dinilai IVA + akan mendapatkan tawaran pilihan pengobatan dengan krioterapi atau rujukan untuk pelayanan lain, pada hari yang sama saat dia menjalani
penapisan tersebut. Pendekatan ini bertujuan untuk menghindari kunjungan berulangdari
ibuklien dan mengurangi kemungkinan ketidak hadiran kembali pada kunjungan berikutnya. Walaupun pada keadaan tertentu, klien harus memintakkan
persetujuan suami untuk melakukan krioterapi sehingga memungkinkan pelaksanaan krioterapi bukan pada hari yang sama dengan pemeriksaan IVA
KEMENKES RI, 2013.
2. Kelompok Sasaran Penapisan
Melihat dari perjalanan penyakit kanker leher rahim, kelompok sasaran penapisan kanker leher rahim adalah:
a Perempuan berusia 30-50 tahun.
b Perempuan yang menjadi klien pada klinik IMS dengan discharge keluar
cairan dari vagina yang abnormal atau nyeri pada abdomen bahwa bahkan jika diluar kelompok usia tersebut.
c Perempuan yang tidak hamil.
d Perempuan yang mendatangi puskesmas, Klinik IMS, dan Klinik KB yang
secara khusus meminta penapisan kanker leher rahim KEMENKES RI, 2013.
3. Frekuensi Penapisan
Seorang perempuan yang mendapat hasil tes IVA negative, harus menjalani penapisan minimal 5 tahun sekali. Mereka yang mempunyai hasil IVA positif dan
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan pengobatan, harus menjalani tes IVA berikutnya enam bulan kemudian.
4. Pemberi Pelayanan SVA
a Petugas Kesehatan
1 Bidan terlatih.
2 Dokter umum terlatih
3 Dokter spesialis Obstetry dan gynecology.
b Tempat Pelayanan
1 Rumah Sakit.
2 Puskesmas.
3 Puskesmas Pembantu.
4 Polindes.
5 Klinik Dokter SpesialisDokter UmumBidan.
c Pelatihan Petugas
Petugas yang akan melakukan IVA dan krioterapi dipilih sesuai kebutuhan program, dan kriteria berikut:
1 Berpengalaman dalam dalam memberikan pelayanan KB.
2 Berpengalaman dalam memberi konseling dan edukasi kelompok.
3 Berpengalaman dalam melakukan pemeriksaan panggul.
4 Berpenglihatan yang baik untuk memeriksa leher rahim secara
visual.
5. Bagan Alur
Program penapisan kanker leher rahim mengikuti bagan alur sebagaimana tercantum pada gambar berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Bagan Alur Pencegahan Kanker Serviks
Universitas Sumatera Utara
2.3 Metode Inspeksi Visual Asam Asetat IVA 2.3.1 Pengertian
Metode IVA Inspeksi Visual Asam Asetat adalah pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam cuka berarti melihat leher rahim dengan mata
telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka 3-5. Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas
menjadi putih acetowhite, yang mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin memiliki lesi prakanker KEMENKES, 2013.
IVA adalah praktik yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya sederhana dibandingkan dengan jenis penapisan lain karena :
a Aman, tidak mahal, dan mudah dilakukan.
b Akurasi tes tersebut sama dengan tes-tes lain yang digunakan untuk
penapisan kanker leher rahim. c
Dapat dipelajari dan dilakukan oleh hampir semua tenaga kesehatan di semua jenjang sistem kesehatan.
d Memberikan hasil segera sehingga dapat segera diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya pengobatan atau rujukan. e
Pengobatan langsung dengan krioterapi berkaitan dengan penapisan yang tidak bersifat invasif dan dengan efektif dapat mengidentifikasi berbagai lesi
pra kanker KEMENKES RI, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbandingan IVA dengan tes penapisan lain
Jenis Tes Aman
Praktis Terjangkau
Efektif Mudah
Tersedia IVA
YA YA
YA YA
YA
Pap Smear YA
Tidak Tidak
YA Tidak
HPVDNA Test YA
Tidak Tidak
YA Tidak
Cervicography YA
Tidak Tidak
YA Tidak
2.3.2 Tahapan Pemeriksaan Metode IVA