Berdasarkan grafik di atas, data-data penyebaran di sekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal, yang menunjukkan bahwa model
regresi telah memenuhi asumsi normalitas, sehingga dalam model regresi penelitian ini cenderung normal.
Tabel 4.40 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
COACHING TRAINING
KINERJA KARYAWAN
N 30
30 35
Normal Parameters
a
Mean 50.70
43.83 34.11
Std. Deviation 4.662
4.300 3.234
Most Extreme Differences Absolute .115
.093 .092
Positive .090
.076 .092
Negative -.115
-.093 -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .628
.508 .544
Asymp. Sig. 2-tailed .826
.958 .929
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Olahan Data Software Statistik, 2015
Berdasarkan tabel tersebut nilai Asymp. Sig. 2-tailed masing-masing variabel yaitu pada variabel X1 0,826 Asymp. Sig. 2-
tailed α 0 , 05 yang berartitidak signifikan, pada variabel X2 0.958 Asymp. Sig. 2-tailed
α 0,05, tidak signifikan dan pada variabel Y 0.929 Asymp. Sig. 2-tailed
α 0,05 juga menunjukkkan tidak signifikan. Ketiga variabel tersebut menunjukkan
probabilitas yang tidak signifikan, yang berati data tersebut adalah normal dan memenuhi uji normalitas.
Gambar 4.3 Kurva Histogram
Sumber: Olahan Data Software Statistik, 2015
Berdasarkan kurva histogram di atas dapat dilihat bahwa kurva menyerupai bentuk lonceng yang hampir sempurna dengan kemiringan yang cendrung
imbang dari sisi kanan dan sisi kiri, hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
4.3.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikoolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen
Gujarati,3003; Santoso, 2000, Arief, 1993 dalam Juliandi, dan Irfan 2013:170. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat
nilai faktor inflasi varian Variance Inflasi Factor VIF, yang tidak melebihi 4 atau 5 Hines dan Montgomery, 1990 dalam Juliandi, dan Irfan
2013:170.
Tabel 4.41 Uji Multikolinearitas
S u
m ber: Olahan Data Software Statistik, 2015
Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa kedua variabel independen yaitu Coaching dan Training memiliki nilai faktor inflasi harian Variance Inflasi
Factor sebesar 1,012 tidak melebihi 5, sehingga tidak terjadi multikolinearitas atau tidak ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel indipenden dalam
penelitian ini.
4.3.1.3 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan yang
lain. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut
homokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi homokedastisitas Arief, 1993: Gujarati, 2001 dalam Juliandi, 2013:171.
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant COACHING
.988 1.012
TRAINING .988
1.012 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Dasar pengambilan keputusannya adalah: jika pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur,
maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelaes , serta titik- titik poin-poin menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas Santoso, 2000 dalam Juliandi, dan Irfan 2013:171.
Gambar 4.4 Heterokedastistas
Sumber: Olahan Data Software Statistik, 2015
Dari gambar scatterplot di atas, dapat di lihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang teraturtidak jelas, serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.42 Koefisien Beta
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
26.342 8.614
3.058 .000
COACHING .160
.017 .009
1.047 .000
TRAINING .180
.027 .289
1.599 .010
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber: Olahan Data Software Statistik, 2015
Dari data di atas, maka model regresi berganda ialah : Y = 26,342 + 0,160X1 + 0,180X2
Keterangan : Y = Kinerja
X1 = Coaching X2 = Training
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
β0 = 26,342 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel
coaching dan training, maka nilai variabel Kinerja karyawan adalah sebesar 26,342.
b. β1 = 0,160
Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel coaching satu satuan, maka nilai variabel kinerja karyawan akan bertambah sebesar
0,160 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.
c. β2 = 0,180
Koefisien Regresi β2 menunjukkan bahwa setiap variabel training satu satuan, maka perubahan nilai variabel kinerja karyawan yang dilihat dari
nilai Y akan bertambah 0,180 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4.3.3Uji Determinasi
�
�
Tabel 4.43 Uji Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of the
Estimate 1
.790
a
.640 .568
2.932 a. Predictors: Constant, TRAINING, COACHING
b. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
Sumber: Olahan Data Software Statistik, 2015
Nilai R-Square atau Uji Determinasi adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas
Juliandi dan Irfan, 2013:174. Data pada tabel di atas menunjukkan nilai R-Square sebesar 0.640, hal
ini berarti bahwa 64 variasi nilai Kinerja Karyawan ditentukan oleh peran dari variasi nilai Coaching
dan Training.
Angka ini juga mengidentifikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independennya
mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 64 dan
sisanyayaitu 36 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.3.4 Pengujian Hipotesis
4.3.4.1 Uji Signifkan Parsial Uji - T
Uji T digunakan untuk menguji hipotesis apabila peneliti menganalisis regresi parsial sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat. Maka
pengujian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Hipotesisnya adalah: a. H0 : Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat. b. Ha :Variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat. Adapun kriteria penerimaanpenolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
a. Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung ≤ taraf signifikansi
sebesar 0.05 Sig ≤ �
0.05
b. Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung taraf signifikansi 0.05 Sig
�
0.05
.