ANALISIS KINERJA STORYTELLING TERHADAP BRAND EQUITY PADA PRODUK MINUMAN BERKARBONASI MEREK COCA COLA.

(1)

No.157/UN40.7D1/LT/2014 ANALISIS KINERJA STORYTELLING TERHADAP BRAND EQUITY PADA

PRODUK MINUMAN BERKARBONASI MEREK COCA COLA (Survey Pada Komunitas Fan Page Facebook dan Twitter Coca Cola

Indonesia @CocaCola_id)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh Meika Alicia

0901089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ANALISIS KINERJA STORYTELLING TERHADAP BRAND EQUITY PADA PRODUK MINUMAN BERKARBONASI MEREK COCA COLA

(Survey Pada Komunitas Fan Page Facebook dan Twitter Coca Cola Indonesia @CocaCola_id)

Oleh Meika Alicia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Meika Alicia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KINERJA STORYTELLING TERHADAP BRAND EQUITY PADA PRODUK MINUMAN BERKARBONASI MEREK COCA COLA

(Survey Pada Komunitas Fan Page Facebook dan Twitter Coca Cola Indonesia @CocaCola_id)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr.Hj. Ratih Hurriyati,MP NIP. 19680225 199301 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.S. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Meika Alicia NIM. 0901089


(4)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Meika Alicia (0901089), Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola (Survey Pada Komunitas Fan Page Facebook dan Twitter Coca Cola Indonesia @CocaCola_id). Di bawah bimbingan Dr.Hj. Ratih Hurriyati,MP

Persaingan dalam dunia usaha bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teretorial Negara, tanpa terkecuali minuman ringan bersoda yakni Coca Cola. Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang semakin signifikan, maka dari itu perusahaan menciptakan strategi yang dapat memperkuat ekuitas merek karena hanya produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat nantinya mampu bersaing untuk merebut dan menguasai pasar. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan promosi strategi storytelling. Objek penelitian ini adalah survey pada komunitas fan page facebook dan twitter Coca Cola Indonesia @CocaCola_ID. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Storytelling terhadap ekuitas merek (brand equity) sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 75 responden. Teknik analisa data yang digunakan regresi linear sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 21.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa kinerja Storytelling memiliki pengaruh dengan koefisien determinasi 35,8% terhadap brand equity dan tingkat korelasi cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis regresi sederhana terdapat pengaruh yang signifikan dari empat dimensi yaitu 1)aksi, 2)komunikasi 3)transmisi nilai dan 4)pengetahuan. Pembentuk brand equity adalah brand awareness, perceived quality dan brand loyalty. Pengaruh kedua variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial.

Penulis merekomendasikan agar perusahaan lebih selektif dalam memilih konsep pemasaran sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan brand equity merek Coca Cola.


(5)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

Analysis of the Storytelling Performance to the Brand Equity by the Soft Drink Product Coca Cola (Survey to the Community of Coca Cola’s Facebook Fan Page and Twitter Indonesia @CocaCola_id).Under the guidance of Dr.Hj. Ratih Hurriyati, MP

The competition in business life is one of condition that by the company must be faced. The economic global that makes stuff moving and its service definitely possible, is a market power which is more integrated without any hindrance and territorial continuity, in that including the soft drink Coca Cola. This case demands the company to stand up in the middle of the competition that is more significant, therefore the company creates the strategies which can make the equity of the brand stronger, because only the product that has great brand equity, can be able to compete to take and to dominate the market. One of strategies that can be made is to promote storytelling strategies.

The object in this research is survey to the community of Coca Cola’s Facebook Fan Page and Twitter Indonesia @CocaCola_id. The dependent variable in this research is the storytelling performance to the brand equity as the independent variable. The sort that in this research was used is verification descriptive and the method that was used is explanatory survey with simple random sampling technique, in that there’s 75 respondents. The data analysis technique that was used is the simple linear regression with an aid the COMPUTER software of SPSS 21.0. The result of this research explained that the storytelling performance influenced the determinate coefficient 35,8% to the brand equity and the correlation level is high enough. Based on the research results through simple regression analysis found a significant effect of the four dimensions, namely 1) the action, 2) communication 3) the transmission of values and 4) knowledge. Shaper brand equity is brand awareness, perceived quality and brand loyalty. The influence of these two variables have a significant effect either simultaneously or partially

The author recommends that companies are more selective in choosing the concept of marketing as a strategy to increase the brand equity of Coca-Cola brand.


(6)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keywords: Storytelling, Brand Equity


(7)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..……….i

ABSTRACT ………...………ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI …….………...xi

DAFTAR TABEL…….. ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Storytelling ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1.1 Konsep Storytelling dalam Strategi PemasaranError! Bookmark not defined.

2.1.1.2 Konsep StorytellingError! Bookmark not defined. 2.1.2 Konsep Ekuitas Merek... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Definisi Ekuitas MerekError! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Dimensi Ekuitas MerekError! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Keuntungan dari Brand EquityError! Bookmark not defined.

2.1.3 Pengaruh Kinerja Storytelling Terhadap Brand EquityError! Bookmark not defined.

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.3 Hipotesis...81 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIANError! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... Error!

Bookmark not defined.

3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5.3 Teknik Penarikan Sampel .... Error! Bookmark not defined. 3.5.4 Teknik Pengumpulan Data………..………...97 3.6 Hasil Pengujian Validitas dan ReliabilitasError! Bookmark

not defined.

3.6.1 Hasil Pengujian Validitas .... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas . Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Analisis Data Verifikatif ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Profil Perusahaan dan Pengkonsumsi Coca Cola... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Profil Perusahaan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1.1 Identitas PerusahaanError! Bookmark not defined. 4.1.1.2 Visi Misi PerusahaanError! Bookmark not defined. 4.1.1.3 Produk Yang Tersedia Di Coca Cola ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1.4 Produk Coca ColaError! Bookmark not defined. 4.1.2 Karakteristik dan Pengalaman RespondenError! Bookmark not defined.

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Error! Bookmark not defined.


(9)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jenjang Pendidikan TerakhirError! Bookmark not defined.

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan

Dengan PenghasilanError! Bookmark not defined. 4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan

Dengan Besarnya Uang Saku perBulan ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan

Dengan Pengeluaran per bulanError! Bookmark not defined.

4.1.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Dengan Social Network Lainnya yang

dimiliki ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.9 Karakteristik Responden Berdasarkan

Dengan Jangka Waktu Penggunaan Internet Dalam Sehari ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.10 Karakter Responden Mengetahui Tentang

Minuman Ringan Berkarbonasi Merek

Coca Cola ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2.11 Alasan Responden Mengkonsumsi

Minuman Ringan Berkarbonasi Merek

Coca Cola ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Storytelling

Merek Coca Cola... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Tanggapan Responden terhadap dimensi Aksi ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Tanggapan Responden terhadap dimensi Komunikasi Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Tanggapan Responden terhadap dimensi Transmisi NilaiError! Bookmark not defined.

4.2.4 Tanggapan Responden terhadap dimensi PengetahuanError! Bookmark not defined.

4.2.5 Rekapitulasi Dimensi Kinerja Storytelling……….151 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Brand Equity ... Error!


(10)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.4 Pengujian Hipotesis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Analisis Regresi Linear SederhanaError! Bookmark not defined.

4.4.2 Analisis Korelasi... Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Koefisien Determinasi ... Error! Bookmark not defined. 4.5 Pengaruh Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Error!

Bookmark not defined.

4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 171 4.6.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 171 4.6.2 Temuan Penelitian Bersifat EmpirikError! Bookmark not defined.

4.6.3 Implikasi Hasil Penelitian pada pengembangan

dibidang Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.5 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.

5.1Kesimpulan………...180 5.2Rekomendasi ………..………...…181 DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(11)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teretorial negara. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa terus ditantang untuk semakin kompetitif. Kondisi ini merupakan tantangan serius bagi perusahaan-perusahaan yang akan mendapat dampak besar dari diberlakukannya pasar bebas melalui globalisasi produksi dan globalisasi perdagangan tidak terkecuali industri food and beverages.

Sekarang ini perkembangan dunia industri food and beverages semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk termasuk minuman ringan dalam kemasan. Pada tahun 2010, penduduk Asia Pasifik mengonsumsi lebih dari 131.267 juta liter minuman ringan dalam kemasan dan memberikan kontribusi lebih dari 70% terhadap total volume pertumbuhan global, meskipun secara umum ekonomi dunia sedang mengalami penurunan pada tahun tersebut. Namun, untuk negara-negara berkembang seperti Cina, India, Indonesia dan Vietnam, konsumsi per kapitanya masih lebih rendah


(12)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dibanding negara-negara Eropa dan Amerika. (sumber : www.foodreview.biz diakses 15/03/2013).


(13)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menargetkan industri makanan dan minuman tumbuh 8% sampai 10% pada 2012. Target tersebut naik dibanding 2011 yang pertumbuhannya sebesar 7% sampai 8%. Target pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) itu didorong beberapa faktor. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi Indonesia yang terus membaik bahkan mendapat peringkat investasi layak beberapa waktu lalu. Faktor kedua, hingga triwulan ketiga 2011 pertumbuhan industri mamin telah mencapai 7,29% lebih tinggi dibanding pertumbuhan industri nonmigas yang besarnya 6,49%. (sumber: kementrian perindustrian republik Indonesia diakses april 2013). Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang berusaha meningkatkan stabilitas perekonomiannya.

Berdasarkan data yang diperoleh, Kawasan ASEAN tingkatkonsumsi minuman ringan di Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara lainnya yang penduduknya jauh di bawah Indonesia. Di Indonesia konsumsi minuman ringan sebesar 33 liter per kapita, AMDK 53 liter perkapita, sedangkan tingkat konsumsi minuman ringan lainnya lebih rendah lagi. Jika dibandingkan dengan Thailand yang saat ini konsumsi minuman ringannya sudah mencapai 89 liter perkapita, Singapura 141 liter perkapita, Filipina 122 liter per kapita.

Tahun 2015, Indonesia menargetkan konsumsi rata-rata minuman ringan sebesar 100 liter perkapita, atau dengan kata lain jika pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2015 sudah mencapai 250 juta jiwa lebih, maka target dari produsen industri


(14)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

minuman ringan adalah konsumsi pertahun yang dapat dipasarkan sebanyak 25.250 juta liter. Suatu peluang yang masih terbuka lebar, mengingat masih rendahnya tingkat konsumsi minuman ringan di Indonesia. (sumber: www.foodreview.biz diakses 15 /03/2013 13:00). Hampir 38% penduduk Indonesia menyukai minuman panas, seperti hot tea, hot coffee, dan hot chocolate. Sementara itu 12% menyukai iced tea drinks dan 50% sisanya mengonsumsi minuman siap saji dalam kemasan. Analisa ini tidak memperhitungkan air minum (baik dalam kemasan atau hasil proses rumah tangga), yang tentunya sangat besar (lebih dari 80%) (sumber: www.foodreview.biz diakses 15/03/2013) seperti digambarkan pada Gambar 1.1 berikut.


(15)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu GAMBAR 1. 1

PASAR MINUMAN RINGAN DI INDONESIA

Industri minuman ringan merupakan industri yang kompetitif dimana banyak pelaku bisnis yang ikut serta didalamnya. Minuman dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan. Setiap harinya, manusia memerlukan 1-2 liter air untuk membantu proses fisiologis di dalam tubuhnya. Batas minimumnya adalah sekitar 1,6 liter (600 ml untuk urin, 200 ml untuk feses, dan 800 ml untuk kulit dan paru-paru). Kebutuhan manusia akan ketersediaan air di muka bumi seperti halnya kebutuhan mereka atas darah yang mengalir dalam tubuhnya. Apabila debit air kurang, tentu akan mengganggu aktivitas keseharian, dikarenakan hampir seluruh pemenuhan kebutuhan hidup ditopang oleh air. Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup untuk dapat menjalankan segala aktivitasnya. Pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya untuk makan dan minum. Orang akan mengalami dehidrasi atau terserang penyakit bila kekurangan cairan dalam tubuhnya.

Setelah menyadari pentingnya akan kesehatan dan manusia memerlukan 1-2 liter air minum setiap harinya, banyak orang mulai dihadapkan pada suatu dilema ketika harus menentukan produk apa saja yang cocok untuk dikonsumsi bagi kesehatan. Setiap perusahaan saling mengejar target pasar baik kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa di Indonesia. Pada akhirnya hal ini dapat memberikan keuntungan bagi konsumen, namun terkadang hal ini pun dapat menyesatkan konsumen jika konsumen


(16)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak berhati-hati dalam memilih minuman tanpa terkecuali minuman ringan seperti Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), Teh, Karbonasi, Sari Buah, Isotonik, dan Kopi Susu. Berikut Gambar 1.2 menunjukkan pangsa pasar minuman ringan di Indonesia.

Sumber : Marketing 12/XII/Desember 2012 GAMBAR 1. 2

PANGSA PASAR MINUMAN RINGAN BERKARBONASI DI INDONESIA

Berdasarkan Gambar 1.2 menunjukkan bahwa dari segi volume, minuman ringan di Indonesia saat ini didominasi oleh air minum dalam kemasan (AMDK) yang memiliki market share 84% dari total pasar minuman ringan siap saji dalam kemasan. Pangsa pasar yang dimiliki teh adalah sebesar 8.9%. Sedangkan minuman ringan berkarbonasi cenderung stagnan. Hal ini dimungkinkan karena semakin banyaknya pilihan minuman lainnya. Sampai saat ini minuman berkarbonasi hanya mempunyai market share 3,5%. Ini menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia lebih memilih

AMDK 84.1% Berkarbonasi

3.5%

Teh 8.9%

dll (Sari Buah, Isotonik, dan Kopi Susu dalam

kemasan 3.5% AMDK

Berkarbonasi

Teh

dll (Sari Buah, Isotonik, dan Kopi Susu dalam kemasan


(17)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

air mineral sebagai minuman sehari-hari yang lebih menyehatkan dari minuman lainnya.

Sementara pertumbuhan minuman lainnya di luar AMDK (RTD Water) yang menyolok adalah minuman isotonik, minuman sari buah dan minuman beraroma buah-buahan. Data dari Euromonitor menampilkan grafik seperti terlihat pada Gambar 1.3 di bawah ini.

Sumber : Euromonitor diolah oleh ASRIM diakses Maret 2013 GAMBAR 1. 3

PERTUMBUHAN MINUMAN RINGAN SIAP SAJI

Berdasarkan Gambar 1.3 pada 2012 teh masih memiliki volume yang sama dengan minuman berkarbonasi, namun diperkirakan pada tahun 2013 dan seterusnya akan memiliki market share yang lebih tinggi. Minuman ringan teh mempunyai market lebih tinggi dibanding minuman karbonasi, dan trennya akan terus


(18)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berkembang. Apalagi muncul inovasi minuman teh dalam berbagai varian, seperti teh berkarbonasi, teh mengandung sari buah, antioksidan dan lainnya.

Persaingan yang ketat pada industri ini menyebabkan konsumen dihadapkan pada beberapa jenis minuman dengan berbagai merek, rasa, kemasan serta kualitasnya tanpa terkecuali minuman ringan berkarbonasi yang cenderung stagnan di Indonesia. Berikut Tabel 1.1 menunjukkan industri minuman ringan berkarbonasi di Indonesia.

TABEL 1. 1

PERUSAHAAN PERUSAHAAN MINUMAN RINGAN BERKARBONASI PT. COCA COLA AMATIL

INDONESIA PEPSI CO AJE

Coca Cola Zero Pepsi Big Cola

Diet Coke Diet Pepsi *

Sprite zero 7 Up *

Fanta Mountain Dew *

Frestea Lipton *

Minute Maid Pulpy Tropicana *

Powerade Isotonik Gatorade *

AdeS * *

A&W * *

Schweppes * *

Aquarius * *

Sumber : www.cocacolaamatil.co.id januari 2013, www.pepsico.com april 2012 Berdasarkan Tabel 1.1 produsen dalam industri minuman ringan dalam kemasan di Indonesia diantaranya Coca Cola dari PT. Coca Cola Amatil Indonesia. Coca Cola Company memiliki merek minuman ringan bersoda Coca Cola, Fanta dan Sprite sedangkan minuman yang tidak bersoda seperti Frestea, Minute Maid Pulpy,


(19)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Powerade Isotonik, AdeS, A&W, Schweppes, dan Aquarius . Sedangkan merek lainnya yang menjadi andalan yakni Pepsi dari Pepsi Co, dan meluncurkan produk non karbonat juga yaitu Lipton, Tropicana dan Gatorade. Adapun Big Cola dari Aje. The Coca-Cola Company adalah sebuah perusahaan Internasional dalam bidang minuman yang berasal dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan tahun 1892. Coca Cola Bottling Indonesia (CCBI) adalah salah satu cabang perusahaan berlisensi dari Amerika Serikat sebagai penghasil minuman terkenal di Indonesia. Salah satu produknya yang terkenal adalah Coca Cola, Selain itu juga Sprite, Fanta dan Frestea. Coca-Cola atau Coke adalah minuman bersoda kola yang dijual di berbagai restoran, toko, dan mesin pengecer di lebih dari 200 negara. Coke adalah salah satu merek yang paling dikenal di dunia dan paling luas penjualannya.

Namun lain halnya berbeda dengan data dari Euromonitor Internasional melaporkan pertumbuhan volume penjualan jus buah/sayuran dan teh RTD mencapai 54% dan 44% selama 2010 dan 2011. Sebaliknya, minuman karbonasi Coca Cola standar hanya tumbuh 14% pada periode yang sama. Sedangkan, minuman dengan klaim no calories atau sedikit gula (less sugar) memiliki peluang pasar yang terbuka lebar, termasuk minuman karbonasi less sugar atau no calories. (sumber : www. Euromonitor.com diakses maret 2013). Hal tersebut menunjukkan Coca Cola tidak mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen di Indonesia akan produk yang berkualias yang sesuai dengan selera konsumen di Indonesia pada saaat ini.


(20)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indikasi lain yang menunjukkan bahwa pembelian produk Coca Cola mengalami penurunan adalah dilihat dari kinerja personal tahun 2008-2012 pada kategori minuman ringan bersoda. Terlihat pada Tabel 1.2 Kinerja produk personal Tahun 2008-2012 pada kategori minuman ringan bersoda.

TABEL 1. 2

PERBANDINGAN KINERJA PRODUK PERSONAL MINUMAN RINGAN BERKARBONASI

Merek Brand

value 2008

Brand value 2009

Brand value 2010

Brand value 2011

Brand value 2012

Coke 31,4% 56,8% 56,6% 56,5% 47.9%

Fanta 32,5% 56,8% 63,5% 62,6% 50.2%

Sprite 28,5% 56,7% 54,0% 55,7% 42.1%

Pepsi * 38,2% 34,2% 39,2% *

Big Cola * * * * 27.9%

Sumber: SWA 16/XXV/27 JULI-5 AGUSTUS 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 11/XXVIII/20 SEP- 3 OKT 2012

Berdasarkan kinerja produk personal minuman ringan berkarbonasi tahun 2008-2012 pada Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Coca-Cola selama beberapa tahun kebelakang mengalami penurunan dibanding Fanta . Tingkat brand value yang paling tinggi yaitu Fanta sebesar 50.2% pada tahun 2012. Coca-Cola menduduki peringkat kedua setelah Fanta yaitu 47,9% ditahun 2012. Hal tersebut mengalahkan Coca-Cola


(21)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang hanya mencapai 47.9%, yakni menunjukkan bahwa untuk merek Coca-Cola masih rendah dibanding saudaranya Fanta.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan adanya sebuah kejenuhan terhadap minuman ringan berkarbonasi Coca Cola di pasaran dan bermunculan produk baru yang lebih menarik di pasaran. Para pengusaha dalam industri ini dengan bersaing melakukan strategi meraih untuk konsumen, memperluas pasar dan dapat memberi kepuasan kepada konsumen. Persaingan antar produk dalam suatu perusahaan yang berlomba dalam hal desain produk, rasa setiap produk dan persaingan harga menciptakan persaingan kompetitif dengan menghasilkan produk-produk yang berbeda sehingga mencinptakan rasa unik yang dapat memungkinkan pelanggan dapat beralih pada produk lain.

Coca cola sebagai salah satu minuman ringan di Indonesia yang telah berusaha meningkatkan awareness masyarakat mengenai keberadaan produk tersebut. Walaupun Coca cola sudah melakukan berbagai macam inovasi dari sisi promosinya, tetapi masih ada permasalahan dalam penjualan. Efek suatu produk yang dipromosikan dengan baik secara positif akan mampu mendongkrak suatu loyalitas konsumennya. Berikut adalah Brand Share konsumen Coca Cola pada tahun 2010-2012 seperti yang akan diperlihatkan pada Tabel 1.3 berikut.

TABEL 1. 3

BRAND SHARE PRODUK MINUMAN BERKARBONASI 2010-2012

MEREK BRAND SHARE

2010

BRAND SHARE 2011

BRAND SHARE 2012


(22)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Coke 29,5% 28,7% 30,7%

Fanta 43,9% 42,5% 36,7%

Sprite 24,6% 26,9% 22,8%

Pepsi 0,4% 0,6% *

Big Cola * * 7.0%

Sumber: SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011 SWA 11/XXVIII/20 SEP- 3 OKT 2012

Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Coca Cola mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2012 jika dilihat dari brand share sebesar 30,7% yang pada tahun 2010 hanya memperoleh 29.5%. Peningkatan loyalitas ini menunjukkan siklus hidup produk Coca Cola tersebut yang semakin tahun ketahun mengalami perubahan untuk meningktakan loyalitas kepada konsumen karena dimana konsumen dapat dengan mudah berpindah merek dari merek satu ke merek lainnya.

Pada dasarnya tujuan promosi adalah meningkatkan awareness perusahaan dalam pasar. Selain itu juga untuk berkomunikasi, pemasar mengkomunikasikan informasi yang mereka miliki tentang suatu produk untuk mendorong pelanggan memilih produk mereka. Semakin besar informasi yang dterima pelanggan semakin besar kemugkinan pelanggan membeli produk.

Top Brand Index mencatat Coca Cola sebagai produk minuman ringan berkarbonasi (soft drink) yang menduduki peringkat pertama setelah dari tahun ketahun menurun dibanding produk minuman ringan soft drink lainnya yaitu Fanta, pada tahun 2013. Berikut tabel 1.4 Trend Top Brand Index merek-merek minuman ringan berkarbonasi.


(23)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu TABEL 1. 4

TREND TOP BRAND INDEX MEREK-MEREK MINUMAN RINGAN BERKARBONASI

MEREK TOP BRAND

2011

TOP BRAND 2012

TOP BRAND 2013

Coke 33,6% 30,8% 32.9%

Fanta 36,4% 35,8% 31.5%

Sprite 22,7% 22,3% 19.3%

Pepsi 1.5% 4.6% 9.2%

Big Cola 1.0% 1.7% 2.1%

Sumber : http://www.topbrand-award.com diakses januari 2013

Pada Tabel 1.4 menunjukkan bahwa Coca Cola mengalami peningkatan dalam Top brand Index pada tahun 2013 sebesar 32.9% sebelumnya nilai yang diperoleh mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 30.8% dan ditahun 2011 hanya mendapat 33.6% dibanding Fanta, namun Coca Cola dinilai masih belum berhasil dalam mendapatkan posisi pertama karena dihadapkan oleh para pesaing yang ingin mendapatkan posisi pasar. Pada tahun 2013 Fanta dan Coca Cola masih harus berbagi posisi dengan merek lainnya yang mulai muncul dalam minuman berkarbonasi sejenis lainnya.

Melihat dari fenomena yang ada bahwa dalam pengetahuan akan merek brand awarenes dan kualitas yang dikandung sebuah merek yang dimiliki Coca Cola masih rendah. Hasil tersebut menunjukkan adanya sebuah kejenuhan terhadap minuman karbonasi yang mana Coca Cola harus dapat memulihkan dan meningkatkan kembali ekuitas merek akan produk.


(24)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikais pemasaran (Fandy Tjiptono, 2010:219). Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan dengan konsumen merupakan suatu komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran sendiri menurut Fandy Tjiptono (2010:216) adalah

Aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan merek mereka dengan orang, tempat, acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal yang lainnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam benak dan ingatan konsumen sehingga akan menciptakan citra merek serta mendorong penjualan (Kotler dan Keller,2012:478).

Bauran promosi atau komunikasi pemasaran sendiri terdiri dari delapan komunikasi utama yakni iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut dan penjualan personal (Kotler dan Keller, 2012:479).

Ekuitas merek (brand equity )daripada minuman merek Coca Cola menurun yang dinilai dari nilai nilai Brand Value, Brand Share, serta beberapa faktor lainnya. Ini menyebabkan pasar minuman khususnya karbonasi sudah mulai bosan, konsumen mulai beralih kepada produk yang lebih terspesialisasi. Belum lagi merek-merek lain


(25)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang tidak ingin kalah bersaing memasarkan produk-produk terbarunya. Berbagai merek minuman dengan berbagai rasa dan variant masing-masing saling berlomba agar bisa dipilih oleh konsumen.

Produk Coca Cola selama ini cenderung membidik kepada target segmen remaja khususnya remaja muda yang cenderung aktif, dinamis dan kreatif. Anak muda menjadi kelompok konsumen yang tidak boleh ditelantarkan. Kelompok ini, bagi Coca Cola menjadi target utama.

Adapun cara atau strategi yang dapat ditempuh produk Coca Cola untuk mempertahankan konsumen agar tetap melakukan pembelian produk Coca Cola yaitu menginformasikan produknya baik above the line maupun below the line yang unik dan kreatif untuk menjaga komunikasi dengan konsumen.

Selain bertindak sebagai produsen dan distributor, Coca Cola Amatil Indonesia memasarkan dan menjual produk Coca-Cola melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia, memastikan bahwa produk Coca Cola selalu tersedia di mana saja. Saluran penjualan Coca Cola terdiri dari Foodstores (supermarket dan mini market di seluruh Indonesia) dan General Trade (outlet tradisional). Dan dengan terbatasnya sumber daya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus berkomitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, Coca-Cola Amatil Indonesia juga terdorong untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui


(26)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Manage Third Party (MTP) model di Indonesia. Sementara melalui saluran (Modern Immediate Consumption) MIC, Coca Cola Amatil Indonesia bekerjasama dengan berbagai hotel, restoran, dan café ternama untuk memberikan penawaran menarik kepada para konsumen.

Coca Cola Amatil juga memiliki program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event dan tren yang sedang berlangsung, baik melalui promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, konser, pameran, maupun iklan di berbagai media. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, seperti demam Piala EURO 2004 atau SEA GAMES 2011. Dengan memanfaatkan event berskala nasional dan internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat. (www.coca-colaamatil.co.id diakses 10 april 2013).

Program promo "Harga Juara" adalah program promosi yang diselenggarakan oleh Coca Cola Amatil Indonesia pada tahun 2013 yang baru ini diselenggarakan periode 1 April - 30 Juni 2013 dimana pecinta produk-produk Coca-Cola dapat memiliki kesempatan mendapatkan hadiah potongan harga sebesar Rp 1000 untuk pembelian selanjutnya dari produk-produk Coca-Cola, Fanta atau Sprite kemasan botol plastik ukuran 425 ml. Dengan menyerahkan tutup botol kuning bertanda khusus dari produk-produk Coca-Cola, Fanta, atau Sprite kemasan botol plastik


(27)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ukuran 425ml langsung ke toko atau warung untuk mendapatkan potongan harga Rp 1000 saat itu juga. (sumber:www.promotion.coca-cola.co.id diakses 10 april 2013).

Berikut ini beberapa kegiatan strategi promosi Coca Cola yang selalu melakukan pendekatan-pendekatan kreatif melalui berbagai macam metode promosi. Terlihat pada tabel 1.5 berikut.

TABEL 1. 5

STRATEGI PROMOSI COCA COLA

Metode promosi Strategi Coca Cola

Personal selling Dalam promosinya, dibuka sistem tanya jawab langsung untuk menjaga kepercayaan masyarakat melalui website resminya di www.cocacola-bottling.co.id lewat bagian mitos atau fakta di website tersebut. Didalamnya juga dijelaskan mengenai penjagaan mutu dari Coca Cola itu sendiri melalui bagian Virtual Plant Tour. Di sana dijelaskan mulai dari pembuatan sampai penyimpanan hingga ada di tangan konsumen.

Mass selling Berbagai mass selling iklan yang marak di berbagai media seperti televisi, radio, serta outdoor print ad. Ide-ide yang dikeluarkan dalam iklan Coca Cola tergolong unik, kreatif serta memiliki timing yang tepat. Dalam pembuatan iklannya,Coca Cola bekerjasama dengan agensi iklan McCann Ericksonn. Iklan terakhir yang dikeluarkan Coca Cola mempunyai big idea Piala Dunia yang sedang marak menunjukan timing yang tepat dari iklan Coca Cola.

Publisitas Lewat hubungan masyarakatnya, Coca Cola memberikan pengembangan industri kecil di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat, dan saat ini telah memberikan pelayanan kepada lebih dari 320 orang pengusaha mikro dan terus berkembang. Selain itu, Coca cola mengembangkan indirect distribution berbasis UKM yang merupakan kerjasama dengan pengusaha mikro dan street vending untuk melayani area yang memiliki tingkat lalu lintas konsumen yang tinggi dalam bentuk kios berjalan, kereta dorong dan rombong.


(28)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di balik tutup botol dengan tema “Buka Coca-Cola, Buka Kesempatan Semangat Baru Di Balik Tutup Botol Coca-Cola, Segarkan Semangatmu pada tahun 2011-sekarang.” Kemudian dengan membeli produk Coca Cola sebesar Rp 25.000 mendapatkan 1 kupon diskon pizza di pizza Marzano dan Express selain itu juga hadiah tabungan senilai Rp 2 juta untuk 20000 pemenang, dan jutaan botol minum gratis. Yang lain misalnya pada tanggal 7 Januari 2007 di Plaza Barat Senayan Jakarta dilakukan pelepasan balon yang telah diisi berbagi impian dan cita-cita. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara PositiFIESTA yang diselenggarakan Coca Cola Indonesia sekaligus peluncuran slogan baru saat itu yaitu “Hidup ala Coca

Cola”. Selain itu juga dengan bekerja sama dengan restoran

Mc’Donalds, Domino Pizza dan sebagainya melalui program HoReCa (hotel, restaurant dan café).

Sumber : www.coca-colaamatil.co.id/1april2013

Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan perkembangan Coca Cola dalam melakukan strategi-strategi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan mempertahankan pelanggannya baik dari segmen remaja dan dewasa. Saat ini Coca Cola memiliki beberapa variant rasa dan jenis diantaranya yaitu Diet Coke, versi diet dari Coca-Cola dan Coca-Coca-Cola Zero, versi tanpa kalori dari Coca-Coca-Cola. Segmentasi dan targeting pasar Coca Cola adalah remaja dewasa yang aktif dan dinamis serta yang memilki pemikiran aktif dan kreatif. Coca Cola memandang perlu untuk menjaga dan menciptakan sesuatu yang inovatif dan yang berbeda dengan pesaing lainnya.

Untuk menghadapi persaingan di dunia bisnis dan kebutuhan yang kompetitif, maka perlu disusun strategi pemasaran yang tepat di era tekhnologi modern sekarang ini. Agar produk yang dihasilkan oleh produsen dikonsumsi oleh konsumen, maka


(29)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

produsen harus memberikan nilai yang tinggi kepada konsumen dengan memberikan produk atau jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

Coca Cola merupakan produk andalan dari The Coca Cola Company Indonesia, oleh sebab itu harus mengambil langkah untuk mempertahankan pelanggan baik itu remaja maupun dewasa mengingat pangsa pasar yang cukup besar. Dengan menggunakan periklanan yang menegaskan bahwa persepsi konsumen dan kepercayaan konsumen yang positif dapat dibangun melalui periklanan, dan untuk meningkatkan promosi secara terus menerus. Apalagi zaman modern seperti ini di mana pemasaran model membombardir informasi secara satu arah kepada pelanggan sudah tidak zamannya lagi. (sumber : http://the-marketeers.com akses 26/06/2013 12:04)

Pada akhir tahun 2011 Coca Cola mengusung komunitas dan percakapan ini lebih mudah didekati dengan metode storytelling dalam meraih pasar, bekerjasama dengan agen McCann Erikson dan New Frontier Story Lab, Coca-Cola mengembangkan storytelling sebagai elemen penting dalam pemasarannya. Keterlibatan Coca-Cola ini dan juga kehadirannya dalam film festival semakin menandaskan terjadinya pergeseran yang kreatif menuju paduan antara merek dan dunia hiburan. (sumber : http://the-marketeers.com akses 26/06/2013 12:04)

Dalam strategi periklanan global Coca Cola merupakan perusahaan yang telah melakukan prioritas pada model storytelling sebagai media pemasaran yang mumpuni. Perusahaan Coca-Cola telah mengumpulkan cerita-cerita tentang merek ini


(30)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

selama 125 tahun. karena metode storytelling semakin kompleks dan menarik. (sumber : http://the-marketeers.com akses 26/06/2013 12:04)

Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni distribusi teknologi dan distribusi kreativitas, sehingga merek Coca Cola mampu meraih kepercayaan pada konsumen dan untuk mempertahankan serta meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk Coca Cola. Berikut Tabel 1.6 yang menunjukkan beberapa penerapan kinerja Storytelling yang dilakukan beberapa perusahaan.

TABEL 1. 6

KINERJA STORYTELLING PADA BEBERAPA PERUSAHAAN

Perusahaan Merek Strategi Storytelling

Indofood Indomie Tema yang diusung adalah cerita tentang pengalaman bersama dengan Brand Indomie, sebuah tema yang mengajak para pecinta Indomie untuk menyebarkan cerita-cerita unik pengalaman pribadi bersama dengan Indomie. Sadar tidak sadar semakin banyak Brand Advocates atau Evangelist Brand Indomie yang semakin memperkuat Brand Image dan Brand Loyalty lewat cerita-cerita mereka.

The Coca Cola Company

Coca Cola Coca-Cola bekerjasama dengan agen McCann Erikson dan New Frontier Story Lab, Coca-Cola mengembangkan storytelling sebagai elemen penting dalam pemasarannya. Di laboratorium yang didirikan pada Oktober 2011 ini, Coca-Cola memadukan teknik bercerita dan teknologi mutakhir.


(31)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada Tabel 1.6 Coca Cola melakukan strategi baru yang inovatif dengan menguraikan bagaimana Coca Cola akan menggunakan konten asli untuk memajukan kesadaran merek Coca-Cola pada tingkat global. Dengan menggunakan cerita yang dinamis, yang konsisten melalui semua media sosial dan saluran iklan, serta media sosial dan kemajuan dalam teknologi mobile, Coca Cola berencana untuk menjadi pemimpin dalam penerbitan konten kustom yang asli untuk terlibat dengan tuntutan dan kebutuhan tumbuh nya penonton. Coca Cola membuat strategi besar dalam bidang konten dengan dirubah website perusahaan mereka berjudul Coca-Cola Journey. (sumber : www.coca-colacompany.com)

Coke telah menggantikan website perusahaan dengan Coca-Cola Journey, sebuah majalah digital interaktif yang menampilkan berbagai cerita dari berita perusahaan melalui topik universal penting dan penyebab sosial. Ini juga termasuk konten asli di samping konten curated dan sosial feed media dalam upaya untuk memicu percakapan dan melibatkan orang-orang dengan sisi korporasi merek

Dalam situs resminya www.coca-colacompany.com lebih seperti sebuah majalah dari hubungan web perusahaan. Terdapat cerita asli dalam beberapa kategori yang berbeda, termasuk Entertainment, Lingkungan, Kesehatan, dan Olahraga. Cerita-cerita ini mengalami proses editorial yang ketat, seperti sebuah majalah, dan memberikan alur cerita yang kreatif dan menarik yang mempromosikan merek Coca-Cola. Cerita yang lebih dibaca, yang juga dilengkapi dengan bagian blog, video dan klip audio. Informasi perusahaan termasuk informasi investor dan studi di dalamnya,


(32)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tetapi situs sekarang memiliki penekanan pada konten kreatif yang menarik bagi pelanggan dan konsumen.

Saat ini, kisah yang paling dibaca di website adalah tentang The Beatles, dan klub awal mereka bermain di di Inggris yang menampilkan pendingin Coke Vintage. Sebagai salah satu merek terbesar di dunia, ini mendorong ke dalam pembuatan konten kustom dan bercerita merek membentuk koneksi antara keberhasilan perusahaan merek dan kemampuan mereka untuk menciptakan konten yang ramah bagi konsumen. (sumber : www.coca-cola.co.id akses 24/06/2013 17:56).

Di Indonesia Cola Cola pun pada saat ini sedang menggelar program promosi yaitu dengan menyambut bulan suci Ramadhan Coca Cola menyelenggarakan program Coca Cola "Goodness Sharing Machine" yaitu dengan membantu menyediakan rumah sehat dan fasilitas air bersih untuk keluarga yang membutuhkan. Untuk membantu mewujudkannya, cukup dengan menulis pesan kebaikan Ramadan di kaleng virtual Coca Cola ini, lalu bantu sebarkan pesan kebaikannya ke teman dan keluarga, melalui Facebook, Twitter atau E-Mail.

Kegiatan promosi produk Coca-Cola ini tersedia di media internet menggunakan aplikasi dengan nama kegitan Coca-Cola Goodness Sharing Machine yang diselenggarakan oleh PT Coca-Cola Indonesia. Kegiatan ini diadakan untuk mengajak partisipasi dari masyarakat untuk mengirimkan atau menyampaikan ucapan atau pesan-pesan inspiratif yang mengandung kebaikan Ramadan kepada teman dan sanak saudara dengan menggunakan Aplikasi Coca-Cola Goodness Sharing Machine


(33)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di website www.coca-cola.co.id/ramadan , di mana ucapan atau pesan ditulis pada kaleng produk Coca-Cola virtual di dalam aplikasi. Dari setiap pesan di kaleng produk Coca-Cola virtual yang dikirimkan, akan mendukung membangun rumah dan fasilitas air bersih dalam program Habitat For Humanity Indonesia. Kegiatan ini dimulai dari tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan 30 Agustus 2013. (sumber : www.coca-cola.co.id akses 24/06/2013 17:56).

Perkembangan teknologi internet telah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, menyebabkan banyak sekali orang saling berlomba-lomba untuk mempelajari tentang internet marketing. Media televisi dan media internet sering dilihat sebagai media yang sama untuk beriklan. Usia media televisi hampir 70 tahun dan media internet masih tergolong baru. Kedua media telah berdimensi digital saat ini.

Di dunia digital, internet marketer dan agensi iklan bisa merancang desain kampanye dan promosi berdasarkan data-data pengguna internet tertentu. Jutaan link yang dikunjungi melalui iklan website bisa dianalisa untuk mendapatkan profil masyarakat yang potensial membeli produk-produk secara online.

Coca cola sebagai salah satu minuman ringan di Indonesia yang telah berusaha meningkatkan awareness masyarakat mengenai keberadaan produk tersebut. Walaupun Coca cola sudah melakukan berbagai macam inovasi dari sisi promosinya, tetapi masih ada permasalahan dalam penjualan. Efek suatu produk yang dipromosikan dengan baik secara positif akan mampu mendongkrak suatu loyalitas konsumennya.


(34)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kesuksesan produk ini adalah karena promosi yang mengembangkan metode storytelling semakin kompleks dan menarik. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni distribusi teknologi dan distribusi kreativitas. Kekuatan distribusi dari Coca Cola Company, dengan produk Coca Cola menghadirkan inovasi dan menyajikan produk yang mendunia dalam melakukan promosi. Storytelling lebih bisa mengena dan memiliki efek emosional di kalangan pelanggan, sehingga tidak menjadi merek biasa. Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin pesat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya minuman berkarbonasi sejenis lainnya.

Storytelling yang dilakukan Coca Cola yaitu berupa penulisan cerita di timeline media sosial Facebook yang sudah dilakukan mulai akhir tahun 2011 yang lalu. Cerita yang dituliskan berupa kalimat dan tagline yang bermaksud menyemangati para pembaca yang merupakan pengikut Fanpage Coca Cola Indonesia di Facebook. Diharapkan dengan adanya strategi tersebut para pembaca menjadi lebih percaya diri dan kreatif dalam beraktifitas seharian.

Sebagai perusahaan produsen minuman berkarbonasi yang sudah mendunia merek Coca Cola melakukan promosi dengan mengembangkan Storytelling untuk membangun ekuitas merek, sehingga diharapkan hasilnya dapat menciptakan ekuitas merek yang baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan khususnya berdampak positif terhadap ekuitas merek.


(35)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana “Analisis Kinerja Storytelling terhadap Brand Equity pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola” Survey Pada Komunitas Fan Page Facebook dan Twitter Coca Cola Indonesia @CocaCola_id. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh produk minuman ringan berkarbonasi Coca-Cola adalah turunnya kinerja produk yang dapat dilihat dari Brand Share dan terdapat penurunan rata–rata nilai produk minuman ringan berkarbonasi Coca-Cola brand share (2010-2012) yang memperlihatkan bahwa kekuatan dari merek Coca-Cola sangat kurang karena mengalami penurunan dari kekuatan merek.

Salah satu hal yang menyebabkan turunnya Brand Share dan lemahnya Brand Equity Coca Cola adalah besar kemungkinan karena banyak perusahaan minuman ringan berkarbonasi yang saling bersaing dengan menawarkan produk sejenis kepada para konsumen. Dalam hal ini, pertumbuhan merek sangat dipengaruhi oleh seberapa kuat merek tersebut bertahan dari pesaing.

Coca Cola pun mengantisipasi dengan melakukan pengembangan promosinya dengan mengusung Storytelling yang menjadi salah satu media pemasaran baru di era sekarang ini, zaman sudah berubah di mana pemasaran model membombardir informasi secara satu arah kepada pelanggan sudah tidak zamannya lagi. Era yang


(36)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengusung komunitas dan percakapan ini lebih mudah didekati dengan metode storytelling. Salah satu merek yang rajin untuk menggunakan dalam mengembangkan metode storytelling adalah Coca-Cola dengan target segmen remaja, dewasa yaitu produk Coca Cola .

Perubahan-perubahan yang terjadi dengan kesuksesan produk ini adalah karena promosi yang mengembangkan metode storytelling semakin kompleks dan menarik. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama, yakni distribusi teknologi dan distribusi kreativitas. Kekuatan distribusi dari Coca Cola Company, dengan produk Coca Cola menghadirkan inovasi dan menyajikan produk yang mendunia dalam melakukan promosi. Storytelling lebih bisa mengena dan memiliki efek emosional di kalangan pelanggan, sehingga tidak menjadi merek biasa. Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin pesat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya minuman berkarbonasi sejenis lainnya.


(37)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai kinerja Storytelling pada produk minuman ringan berkarbonasi merek Coca Cola.

2. Bagaimana gambaran mengenai Brand Equity pada produk minuman ringan berkarbonasi merek Coca Cola.

3. Seberapa besar kinerja Storytelling mempengaruhi Brand Equity pada produk minuman ringan berkarbonasi merek Coca Cola.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh temuan tentang gambaran kinerja Storytelling pada produk minuman ringan berkarbonasi merek Coca Cola.

2. Untuk memperoleh temuan tentang Brand Equity pada produk minuman ringan berkarbonasi merek Coca Cola.

3. Untuk memperoleh temuan tentang seberapa pengaruh kinerja Storytelling terhadap Brand Equity pada produk minuman ringan berkarbonasi merek Coca Cola


(38)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1.5 Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan umumnya berkaitan dengan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran yang berhubungan dengan strategi promosi merek dalam upaya meningkatkan dan menjaga Brand Equity pada produk minuman ringan berkarbonasi merek Coca Cola, sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif sebagai informasi tambahan tentang strategi promosi merek dalam upaya meningkatkan dan menjaga Brand Equity yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan strategi pemasaran perusahaan pada masa yang akan datang.


(39)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian merupakan suatu investigasi yang terorganisasi, yang dilakukan untuk menyajikan suatu informasi dan memecahkan masalah (Asep Hermawan, 2009:14). Sedangkan objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu (Husein Umar, 2008:303).

Penelitian ini menggunakan pendekatan integrated marketing communication khususnya mengenai kinerja storytelling dalam mempertahankan ekuitas merek. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel eksogen (independent variable) yaitu storytelling (X) yang meliputi aksi, komunikasi, transmisi nilai, dan pengetahuan. Sedangkan untuk objek penelitian yang menjadi variabel endogen (dependent variable) yaitu ekuitas merek (Y), yang meliputi Brand Loyalty, Brand Awareness, dan Perceived Quality.

Objek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai kinerja storytelling dalam meningkatkan ekuitas merek minuman ringan bersoda Coca Cola.


(40)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang lebih tepat untuk digunakan adalah cross sectional


(41)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

method. Menurut Husein Umar (2008:45) menjelaskan bahwa, “Metode cross sectional yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang”. Selain itu metode cross sectional dijelaskan sebagai pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot atau cross sectional (Maholtra, 2009:101). 3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis (Sugiyono, 2008:1).

Berdasarkan jenis variabel yang diteliti maka penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:11) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain”. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran, sesuai


(42)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan rumusan masalah maka dapat diperoleh deskripsi mengenai, gambaran penerapan kinerja storytelling pada minuman ringan bersoda merek Coca Cola, dan gambaran ekuitas merek dalam mengkonsumsi produk minuman ringan bersoda merek Coca Cola.

Adapun penelitian verifikatif diterangkan oleh Maholtra (2009:104) yaitu “Penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara variabel independen dengan dependen”. Berdasarkan pengertian menurut ahli maka, dalam penelitian ini tujuan verifikatif yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penerapan kinerja Storytelling dalam meningkatkan ekuitas merek minuman ringan bersoda merek Coca Cola.

Berdasarkan uraian penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei atau explanatory survey yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan cara pengujian hipotesis.

Menurut Ker Linger dalam Sugiyono (2010:17) menjelaskan metode survei adalah,

Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Menurut Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa, “Explanatory survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti


(43)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut”. Explanatory survey dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi dari sebagian populasi secara langsung di tempat kejadian (empirik) melalui kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi yang diteliti terhadap penelitian.

3.3 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2011:38) menyatakan bahwa “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas/independent variable (X)

Menurut Sugiyono (2011:39) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Storytelling.

2. Variabel terikat/dependent variable (Y)

Menurut Sugiyono (2011:39) menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ekuitas merek.


(44)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada operasionalisasi variabel terdapat indikator, ukuran dan skala yang bertujuan untuk mendefinisikan serta mengukur variabel. Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

TABEL 3. 1

OPERASIONAL VARIABEL VARIABEL/ SUB VARIABEL KONSEP VARIABEL/ SUB VARIABEL

INDIKATOR INDIKATOR UKURAN SKALA NO.

ITEM

1 2 3 4 5 6 7

Storytelling (X)

Menurut Bryan A. The New Digital Storytelling .USA:ABC-Clio. Storytelling adalah cerita narasi atas kejadian atau rangkaian kejadian yang dibentuk dengan cara untuk menarik khalayak, baik pembaca, pendengar, maupun penonton. Cerita adalah rangkaian konten yang

berlabuh pada suatu masalah yang bisa mengikat khalayak dengan emosi dan pengertian. Storytelling mencakup fiksi maupun non fiksi. Penggunaan

Aksi Cerita harus menggambarkan perubahan sukses yang

diimplemantasikan pada masa lalu namun

membiarkan pembaca membayangkan bagaimana hal itu bisa bekerja dalam situasi mereka. Tingkat kreativitas dan ide dalam menulis cerita Coca Cola.

Interval 1

Tingkat kepahaman seseorang dalam membaca isi cerita Coca Cola

Interval 2

Komunikasi Cerita harus menyediakan drama yang berkaitan dengan khalayak dan mengungkap kekuatan atau kerentanan dari masa lalu. Tingkat cerita yang menyediakan drama berkaitan dengan khalayak sehingga isi cerita menarik untuk dibaca

Interval 3

Tingkat cerita cerita yang disampaikan dapat dipercaya.


(45)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Storytelling dalam

pemasaran merupakan salah satu contoh cerita non fiksi.

Pemasaran digunakan untuk menjual cerita suatu produk.(2011:13). Tranmisi Nilai Cerita harus menjadi familiar dengan khalayak sehingga mendorong khalayak untuk berdiskusi

mengenai isu yang diangkat oleh nilai.

Tingkat cerita yang familiar yang diangkat

oleh nilai. Interval 5 Tingkat cerita

yang dapat memotivasi setelah membacanya

Interval 6

Pengetahuan Cerita harus fokus pada kesalahan yang dibuat dan ditunjukkan pada beberapa detail bagaimana hal itu diperbaiki dengan penjelasan bagaimana solusi bekerja. Tingkat cerita yang berguna dan bermanfaat untuk dibaca khalayak.

Interval 7

Tingkat cerita yang berfokus pada kesalahan dan kemudian dapat diperbaiki secara detail. Interval 8 Ekuitas Merek (Y) Menurut Kotler&Keller Ekuitas Merek adalah nilai tambah yang diberkahi pada produk dan jasa. Ini dapat tercermin

dalam cara

konsumen berpikir, merasa, dan bertindak

sehubungan dengan merek, serta dalam harga, pangsa pasar,

Brand Awareness Seberapa nama merek mampu disebutkan oleh konsumen atau kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu. Tingkat kepuasan dalam mengkonsumsi minuman ringan

bersoda . Interval 9 Tingkat kepuasan pelanggan dalam kemudahan mendapatkan minuman ringan bersoda


(46)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dan profitabilitas

perintah merek. (2012:263) Perceived Quality Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkapkan Tingkat kemenarikan desain dan kualitas merek Coca Cola

Interval 11

Tingkat penilaian pelanggan terhadap harga dengan merek Coca Cola yang sesuai dengan kualitas.

Interval 12

Brand Loyalty Sikap senang terhadap produk yang direpresentasikan dalam bentuk pembelian yang konsisten terhadap merek sepanjang waktu. Tingkat ketertarikan pelanggan akan membeli kembali produk minuman berkarbonasi Coca Cola

Interval 13

Tingkat ketertarikan pelanggan yang akan

menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi minuman ringan bersoda

Interval 14

Tingkat kesesuaian harga dengan merek minuman bersoda merek Coca Cola

Interval 15


(47)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.4 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Menurut Sugiyono (2012:137) menjelaskan bahwa,

Sumber data penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sekunder data primer adalah sumber data yang langsung meberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data pengumpul data

Sedangkan menurut Malhotra (2009:120) mengungkapkan definisi data primer dan sekunder, antara lain:

1. Data primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu survei pada Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dengan maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mengeluarkan biaya yang relatif mahal. Pada penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel, jurnal, serta situs web di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.


(48)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui penyebaran kuesioner kepada Komunitas Coca Cola Indonesia dan @Cocacola_id. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui berbagai sumber, diantaranya jurnal-jurnal ilmiah, artikel-artikel majalah, serta situs web di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Lebih jelasnya mengenai data sekunder dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 sebagai berikut

TABEL 3. 2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Jenis Data Sumber Data Kategori

Data 1. Pertumbuhan Industri

Minuman Ringan Siap Saji di Indonesia

Euromonitor, data diolah oleh ASRIM (Asosiasi Industri Minuman Ringan)

Sekunder

2. Tingkat konsumsi minuman ringan di Indonesia

Modifikasi dari www.foodreview.biz Sekunder

3. Pangsa Pasar Minuman Ringan Berkarbonasi Di Indonesia

Modifikasi dari majalah Marketing 12/XII/Desember 2012

Sekunder

4. Perusahaan Perusahaan Minuman Ringan Berkarbonasi

Modifikasi dari www.cocacolaamatil.co.id

dan www.pepsico.com

Sekunder

5. Perbandingan kinerja produk personal minuman ringan berkarbonasi

Modifikasi dari majalah SWA edisi 16/XXV/27 JULI-5 AGUSTUS 2010, SWA edisi 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA edisi 11/XXVIII/20 SEP- 3 OKT 2012.

Sekunder

6. Strategi promosi yang dilakukan oleh coca cola


(49)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7. Strategi storytelling pada

beberapa perusahaan

Modifikasi dari http://the-marketeers.com dan www.indofood.com

Sekunder

8. Brand share produk minuman berkarbonasi 2010-2012

Majalah SWA edisi 15/XXVII/18-27 JULI 2011 dan SWA edisi 11/XXVIII/20 SEP- 3 OKT 2012

Sekunder

9. Trend Top Brand Index merek-merek minuman ringan berkarbonasi.

www.topbrand-award.com Sekunder

10. Tanggapan responden terhadap kinerja Storytelling

Responden Primer

11. Tanggapan responden terhadap Brand Equity

Responden Primer

Sumber: berdasarkan hasil pengolahan data 2013

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengambil keputusan dalam menguji hipotesis. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80).

Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Seorang peneliti harus menentukan secara jelas mengenai


(1)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Buchari Alma.2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta

Burrow,J.L.2011.Marketing.Connecticut : Cencage Learning.

Chairani, Ebraham,et al.2012. Brand performance and Brand Equity. Journal of Chen, Ching-Fu and Chang, Yu-Ying.2007. Airline brand equity, brand

preference, and purchase intentions- The moderating effects of switching costs. Journal of Air Transport Management 14 (2008) 40-42 National Cheng Kung University, Taiwan.

Conento Marketing Analysis Consulting.2007. Brand Equity. Journal of Conento Marketing Analysis Consulting Mathematics as the service of marketing. Subject number 2-September 2007.

Cordiner, R.2009.Campaign.IPA Excellence Diploma Delegates Class of 2007-8 Dahlen,M., Lang, F., &Smith,T 2010. Marketing Communication: a Brand

Narrative Approach. West Sussex: Jhon Wiley& Sond ltd.

Daniasa,C.,Tomita,V,Stuparu,D&Stanciu,M.2010.The Mechanism of The Influence of Viral Marketing in Social Media.Economics ,Management and Financial Markets Vol 5,280-282.

Data,P.,Chowdhury,D.,&Chakraborty,B.2005.Viral Marketing:New Form of Word-Of-Mouth Through Internet. The Business review, Cambridge Vol 3, 74-75.

Denning,Stephen.2006.: Effective Storytelling : Journal strategy and Leadership, Vol 34 no 1

Denning.S 2004. Telling Tales. Harvard Business Review

Don Sexton.2010.Marketing101: How To Use The Most Powerful Ideas In Marketing To Get More Customers And Keep Then. Jhon wiley&sons, Inc Fandy Tjiptono dan Chandra Gregious.2005. Service, Quality and Satisfaction.

Penerbit Andi, Yogyakarta

Fandy Tjiptono.2008. Strategi pemasaran. Yogyakarta: PT. Andi Offset

Fog.K,.Budtz.,Munch,P.,&Blanchettes,S.2010.Storytelling Branding In Practice. Frderisberg:Samfunds litteratur press


(2)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Harun A Rasyid.2001. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Universitas Padjajaran.

Hermawan Kertajaya.2010. Perjalanan Pemikiran Konsep Pemasaran. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Hermawan Kertajaya.2010.On Branding. Jakarta:Gramedia Pustaka.

Husein Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama Ibarra,H,&Lineback,K.2007.Whats Your Story. Harvard Bussines Review

Jhon,M, Matthew,A.2010.: Story Is The Message: Journal Of Bussines Strategi, Vol 31 no 2

Kadembo, E.M.2010. The Narrative/ Storytelling Approach In Brand Development For Town. Accademy of Marketing Conference.

Kaufman,B.2003. Stories That Sell, Stories That Tell. Business Strategy

Kotler, Philip., (2007) Manajemen Pemasaran. Edisi 11 Jilid 1 dan 2. Jakarta. Indeks.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga

___________,2011. Marketing Management Fourtheenth Edition.Pearson Education,Inc

____________,2012. Marketing Management Fourtheenth Edition.Pearson Education,Inc

Kotler, Philip. Garry Armstrong,2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

___________,2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

___________,2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

___________,2012.Principles of marketing Fourtheenth Edition.Pearson Education,Inc

Lewis,R.,Mobilio.L.,Phelps,J.,&Raman,N.2005..Understanding Pass-Along E-mails:Motivations and Behaviors of Viral Consumers.in


(3)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C.Haungtvedi,Online Consumer Psychology.New Jersey:Lawrence Erlbaum Associates.

Lucia Garcia-Lorenzo, Sevasti-Melissa Nolas, Gerard de Zeeuw.2008. Telling stories and the practice of Collaboration.Internationl. Journal of Sociology and Social Policy Vol. 28 No. 1/2, pp. 9-19.

Lundby, Knut. (Ed) 2008. Digital Storytelling, Mediatized Stories: Self Representations in New Media. New York, Bern, Berlin, Bruxelles, Frankfurt am Main, Oxford, Wien: Peter Lang

Mathwes.R.,&Wacker,W.2007. Whats Your Story? Storytelling Markets. Audiences, People, and Brands. Indianapolis:FT Press.

McKee,R 2003. Storytelling That Moves People. Harvard Bussines Review

Mellisa.2012. Pengaruh Storytelling dalam proses terjadinya world of mouth dalam kampanye cerita Indomie. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia

Mohr,J.,Sengupta,S.,&Slanter,S.2009.Marketing of High Technology Products and Innovations. New Jersey: Pearson.

Nafiseh, Sedahgat et.al.2012.The Impact of Promotional Mix Elements on Brand Equity. American Journal of Scientific research. ISSN 1450-223X Issue 43,pp 5-15. Euro Journal Publishing Inc.

Naresh K, Maholtra 2009. Basic Marketing Reaserch. 3 Edition. New Jersey: Printice Hall. United Stated of America

___________.2010. Basic Marketing Reaserch. 6 Edition. New Jersey: Printice Hall, United Stated of America.

Naresh K, Maholtra.2008. Riset Pemasaran. Jakarta: Indeks Kelompok Media Netemeyer et al.2004. Developing and Validating Measures of Facets of

Customer Based Brand Equity. Journal of Business Studies Quartely. Vol 4, No1,pp 64-73.ISSN 2152-1034.

Nick Forster, Martin Cebis, Sol Majteles, Anurag Mathur, Roy Morgan, Janet Preuss, Vinod Tiwari and Des Wilkinso. 1991. The role of story-telling in organizational leadership. Journal Leadership & Organization Development Vol 20 no11,17


(4)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ratih Hurryati.2010.Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.Alfabeta Bandung.

Roger J.Best.2009.Market Besed Management: Strategies for Growing Customer Value And Provability, Prentince Hall, New Jersey.

Salzer-Morling,M.,&Strannegard, L.2004.Silence of The Brands. Europan Journal of Marketing Vol 38,228.

Scheider,E.,Lang,A.,Shin,M.,&Bradley,S.2004. Death with a Story. Human Communication Research Vol 30 no 3.

Schiffman, Leon.G. dan Kanuk, Leslie (2003). Consumer Behaviour. Prentice Hall Internasionallnc, Bandung.

Sernovitz, A.2006.Word Of Mouth Marketing. New York: Kaplan

Solomon,M.2004.Consumer Behavior:Buying, Having, and Being. New Jersey:Pearson.

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedua belas 2008. Bandung: Alfabeta.

___________.2010. Metode Penelitian Bisnis.Bandung : Alfabeta ___________.2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto.2009.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Bina Aksara

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulastiyono, Agus. (2006). Manajemen Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta.

Uma Sekaran.2009. Research Method For Bussines A Skill Buiding Aproach. Willey

___________.2010. Research Method For Bussines A Skill Buiding Aproach. Willey

Vered, A.2007. Tell a Friend-Word Of Mouth Marketing. Lulu.com Weber, L.2009.Marketing to Social Web. New jersey : Jhon Wiley&Sons


(5)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Widjaja, Bernard T.2009.Lifestyle Marketing Servlist. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Woodsite,A.,Sood,S.,&Miller,K(2008).When Consumer&Brands Talk: Storytelling Theory&Research in Psychology&Marketing. Psychology&Marketing Journal vol 25 no 2, 97

Literatur Majalah

Marketing 12/XII/Desember 2012 SWA 11/XXVIII/20 SEP- 3 OKT 2012 SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011

SWA 16/XXV/27 JULI-5 AGUSTUS 2010

Internet

http://blog.customcontentcouncil.com diakses april 2013 http://the-marketeers.com diakses Maret 2013

http://www.topbrand-award.com diakses januari 2013 www.coca-colaamatil.co.id diakses 10 april 2013 www.cocacolaamatil.co.id januari 2013

www.coca-colacompany.com diakses Maret 2013 www.Euromonitor.com diakses Maret 2013

www.facebook.com/cocacola diakses 30 Mei 2013 www.foodreview.biz diakses 15 maret 2013 www.indofood.com diakses april 2013

www.indonesiafinancetoday.com diakses januari 2012 www.interbrand.com diakses desember 2012


(6)

Meika Alicia, 2014

Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Pada Produk Minuman Berkarbonasi Merek Coca Cola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

www.pepsico.com april 2012

www.promotion.coca-cola.co.id diakses 10 april 2013 www.wikipedia.com/digitalstorytelling diakses 26 juni 3013