PENGARUH PROJECT CITIZEN TERHADAP KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN SISWA SMP: Studi Eksperimen Kuasi Pada Kelas VII SMP Kahuripan Lembang Bandung.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Rumusan Masalah ... 9
C.Tujuan Penelitian ... 10
D.Signifikasi dan Manfaat Penelitian ... 11
E. Definisi Operasional ... 12
F. Asumsi Penelitian ... 15
G.Hipotesis ... 16
H.Metodologi Penelitian ... 16
I. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18
A.Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 18
1. Pengertian Pembelajaran ... 18
(2)
B.Pembelajaran Project Citizen ... 40
1. Pengertian Pembelajaran Project Citizen ... 40
2. Dasar Filosofi Pembelajaran Project Citizen ... 44
3. Prinsip Dasar Project Citizen ... 45
4. Sifat-sifat pembelajaran Project Citizen ... 47
5. Landasan pemikiran pembelajaran Project Citizen ... 49
6. Maksud dan tujuan pembelajaran Project Citizen ... 52
7. Profil pedagogis pembelajaran Project Citizen ... 54
8. Spesifikasi pembelajaran Project Citizen ... 55
9. Persiapan pembelajaran Project Citizen ... 58
C.Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) ... 78
1. Pengertian Keterampilan Kewarganegaraan ... 78
2. Pengertian Keterampilan Intelektual (Intelectual Skills) ... 82
3. Pengertian Keterampilan Partisipatoris ( Participatory Skills) ... 85
D.Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 89
1. Pengertian Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 89
2. Bentuk-bentuk Kemerdekaan Mengamukakan Pendapat ... 92
3. Akibat Pembatasan Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 93
4. Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab ... 96
5. Landasan Hukum Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 98
6. Hak dan Kewajiban Dalam Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat ... 101
(3)
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 102
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 109
A.Pendekatan Metode dan Alur Penelitian ... 109
B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 113
C.Prosedur Penelitian ... 114
D.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 115
1. Pembelajaran Project Citizen ... 115
2. Keterampilan Kewarganegaraan ... 117
E. Instrumen Penelitian ... 123
F. Analisa Tes ... 127
G.Teknik Analisis Data ... 134
H.Pengolahan Data ... 134
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 139
A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 139
1. Sejarah singkat berdirinya sekolah ... 139
2. Visi Misi dan Motto ... 141
3. Sistem Pembelajaran ... 142
4. Pola Penerimaan Siswa ... 142
5. Struktur Organisasi Sekolah ... 143
(4)
B.DESKRIPSI HASIL PENELITIAN ... 144
1. Hasil Penelitian Deskriptif ... 144
a. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Project Citizen (X) ... 144
1) Mengidentifikasi Masalah ... 144
2) Memilih Masalah ... 149
3) Mengumpulkan Informasi ... 152
4) Mengembangkan Project Citizen ... 156
5) Menyajikan Project Citizen ... 162
6) Merefleksikan Pengalaman Belajar ... 165
b. Kondisi Keterampilan Kewarganegaraan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Indikator Keterampilan Intelektual ... 170
c. Kondisi Keterampilan Kewarganegaraan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Indikator Keterampilan Partisipatoris. ... 172
d. Kondisi Keterampilan Kewarganegaraan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Untuk Indikator Keterampilan Intelektual dan Partisipatoris. ... 175
2. Pengujian Hipotesis ... 176
a. Perbedaan Keterampilan Kewarganegaraan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 176
b. Perbedaan Keterampilan Intelektual Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 178
(5)
c. Perbedaan Keterampilan Partisipatori Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 180
C.PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 182
1. Pembelajaran PKn dengan Project Citizen Berpengaruh Terhadap Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) Siswa. ... 182
2. Pembelajaran Pkn dengan Project Citizen Berpengaruh Signifikan Terhadap Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill) Siswa ... 190
3. Pembelajaran Pkn dengan Project Citizen Berpengaruh Signifikan Terhadap Keterampilan Parisipatoris (Partisipatory Skill) Siswa ... 191
4. Pembelajaran Project Citizen dalam Pendidikan Kewarganegaraan ... 194
a. Mengidentifikasi Masalah ... 194
b. Memilih Masalah ... 194
c. Mengumpulkan Informasi ... 195
d. Mengembangkan Project Citizen Kelas ... 196
e. Menyajikan Project Citizen (showcase) ... 197
f. Menyajikan Pengalaman Belajar ... 198
D. TEMUAN PENELITIAN ... 198
1. Pembelajaran Pkn Bebasis Project Citizen Meningkatkan Karakteristik Warganegara Cerdas ... 198
(6)
2. Pembelajaran PKn Berbasis Project Citizen Menggali
Warganegara yang Bertanggungjawab ... 203
3. Pembelajaran Pkn Berbasis Project Citizen Mengembangkan Potensi Dasar Warganegara ... 205
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 208
A.Kesimpulan Umum ... 208
B.Kesimpulan Khusus ... 210
C.Rekomendasi ... 210
DAFTAR PUSTAKA ... 213 LAMPIRAN
(7)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam pengembangannya mencakup tiga komponen utama : pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills) dan watak kewarganegaraan (civic dispositions) yang multidimensional. Namun sampai saat ini proses pendidikan kewarganegaraan baru dapat mengembangkan komponen pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) saja. Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran yang sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan (output) pendidikan, menurut Sagala (2009:61) bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh pesera didik atau murid. Dan hal ini pun sangat tergantung pada guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dikelas. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Muchith dibawah ini :
Artinya pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan guru dalam mengemas proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik tepat akan memberikan kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang dilaksanakan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit dikembangkan atau diberdayakan (Muchith, 2008 : 1)
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa, posisi guru memegang peranan penting untuk mengolah isi materi yang akan disampaikan
(8)
kepada siswa dikelas. Semakin berkualitas baik itu dari segi isi materi dan strategi yang digunakan oleh guru, maka akan semakin baik hasilnya bagi siswa.
Pendidikan sebagai salah satu langkah mencerdaskan kehidupan bangsa dan menimbulkan potensi anak didik sesuai dangan apa yang terdapat dalam UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1 dan 2 yakni :
Pasal 1 :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan ahlak, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pasal 2 :
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Berdasarkan undang-undang diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang diselenggarakan tidak lain adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik kita sesuai dengan minat dan bakatnya. Kemudian menjadi peserta didik lebih terampil dan kepribadian serta memiliki spiritual yang baik kepada sang penciptaNya.
Pendidikan juga berlaku bagi seluruh warga tanpa terkecuali. Hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Crowly (1991:169) bahwa “…all who possess the status are equal respect to the right and duties with which the status is endowed”. Dengan demikian bahwa warganegara mempunyai hak dan kewajiban
(9)
yang sama keberadaan dalam Negara. Siapapun berhak untuk mendapatkan pendidikan di Negara Indonesia ini. Dan juga “citizenship concern the rights and duties of a member of a country”, yakni sebagai warganegara tidak lupa untuk memperhatikan hak dan kewajibannya.
Menurut pandangan Srijanti et al. (2008:76) bahwa : “Hak warganegara Indonesia terhadap Negara telah diatur dalam UUD 1945 dan aturan hukum lainnya yang merupakan turunan dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Hak warganegara ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh warganegara dari negaranya. Hak-hak warganegara yang diperoleh dari Negara seperti hak untuk hidup secara layak, dan aman, pelayanan, dan hal lain yang diatur dalam undang-undang”.
Kemerdekaan mengemukakan pendapat juga merupakan salah satu hak yang dimiliki oleh warga Negara. Dan tentunya sebagai warganegara yang baik, harus mampu mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab. Dimana kemerdekaan untuk mengemukakan pandapat tersbut telah diatur dalam pasal 20, 28 Undang-Undang 1945, dan Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
Pada dasarnya kemerdekaan itu mengandung makna kebebasan, yaitu bebas melakukan apa saja namun tidak seenaknya. Kebebasan tersebut dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Begitu pula dalam hal mengemukakan pendapat. Setiap orang bebas berpendapat tentang apa saja, tetapi kemerdekaan mengemukakan pendapat
(10)
adalah hak yang dimiliki oleh setiap warganegara untuk menyampaikan pikiran secara lisan, tulisan, dan sebagainya dengan penuh tanggung jawab sesuai peraturan-perundang-undangan yang berlaku.
Kebebasan yang dilakukan tanpa batas dan tanpa aturan akan mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Misalnya, seseorang yang mengemukakan pendapat di muka umum dengan cara menjelek-jelekan kepribadian orang lain, menggunakan kata-kata yang tidak senonoh tentu akan menyakiti hati orang lain. Apalagi kalau kebebasan mengeluarkan pendapat dilakukan dengan tindakan anarki, seperti perusakan dan tindakan yang bisa menimbulkan kemarahan orang lain.
Warganegara juga mempunyai kewajiban terhadap Negara selain kewajiban terhadap masyarakat yang ditetapkan dengan undang-undang seperti kewajiban untuk membela Negara, menaati undang-undang, dan sebagainya.
Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic skills mencakup intellectual skills (keterampilan intektual) dan participation skills (keterampilan partisipasi). Keterampilan intelektual yang terpenting bagi terbentuknya warganegara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggung jawab antara lain adalah keterampilan berpikir kritis. The National Standard for Civic and Government dan The Civics Framework for 1988 National Assessment of
(11)
Educational Progress (NAEP) menegaskan bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi keterampilan mengidentifikasi, menggambarkan/mendeskripsikan, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan pendapat yang berkenan dengan masalah-masalah publik. Sedangkan keterampilan partisipasi meliputi keterampilan beriteraksi, memantau, dan mempengaruhi. Komalasari & Budimansyah (2008:84-85)
Dimensi keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) ini dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berperan serta secara efektif dalam masyarakat, pengalaman berperan serta yang dirancang untuk memperkuat kesadaran berkemampuan dan berprestasi unggul dari siswa, dan mengembangkan pengertian tentang pentingnya peran serta aktif warganegara. Untuk dapat berperan secara aktif tersebut diperlukan pengetahuan tentang konsep fundamental, sejarah, isu dan peristiwa aktual, dan fakta yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan itu secara kontektual, dan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan watak dari warganegara (Quigley, dkk, 1991:39).
Selanjutnya center for civic education, dalam Setiawan (2009:135-136) menjelaskan bahwa pengembangan keterampilan kewarganegaraan dalam praktek pembelajaran kewarganegaraan dijabarkan sebagai berikut:
Keterampilan intelektual meliputi, mengidentifikasi, menggambarkan, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, mengambil pendapat atau posisi dan mempertahankan pendapat atau posisi. Sedangkan keterampilan partisipasi
(12)
meliputi, berintaraksi terhadap objek yang berkaitan dengan masalah-masalah publik, memantau atau memonitor masalah politik dan pemerintahan terutama dalam penanganan persoalan-persoalan publik, mempengaruhi proses politik, pemerintah baik secara formal maupun informal
Menurut pandang Bently dalam Mujahidin, 2009:7, untuk mewujudkan pendidikan yang baik, perlu diterapkan prinsip pendidikan barbasis luas yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik atau vokasional semata, tetapi juga memberikan bekal learning how to learn sekaligus learning how to unlearn, tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktekkannya untuk memecahkan problema kehidupan sehari-hari, pendidikan yang mengintregasikan empat pilar pendidikan yang diajukan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together.
Pengajaran dan pendidikan adalah dua hal yang berbeda. Sementara kita lebih menitik beratkan pengajaran sehingga menyampingkan pendidikan. Proses pengajaran yang menitik beratkan pada aspek kognitif dan kemampuan teknis semata justru akan melahirkan manusia tukang atau bukan seorang pemimpin yang kaya dengan inovasi serta memiliki komitmen sosial yang kuat, pembelajaran yang bersifat demoktratis, harus memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan publik. Dengan kata lain, pembelajaran harus mampu menanamkan kesadaran dan membekali berperan sebagai warga dalam masyarakat yang demokratis.
(13)
Kenyataan yang ditemui sehari-hari dikelas ialah bahwa sering kali guru melaksanakan pembelajaran secara tidak efektif. Guru menyajikan pembelajaran yang bertopang pada konsep yang abstrak yang sulit diterima secara utuh dan mendalam. Pemahaman siswa hanya terbatas pada konsep yang abstrak dan sulit diterima siswa secara utuh dan mendalam. Pemahaman siswa hanya terbatas pada konsep yang diajarkan dan lebih banyak sebagai sesuatu yang diingat dan tidak terapresiasi secara mendalam, serta kurang mampu mengkomunikasikannya.
Agar siswa bisa belajar lebih aktif, guru harus memunculkan strategi yang tepat dalam memotivasi siswa. Guru harus memfasilitasi siswa agar siswa mendapat informasi yang bermakna, supaya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri. Menurut Budimansyah (2009 : 23), bahwa fokus perhatian dari project citizen ini adalah mengembangkan civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic competence (kompetensi kewarganegaraan) civic confidence (kepercayaan diri kewarganegaraan), civic commitment (komitmen kewarganegaraan), civic kompetense (kompetensi kewarganegaraan) yang bermuara pada berkembangnya “well-informed, reasoned, and responsible decision making (kemampuan mengambil keputusan berwawasan, bernalar, dan bertanggung jawab). Dengan demikian dalam menggunakan project citizen, dapat lebih memotivasi belajar siswa.
Lebih lanjut Budimansyah (2008: 184), selain pengetahuan kewarganegaraan, project citizen bertujuan untuk membantu perkembangan berbagai keterampilankewarganegaraan yang penting bagi kewarganegaraan
(14)
demokrasi. Berbagai aspek dari program tersebut dan interaksi siswa dengan teman sekelas mereka, perwakilan pemerintah, dan organisasi non pemerintah pada waktu penelitian yang intensif mengenai masalah masyarakat memungkinkan para siswa memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan keterampilan intelektual dan keterampilan partisipasi. Kemudian, melalui keikutsertaan mereka dalam project citizen, para siswa memiliki satu kesempatan untuk mengembangkan berbagai watak kewarganegaraan dari masyarakat yang demokratis seperti arti nilai politik, kepentingan politik, komitmen terhadap pelaksanaan hak kewarganegaraan yang demokratis, komitmen terhadap tanggung jawab kewarganegaraan, komitmen terhadap konstitusionalisme, dan kecenderungan untuk berpartisipasi. Ciri-ciri pembawaan ini, yang dapat dikembangkan melalui project citizen, mendorong partisipasi yang bertanggung jawab dan efektif oleh warganegara dalam demokrasi yang mereka jalankan.
Guna membangun masyarakat yang demokratis diperlukan pendidikan agar warganya dapat berpikir kritis dan memahami permasalahan yang ada. Dengan demikian civic education akan menghasilkan suatu pendidikan yang demokratis dengan melahirkan generasi masa depan yang cerdas, terbuka, mandiri dan demokratis.
Dalam civic education juga didalamnya mengembangkan tiga komponen
utama: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge),
keterampilankewarganegaraan (civic skills), dan watak-watak kewarganegaraan (civic dispositions). Civic education memberdayakan warganegara untuk dapat
(15)
ditawarkan, memberikan pengalaman-pengalaman dan pemahaman yang dapat memupuk berkembangnya komitmen yang benar terhadap nilai-nilai dan prinsip yang memberdayakan sebuah masyarakat bebas untuk tetap bertahan. Civic education bukan hanya meningkatkan partisipasi warganegara, tetapi juga menanamkan partisipasi yang berkompeten dan bertanggung jawab dan kompeten harus didasarkan pada perenungan (refleksi), pengetahuan dan tanggung jawab moral.
Civic education lebih dipentingkan karena menekankan pada : pertama, civic education tidak hanya sekedar melayani kebutuhan-kebutuhan warga dalam memahami masalah-masalah sosial politik yang terjadi, tetapi lebih dari itu. Ia pun memberikan informasi dan wawasan tentang berbagai hal menyangkut cara-cara penyelesaian masalah dalam konteks ini, civic education juga menjanjikan civic knowledge yang tidak saja menawarkan solusi alternatif, tetapi juga sangat terbuka dengan kritik (konstruktif). Kedua, civic education dirasakan sebagai sebuah kebutuhan mendesak karena merupakan sebuah proses yang mempersiapkan partisipasi rakyat untuk terlibat secara aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis.
B.Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penelitian yaitu : Apakah terdapat perbedaan signifikan keterampilan kewarganegaraan siswa kelas yang menggunakan project citizen dengan kelas konvensional .
(16)
Berdasarkan masalah penelitian di atas, dirumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan kewarganegaraan siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen? 2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan intelaktual siswa yang menggunakan
project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?
3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan partisipatoris siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian berisi uraian tentang rumusan hasil yang akan dicapai oleh peneliti, yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan “mengapa penelitian dilakukan”. Secara umum, penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran dan perbedaan keterampilan kewarganegaraan siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen dalam materi kemerdekaan mengemukakan pendapat.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk menggali, mengkaji dan mengorganisasikan informasi-argumentatif dan menguji hipotesis serta mengungkap :
(17)
1. Ada tidaknya perbedaan keterampilan kewarganegaraan siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?
2. Ada tidaknya perbedaan keterampilan intelaktual siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?
3. Ada tidaknya perbedaan keterampilan partisipatoris siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen?
D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara keilmuan (teoritik) maupun secara empirik (praktik). Secara teoritik, penelitian ini akan menggali, mengkaji dan mengorganisasikan perbedaan kelas yang menggunakan project citizen dengan kelas konvensional terhadap keterampilan kewarganegaraan siswa dalam materi kemerdekaan mengemukakan pendapat.
Dari temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan berikut ini :
1. Bagi guru, diharapkan dijadikan salah satu rujukan dalam menerapkan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan project citizen yang dapat meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan masukan dan motivasi mengenai pembelajaran project citizen dalam meningkatkan keterampilan kewarganegaraan (civic skills).
(18)
3. Bagi penulis, dapat menambah wawasan penelitian dalam memahami pembelajaran project citizen serta masukan dalam kegiatan peran mengajar.
E. Definisi Operasional
Dalam judul penelitian ini, terdapat dua konsep utama, yaitu project citizen dan keterampilan kewarganegaraan.
1. Project Citizen
Project Citizen adalah salah satu cara yang bertujuan untuk membantu perkembangan berbagai keterampilan kewarganegaraaan yang penting bagi kewarganegaraan demokrasi. Berbagai aspek dari program tersebut dan interaksi siswa dengan teman sekelas mereka, perwakilan pemerintah, dan organisasi non pemerintah pada waktu penelitian yang intensif mengenai masalah masyarakat memungkinkan para siswa memiliki banyak kesempatan untuk menerapkan keterampilan intelektual dan keterampilan partisipasi (Budimansyah, 2009: 21)
Sedangkan dimensi-dimensi yang terdapat pada kemerdekaan mengemukakan pendapat melalui Project Citizen meliputi:
1. Identifikasi masalah-masalah dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat (X1), dengan indikator : Berbagai informasi tentang masalah pada konsep
demokrasi dalam masyarakat.
2. Pemilihan suatu masalah pada kemerdekaan mengemukakan pendapat sebagai bahan kajian kelas (X2), dengan indikator: 1) Langkah- langkah
(19)
3. Mengumpulkan informasi kemerdekaan mengemukakan pendapat (X3),
dengan indikator: 1) Aktivitas kelas mengidentifikasi sumber-sumber informasi kemerdekaan mengemukakan pendapat. 2) Panduan untuk memperoleh dan mendokumentasikan informasi kemerdekaan mengemukakan pendapat. 3) Pekerjaan rumah meneliti masalah yang muncul dalam masyarakat.
4. Penerapan portofolio kelas (X4), dengan indicator : 1) Bagian tayangan,
2) Bagian dokumentasi, 3) Kriteria penilaian portofolio, 4) Beberapa petunjuk kelompok portofolio.
5. Menyajikan portofolio (X5), dengan indikator : 1) Presenrtasi awal, 2) forum
Tanya jawab.
6. Merefleksikan pengalaman belajar (X6), dengan indikator: para siswa harus terus melanjutkan mengembangkan keteramapilan kewarganegaraan dalam membuat kebijakan publik.
2. Keterampilan Kewarganegaraan
Menurut Setiawan (2009 : 134), Keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills), merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang diperoleh menjadi suatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi msalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) mencakup Intelectual Skills (Keterampilan Intelektual) dan participation skills (keterampilan partisipasi) terpenting bagi terbentuknya warganegara yang berwawasan luas, efektif dan tanggung jawab antara lain adalah keterampilan
(20)
berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis meliputi mengidentifikasi, menggambarkan atau mendeskripsikan, menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan pendapat yang berkenaan dengan masalah-masalah publik. Keterampilan partisipasi dalam demokrasi telah digambarkan oleh Aristoletes dalam bukunya Politics Bronson (1994: 4) yang menyatakan: “jika kebebasan dan kesamaan sebagaimana menurut sebagian pandapat orang dapat diperoleh terutama dalam demokrasi, maka kebebasan dan kesamaan itu akan dapat dicapai apabila semua orang tanpa kecuali ikut ambil bagian sepenuhnya dalam pemerintahan”. Dengan kata lain cita-cita demokrasi dapat diwujudkan dengan sesunguhnya bila setiap warganegara dapat berpartisipasi dalam pemerintahannya.
Dimensi-dimensi yang terdapat dalam keterampilan kewarganegaraan adalah:
1. Keterampilan Intelektual dengan indicator meliputi : 1) mengidentifikasi, 2) menggambarkan, 3) menjelaskan, 2) menganalisa, 5) mengevaluasi
pendapat, 6) mengambil pendapat/posisi, 7) mempertahankan pendapat/Posisi.
2. Keterampilan Parrtisipasi, dengan indikator meliputi : 1) berinteraksi, 2) memantau/memonitor, 3) mempengaruhi.
(21)
F.
Asumsi Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual di atas dirumuskan asumsi dasar penelitian sebagai berikut:
1. Project Citizen diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kewarganegaraaan khususnya pada keterampilan intelektual dan keterampilan partisipasi. Kemudian akan dihasilkan sumber daya manusia (human resources) yang trampil dalam mengambil keputusan saat mengemukakan pendapat berlangsung.
2. Berkaitan dengan hal tersebut diharapkan setiap warganegara perlu memiliki pemahaman mengenai kemerdekakan mengemukakan pendapat untuk mendukung terciptanya warganegara yang berkualitas trampil dalam mengambil keputusan, supaya masyarakat memiliki kompetensi yang bersaing sangatlah dibutuhkan saat ini. Salah satu strategi penting adalah dengan menggunakan project citizen di sekolah, dimana project citizen akan lebih mengenal siswa mengenai realitas kehidupan yang sesungguhnya. 3. PKn kaya akan nilai jika para siswa ikut ambil bagian secara aktif dalam
kehidupan politik dan bernegara (Branson dalam Budimansyah 2007:182) 4. Agar pembelajaran PKn bermakna mesti ditunjang oleh berbagai strategi
belajar yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah sosial yang bertujuan memfasilitasi siswa untuk menjadi warganegara yang dewasa (Djunaedi, 2007:91)
5. Para siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran secara langsung akan lebih antusias dan bersemangat (Rusyan, 2002:127)
(22)
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “terdapat perbedaan signifikan keterampilan kewarganegaraan siswa kelas yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen. Untuk lebih spesifik dan jelasnya, hipotesis tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan kewarganegaraan siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen.
2. Terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan intelektual siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen. 3. Terdapat perbedaan signifikan antara keterampilan partisipatoris siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen.
H. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode quasi experiment. Menurut Creswell (2010:238) menjelaskan bahwa dalam quasi experiment, peneliti menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak secara acak memasukkan (non random assignment) para partisipan kedalam dua kelompok tersebut. Selanjutnya Creswell (2010:242) dalam kuasi eksperimen menggunakan pre-test dan post-test.
(23)
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data utama menggunakan teknik kuesioner dengan instrument tes, rating scale, dan skala sikap. Teknik pengumpulan data pendukung digunakan observasi lapangan, dan studi dokumentasi sesuai kebutuhan.
3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistic deskriptif dan statistic inferensial. Statistic deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dalam bentuk visualisasi berupa bagan atau tabel prosentase dari jawaban responden terhadap indikator permasalahan. Sedangkan statistic inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Untuk menguji hipotesa menggunakan uji normalitas data dan uji hipotesa penelitian meliputi korelasi pearson product moment.
I. Lokasi dan Subjek Penelitian
Adapun yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Kahuripan Jl. Kolonel Masturi no 55 Lembang, Bandung Barat 40391. Subjek penelitian yang peneliti jadikan sumber data meliputi: Guru dan siswa kelas VII A SMP Kahuripan Lembang Bandung dikarenakan guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan Kahuripan Lembang Bandung pernah mengikuti kegiatan project citizen yang dilaksanakan oleh SMPN 1 Lembang Bandung.
(24)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Metode dan Alur Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif memiliki tujuan mengembangkan hubungan antara dua variabel terukur, dan proses penelitiannya berurut dikembangkan sebelum studi dimulai (Schumacher dan Millan, 2001:22). Pendekatan kuantitatif konsep adanya perubahan. Selanjutnya digunakan statistika sebagai bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis, dan penafsiran data. Tahapan dan tujuan analisisnya dimulai dari statiska deskriptif, statistika inferensial atau statiska induktif. Dilihat asumsi mengenai distribusi populasi data yang dianalisis, penelitian ini menggunakan statistik inferensial parametrik. Data kuantitatif yang diperoleh, diolah menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) ver 19.0 for windows agar diperoleh informasi statistik tentang keterandalan instrument, analisa korelasional, analisis regresi, dan analisis jalur.
Metode merupakan salah satu bagian penting dalam melakukan penelitian, karena berfungsi sebagai strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan quasi experiment. Menurut Creswell (2010:238) menjelaskan bahwa dalam quasi experiment, peneliti menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun tidak secara acak memasukkan (non random assignment) para partisipan kedalam dua
(25)
kelompok tersebut Selanjutnya Creswell (2010:242) dalam kuasi eksperimen menggunakan pre-test-dan post-test. Dimana kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random assignment). Pada dua kelompok tersebut sama-sama dilakukan pre-test dan post-test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment.
Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh project citizen untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa SMP. Penelitian bermaksud melihat hubungan sebab akibat. Variabel bebasnya adalah project citizen dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat, sedangkan varibel terikatnya adalah keterampilan kewarganegaraan meliputi keterampilan intelektual dan keterampilan partisitoris. Untuk mendapatkan gambaran pengaruh project citizen untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa SMP dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat digunakan metode quasi experiment dengan desain “randomized control group pre-test-post-test design” (Fraenkel, 1993). Dengan desain ini sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu satu kelompok kelas VII A dengan eksperimen dan satu kelompok kelas VII B dengan kelompok kontrol. Kelompok eksparimen mendapatkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen sedangkan kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional. Terhadap dua kelompok dilakukan pre-test. Post-test untuk melihat pengeruh pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen untuk mengingkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa seperti yang digambarkan dibawah ini:
(26)
Tabel 3.1 Pre-Test dan Post-Test
Kelompok Random Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen
Kelas VII A R O1 v O2
Kontrol
Kelas VII B R O1 0 O2
Keterangan
R : Pemilihan kelas secara acak O1 : Pre test
O2 : Post tes
V : Perlakuan pembelajaran Project Citizen 0 : Perlakukan pembelajaran konvensional
Pada bagan diatas terlihat bahwa kelompok eksperimen diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, kedua-duanya diuji baik pre-test maupun post-pre-test. Tujuan dilakukan pre-pre-test untuk melihat baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki tingkat homogenitas yang sama terutama tingkat aspek akademis siswa sehari-hari dalam pembelajaran PKn. Sedangkan pengujian post-test dipergunakan untuk membuktikan bahwa kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran project citizen berpengaruh signifikan terhadap keterampilan kewarganegaraan siswa.
(27)
Adapun alur penelitian dapat pada gambar berikut:
Studi Pendahuluan tentang Pembelajaran PKn di SMP Kahirupan Lembang Bandung
Merumuskan masalah dan menentukan tujuan penelitian
Studi literatur tentang:
Buku pelajaran PKn Kelas VII
Kurikulum PKn 2006 dan kompetensi siswa Project Citizen
Penyusun pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen
Pengaruh project citizen
Validasi, Uji coba, revisi
Kelompok Kontrol
Media Pembelajaran konvensional
Tes awal (Pre-test)
Kelompok Eksperimen
Tes akhir (Post-test)
Analisis data
Project citizen
Angket dan Semantic Deferensial Osgood Temuan
Kesimpulan
(28)
Alur penelitian diawali dengan studi literatur, mengkaji kurikulum Pendidikan kewarganegaraan SMP, Buku Paket Pendidikan Kewarganegaraan kelas VII dan beberapa buku Pendidikan Kewarganegaraan yang relevan dengan materi pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat yang dijadikan sumber dalam penyusunan instrumen berupa tes, LKS, bahan ajar, angket dan pedoman wawancara. Kemudian dilakukan validasi tes pada siswa SMP Kahuripan Lembang Bandung mempelajari materi pokok Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat. Validasi tes dilakukan untuk menganalisis tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas tes.
Penerapan project citizen dilakukan pada satu kelas yang telah ditentukan sebelumnya. Tahap ini dimulai dengan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian diberikan perlakuan berupa penerapan project citizen dan diakhiri dengan post-test. Sejanjutnya siswa untuk mengetahui minat, motivasi dan tanggapan terhadap project citizen yang diterapkan dalam pembelajaran. Langkah terakhir diadakan analisis data dan temuan yang diperoleh berupa data untuk menyusun laporan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Secara umum penegrtian populasi ditemukan oleh Rohcman N (1973:19) sebagai berikut:
Populasi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah riset yang berupa manusia, ialah suatu ruang lingkup yang akan diketahui kesimpulan
(29)
dalam riset yang bersangkutan. Sedangkan sampel diartikan sebagai kesatuan yang langsung dijadikan sumber data.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kahuripan Lembang Bandung, yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa 97 orang. Sampel penelitian diambil dua kelas yang ditentukan secara random kelas sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil secara acak didapat kelas VII A sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 34 orang dan siswa kelas VII B sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 35 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2010/2011
C.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian meliputi:
a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang materi kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen.
b. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. c. Melakukan validasi instrumen.
d. Melakukan uji coba dan analisis tes. 2. Pelaksanaan
a. Memperkenalkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen pada guru bidang studi.
(30)
b. Melakukan uji coba tes, mengadakan pre-test pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat.
c. Menerapkan pembelajaran kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen pada kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
d. Memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman materi kemerdekaan mengemukakan pendapat dengan project citizen.
3. Pengolahan dan Analisis data
Menghitung Gain ternormalisasi pemahaman materi untuk kelas eksperiment dan kontrol, melakukan uji normalitas data gain ternorrmalisasi, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji kesamaan dua rata-rata, serta melakukan analisis data angket dan obeservasi.
D.Definisi Operasional Variabel Penelitian
Setiap termonologi memiliki makna yang berbeda dalam konteks dan dalam lapangan studi yang berbeda. Untuk memperjelas konsep dari variabel yang diteliti maka dirumuskan definisi opersional atas varibel penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran Project Citizen
Pembelajaran project citizen secara adaptif merupakan konsep dan prinsip pedagogis “Problem Solving dan Project” (Dewey: 1920), inquiry-oriented
(31)
citizenship transmission (Barr, Barth, dan Shermis:1978), social involment (Newmann:1977), yang bersifat fasilitatif, empirik, dan simulative. (Budimansyah dan Suryadi, 2008:24-25). Merupakan kerangka operasional pembelajaran nilai yang berfungsi sebagai wahana psiko-pedagogis untuk memfasilitasi peserta didik mengenal. Memahami, menyakinkan, dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung sebagai hak, kewajiban dan tanggung jawab warganegara. Pembelajaran project citizen yang dikemas dalam quasi eksperiment serta fokus penelaahan yaitu terdiri dari enam langkah strategi pembelajaran yang terdiri dari:
1) mengidentifikasi masalah untuk kebijakan publik dalam masyarakat, 2) memilih suatu masalah untuk dikaji kelas, 3) mengumpulkan informasi yang
berkaitan pada masalah itu, 4) mengembangkan portofolio kelas, 5) menyajikan portofolio (Showcase), 6) pengalaman belajar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan secara rinci langkah-langkah pembelajaran dari project citizen sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi masalah
Para siswa membuat daftar masalah yang ditemukan dalam masyarakat. Daftar ini mewakili masalah-masalah yang ada disekitar siswa.
b. Memilih masalah sebagai bahan kajian kelas
Kelas hendaknya mendiskusikan semua informasi yang telah didapat berkenaan dengan daftar masalah yang ditemukan dalam masyarakat, kemudian memilih masalah sebagai bahan kajian kelas.
(32)
c. Mengumpulkan informasi
Para siswa harus bias memutuskan tempat-tempat atau sumber-sumber dimana bias mendapatkan informasi.
d. Mengembangkan portofolio kelas.
Pada tahap ini siswa mulai mengembangkan portofolio kelas. Kelas dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok akan bertanggung jawab untuk mengembangkan satu bagian dari portofolio kelas. Bahan-bahan yang dimaksud dalam portofolio hendaknya mencakup dokumentasi-dokumentasi yang telah dikumpulkan dalam tahapan penelitian masalah.
e. Menyajikan portofolio
Jika portofolio kelas sudah selesai, para siswa dapat menyajikan hasil pekerjaannya dihadapan para hadirin. Presentasi itu atau yang dikenal pula dengan sebutan showcase yang dilakukan dihadapan dewan juri, dengan kegiatan ini para siswa akan dibekali dengan pengalaman belajar bagaimana cara mempresentasikan ide-ide dan pemikiran kepada orang lain.
f. Merefleksikan pengalaman belajar
Refleksi pengalaman belajar ini merupakan salah satu cara untuk belajar, untuk menghindari agar jangan sampai melakukan suatu kesalahan, dan untuk meningkatkan kemampuan yang sudah siswa miliki.
2. Keterampilan Kewarganegaraan
Keterampilan kewarganegaraan merupakan suatu kemampuan untuk menerapkan atau mengimplementasikan pengetahuan kewarganegaraan yang telah dikuasai warganegara. Dalam masyarakat demokratis warganegara hendaknya
(33)
mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban, serta bertanggung jawab atas segala tindakan-tindakanya, disamping hak-hak yang diperolehnya. Dengan demikian terdapat adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Keterampilan kewarganegaraan terdiri atas keterampilan intelektual dan keterampilan partisipatoris, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keterampilan Intelektual
Keterampilan-keterampilan intelektual dalam bidang kewargenegaraan dan pemerintahan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Keterampilan berpikir kritis tentang isu politik tertentu.
b. Keterampilan Partisipatoris
Keterampilan partisipatoris yang bertangngung jawab, efektif, dan ilmiah, dalam proses politik dan dalam civil society. Keterampilan-keterampilan tadi itu, dapat dikatagorikan sebagai interaksi (interacting), memonitor (monitoring), dan mempengaruhi (influencing).
Untuk mempermudah uraian di atas berikut ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel untuk definisi operasional tersebut.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Intrumen Penelitian
Variabel Penelitian
Sub Variabel Penelitian
Indikator Sub Indikator Alat Ukur No
Option
1 2 3 4 5 6
Pembelajaran kemerdekaan mengemuka-kan pendapat melalui Project Citizen (X) 1.Identifikasi masalah-masalah kemerdekaan mengemukakan pendapat ( X 1)
1.Mengidentifik asi masalah yang dianggap penting oleh masyarakat 1.1 menceritakan/men gemukakan ide-ide/ masalah-masalah dalam kehidupan 1.2 mewawancarai narasumber Semantic Deferential Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban
(34)
2. Pemilihan suatu masalah kemerdekaan mengemukaka n pendapat sebagai bahan kajian kelas (X 2) 3. Mengumpulka n informasi kemerdekaan mengemukaka n pendapat (X3) 2.Menentukan lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab dalam menangani masalah tersebut 1. Mendiskusika n informasi yang didapat 2. Memilih masalah untuk materi kajian kelas 1. Memutuskan tempat atau sumber informasi tambahan 2. Mengumpul kan informasi yang berhubunga n dengan masalah tersebut dari berbagai sumber
2.1 aktivitas diskusi dalam kelompok kecil
2.2bermusyawarah tentang masalah yang akan jadi bahan kajian di kelas
1.1 menjelaskan pentingnya masalah tersebut
1.2 memiliki informasi yang cukup
2.1 Mempromosikan masalah dipilih oleh kelas
2.2 Musyawarah untuk memilih masalah
1.1mencari informasi tambahan dari nara sumber
1.2menggunakan informasi untuk materi kajian kelas
2.1 pembagian tugas untuk
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi kajian kelas
2.2 mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan materi kajian kelas
sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
7-11
(35)
4. Mengembang kan portofolio kelas (X4) 5. Menyajikan portofolio (X5) 6. Merefleksikan pengalaman belajar (X6) 1. Mengembang kan rencana kerja 2. Menyusun kegiatan siswa yang dapat pempengaruhi lembaga pemerintahan 1. Memprestasik an ide-ide dan pemikiran 2. Menunjukan cara untuk menyakinkan orang lain terhadap rencana kerja 1. Refleksi pengalaman pembelajaran 2. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan
1.1 menyusun langkah-langkah sebagai usulan agar dapat diterima pemerintah dan melaksanakan usulan kebijakan tersebut
1.2 menyusun pokok-pokok rencana kerja
2.1 langkah-langkah kelompok tanyangan portofolio
2.2 langkah-langkah kelompok dokumentasi
1.1 memberikan informasi kepada hadirin
1.2 mendiskusikan dengan hadirin bahwa pilihan kebijakan adalah yang paling tepat
2.1 memberikan informasi yang akurat 2.2 memberikan pemecahan dan solusi masalah yang tepat 1.1 mengetahui kontek/isi materi pembelajaran 1.2 menyebutkan
cara-cara untuk mengembangkan portofolio yang lain 2.1 menunjukan pentingnya mengembangkan keterampilan Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat negatif diberi bobot 1
Semantic Deferensial Osgood Pola skala terdiri dari 5,4,3,2,1 Jawaban sangat positif diberi
bobot 5,
netral diberi bobot 3, dan sangat
18-26
27-31
(36)
Keterampilan kewarganegar aan (Y) Keterampilan Intelektual (Y1) yang siswa miliki 1. Mengidentifik asi masalah 2. Medeskripsi kan masalah kewarganegaraan dalam mempengaruhi pemerintah dalam usulan kebijakan 2.2 menyakinkan usulan kebijakan kelas merupakan tanggung jawab sebagai WNI yang baik
1.1 membedakan masalah satu dengan yang lainnya 1.2 berpikir secara
ktiris tentang isu kebebasan press yang terjadi di masyaraka 1.3 menjelaskan permasalahan mengenai kemerdekaan mengemukakan pendapat 1.4 contoh-contoh yang berkaitan dengan kemerdekaan mengemukakan pendapat 1.5 mengenalisis masalah social secara kritis dengan menggunakan berbagai sumber yang ada
2.1 menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam mengemukakan berbagai sumber yang ada
negatif diberi bobot 1
Tes pilihan ganda dengan pilihan jawaban : A, B, C, D, E
1-10
(37)
3. Mengambil sikap/posisi
2.2 mengambil keputusan individual atau kelompok secara terampil dan bertanggung jawab 2.3memberikan contoh-contoh mengenai kemerdekaan mengemukakan pendapat 2.4 memberikan
penjelasan mengenai konsep yang dibahas dengan cakupan kajian yang luas 2.5 menberikan
gambaran mengenai fungsi dan tujuan permasalahan
3.1 memberikan penghargaan kepada orang lain ketika mereka mengemukakan pendapatnya. 3.2 menjelaskan
kekuatan-kekuatan mengenai sebuah isu/permasalahan tertentu
3.3 menjelaskan kelemaha-kelemahan mengenai sebuah isu/permasalahan tertentu
3.4 mempertahankan pendapat yang telah dikemukakan 3.5 menyarankan apa
yang akan ditimbulkan dari suatu peristiwa atau perbuatan.
(38)
Keterampilan partisipatoris (Y2) 1. Kemampuan partisipasi umum 2. Keahlian pemecahan masalah
1.1 mengemukakan ide
1.2 mendengarkan ide 1.3 mengambil dan
melaksanakan keputusan 1.4 mempertimbangka
n pro dan kontra
1.5 berorientasi ke depan dalam berpikir sebelum bertindak
2.2 mempengaruhi orang lain 2.3 mengatasi konflik 2.4 cara yang beda
dalam pemecahan masalah Skala kemampuan partisipasi umum 5=sangat baik 4=baik 3=cukup 2=kurang 1=tidak baik Skala sikap Lickert A=sangat setuju B=setuju C=ragu-ragu D=tidak setuju E=sangat tidak setuju skor : 5=jawaban sangat setuju 4= setuju 3=ragu-ragu 2=tidak setuju 1= sangat
tidak setuju
1-20
21-30
E.Instrumen Penelitian
Untuk menjawab permasalahan penelitian dibuat instrumen penelitian sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data. Instrument yang digunakan berupa: tes pemahaman materi, angket tanggapan siswa dan wawancara terhadap guru dan siswa mengenal pengaruh project citizen untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat.
(39)
1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel (x) Project Citizen dalam kemerdekaan mengemukakan pendapat meliputi:
a. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengidentifikasi Masalah (X1)
Tes pemahaman konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini dalam bentuk pernyataan 5 alternatif jawaban sebanyak 6 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengidentifiaksi masalah. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = aktif, 4 = sedikit aktif, 3 = kadang-kadang aktif, 2 = sedikit pasif, 1 = pasif
Instrumen dibuat sendiri oleh peneliti dan dikonsultasikan dengan pembimbing. Uji coba alat pengumpul data dilakukan pada sampel yang karakteristik populasinya sama. Konsultasi item-item instrumen pada pembimbing dari segi kecocokan, kalimat dan pilihan jawaban.
Instrumen tersebut digunakan pada pre-test. Dengan membandingkan kedua hasil tes tersebut, maka akan diketahui peningkatan pemahaman konsep setelah pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil uji coba, maka soal tidak ada yang harus dibuang. Pengolahan data validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal hasil uji coba terdapat dalam lampiran.
(40)
b. Tes Pemahaman Konsep Tentang Memilih Masalah (X2)
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dengan 5 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetisi yang berhubungan dengan memiliki masalah. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan, 4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan. c. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengumpulkan Informasi (X3)
Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 6 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan, 4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
d. Tes Pemahaman Konsep Tentang Mengembangkan Project Citizen Kelas (X4) Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 9 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengembangkan portofolio kelas. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan, 4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang , 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
(41)
e. Tes Pemahaman Konsep Tentang Menyajikan Project Citizen Kelas (X5) Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 5 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan mengembangkan portofolio kelas. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan, 4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang, 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
f. Tes Pemahaman Konsep Tentang Merefleksikan Pengalaman Belajar (X6) Tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini bentuk pernyataan dengan 5 alternatif jawaban sebanyak 5 butir soal. Tes pemahaman konsep ini mengacu pada kompetensi yang berhubungan dengan merefleksikan pengalaman belajar. Pernyataan yang digunakan sebagai tes ini menggunakan alat ukur Semantic Deferensial Osgood, dengan skala pengukuran: 5 = dilakukan, 4 = sering dilakukan, 3 = kadang-kadang , 2 = sering tidak dilakukan, 1 = tidak dilakukan.
2. Instrumen yang Digunakan Untuk Mengukur Variabel (Y) Yaitu Keterampilan Kewarganegaraan Siswa SMP Meliputi:
a. Angket Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill)
Angket tentang keterampilan intelektual (Intellectual Skill) dari nomor soal 1 sampai dengan 30 diukur dengan Tes Pilihan Ganda dengan pilihan jawaban
(42)
A, B, C, D, dan E (Merujuk Pada Civics Assessment Database dari National Center for Learning and Citizenship)
b. Angket Keterampilan Partisipatori (Participatory Skill)
Angket keterampilan partisipatori (Participatory Skill) diukur dengan kemampuan partisipatori umum dari nomor soal 1 sampai dengan 20, (Merujuk Pada Civics Assessment Database dari National Center for Learning and Citizenship) dengan skor jawaban: 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = biasa-biasa, 2 = kurang, 1 = kurang baik.
Kemudian angket keterampilan partisipatori (participatory skill) diukur dengan skala Lickert dari nomor soal 21 sampai dengan 30 dengan skor jawaban: 5 = sangat setuju, 4 = setuju , 3 = ragu-ragu, 2 = tidak setuju , 1 = sangat tidak setuju.
F. Analisa Tes
Uji coba tes pemahaman konsep dilakukan dikelas VII untuk mendapatkan tes yang dipercaya, maka soal-soal yang telah diujicoba perlu diketahui dulu tinggkat validitas, reliabilitas, dan analisis butir soal sebelum digunakan dalam pengumpulan data.
1. Validitas Butir Soal
Sebuah alat tes disebut valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur, sehingga perlu diuji validitasnya untuk mengetahui kesahihan alat tes tersebut. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir saol terhadap skor total. Untuk menguji setiap butir soal, skor-skor yang ada pada
(43)
r
xy =�� − � (� ) [�� 2− (� )2][ �� 2−( � )2]
butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal yang memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.
Rumus yang digunakan menghitung validitas keseluruhan soal tes adalah korelasi product moment. (Arikunto, 2008:72)
Keterangan :
r
xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y Ν : Jumlah siswaX : Skor tiap, butir soal Y : Skor total
Kriteria validitas berdasarkan besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut:
0,80 sampai dengan 1,00 : Sangat tinggi 0,60 samapai dengan 0,79 : Tinggi 0,40 sampai dengan 0,59 : Cukup 0,20 sampai dengan 0,39 : Rendah 0,00 sampai dengan 0, 19 : Sangat rendah (Arikunto 2008:75)
(44)
Nilai r yang diperoleh menggunakan rumus product moment dati Karl’s Pearson, harus diuji keberartiannya. Uji keberartian nilai r dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t sebagai berikut:
Keterangan,
R = Koefisien korelasi (validitas) n = Jumlah responden
t = Harga t hitung
Menurut Sudjana (1986:377), jika t-hitung > t-tabel maka item dianggap berarti atau dalam hal ini soal tersebut dapat dikatakan valid. Dan sebaliknya apabila. T-hitung<t-tabel maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Dimana t tabel, adalah nilai peluang distribusi t dengan taraf signifikansi 1-
α
dan dk= n-2.2. Reliabilitasi Tes
Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan oleh responden. Adapun alat analisisnya menggunakan metode rumus Alpa. Nilai reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Alpa sebagai berikut:
Keterangan
t= −2
1− 2
(Sudjana, 1986:377)
r
11= [
−1
][
1
-
��2 �2
]
(45)
Keterangan,
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya item Σαn2 =Jumlah varian butir
αt2 = Varian total
Dengan:
αn2
= Varians butir tiap item
n = Jumlah responden uji coba instrumen
(ΣX)2 = Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item ΣX2
= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item Varians total dihitung dengan rumus:
Keterangan
αn2
= Varians butir tiap item
n = Jumlah responden uji coba instrument
(ΣY) 2 = Kuadrat jumlah skor seluruh responden dari setiap item ΣY2
= Jumlah kuadrat jawaban responden
α
n2
=
�2− (� )2
α
t 2=
�2− (� )2
(46)
Pedoman dari Sugiono (2000:109), pemberian interpretasi terhadap reliabilitas (r1) pada umumnya patokan sebagai berikut: 1) reliabilitas (r1) uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70 berarti hasil coba tesnya memiliki reliabilitas tinggi: 20 reliabilitas (r1) uji coba kurang dari 0,70 berarti hasil uji coba tesnya memilki reliabilitas kurang (un-reliable)
Kriteria besarnya reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 0,60 sampai dengan 0,79 : tinggi
0,40 sampai dengan 0,59 : cukup 0,20 sampai dengan 0,39 : rendah 0,00 sampai dengan 0,19 : tidak reliabel
Hasil uji reliabilitas untuk soal pilihan ganda, diperoleh 0,615. Berdasarkan kriteria besarnya nilai reliabilitas, nilai tersebut adalah tinggi. Sedangkan, untuk hasil uji reliabilitas untuk angket, diperoleh sebesar 0,802. Berdasarkan kriteria besarnya nilai reliabilitas, nilai tersebut adalah sangat tinggi
3. Analisis Butir Soal
Yaitu bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Berdasarkan indeks kemudahan soal pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus (Arikunto, 2005:208):
P =� �
(47)
Keterangan:
P = Indeks kemudahan soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab saol dengan betul Js = Jumlah peserta tes
Sedangkan untuk soal uraian terbatas dengan rumus: (Munaf,2001:20)
Keterangan
P = Indeks kemudahan soal
X = Skor rata-rata siswa pada satu nomor soal tertentu
Xmaks = Skor tertinggi yang telah ditetapkan untuk satu nomor soal tersebut
Kriteria indeks kemudahan soal adalah
Tabel 3.3
Klasifikasi Kemudahan Soal
P Klasifiaksi Soal
00,0 < 0,3 0,3 < P < 0,70 0,70 < P < 1,00
Sukar Sedang
Mudah
Sumber (Arikunto, 2008:210)
Setelah dilakukan perhitungan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda, hasilnya diperoleh sebagai berikut:
(48)
Tabel 3.4 Indeks Kesukaran
No soal Banyaknya siswa benar
Indeks
kesukaran Kriteria
1 32 0.941 Mudah
2 30 0.882 Mudah
3 31 0.912 Mudah
4 7 0.206 Sukar
5 23 0.676 Sedang
6 31 0.912 Mudah
7 32 0.941 Mudah
8 26 0.765 Mudah
9 29 0.853 Mudah
10 30 0.882 Mudah
11 25 0.735 Mudah
12 23 0.676 Sedang
13 33 0.971 Mudah
14 22 0.647 Sedang
15 31 0.912 Mudah
16 30 0.882 Mudah
17 28 0.824 Mudah
18 31 0.912 Mudah
19 29 0.853 Mudah
20 32 0.941 Mudah
21 33 0.971 Mudah
22 32 0.941 Mudah
23 31 0.912 Mudah
24 21 0.618 Sedang
25 31 0.912 Mudah
26 30 0.882 Mudah
27 28 0.824 Mudah
28 32 0.941 Mudah
29 28 0.824 Mudah
(49)
Keterangan
G.Teknik Analisis data
Setelah penelitian diperoleh data. Data tersebut merupakan data mentah yang harus diolah agar dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti dan memberikan arah untuk mengkaji lebih lanjut. Adapun untuk mengetahui peningkatan keterampilan kewarganegaraan siswa tentang kemerdekaan mengemukakan pendapat terdiri atas data pre-tes dan post-test menggunakan skor gain yang dinormalisasi. Gain yang dinormalisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus Gain skor ternormalisasi dengan rumusan Meltzer (Dewi, 2004) sebagai berikut:
H. Pengolahan Data
Pengolahan data analisa data menggunakan uji Statistic Inferensial Parametric sebagai berikut:
1. Menyeleksi Data
Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Mudah Sedang Sukar
0.7 < IK < 1 0.3 < IK < 0.7 0 < IK < 0.3
Normalisasi Gain = − − −
(50)
2. Menentukan Bobot Nilai
Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.
3. Pemberian Koding
Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara umum terhadap satiap variabel penelitian.
Rumus
keterangan
P = prosentase skor rata-rata yang dicari X = skor rata-rata setiap variabel
Xid = skor rata-rata ideal setiap variabel
Selanjutnya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa berdasarkan kriteria tingkat kemampuan oleh Arikunto (1990) seperti berikut :
P =
(51)
Tabel 3.5
Tafsiran Prosentase Pemahaman
Tafsiran Prosentase Kriteria Kemampuan
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
Menganalisis hasil penafsiran presentasi peningkatan pemahaman konsep siswa secara keseluruhan dengan tafsiran pengikatan hasil belajar yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990).
Tabel 3.6
Tafsiran Presentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Tafsiran Prosentase Tafsiran kualitatif
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Hampir seluruhnya
1000 Seluruhnya
4. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data. Dari anlisis ini dapat diketahui rata-rata median, standar deviasi, dan varians data dari masing-masing variabel.
5. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel
Pengujian distribusi populasi dari data sampel bertujuan untuk mengetahui sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainya. Hal ini sangat
(52)
berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah prametik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang diperoleh diasumsikan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian atas asumsi tersebut dilakukan denagn uji kecocokan atau lebih sebagai kolmogorov-smirnov. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistic SPSS vers 19.0
6. Menghitung skor Gain ternormalisasi
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang peningaktan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara sebelumnya dan sesudah pembelajaran, dilakukan berdasarkan petimbangan hasil perhitungan skor gain yang dinormalisasi dengan rumus : (Gall, 2002)
Keterangan :
Spost = skor tes akhir
Spre = skor tes awal
Smaks = skor maksimum
Kriteria tingkat gain ternormalisasi adalah:
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Gain
Tingkat gain Kriteria
g > 0.7 Tinggi
0.3 < g < 0.7 Sedang
g < 0.3 Rendah
g=
� −�(53)
7. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji variansi data gain yang dinormalisasi dua kelompok dengan rumus : (Sudjana, 1996)
Pada taraf signifiakansi α, variansi sampel dikatakan homogen jika: F (Ftab dengan
Ftabel = F1/2α, (v1, v2).
8. Uji kesamaan dua rata-rata (bebas) jika sebaran data berdistribusi normal dan homogen, dilakukan menggunakan uji statistik paramentrik, yaitu uji-t (t-test) satu pihak (pihak kanan). Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mencari gain yang lebih besar antara peningkatan (gain) kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah uji-t. (Sudjana, 1996)
F= � 2
�2 �
t =
��−�( 1�
�
(54)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Umum
Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang dilakukan oleh peneliti serta hasil pembahasan, secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan project citizen dipandang mampu meningkatkan keterampilan kewarganegaraan (civic skill) siswa dalam materi kemerdekaan mengemukakan pendapat, dan dapat diterima oleh siswa dengan baik saat pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas.
Berdasarkan rumusan masalah, sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka tampak pengaruh Project Citizen terhadap Keterampilan Kewarganegaraan Siswa SMP Kahuripan Lembang Kelas VII Bandung dapat dirinci sebagai berikut: 1. Kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan terlihat perbedaan yang signifikan untuk keterampilan kewarganegaraan. Pada pengukuran keterampilan kewarganegaraan terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan kewarganegaraan siswa antara yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen. Hal ini karena pada tahap pengukuran keterampilan kewarganegaraan tersebut, siswa pada kelas eksperimen dapat melakukan dengan baik untuk indikator keterampilan intelektual dan keterampilan partisipatoris dilihat dari hasil pengukurannya melalui instrumen untuk keterampilan intelektual dan keterampilan partisipatoris.
(55)
2. Kelas eksperimen yang mendapat perlakuan terlihat perbedaan yang signifikan antara hasil siswa yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen pada pengukuran akhir (post-test) untuk keterampilan intelektual. Hal ini dikarenakan pada tahap pengukuran keterampilan intelektual tersebut, siswa kelas eksperimen dapat melakukan dengan baik bagaimana untuk berpikir kritis mengenai permasalahan yang menjadi materi kajian kelas dimana siswa dapat berpikir dengan lebih efektif dan bertanggung jawab berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dengan demikian siswa dapat mengidentifikasi dan membuat deskripsi, menjelaskan dan menganalisis mengenai permasalahan yang ada di sekitarnya.
3. Kelas eksperimen yang mendapat perlakuan terlihat perbedaan yang signifikan untuk keterampilan partisipatoris. Pada pengukuran keterampilan partisipatoris terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan siswa antara yang menggunakan project citizen dengan yang tidak menggunakan project citizen. Hal ini dikarenakan pada tahap pengukuran keterampilan partisipatoris siswa kelas eksperimen dapat melakukan dengan baik untuk indikator keterampilan partisipatoris pada tahap pengukuran, siswa kelas eksperimen dapat melakukan dengan baik bagaimana untuk berpartisipasi secara aktif,efektif,kreatif dan bertanggung jawab, dimana siswa dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dan santun. Kemudian pada tahap tersebut siswa dapat belajar dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok kecil dalam rangka mengumpulkan
(56)
informasi, bertukar pikiran, dan menyusun rencana-rencana tindakan sesuai dengan pengetahuan yang siswa miliki.
B.Kesimpilan Khusus
1. Peningkatan keterampilan kewarganegaraan siswa yaitu keterampilan intelektual dan keterampilan partisipatoris dapat dilakukan dengan penggunaan Project Citizen
2. Penggunaan Project Citizen dapat meningkatkan cara berpikir dengan lebih efektif dan bertanggung jawab berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa.
3. Penggunaan Project Citizen siswa menjadi lebih berpartisipasi secara aktif,efektif,kreatif dan bertanggung jawab, dimana siswa dapat berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dan santun.
4. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka pada bagian ini dikemukakan beberapa rekomendasi yang diperlukan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk Guru Pendidikan
a. Agar para guru mampu menciptakan suasana belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga para siswa mendapatkan pengalaman belajar selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dan memperolah hasil pembelajaran yang maksimal dengan cara memilih strategi atau metode dan media pembelajaran yang tepat untuk memaksimalkan proses dan hasil pembelajaran.
(57)
b. Agar para guru merancang suatu pembelajaran yang dimulai dari proses persiapan, penyajian materi pembelajaran, penyajian materi pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran secara baik dengan harapan memperoleh hasil yang maksimal. Guru hendaknya lebih memperluas wawasan pengetahuan dan keterampilannya dengan isu-isu aktual, agar dapat memancing siswa untuk mampu berpikir lebih kritis terhadap permasalahan yang ada disekitarnya. c. Guru hendaknya menjadi panutan bagi siswa-siswinya di sekolah dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, yang pada gilirannya akan berdampak lebih baik lagi terhadap peningkatan mutu hasil belajar siswa serta profesionalisme guru sendiri.
2. Untuk Siswa
a. Pembelajaran PKn berbasis project citizen diharapkan siswa bisa meningkatkan kualitas dan proses hasil pembelajaran sehingga mendapatkan pengalaman belajar untuk meningkatkan keterampilan kewarganegaraan siswa.
b. Siswa lebih berperan aktif dan ikut serta dalam pembelajaran PKn berbasis project citizen karena siswa adalah subjek utama dalam tujuan ini.
3. Untuk Pihak Sekolah
Agar pihak sekolah dapat memfasilitasi pembelajaran yang sistematika, terpadu dan komprehensif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan mampu berkompetensi secara lokal, nasional dan Internasional dalam menghadapi globalisasi.
(58)
4. Untuk Dinas Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan agar Dinas Pendidikan (Bandung Barat) hendaknya memiliki komitmen yang kuat untuk memperbaiki mutu pendidikan dalam keseluruhan sistemnya secara komprehensif dan sinergis. Kemudian hasil penelitian ini ditujukan sebagai tambahan informasi bagi Dinas Pendidikan dapat menerapkan project citizen dalam pembelajaran PKn yang sesuai dengan kebutuhan siswa saat ini, di sisi lain harus mampu keberjasama dengan berbagai pihak terkait, oleh karena itu diharapkan Dinas Pendidikan mampu memfasilitasi penyediaan para pengajar yang dapat membantu peningkatan kualitas sumber daya pendidikan yang ada di wilayah kerjanya. Dinas Pendidikan dapat melakukan penyelenggaraan seminar yang menghadirkan narasumber yang kompeten dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk menghasilkan pengajar yang berkualitas.
5. Untuk Peneliti
Hasil ini hendaknya dijadikan dasar untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan tiga komponen utama pengembangan pembelajaran PKn dan menggunakan metode yang lain, misal true experiment atau korelasi menggunakan project citizen untuk disempurnakan dalam penelitian selanjutnya.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim, A. (2008). Pendidikan Kawaranegaraan, Membangun Warga Negara yang Demokratis. Bandung: Grafindo Media Pratama
Andriof and Marsen, (1998). Toward an Understanding of Corporate Citizenship and How to Influence It. Citizenship Studies, Vol. 2, No. 2, 1998, 329. Arif, D. B. (2009). Kompetensi kewarganegaraan untuk pengembangan
masyarakat multicultural Indonesia. [online]. Teredia:
http://baehaqiarif.wordpress.com/2009/10/08/kompetensi- kewarganegaraan-untuk-pengembanga-masyarakat-multikurtural-indonesia/[15 November 2009]
Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Banks, J.A. (1997). Educating Citizen in a Multikultural Society. London:
Teacher College Press.
Barizi, A. (2009). Menjadi Guru Unggul: Bagimana Menciptakan Pembelajaran yang Produktif dan Professional. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Budimansyah, D. (2009). Inovasi Pembelajaran Project Citizen. Bandung: Program Studi PKn SPs UPI.
--- (2008). Revilalisasi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan melalui praktik belajar kewarganegaraan (Project Citizen). Acta Civicus, Vol. I, No. 2, April 2008, 184.
---, (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung: PT. Ganesindo.
Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta. --- , (2008). PKN dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program
Studi PKn SPs UPI.
Cogan, J J. (1998). Citizenship For The 21st Century : An International Perpective On Education. London : Kogan Page Limited.
(1)
Creswell, J W. (2008). Educational research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education.
Creswell, J W. (2010). Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitiatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Crowly, J. (1998). The National Dimension of citizenship in T.H Marshall. Citizenship Studies, vol. 3, 1999, 337.
Djaali, H. (2007). The National Dimension of Citizenship in T.H. Mashall. Citizenship Studies, Vol. 2, No. 2, 1998, 169.
Djahiri, K. 92003). Pemilihan Strategi dan Media Pembelajaran dan Potofolio Learning and Evaluation Based. Jakarta: Depdiknas.
---, (2002). Hakekat Pembelajaran AJEL (Active Joyfull Effective Learning) Model Portofolio terpadu Multi Dimensional. Bandung: Lab Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS-UPI.
---, (2004). Memahami Makna dan Isi Pesan Pembelajaran dan Portofolio Learning and Evaluation based. PPS UPI.
---, (2006). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (Menyambut 70 Tahun Prof. Drs. H.A. Kosasih Dhairi). Bandung: Lab Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.
Dwiyono, A. (2008). Kewarganegaraan: SMP Kelas VII. Jakarta: Yudistira. Gilang. (2009). Paradigam Demokrasi Pendidikan. [online]. Tersedia:
http://gilan9-bismillahirohmanirrohiim.blogspot.com/2009/05/paradigma-demokrasi-pendidikan.html.[13 Agustus 2010]
Gulo, W. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Grewal, I. (1999). Women’s Right as Human Right: Feminist Practices, Global Feminism, and Human Right Regime in Transnationality. Citizenship Studies, vol. 3, No. 3, 1999, 337.
Halim, Ridwan. (19983). Pengantar Ilmu Hukum dalam Tanya Jawab. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Isin, E.F. (1999). Introduction: Cities and Citizenship in Global Age. Citizenship Studies, Vol. 3, No. 2, 1999, 166.
(2)
Jawwad, A.B. (2004). Mengembangkan Inovasi dan Kreatifitas Berfikir Pada Diri dan Organisasi Anda. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media.
Johson, E.B. (2006). Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC.
Kalidjernih, F.K. (2009). Pusapa Ragam Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara Press.
---, (2008). “Pendidikan Kewarganegaraan Menjawab Tantangan Globalisasi Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan”. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan Kewarnegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, 6 Desember 2008, Bandung.
Komalasai, K. (2008). Pengaruh Pembelajaran Konstektual dalam PKn Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP. Disertasi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.
--- dan Budimansyah, D. (2008). Pengaruh Pembelajaran Kontektual Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kompetisi Kewargaegaraan Siswa SMP. Acta Civicus, vol. 2, No. 1, Oktober 2008, 77.
Kaelan, H. (2007) Pendidikan Kewarganegaraan, untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Paradigma
Lincoln, Yvonna S dan Guba, Egon G. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Production.
Lukas. (2010). Civic Education in China. [online]. Tersedia: http://riolukas.blogspot.com/2010/07/civic-education-in-china.html. [3 Agustus 2010]
Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah (2003). Pendidikan Kewarganegaraan. Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah: Yogyakarta.
Masyitoh, I. S. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab PKn. Jurusan Pkn FPIPS. UPI.
Muchith, S. (2008). Pembelajaran kontekstual. Semarang: rasail. Mudyahardjo, R. (2009). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
(3)
Muhammad Mona Adhan. (2010). Model Project Citizen Untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Pada Konsep Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat. Tesis Magister pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Mujahidin. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. [Online]. Tersedia: http:/www.smamujahidinptk.sch.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi =lihat&id+25 [15 Novenber 2009]
Nasution, S. (2007). Metode research (penelitian ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. ---, (2003). Metode Penelitian. Bandung: Tarsito.
Nugrahaeni, E.Y (2009). Penggunaan Model Portofolio Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP N 3 Unggaran. [online]. Tersedia: http://digilib.unnes.acid/gsdl/cgi-bin/library?e=d-00000-00---0skripsi--00- 1--0-10-0---0---0prompt-10----4---0-11-11-zh-50---20-help---00-3-1-00-11-0gbk00&a=d&d=HASHc9c2c14235361f0e0860d2&showrecord=1. [3 Agustus 2010]
Nurmalina, K dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Razi, F. (2008). Mengenal Civic Education. [Online]. Tersedia: http:/researchengines.com/fachrul_razi.html [15 November 2009].
Ristina. (2009). Pengaruh Project Citizen (Pembelajaran Berbasis Portofolio) Dalam PKn Terhdap Pengetahuan Warga Negara (Civic Knowledge). Tesis Magister pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2008). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
Setiawan, D. (2009). Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Demokraris di Area Global. Acta Civicus, Vol. 2, No. 2, April 2009, 127-155.
(4)
Siagian, M. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Bervisi Global Dengan Paradigm Humanistic. Acta Civicus, vol. 2, No. 2, April 2009, 145-146. Silberman, M. (1996). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Solihatin, E dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Somantri, N.M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sumaatmadja, Nursid. (1998). Manusia dalam konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Srijanti, et al. (2008). Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat.
Steger, M.B. (2008). Globalization, A Very Short Introduction, Oxford University Press.
Sopiah, P. (2009). Pengaruh Aplikasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Portofolio Terhadap Pengembangan Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture). Acta Civicus, Vol. 2, No. 2, April 2009, 198-199.
Sugiono, D. (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sundawa, D. (2008). Bahan Pelatihan Pendidikan Latihan Profesi Guru Mata Pelajaran Pedidikan Kewarganegaraa untuk Guru SMK/SMA. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryadi, A. (2009). Mewujudkan Masyarakat Pembelajar: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Bandung: Widya Aksara Press.
---, Budimansyah, D. (2004). Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat Indonesia Baru. Bandung: Genesindo.
TCCLE. (2010). We the people. [online]. Tersedia: http://www.tccle.org/wethepeople.html. [3 Agustus 2010]
Titik Isbandiah. (2008). Pengaruh Terhadap Pembelaharan Kewarganegaraan dan Iklim Kehidupan Keluarga Terhadap Sikap Sopan Santun Siswa. Tesis Magister pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
(5)
Tolo, K.W. (1998). An Assesment of We the People Project Citizen: Promoting Citizenship in Classroom and Communities. Austin: The Board of Regents of Texas.
Turner, et al. (1990). Civics: Citizen In Action. United States of America: Merril Publishing company.
Vontz, S.T. et al. (2000). Project Citizen and the Civic Development of Adolescent Students in Indiana Latvia, and Lithuania. Indiana: Indiana University ERIC, Educational Resource Information Center.
Wahab, A.A. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
--- dan Sapriya (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabet.
Wahono Widodo. (2009). Keterampilan Pengembilan Keputusan. [online]. Tersedia: http:/vahonov.files.wordpress.com/2009/07/keterampilan pengembilan keputusan.pdf.
Winarno, A.A. (2007). Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Winataputra, U, S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Disertasi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan. ---, (2008). “Pendidikan Kewarganegaraan dalam Era Globalisasi.
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan”. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan Sekilah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 5 Desember 2008, Bandung.
--- (2007). Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional. Acta Civic, Vol. 1, No. 1, Oktober 2007, 1-2.
--- dan Budimansyah, D. (2007) Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi PKn SPs UPI. Wuryan, S dan Syifullah. (2006). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(6)
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Kebebasan Pers.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kebebasan Mengemukakan Pandapat.