setuju bahwa produk layanan hasil produk statistic diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat, ada 2 orang pegawai 5,41 yang menjawab sangat
setuju bahwa hasil produk statistik yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
5.2. Produktivitas Kerja Pegawai
Produktivitas kerja pegawai adalah kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang atau jasa yang dilandasi kualitas dan sikap mental pegawai
agar tujuan organisasi tercapai. Produktivitas kerja pegawai diukur melalui 12 indikator yang tercakup
dalam kemampuan 2 indikator, hasil kerja 2 indikator, meningkatkan hasil yang dicapai 2 indikator, semangat kerja 2 indikator, pengembangan diri 2
indikator, dan mutu 2 indikator. Produktivitas Kerja Pegwai di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan cukup baik atau dinilai pada kategori sedang yang
diperoleh dari jawaban responden pada tabel 19. Jika dilihat dari kemampuan yang dimiliki pegawai pada Kantor Badan
Pusat Statistik Kota Medan bisa dikatakan cukup baik. Karena mayoritas responden sebanyak 32 orang atau 89,19 menyatakan setuju bahwa bidang
pekerjaan yang digeluti saat ini sesuai dengan keahlian mereka. Namun, perlu diperhatikan oleh atasan bahwa sebanyak 1 orang atau 2,70 menyatakan kurang
setuju dan 1 orang atau 2,70 menyatakan tidak setuju bahwa bidang pekerjaan yang digeluti sesuai dengan keahlian mereka. Kemampuan melaksanakan suatu
pekerjaan tentu didasari oleh keahlian yang mereka miliki. Jika keahlian tidak sesuai, maka daya yang ada pun lemah untuk mengerjakan tugas yang
Universitas Sumatera Utara
diembankan kepada mereka. Hal ini terkait dengan pertanyaan mengenai frekuensi mengeluh saat diberikan tugas yang sulit oleh atasan. Keluhan biasanya
terjadi ketika individu merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh instansi, baik secara fisik dan terkhusus secara mental dan kreativitas.
Mayoritas responden sebanyak 17 orang atau 45,95 menyatakan setuju untuk tidak mengeluh dan sebanyak 16 orang atau 43,24 pegawai Kantor Badan Pusat
Statistik Kota Medan menyatakan kurang setuju apabila mengeluh ketika diberikan tugas yang sulit oleh atasan.
Hasil kerja diperoleh ketika rangkaian pekerjaan menunjukkan progress yang diharapkan, baik itu secara efektifitas dan efisiensinya. Hasil kerja yang baik
adalah pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan target yang diberikan instansi. Berdasarkan jawaban dari mayoritas responden sebanyak
31 orang atau 83,78 menyatakan bahwa pegawai setuju menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya. Sebanyak 6 orang atau 16,22 menyatakan
bahwa pegawai kurang setuju untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Pekerjaan yang terbengkalai menunjukkan tren negatif dalam hal produktivitas
pegawai. Meskipun demikian, mayoritas responden sebanyak 32 orang atau 86,49 menyatakan bahwa pegawai setuju dimana hasil pekerjaan mereka sesuai
dengan dengan keinginan organisasi. Hasil pekerjaan dalam hal ini merujuk pada target pencapaian atau produk yang dihasilkan oleh pegawai.
Dari segi meningkatkan hasil yang dicapai, peneliti melihat apakah para pegawai berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah
satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Hasil yang baik tidak hanya memuaskan yang
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan tetapi instansi juga akan merasa puas terhadap pegawai yang menghasilkannya. Disini peneliti membuat dua petanyaan untuk indikator ini
yaitu apakah pegawai menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal bekerja hingga saat penelitian ini dilakukan serta pertanyaan tentang apakah pegawai
pernah mengulang kembali pekerjaan yang telah diselesaikan karena hasil kerja dinilai masih memiliki kesalahan. Dari jawaban mayoritas responden sebanyak 19
orang atau 51,35 menyatakan kurang setuju dengan menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal penempatan jabatan hingga saat ini. Menerima beban
kerja yang lebih banyak menunjukkan adanya produktivitas yang tinggi yang mampu menarik perhatian dan kepercayaan dari atasan untuk memberikan kepada
pegawai yang bersangkutan tanggung jawab lebih dan sebanyak 13 orang atau 35,14 setuju dengan menerima beban kerja yang lebih banyak sejak awal
penempatan. Hasil penelitian untuk pertanyaan ini berkaitan erat dengan pertanyaan berikutnya yaitu tentang mengulang kembali pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakan karena dinilai masih memiliki kesalahan. Mayoritas responden sebanyak 25 orang atau 67,57 menyatakan setuju untuk mengulang
kembali pekerjaan yang telah selesai. Mengulang pekerjaan adalah suatu inisiatif yang baik karena mampu mendapatkan hasil yang lebih baik, akan tetapi jika
terjadi secara berulang-ulang maka akan berpengaruh pada pekerjaan yang lain. Semangat kerja merupakan usaha untuk lebih baik hari ini dari hari
kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada hari
sebelumnya. Instansi akan mencapai sasaran dengan baik jika pegawainya melakukan sesuatu dengan semangat. Karena semangat kerja memberikan
Universitas Sumatera Utara
kekuatan kepada pegawai untuk melakukan dan menghasilkan sesuatu dengan baik. Dilihat dari data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa pegawai pada
Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan dalam bekerja cukup bersemangat. Hal ini terlihat dari jawaban responden sebanyak 35 orang atau 94,6 menyatakan
setuju untuk semangat dalam meningkatkan kinerja esok hari dan sebanyak 29 orang atau 78,38 menyatakan senang dalam melakukan pekerjaan mereka.
Pengembangan diri adalah salah satu indikator produktivitas kerja yang menekankan kepada perihal meningkatkan kemampuan yang telah dikuasai.
Pengembangan diri dilakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan harapan terhadap apa yang akan dihadapi dalam dunia pekerjaan. Mayoritas
responden sebanyak 17 orang atau 45,96 kurang setuju untuk mengambil keputusan yang berat diantaranya keputusan yang mengandung resiko dan
tantangan. Hal ini dipengaruhi oleh institusi yang telah diatur secara sistematis yang mengecilkan kemungkinan pegawai mampu mengembangkan diri dengan
baik. Dari segi mutu, peneliti mencoba melihat apakah pegawai selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu kerjanya, apakah lebih baik daripada yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang
pegawai. Disini peneliti membuat beberapa pertanyaan untuk mengukur mutu kerja yang dihasilkan pegawai. Terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa
mutu kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan tergolong cukup baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan responden terhadap
pertanyaan tentang hasil pekerjaan yang memuaskan semua pihak, sebanyak 29 orang atau 78,38 menyatakan setuju hasil pekerjaan mereka dapat memuaskan
Universitas Sumatera Utara
semua pihak. Sebanyak 24 orang 64,86 menyatakan setuju pegawai mendapatkan pujian atau penghargaan atas kualitas kerja yang memuaskan.
5.3. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan
Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara penerapan profesionalisme X dengan produktivitas kerja pegawai Y, maka dapat dilihat
dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk melihat seberapa besar pengaruh yang diberikan oleh profesionalisme X terhadap produktivitas
kerja pegawai Y, maka digunakan rumus koefisien determinan.
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota
Medan, maka digunakan rumus product moment.
r
xy
=
{ }{
}
2 2
. .
.
2 2
Υ Υ
Χ Χ
Υ Χ
ΧΥ
Σ −
Σ Σ
− Σ
Σ Σ
− Σ
N N
N
Dimana diketahui bahwa :
∑x : 1946
∑x² : 102774 ∑y : 1670
∑y² : 75660 ∑xy : 87972
N : 37
Universitas Sumatera Utara
Maka r
xy
=
{ }{
}
2 2
. .
.
2 2
Υ Υ
Χ Χ
Υ Χ
ΧΥ
Σ −
Σ Σ
− Σ
Σ Σ
− Σ
N N
N
r
xy
=
{ }{
}
2 2
1670 75660
. 37
1946 102774
. 37
1670 1946
87972 .
37 −
− −
r
xy
=
{ }{
}
2788900 2799420
3786916 3802638
3249820 3254964
− −
−
r
xy
=
{ }{
}
10520 15722
5144
r
xy
=
12861 5144
r
xy
=
0,399980845
r
xy
= 0,4 pembulatan
Hasil perhitungan korelasi tersebut sebesar 0,4 bernilai positif, dari hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh
adalah positif r = +. Hal ini berarti ada hubungan antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota
Medan. Dengan hasil perhitungan yang positif mengartikan bahwa kenaikan
variabel yang satu akan diikuti dengan kenaikan variabel lainnya dan kedua variabel memiliki hubungan positif. Hubungan yang positif tersebut memberikan
kesimpulan bahwa semakin baik adanya profesionalisme yang ada maka semakin tinggi produktivitas kerja pegawai pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota
Medan. Dari perhitungan korelasi diatas dapat diperoleh r hitung 0,4 bila dibandingkan dengan nilai r tabel untuk n = 37 dan kesalahan 5 maka r tabel
adalah 0,334. Dengan demikian korelasi 0,334 itu signifikan dan hipotesa yang
Universitas Sumatera Utara
diajukan dapat diterima karena r
xy
adalah lebih besar dari nilai r
tabel
N = 37 yaitu 0,4 0,334. Untuk mengetahui kadar tinggi rendahnya koefisien korelasi, maka
diperlukan interpretasi sebagai berikut Sugiyono, 2005:212.
Tabel 5.1 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Antara 0,20 – 0,39 Rendah
Antara 0,40 – 0,59 Sedang
Antara 0,60 – 0,79 Tinggi
Antara 0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
Dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus koefisien Korelasi Product Moment, maka diperoleh hasil 0,4. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya profesionalisme memberi positif terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan. Dengan kata lain apabila salah
satu variabel terjadi peningkatan maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang berkorelasi. Selain itu, dengan mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan
tabel pedoman interpretasi sugiyono, maka dapat dilihat bahwa r = 0,4 berada pada interval koefisien 0,40 – 0,59. Jadi tingkah pengaruh antara variabel X dan
variabel Y berada pada kategori sedang berarti pengaruh antara profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai berada pada tingkat sedang.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Signifikansi
Untuk menguji pengaruh profesionalisme X dengan produktivitas kerja pegawai Y, maka diadakan pengujian dengan rumus “t” yaitu :
t =
2
4 ,
1 2
37 4
, −
−
t =
16 ,
1 35
4 ,
−
t =
84 ,
9161 ,
5 4
,
t =
9165 ,
36644 ,
2
t = 2,582
Harga t
hitung
adalah 2,582 dan jika dilihat dari tabel t lihat lampiran untuk kesalahan 5 dan k = 37 – 2 = 35, maka didapat t
tabel
= 2,03. Berdasarkan ketentuan uji hipotesis :
a Jika harga t
hitung
t
tabel
maka hipotesis alternative Ha ditolak dan hipotesis nol Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara
profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan.
b Jika harga t
hitung
t
tabel
maka hipotesis alternative Ha diterima dan hipotesis nol Ho ditolak, artinya ada pengaruh signifikan antara
Universitas Sumatera Utara
profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan.
Dengan membandingkan antara t
hitung
dengan nilai 2,582 dan t
tabel
2,03, maka dapat diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
2,582 2,03 , hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada dampak yang signifikan antara
profesionalisme terhadap produktivitas kerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Kota Medan.
3. Koefisien Determinan
Teknik ini digunakan berapa persen besarnya pengaruh variabel bebasindependen X terhadap variabel terikatdependen Y.
Penggunaan teknik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r koefisien korelasi diatas,
maka besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
D
= r
xy 2
× 100
= 0,4
2
× 100 = 0,16 × 100
= 16
Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara variabel X profesionalisme terhadap variabel Y produktivitas kerja pegawai
adalah sebesar 16 dan sisanya sebesar 84 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP