Homesickness dan Strategi Koping

14 b. Kondisi sekolah yang jauh berbeda dengan yang diharapkan. c. Keterpaksaan dalam memilih sekolah tersebut. d. Beban atau tuntutan yang berat dari sekolah dan asrama. e. Perubahan gaya hidup atau rutinitas harian.

C. Homesickness dan Strategi Koping

Homesickness adalah kondisi emosi yang dirasakan individu ketika terpisah dengan tempat tinggal, dan dicirikan dengan emosi-emosi negatif, pikiran-pikiran yang terus-menerus tentang lingkungan rumah yang ditinggalkan, serta munculnya gejala-gejala somatis Tilburg, 1999. Burt dalam Stroebe, 2002 mengemukakan individu yang mengalami homesickness dicirikan dengan munculnya gejala-gejala kecemasan dan depresi, seperti menurunnya konsentrasi, gangguan tidur, gangguan pola makan, serta mood dan pikiran negatif. Homesickness berdampak negatif pada keadaan psikologis dan hasil akademik Stroebe, 2002. Individu yang mengalami homesickness juga memiliki kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosialnya, yang menyebabkan individu kesulitan mendapatkan teman Thurber, 1999. Dalam beberapa kasus, homesickness cenderung pula melibatkan emosi marah anger. Dalam hal ini perasaan marah muncul sebagai aksi protes terhadap keharusan untuk meninggalkan rumah, atau bisa juga sebagai bentuk protes terhadap orang-orang atau kondisi di lingkungan barunya Jersild, 1963. Individu yang mengalami homesickness memerlukan suatu cara atau strategi untuk mengatasi masalahnya. Cara atau strategi tersebut adalah strategi 15 koping. Strategi koping adalah usaha individu untuk mengatur tuntutan lingkungan dan konflik yang muncul untuk mengurangi kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan individu dalam memenuhi tuntutan tersebut. Lazarus dan Folkman 1984 mengklasifikasikan strategi koping menjadi dua, yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Problem Focused Coping PFC berfokus pada masalah yang dialami individu. Problem Focused Coping adalah strategi kognitif yang mengarahkan pada pengurangan tuntutan situasi yang menekan. Individu cenderung menggunakan PFC ketika mereka percaya bahwa tuntutan dari situasi dapat diubah Lazarus Folkman dalam Sarafino, 2006. Problem Focus Coping PFC terdiri dari planfull problem solving, direct action, assistance seeking, dan information seeking Skinner, 2006. Emotion Focused Coping adalah strategi emosi atau kognitif yang mengubah bagaimana seseorang memandang situasi yang menekan Huffman, Verno, Vernoy, 2000. Emotion Focused Coping EFC berfokus pada mengatur respon emosi terhadap situasi yang menekan dengan cara menghindari stressor, melakukan evaluasi ulang secara kognitif atau memperhatikan aspek-aspek positif dari diri dan situasi. EFC tidak mengubah realita, tetapi memberikan penilaian kembali terhadap situasi yang menekan, dan dapat mengurangi stres Huffman, Verno, Vernoy, 2000. EFC diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk, antara lain avoidance, denial, self critism, dan positive reappraisal Skinner, 2006. 16

D. Strategi Koping Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan