Partisipan Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

27

B. Partisipan Penelitian

1. Data partisipan No Keterangan Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3 1 Inisial CR FR ES 2 Daerah Asal Bandarlampung Bogor Surabaya 3 Usia 17 tahun 17 tahun 16 tahun 4 Jumlah Saudara 1 saudara perempuan berusia 14 tahun Tiga orang satu kakak laki-laki, satu kakak perempuan, dan satu adik perempuan Satu saudara laki-laki berusia 12 tahun 5 Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan 2. Latar belakang partisipan a. Latar belakang partisipan 1 Partisipan 1 adalah seorang remaja putri berusia 17 tahun. Partisipan 1 lahir di kota Solo, tanggal 8 September 1999. Partisipan 1 adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adik perempuan partisipan berusia 14 tahun. Kedua orang tua partisipan bekerja sebagai guru di Bandarlampung. Partisipan 1 tinggal di Bandarlampung bersama kedua orang tua dan adik perempuannya. Selama di Bandarlampung, keseharian partisipan selain sekolah adalah mengikuti les atau pelajaran tambahan di tempat bimbingan belajar. Partisipan 1 lebih senang menghabiskan waktu dengan bermain gadget di kamarnya. Partisipan 1 menilai dirinya sebagai pribadi yang tertutup dan sulit bergaul dengan teman-temannya di sekolah. Partisipan 1 lebih senang berteman di dunia maya. Berawal dari kesenangannya bermain games di 28 internet, partisipan 1 menemukan beberapa teman dengan hobi yang sama dengannya. Dari situ partisipan 1 mulai berkomunikasi dengan teman- teman melalui aplikasi chatting. Partisipan 1 tetap memiliki batasan dalam pertemanannya di dunia maya. Partisipan 1 dinasehati oleh ibunya untuk tetap menjaga privasi tentang kehidupan pribadinya dengan orang di dunia maya, karena hal tersebut bisa saja disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Partisipan 1 juga tampaknya memiliki ketergantungan dengan kedua orang tuanya. Hal tersebut diungkapkan oleh partisipan 1 bahwa dirinya biasa dibantu oleh orang tuanya dalam menyelesaikan tugas dan berbagai masalah yang dihadapi. Ketika masih masih berusia delapan tahun, partisipan 1 sering mendengar cerita tentang SMA PL Van Lith Muntilan. Partisipan 1 memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah tersebut. Keinginan partisipan 1 ini disetujui dan didukung oleh kedua orang tua, sehingga ketika partisipan 1 sudah kelas tiga SMP dan mendapatkan informasi bahwa SMA PL Van Lith sudah membuka tes penerimaan siswa baru maka partisipan 1 langsung mendaftarkan dirinya. Partisipan 1 pun mengikuti tes penerimaan siswa baru dan dinyatakan diterima menjadi salah satu siswi di sekolah berasrama tersebut. Setelah menjalani kehidupan di sekolah berasrama, partisipan 1 merasa ada banyak perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Partisipan 1 merasa bahwa harapannya tentang sekolah yang sejak kecil diidamkan tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi. Sebagai contoh perubahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 yang harus dialami partisipan 1 adalah mengenai kebiasaannya menggunakan gadget. Partisipan 1 yang dulunya ketergantungan dengan gadget, ketika sekolah di SMA PL Van Lith tidak bisa lagi menggunakan gadget dengan leluasa karena peraturan di sekolah tersebut yang tidak memperkenankan siswanya membawa gadget. Hal tersebut pada awalnya menjadi konflik tersendiri bagi diri partisipan 1. b. Latar belakang partisipan 2 Partisipan 2 adalah seorang remaja putra berusia 17 tahun yang berasal dari kota Bogor. Partisipan 2 adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Partisipan 2 memiliki seorang kakak laki-laki berusia 31 tahun, satu kakak perempuan berusia 26 tahun, dan seorang adik perempuan berusia 15 tahun. Partisipan tinggal bersama kedua orang tuanya, kakak perempuan dan adik perempuannya di rumah Bogor. Sementara kakak laki-laki partisipan sudah tidak satu rumah karena sudah berkeluarga. Partisipan 2 merasa paling dekat dengan ibunya karena bisa menceritakan segala hal dengan ibunya. Partisipan 2 merasa memiliki ikatan batin yang kuat dengan ibunya. Partisipan 2 merasa dirinya mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Sejak TK sampai dengan SMP, partisipan 2 bersekolah di sekolah dengan yayasan yang sama. Hal ini menyebabkan sejak kecil hingga SMP partisipan 2 berada di lingkungan dengan orang-orang yang sama, pertemanan yang sama. Ketika kelas tiga SMP dan hendak menentukan 30 sekolah untuk melanjutkan pendidikannya, partisipan 2 menginginkan suasana baru dengan sekolah di luar Bogor, kota kelahirannya. Partisipan 2 mendaftar di beberapa sekolah di Jakarta. Pada saat yang sama, orang tua partisipan 2 menunjukkan brosur SMA PL Van Lith Muntilan namunpartisipan 2 merasa tidak terpikir untuk sekolah di sekolah berasrama tersebut karena terlalu jauh dari rumahnya. Namun pada suatu ketika partisipan 2 teringat dengan pengalamannya ketika masih kelas empat SD dan menonton video tentang Romo Van Lith. Saat itulah, partisipan 2 memutuskan untuk mendaftarkan diri di sekolah tersebut. Keluarga sangat mendukung keputusan partisipan 2 tersebut. Partisipan 2 ditemani oleh orang tuanya saat datang ke SMA PL Van Lith untuk mengikuti tes penerimaan siswa baru. Orang tua partisipan 2 juga memberikan tips-tips untuk mengerjakan soal-soal tes. c. Latar belakang partisipan 3 Partisipan 3 adalah seorang remaja putri berusia 16 tahun. Partisipan 3 lahir di Surabaya, pada tanggal 11 Juli 1999. Partisipan 3 adalah anak pertama dari dua bersaudara, adik laki-lakinya berusia 12 tahun. Ibu partisipan 3 bekerja sebagai guru di sebuah sekolah swasta di Surabaya dan ayahnya bekerja sebagai seorang wiraswasta. Partisipan 3 merasa paling dekat dengan ibunya karena partisipan 3 sekolah di tempat yang sama dengan ibunya mengajar, sehingga partisipan 3 merasa ibunya paling mengerti dirinya baik di rumah dan di sekolah. Partisipan 3 bisa menceritakan apa saja dengan ibunya, mulai 31 dari masalah akademik, hubungannya dengan teman-teman bermainnya, dan masalah asmara. Partisipan 3 memiliki hobi membaca novel, sampai pada suatu ketika partisipan 3 membaca sebuah novel yang menceritakan kehidupan seorang remaja di sekolah berasrama. Berawal dari novel yang dibacanya tersebut, timbul keingingan dalam diri partisipan 3 untuk bersekolah di sekolah berasrama. Oleh sebab itu ketika kelas 3 SMP partisipan 3 menyampaikan keinginannya tersebut kepada orang tuanya. Orang tua partisipan 3 mendukung keinginan putri pertamanya untuk bersekolah di SMA PL Van Lith Muntilan. Partisipan 3 mendaftarkan dirinya dan mengikuti tes penerimaan siswa baru di SMA PL Van Lith, dan akhirnya dinyatakan di terima. Partisipan 3 merasa ada banyak perubahan setelah bersekolah di SMA Pangudi Luhur Van Lith. Dari hal-hal tersebut partisipan 3 merasa dirinya mengalami homesickness. Partisipan merasa beruntung karena keluarga mendukungnya saat mengalami homesickness. Dukungan dari keluarga adalah ketika ayahnya sering mengunjungi partisipan di asrama.

C. Analisis Data Penelitian