Ruangan- ruangan Lestari DESKRIPSI LEMBAGA

1. Pendapa

Yaitu ruangan tempat menerima tamu- tamu, mengadakan acara- acara yang tidak resmi dan untuk latihan tarian Jawa putra wayah maupun sentana dalem. Di pendapa biasanya ada seperangkat gamelan yang diletakkan di sebelah kiri ruangan. Pendapa sekarang oleh manajemen Hotel Sahid kusuma Raya telah difungsikan sebagai lobby berjarakter. Rumah pangeran dengan 10 pilar putih yang anggun dan setiap sore penabuh gamelan Jawa dan pesindennya melantunkan gendhing- gendhing Jawa yang merdu dan agung.

2. Pringgitan

Berada di sebelah dalam dan menyatu dengan pendapa. Pringgitan dari kata ringgit yang berarti wayang adalah ruangan unutk pagelaran pertunjukkan wayang kulit. Di ruangan pringgitan ini, yang sekarang bernama Ruang Pantiarjo masih dilestarikan pintu- pintu dengan ornamen ukiran peninggalan Pangeran Kusumoyudo yang dapat dilihat di setiap pintu tertera logo P.K.J singkatandari Pangeran Kusumoyudo. Langit- langit yang tinggi, ruangan yang terbuka mmbuat pendapa dan pringgitan sejuk walaupun tanpa alat pendingin.

3. Dalem

Di dalam rumah yang berarsitek Jawa, selalu ada ruangan yang disebut Dalem. Dalem biasanya dipergunakan untuk acara resmi seperti pisowanan acara menghadap raja pangeran , dan upacara- upacara yang bersifat sakral, seperti pernikahan, khitanan, kematian, dan lain- lainnya. Di ruang Dalem di Kusumoyudan ini ada empat buah saka guru 4 tiang penyangga utama dan kayu jati tua dan berkualitas baik untuk menyangga atap. Lantai di Dalem lebih tinggi dari lantai pendapa dan pringgitan kerana lantai yang tinggi tersebut adalah untuk duduk tanpa kursi duduk bersila lesehan .

4. Krobongan Petanen

Krobongan atau petanen adalah ruangan kecil yang berada di tengah Dalem diantara dua senthong kamar yang mengapitnya. Di dalam ruangan yang menyerupai tempat tidur ini ada hiasan kasur dan bantal yang tutupnya terbuat dari kain cinde, disusun secar indah serta diberi kelambu. Di antara langiat- langit ada tunas kelapa, seikat padi dan lampu yang digantung, sebagai lambang kesuburan, kemakmuran, dan kebahagiaan yang langgeng. Di depan krobongan dipasang sepasang patung Sri Sadono dan Dewi Sri, kendi tempat air dan klemuk tampat biji- bijian sebagai lambang kesuburan dan keberuntungan. Ruangan Dalem dan krobangan sekarang bernama Ruang Sriwadari, dipergunakan oleh hotel sebagai ruang makan atau ruang pertemuan. Terdapt empat kamar utama di sebelah Dalem kiri kanan krobongan. Kamar- kamar tidur yang berukuran 6 x 6 ini adalah ruangan dari luar daun pintu terlihat seperti daun almari hias. Namun ternyata diantara pintu- pintu tersebut terdapt ruangan cukup untuk berdiri dua orang. Apabila ditutup dapat untuk bersembunyi. Konon pada waktu itu ada lorong rahasia di bawahnya. Kamar- kamar tidur terseut sekarang dilestarikan dan direnovasi menjadi Royal Suite Presidential Suite dimana beberapa tamu negara yang berkunjung di Solo telah bermalam di sana. Selain itu ruangan yang ada di bangunan utama ada pula ruangan yang disebut gandhok. Gandhok adalah di kiri kanan Dalem, biasanya untuk ruangan keluarga atau ruang makan. Gandhok sebelah timur sekarang menjadi restauran hotel dengan nama Gambir Sekethi Restaurant dan di sebelah barat dipakai untuk Kantor Executive. Dahulu kamar- kamar para istri, putra dan para abdi dalem pembantu ada di sebelah kiri dan kanan bengunan utama, termasuk juga gudang, dapur dan tempat kereta titihan. Berhubung kamar- kamar tersebut akan dipergunakan untuk kamar- kamar tamu hotel, maka harus dirombak total mengingat ukuran dan bangunannya tidak sesuai dan tidak dapat dipertahankan. Dalem Kusumoyudan dahulu memang banyak dimanfaatkan untuk pertemuan- pertemuan dan tempat keramaian karena Pangeran Kusumoyudo memang senang apabila kediamannya dipakai untuk berkumpul. Pangeran Kusumoyudo wafat pada tahun 1956. Setalah beliau wafat, Ndalem Kusumoyudan dipakai oleh putra- putri beliau dan kelaurga. Pada tahun 1961 ole ahli waris, Dalem Kusumoyudan dijual kepada H. Mursidi Effendi pemilik PT. IFCO, sebuah perusahaan dagang yang bergerak dibidang assembling sepeda dan mesin jahit. Gedung ini pernah pula dipakai sebagai kampus Universitas Cokroaminoto, sebuah universitas swasta di Solo antara tahun 1964- 1970. Selama memiliki Dalem Kusumoyudan Bapak H. Mursidi Effendi hidupnya gelisah, selalu mendapat gangguan dan cobaan yang tak kunjung usai, usahanya nyaris bangkrut. Bapak H. Mursidi Effendi bertemu dengan Bapak Sukamdani Gitosardjono di jakarta dan menawarkan Dalem Kusumoyudan tersebut dan datang ke rumah kediaman Bapak Sukamdani di Jl. Radio Dalem Raya no. 9 Jakarta Selatan untuk melanjutkan pembicaraan jual beli Dalem Kusumoyudan yang akhirnya disepakati dengan harga Rp. 25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah sedang biaya pembebasan para penghuni megarsari dll ditanggung oleh pembeli pada tahun 1970. Sebagai tindak lanjut dari kepemilikan Dalem tersebut, Bapak Sukamdani berencana menjadikan bangunan itu sebagai sebuah hotel, dalam mengantisipasi perkembangan kota Solo sebagai kota pariwisata. Maka pada tnggal 26 Oktober 1974 dilakukan peletakkan batu pertama pembangunan hotel oleh Gusti Kanjeng Putri Mangkunegoro VIII dan Penanaman Prasasti oleh Presiden Sahid Group Bapak Sukamdani S. Gitosardjono. Pembangunan hotel selesai tahun 1977, dan pada tanggal 8 Juli 1977 diresmikan pembukaannya oleh Bapak Ahmad Tahir, Sekretaris Jendral Departemen Perhubungan, mewakili Menteri Perhubungan R.I. hotel yang pada awalnya memiliki 28 bungalow itu, diberi nama Kusuma Sahid Prince Hotel. Bulan Oktober 1977, manajemen menambah 18 kamar Cabanas dan pada tanggal 8 Juli 1980 ada penambahan 36 kamar di Moderate sehingga total kamar mencapai 82 buah denan kategori hotel berbintang tiga. Pada tahun 1981, kamar terus berkembang dan bertambah 12 kamar dan 1 Royal Suite untuk melestarikan bekas kamar tidur Pangeran Kusumoyudo di bangunan utama. Kusuma Sahid Prince Hotel diresmikan sebagai hotel berbintang empat pada tahun 1985, dengan penambahan- panambahan fasilitas dan menjadi hotel pilihan utama di koat Solo dengan keunikan dan sejarah yang ada di dalamnya. Pada tanggal 8 Juli 1995 bertepatan dengan HUT ke-18, Hotel Kusuma Sahid Prince menambah 18 kamar Extantion yang terdiri dari kamar- kamar Suite serta Griyadi Sahid Kusuma, unit kamar baru dengan 20 kamar sehingga total kamar di Hotel Sahid Kusuma sekarang menjadi 121 kamar. Hotel Kusuma Sahid Prince tetap melestarikan peninggalan bangunan yang penuh sejarah, arsitektur dan budaya Jawa yang dipadukan dengan pelayanan yang profesional, dilengkapi dengan fasilitas modern, unutk menyambut tamu- tamu yang akan datang berkunjung.

C. Fasilitas- fasilitas yang ada di Hotel Kusuma Sahid Prince.

Hotel Kusuma Sahid Prince mempunyai beberapa fasilitas antara lain : 1. Functions Rooms Lobby, Pantiarjo, Sriwedari, Dewandaru, Tirtasari . 2. Laundry Dry Cleaning. 3. Madugondho Bar Karaoke. 4. Tirtasari Swimming Pool Open Daily 10.00- 18.00 WIB . 5. Sunken Bar Open Daily 06.00- 18.00 WIB 6. Galeri UKM. 7. Sekretariat Griyo Kulo. 8. Revuina Batik Drug Store. 9. Aloha Internet Open Daily 08.00- 23.00 WIB . 10. Kusuma Essentia Gaya Spa Open Daily 10.00- 22.00 Wib . 11. Melati Salon for ladies and gantleman

D. Visi, Misi, dan Motto Hotel Kusuma Sahid Prince.

Untuk mencapi tujuan atau goals kita perlu menyusun Program Planning yang baik dan berorentasi pada peningkatan mutu product dan pelayanan. Program tersebut atau visi dan misi tidak akan berjalan efektif tanpa dukungan dari seluruh staff dan karyawan.

1. Jangka Pendek

a. Meningkatkan dan mengoptimalkan kemampuan karyawan, partimer. Trinee diadakan classes, training, familisation dan lain- lain b. Meningkatkan pengetahuan dengan cara survei ke Hotel Kompetitor. c. Meningkatkan komunikasi, informasi, koordinasi, sesama agar tercipta suasana yang kondusif di tempat kerja. d. Membuat product unggulan dan diprimosikan agar menjadi Barnd Image. e. Menciptakan nuansa baru di semua outlet agar tamu tidak bosan f. Pengendalian Expanses tanpa mengurangi Quality dan Quantity Product.

2. Jangka Panjang

a. Menggantikan peralatan yang lama sesuai klasifikasi hotel berbintang.