapat dibagi dalam bagian Douglas,1984, yaitu:
a. Self Care dengan lama pelayanan 1- 2 jamhari b.
Partial Care dengan lama pelayanan 3-4 jamhari c. Total care dengan lama pelayanan 5-6 jamhari
2. Perawatan jalan Yang disebut dengan rawat jalan adalah pasien yang karena penyakitnya tidak
harus tinggal dirumah sakit. Selama proses penyembuhan berlangsung pasien berada dibawah pengawasan tenaga medis atau paramedic secara berkala.
3.2.3. Tenaga Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaanya dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien. Menurut hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983 yang ditulis oleh Sri Praptianingsih 2005 keperawatan adalah Suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia.
Dalam keperawatan fungsi perawat terdiri dari tiga fungsi independen, interdependen, dan dependen.
a. Fungsi independen perawat adalah perawat tidak memerlukan perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri dengan berdasarkan ilmu tindakan
keperawatan. b. Fungsi interindependen perawat adalah tindakan perawat berdasarkan pada
kerjasama dengan tim perawatan atau tim kesehatan. c. Fungsi dependen perawat adalah perawat bertindak membantu dokter dalam
memberikan pelayanan medik. Tenaga keperawatan yang berkualitas mempunyai sikap profesional dan
dapat menunjang pembangunan kesehatan, hal tersebut memberi dampak langsung pada mutu pelayanan di rumah sakit sehingga pelayanan yang diberikan
akan berkualitas dan dapat memberikan kepuasan pada pasien sebagai penerima pelayanan maupun perawat sebagai pemberi pelayanan. Pemberdayaan sumber
daya manusia mulai dari proses rekruitmen, seleksi dan penenpatan, pembinaan
Universitas Sumatera Utara
serta pengembangan karir harus dikelola dengan baik, agar dapat memaksimalkan pendayagunaan tenaga perawat dan memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
Untuk dapat mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas diperlukan adanya tenaga keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan
intelektual, tehnikal dan interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktek, memperhatikan kaidah etik dan moral Hamid, 2000. Pada kenyataannya saat ini
tenaga perawat yang ada dilapangan masih belum memenuhi standar. Pelayanan keperawatan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh faktor balas jasa yang adil
dan layak, penempatan yang tepat sesuai dengan keahliannya, berat ringannya pekerjaan dan sifat pekerjaan yang monoton, suasana dan lingkungan pekerjaan,
peralatan yang menunjang, serta sikap pimpinan atau supervisor dalam memberikan bimbingan dan pembinaan.
3.2.4. Klasifikasi Shift Kerja
Rumah sakit membagi aktivitas pekerjaan mereka dalam sejumlah shift yang beda, dimana terdapat 2 kelas shift yang biasa ditemui yaitu:
1. Normal shift Normal shift mempunyai periode 8 jam, dimana:
• shift pertama akan bekerja dari pukul 6 pagi sampai pukul 2 sore
• shift kedua akan bekerja dari pukul 2 sore sampai pukul 10 malam
• shift ketiga bekerja dari pukul 10 malam sampai pukul 8 pagi
2. Special shift
Universitas Sumatera Utara
Special shift mempunyai periode waktu kerja selama 12 jam, dimana •
shift pertama akan bekerja dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore •
shift kedua akan bekerja dari pukul 6 sore sampai pukul 6 pagi keesokan harinya.
Karena keunikan dari aktivitas yang dilakukan oleh para perawat atau pekerja di rumah sakit, dimana pekerjaan mereka akan berbeda dari satu shift ke
shift yang lain. Sehingga apabila terjadi perubahan shift ataupun penjadualan shift yang tidak teratur maka akan berdampak pada kerja mereka dalam mengontrol
tiap pasien yang ada dan juga berdampak pada kehidupan sosial mereka. Untuk itu dalam mempertahankan kontinuitas kerja mereka, rumah sakit disarankan
memiliki policy untuk membagi dalam 2 kelompok l shift lagi yaitu:
• Regular shift Shift ini akan sama setiap bulannya
• Irregular shift Shift ini akan berubah setiap bulannya.
Mengenai proporsi pembagian ketenagaan pembagian ketenagaan di rumah sakit berdasarkan normal shift, Wasten berpendapat bahwa idealnya
promosi tenaga adalah 47 untuk shift pagi, 35 untuk shift sore dan 18 untuk shift malam.
3.3. Penjadwalan Tenaga perawat
Universitas Sumatera Utara
Penjadwalan adalah pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan
menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu kegiatan operasi. Penjadwalan bertujuan meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat
persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.
Penjadwalan biasanya disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada. Terlepas dari jenis perusahaannya, setiap perusahaan perlu
untuk melakukan penjadwalan sebaik mungkin agar dapat memperoleh utilitas yang maksimum dari sumber daya produksi dan asset yang dimilikinya.
Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan. Dalam hirarki pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah terakhir sebelum dimulainya operasi.
Di dalam rumah sakit keputusan yang paling penting yang harus dibuat diantaranya adalah perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat. Ada tiga hal
yang berkaitan dengan proses dan pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan dan penjadwalan perawat yaitu:
a.
Staffing Decision Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan perawat
prakualifikasinya.
b.
Scheduling decisión
Universitas Sumatera Utara
Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga shift. Shift kerja untuk setiap harinya sepanjang periode penjadwalan dalam rangka memenuhi kebutuhan
mínimum tenaga perawat yang harus tersedia.
c.
Allocation Decision Yaitu membentuk kelompok perawat untuk dialosikan ke shift-shift atau hari-hari
yang kekurangan tenaga akibat adanya variasi demand yang tidak diprediksi, misalnya absennya perawat.
3.3.1. Karakteristik Penjadwalan Perawat
Menurut Warner 1976 seperti yang dikutip oleh Jaumard 1998 penjadwalan perawat memiliki karakteristik yang penting, antara lain:
a. Coverage
Jumlah perawat dengan berbagai tingkat yang akan ditugaskan sesuai jadwal berkenaan dengan pemakaian minimum personel perawat tersebut.
b. Quality
Sebuah alat untuk menilai keadaan pola jadwal. c.
Stability Bagaimana agar seseorang perawat mengetahui kepastian jadwal libur masuk
untuk beberapa hari mendatang dan supaya mereka mempunyai pandangan. mereka mempunyai pandangan bahwa jadwal ditetapkan oleh suatu kebijaksanaan
yang stabil dan konsisten, seperti weekend policy, rotation policy.
Universitas Sumatera Utara
d. Fairness
Alat untuk menyatakan bahwa tiap-tiap perawat akan merasa diberlakukan sama. Kemampuan jadwal untuk mengantisipasi setiap perubahan-perubahan seperti
pembagian fulltime, part time, rotasi shift dan permanen shift. e.
Cost Jumlah resource yang dikonsumsi untuk penyusunan maupun operasional
penjadwalan.
3.3.2. Penjadwalan Perawat dengan Algorima Monroe
Metode Monroe adalah salah satu metode yang digunakan untuk menentukan penjadwalan yang telah cukup dikenal. Penulis akan menggunakan
metode Monroe ini untuk menjadwalkan jam kerja Perawat Rumah Sakit Advent Medan agar memenuhi permintaan terhadap pekerja dengan meminimumkan
jumlah pekerja yang disiapkan. Masalah yang ada sehingga diperlukannya metode penjadwalan ini adalah sebagai berikut:
• Permintaan tenaga kerja berfluktuasi pada waktu yang relative pendek. • Tenaga manusia tidak dapat disimpan untuk kemudian digunakan suatu saat.
Aturan dasar dari algoritma Monroe ini yang pertama adalah mencari dua hari libur berurutan untuk setiap shift. Aturan dasar dari algoritma Monroe ini
yang pertama adalah mencari dua hari libur berurutan untuk setiap shift. Shift adalah kumpulan hari dalam 1 minggu dimana seseorang diharapkan untuk
bekerja. Setelah shift telah ditentukan untuk para pekerja, tentukanlah seberapa
besar kebutuhan perusahaan terhadap para pekerja, maksudnya berapa banyak
Universitas Sumatera Utara
pekerja yang dibutuhkan sehari-hari oleh perusahaan untuk memenuhi segala pekerjaan yang ada diperusahaan itu, dengan metode ini maka pekerjaan dapat
dioptimalkan karena pekerja bekerja dengan maksimal dalam waktu 7 hari kerja dalam seminggu sesuai schedule.
Schedule atau jadwal adalah kumpulan shift yang memenuhi 2 pengertian yaitu kumpulan hari kerja dan hari libur setiap pekerja dalam 1 minggu operasi
dan pengertian lain adalah bagian dari hari yang menjelaskan kapan waktu seseorang untuk berkerja, istirahat dan makan siang.
Data-data yang terkumpul diolah menggunakan algoritma Monroe untuk mendapatkan penjadwalan terhadap pekerja yang paling optimal. Jika yang
dijadwalkan adalah 5 hari kerja untuk tiap pekerja, jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam seminggu harus genap kelipatan 5. Jika tidak genap maka
tambahkan satu atau lebih hari sampai genap kelipatan 5. Untuk setiap hari dalam seminggu, hitung jumlah hari libur dengan cara mengurangi jumlah tenanga kerja
yang tersedia dengan kebutuhan pada hari tersebut. Setelah itu buat pasangan hari libur dimulai pada dua hari pertama dalam seminggu senin dan selasa sampai
pasangan hari libur tersebut berulang. Pada iterasi pertama, tugaskan setengah atau kira-kira setengah dari
jumlah hari libur pada hari kedua ke pasangan hari libur pertama. Untuk pasangan hari libur kedua kurangi jumlah tadi dari jumlah hari libur ketiga. Teruskan
prosedur ini sampai semua pasangan hari libur telah terisi. Jika jumlah shift pada pasangan hari libur pertama dan pasangan hari libur terakhir telah sama, hentikan
perulangan terhadap perhitungan, jika tidak maka rata-rata jumlah shift pada
Universitas Sumatera Utara
pasangan hari libur pertama dan terakhir harus dihitung. Lalu gunakan hasilnya sebagai jumlah shift pada pasangan hari libur pertama pada iterasi kedua.
Gunakan langkah sebelumnya untuk penugasan pada pasangan hari libur berikutnya.
3.4. Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran waktu kerja adalah mengamati dan mencatat waktu kerja baik setiap elemen-elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang
sudah disiapkan. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator terlatih
dan“qualified” dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg normal dalam lingkungan kerja yg terbaik pada saat itu.
Waktu yang diambil sebagai dasar pertimbangan adalah waktu yang secara normal diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan satu siklus
pekerjaan dengan kerja terbaik. Secara garis besar teknik pengukuran waktu dibagi dalam dua bagian
yaitu: 1. Teknik pengukuran waktu secara langsung
Teknik pengukuran waktu yang dilakukan secara langsung yaitu pengukuran dilakukan di tempat dimana pekerjaan yang dilakukan oleh operator dan diamati
oleh penulis. Ada da cara yang termasuk kedalam teknik ini yaitu : stop wach time study jam henti dan work sampling sampling pekerjaan
2. Teknik pengukuran waktu secara tidak langsung
Universitas Sumatera Utara
Teknik pengukuran waktu secara tidak langsung dilakukan karena penulis melakukan pengukuran tanpa harus berada ditempat dimana operator melakukan
pekerjaan. Membaca tabel-tabel yang tersedia dengan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Maka
yang termasuk dalam teknik ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.
3.5. Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti Stop Wach TimeStudy