tindakan dan keputusan organisasi. Menurut pendekatan ini, suatu organisasi akan berusaha untuk memenuhi tuntutan lingkungan dari kelompok-kelompok seperti
para karyawan, pemasok dan investor serta masyarakat Robbins dan Coulter, 1999 dalam Indrawan, 2011:12.
Dalam Widaryanti 2007:33 diungkapkan beberapa alasan yang mendorong perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders, yaitu:
1. Isu lingkungan melibatkan berbagai kelompok dalam
masyarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka
2. Era globalisasi telah mendorong produk-produk yang
diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan sehingga kesadaran konsumen terhadap produk yang tidak
mencemari lingkungan semakin meningkat
3. Para investor dalam menanamkan modalnya cenderung
untuk memiliki perusahaan yang memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program lingkungan
4. Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan pecinta
lingkungan semakin vokal dalam mengkritik perusahaan- perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan
2.1.4 Kinerja Keuangan Perusahaan
Terdaftarnya perusahaan-perusahaan dalam suatu bursa menandakan perusahaan tersebut telah menjadi milik masyarakat. Pertanggungjawaban
terhadap aset yang ada dan operasi perusahaan oleh manajemen menjadi suatu hal yang harus dilakukan secara maksimal. Terhadap stakeholders dan shareholders,
laporan atas kinerja perusahaan adalah hal yang wajib untuk dilakukan. Menurut Kamus Istilah Akuntansi 2003:15 dalam Resturiyani
2012:108, kinerja didefinisikan sebagai: suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh
tindakan aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, sering dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-
Universitas Sumatera Utara
biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan
semacamnya. Sedangkan definisi kinerja menurut Indra Bastian 2001 dalam
Resturiyani 2012:109 adalah: gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan program kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan,
skema strategis strategic planning suatu organisasi, secara umum dapat juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi
yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
Adapun definisi kinerja keuangan oleh Syafarudin 2003 dalam Resturiyani 2012:109 adalah “mengukur sampai sejauh mana prestasi,
peningkatan, posisi atau performance dari nilai perusahaan yang diukur melalui laporan keuangan, baik melalui neraca maupun laba rugi yang dibutuhkan oleh
pihak yang berkepentingan.” Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang digunakan perusahaan
untuk menentukan apakah tujuan perusahaan tersebut telah tercapai secara efektif dan efiesien. Yang dimaksud dengan efektif adalah apabila alat yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuannya telah tepat digunakan, sedangkan efisien maksudnya adalah dengan mengorbankan input tertentu dapat memperoleh output
yang optimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan
menurut Munawir 2007 dalam Resturiyani 2012:110, yaitu: 1.
Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya pada saat penagihan
Universitas Sumatera Utara
2. Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjangnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi
3. Rentabilitas atau profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu 4.
Stabilitas ekonomi, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan pertimbangan
terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dan dividen secara teratur tanpa mengalami hambatan maupun krisis
keuangan Laporan keuangan biasanya adalah hal yang dianalisis untuk melihat
kinerja perusahaan, yaitu dengan melakukan perbandingan terhadap kinerja perusahaan lain dalam industri yang sama dan juga dengan mengevaluasi
kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Adalah analisis rasio yang merupakan teknik yang biasanya digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan. Pengukuran atau penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan
mempunyai tujuan utama seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi 2001 dalam Resturiyani 2012:116, yaitu:
untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen
atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Universitas Sumatera Utara
Penilaian terhadap kinerja perusahaan bagi manajemen menurut Mulyadi 2001 dalam Resturiyani 2012:116, adalah:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien
melalui pemotivasian karyawan secara maksimum 2.
Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi,transfer dan
pemberhentian
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai
bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka 5.
Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan Dikarenakan banyaknya pertanyaan yang timbul dari berbagai pihak
mengenai hubungan kinerja keuangan dengan pengungkapan CSR, maka muncullah prediksi yang berbeda-beda. Herremans et al. 1993 dalam Widaryanti
2007:37 menyebutkan beberapa pokok pikirannya, antara lain: 1.
Pokok pikiran yang menggambarkan kebijakan konvensional berpendapat bahwa terdapat biaya tambahan
yang signifikan dan akan menghilangkan peluang perolehan laba untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
yang akan menurunkan profitabilitas
2. Biaya tambahan khusus untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial akan menghasilkan dampak netral balance terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan tambahan biaya
yang dikeluarkan akan tertutupi oleh keuntungan efisiensi yang ditimbulkan oleh pengeluaran biaya tersebut
3. Pokok pikiran yang memprediksikan bahwa tanggung
jawab sosial berdampak profitabilitas dalam Herremans et al. 1995, Bruyn 1987 mengamati bahwa seluruh
investasi memiliki dasar sosial, sehingga pencarian informasi mengenai faktor-faktor sosial akan menambah
kemampuan para investor untuk memprediksikan hasil- hasil ekonomi economic outcomes. Selain itu, kebijakan
sosial yang proaktif mensyaratkan manajemen yang terampil atau berkualitas, dan pada akhirnya akan
cenderung menghasilkan kinerja ekonomi yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Profitabilitas