kunjungan ulang yaitu pasien tersebut tidak memiliki keluhan setelah melakukan pemeriksaan IVA pertama dan juga dikarenakan puskesmas tanjung morawa
memiliki program yang banyak sehingga yang tidak melakukan kunjungan ulang 5 lima tahun sekali tersebut tidak menjadi perhatian puskesmas.
Menurut KEMENKES RI, 2013 , dalam melaksanakan program tersebut, sistem yang digunakan merupakan SVA Single Visit Approach yaituPendekatan
Kunjungan Tunggal atau dengan istilah “Dilihat dan Diobatisee and treat” untuk pencegahan kanker leher rahim melalui pemeriksaan IVA yang dilanjutkan
dengan pengobatan krioterapi. Dengan kata lain, apabila seorang klien yang dinilai IVA + akan mendapatkan tawaran pilihan pengobatan dengan krioterapi
atau rujukan untuk pelayanan lain, pada hari yang sama saat dia menjalani penapisan tersebut.Pendekatan ini bertujuan untuk menghindari kunjungan
berulangdari ibuklien dan mengurangi kemungkinan ketidak hadiran kembali pada kunjungan berikutnya. Namun dalam prakteknya prakteknya kebanyakan
tidak memakai sistem ini karena setiap kasus berbeda-beda yaitu, pasien diberi obat dulu setelah pemeriksaan IVA pasien meminta izin dari suaminya dahulu
sebelum melakukan krioterapi atau menunggu kesiapan pasien dalam melakukan krioterapi, karena sebelum melakukan krioterapi diperlukan informed consent oleh
pasien.
5.9 Pengobatan
Pengobatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindaklanjut setelah pemeriksaan IVA.Program atau kegiatan deteksi dini yang dilakukan pada masyarakat
hanya akan berhasil apabila kegiatannya dihubungkan dengan pengobatan yang
Universitas Sumatera Utara
adekuat. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan cryotheraphy, jika setelah terdeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat 3-5 KEMENKES RI, 2013.
Krioterapi mencakup proses pembekuan leher rahim, baik menggunakan CO2 terkompresi atau NO2 sebagai pendingin. Pengobatan berupa penerapan pendinginan
terus menerus selama 3 menit untuk membekukan didikuti pencairan selama 5 menit kemudian 3 menit pembekuan kembali.Krioterapi dapat dilakukan jika lesi acetowhite
kurang dari 75,lesi tidak meluas sampai dinding vagina dan tidak dicurigai adanya kanker KEMENKES RI, 2013.
Berdasarkan hasil penelitian Puskesmas Tanjung Morawa memiliki pelayanan krioterapi. Jika hasil pemeriksaan IVA negative maka pasien tersebut tidak dilakukan
pengobatan apa pun, dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang 5 tahun yang akan datang, namun jika ditemukan lesi pra kanker dapat dilakukan krioterapi, dalam
melakukan krioterapi dilihat dahulu seberapa luas lesi prakanker tersebut jika lesi prakanker luas 75 rahim tertutup maka itu bukan lagi tanggung jawab puskesmas
dan langsung merujuk ke Rumah Sakit Deli Serdang yang berada di Pakam atau dapat juga dirujuk ke RSUHP Adam Malik. Namun jika luas prakanker 75 leher rahim
tertutup dapat dilakukan krioterapi, jika ditemukan ada servisitis, pasien tersebut diberikan obat terlebih dahulu dan kembali lagi ke puskesmas 2 minggu kemudian
untuk melakukan krioterapi dan Jika tidak ada servisitis, dapat dilakukan krioterapi langsung. Setelah melakukan krioterapi pasien di anjurkan kunjungan ulang 1 bulan
berikutnya untuk dievaluasi kembali.Kemudian pasien kembali lagi 6 bulan berikutnya kemudian dilakukan pemeriksaan IVA kembali jika hasil IVA negatif maka pasien
dianjurkan kembali 5 tahun berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
83
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan