Cara Pengambilan Keputusan Bersama

bentuk dokumen tertulis. Contoh keputusan bersama secara tertulis di antaranya: 1. Undang-Undang Dasar 1945 2. Undang-undang 3. Peraturan pemerintah 4. Peraturan daerah, dan sebagainya. Keputusan secara tertulis merupakan kesepakatan dari orang-orang yang membuatnya. Keputusan secara tertulis mempunyai kekuatan hukum yang kuat. Oleh karena itu, siapapun yang tidak melaksanakan peraturan tertulis tersebut akan dikenai sanksi atau hukuman. Keputusan tertulis disahkan dengan tanda tangan para pembuat keputusan. Tahukah kamu siapa yang membuat keputusan secara tertulis di negara kita? Keputusan secara tertulis di negara kita dibuat oleh lembaga legislatif yaitu MPR, DPR, dan DPD

b. Keputusan Lisan

Keputusan lisan merupakan keputusan yang diucapkan dengan lisan kita. Keputusan lisan berwujud kata-kata dan biasanya tidak dituangkan secara tertulis dalam bentuk dokumen. Keputusan lisan tidak mempunyai kekuatan hukum seperti halnya keputusan tertulis. Sanksi yang diberikan dalam pelanggaran keputusan lisan pun hanya bersifat ringan saja. Tahukah kamu contoh keputusan lisan? Contoh keputusan lisan di antaranya: 1 Keputusan bapak kepala desa dalam hal pembagian pengairan sawah 2 Keputusan bapak RT tentang jadwal ronda malam. 3 Keputusan bapak RW tentang jadwal ronda malam Gambar 2. 3 Kegiatan ronda malam merupakan salah satu contoh keputusan yang diambil secara lisan.:

3. Cara Pengambilan Keputusan Bersama

Dalam musyawarah pasti akan ada pihak yang setuju maupun yang tidak setuju terhadap rancangan keputusan akan tetapi setelah melalui pertimbangan, dan 12 Gambar 2. 2 Keputusan secara tertulis di tingkat negara dibuat oleh lembaga legislatif. tukar pikiran maka dicapailah titik temu atau kesepakatan bersama. Ciri-ciri musyawarah untuk mufakat antara lain: 1 Sesuai dengan kepentingan bersama. 2 Pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat sesuai hati nurani. 3 Usul atau pendapat yang disampaikan mudah dipahami dan tidak memberatkan. 4 Dalam proses musyawarah pertimbangan moral lebih diutamakan dan bersumber dari hati nurani yang luhur dan sebagainya. Selain itu, dalam musyawarah kita harus menunjukkan sikap-sikap sebagai berikut: 1 Menghargai pendapat orang lain. 2 Mampu mengendalikan diri saat mengikuti musyawarah. 3 Bertenggang rasa terhadap teman yang mengajukan pendapat. 4 Bijaksana terhadap pendapat teman yang berbeda. 5 Mematuhi semua aturan yang berlaku dalam musyawarah. 6 Bertanggung jawab dengan cara melaksanakan keputusan hasil musyawarah. Dalam pelaksanaan musyawarah untuk mencapai mufakat kita harus berpedoman pada prinsip-prinsip dan aturan musyawarah, antara lain: 1 Musyawarah dilandasi dengan akal sehat dan hati nurani yang luhur. 2 Musyawarah dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong-royong. 3 Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. 4 Menghargai pendapat orang lain dan tidak melaksanakan kehendak dalam musyawarah. 5 Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat, serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. 6 Melaksanakan keputusan bersama dengan dilandasi itikad baik dan penuh rasa tanggung jawab. Kemauan untuk menggunakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah harus menjadi kebiasaan setiap warga negara Indonesia di berbagai lingkungan kehidupan, antara lain sebagai berikut: a. Musyawarah di lingkungan keluarga, misalnya: 1 Menentukan tempat rekreasi keluarga. 2 Pemberian tugas yang harus dikerjakan tiap anggota keluarga. Menentukan aturan-aturan dalam keluarga, dan sebagainya. 13 Gambar 2. 4 Musyawarah dalam keluarga untuk mencapai keputusan bersama b. Musyawarah di lingkungan sekolah, misalnya: 1 Memilih pengurus OSIS. 2 Menentukan program kegiatan OSIS. 3 Pemilihan ketua kelas. 4 Menentukan tempat tujuan wisata, dan sebagainya. c. Musyawarah di lingkungan masyarakat, misalnya: 1 Pelaksanaan acara 17 Agustus-an. 2 Membangun jalan. 3 Rembug desa. 4 Pembagian jadwal ronda siskamling. 5 Memilih pengurus LPMD, dan sebagainya . Gambar 2.5 Rembug desa contoh musyawarah di lingkungan masyarakat d. Musyawarah di lingkngan kenegaraan, misalnya: 1 Rapat-rapat DPRkomisi. 2 Membuat suatu undang-undang, dan sebagainya 14 Gambar 2. 6 Rapat MPRDPR merupakan contoh musyawarah di lingkungan negara.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dari pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas V SDN ....... Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 9 orang laki- laki dan 11 orang siswa perempuan

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V SDN ....... Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran PKn adalah sebagai 15