IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KREATIF MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DI PAUD BINA BUAH HATI BPKB DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

(1)

(2)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KREATIF MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DI PAUD BINA BUAH HATI BPKB

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Yunia Wati NIM 06102241019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

v

HALAMAN MOTTO

1. Sesungguhnya Alloh SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Terjemahan Q.S Ar-Ra’d :11)

2. Hati atau pikiran tanpa ilmu bagaikan mata tanpa cahaya, untuk itu jadilah manusia yang memperhatikan ilmu, karena ilmu itu sebelum berkata dan berbuat. (Imam Bukhori)

3. Dimana ada kemauan, disitu ada jalan, selalu berusaha dan berdo’a karena Alloh SWT selalu bersama umat-Nya. (Penulis)


(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebuah karya yang dengan ijin Alloh SWT dapat saya selesaikan dan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih, karya ini saya persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih sayang serta daya upayanya untuk membesarkan dan menyekolahkanku.

2. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Agama, Nusa dan Bangsa.


(8)

vii

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KREATIF MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DI PAUD BINA BUAH HATI BPKB

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh:

Yunia Wati NIM: 06102241019

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY; 2) Hasil implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY; 3) faktor pendorong dan penghambat serta upaya untuk mengatasi hambatan dalampembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah pendidik, dan orangtua anak didik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, menampilkandata, dan verifikasi data. Trianggulasi yang dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan sumber dan metode.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visualdi PAUD Bina Buah Hati meliputi 5 unsur utama : keagamaan, fisik, seni, bahasa, kognitif, diimplementasikan melalui langkah – langkah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (2)Hasil pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual dalam rangka meningkat kualitas pendidikan yaitu : anak tidak mengalami kebosanan dan kejenuhan selama proses pembelajaran yang berlangsung,anak juga dapat memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik dengan cepat. (3) Faktor pendukung antara lain sarana dan prasarana yang lengkap. (4) Faktor penghambat yaitu adanya pendidik yang belum dapat memanfaatkan media audio visual secara maksimal. Upaya untuk mengatasi hambatan yaitu dengan mengadakan pelatihan pemanfaatan media audio visual.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat serta karuniaNya yang tidak terhingga kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikanpenelitian skripsi yang berisi tentang “Implementasi Pembelajaran Kreatif Melalui Pemanfaatan Media Audio Visual Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bina Buah Hati BalaiPengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penyusunan skripsi ini dilakukan sebagai syarat diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Penulisan laporan ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Yogykarya yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar di Kampus UNY.

2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan sehingga studi saya lancar.

3. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kelancaran di dalam proses penelitian ini.

4. Bapak Hiryanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Widyaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang telah berkenan membimbing penulis dari awal sampai selesainya skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal proses penelitian ini.


(10)

ix 6. Bapak Kepala BPKB DIY

7. Ibu Dona, Ibu Tina yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini

8. Bapak Drs.Teguh Supriyadi, Ibu Sri Puji Rahayu, S.Sos, Danang Koko calon sarjana Teknik Komputer, Meindarta yang selalu memberi semangat, Mareta Puspita, S.Pd yang tiada henti memberi dukungan dan bantuan .

9. Teman-teman mahasiswa PLS Angkatan 2006yang sering memberi motivasi saya. (Nurjannah, Risti, Anton, Asri)

10.Teman – teman kos yang selalu memberi motivasi (Sari, Indra, Iza, Meta, A’in,Fida, Dian)

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah membuat peneliti merasa kaya secara spiritual dan ilmu selama proses penyusunan skipsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang peduli terhadap pendidikan terutama Pendidikan Luar Sekolah dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Yogyakarta, Desember 2012 Penyusun

Yunia Wati


(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Pembatasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Kajian tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ... 9

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ... 9

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ... 10

3. Pengembangan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini ... 11

4. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini ... 12


(12)

xi

1. Pengertian Pembelajaran Kreatif ... 13

2. Ciri – Ciri Pembelajaran Kreatif ... 14

3. Implementasi Pembelajaran Kreatif di PAUD ... 15

C. Kajian tentang Media Audio Visual ... 18

1. Pengertian Media Audio Visual ... 18

2. Contoh – Contoh Media Audio Visual ... 19

3. Karakteristik Media Audio Visual ... 21

4. Pemanfaatan Media Audio Visual di PAUD ... 21

D. Penelitian yang Relevan ... 22

E. Kerangka Berpikir ... 24

F. Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Pendekatan Penelitian ... 27

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 34

F. Teknik Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Deskripsi Lembaga ... 37

1. Sejarah Singkat PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY ... 37

2. Visi Misi Lembaga PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY ... 39

3. Tujuan Program ... 39

4. Program Layanan ... 40

5. Tata Tertib PAUD ”BINA BUAH HATI” ... 40

6. Struktur Organisasi ... 41

7. Keadaan Anak Didik ... 44

8. Satuan PAUD yang Didirikan ... 44


(13)

xii

10.Program Lain yang Mendukung ... 46

11.Kurikulum ... 47

B. Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 49

1. Implementasi Pembelajaran Kreatif Melalui Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran di PAUD ”Bina Buah Hati” ... 49

a. Latar Belakang ... 49

b. Tujuan ... 49

c. Program Pembelajaran yang Menggunakan Media Audio Visual ... 50

d. Langkah – Langkah Implementasi Pembelajaran Kreatif .... 59

2. Hasil Implementasi Pembelajaran Kreatif Melalui Pemanfaatan Audio Visual ... 60

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Implementasi Pembelajaran Kreatif Melalui Pemanfaatan Media Audio Visual di PAUD ”Bina Buah Hati” BPKB DIY ... 63

4. Pembahasan dan Analisis Data ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 74

C. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Metode Pengumpulan Data ... 33


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 26


(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman Observasi ... 79

Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi ... 80

Lampiran 3.1 Pedoman Wawancara untuk Pengelola ... 81

Lampiran 3.2 Pedoman Wawancara untuk Pendidik ... 82

Lampiran 3.3 Pedoman Wawancara untuk Orang Tua ... 83

Lampiran 4.1 Catatan Lapangan I ... 84

Lampiran 4.2 Catatan Lapangan II ... 85

Lampiran 4.3 Catatan Lapangan III ... 86

Lampiran 4.4 Catatan Lapangan IV ... 87

Lampiran 4.5 Catatan Lapangan V ... 88

Lampiran 5. Analisis data Reduksi, Display, dan Kesimpulan Hasil Wawancara ... 89

Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian FIP UNY ... 98

Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Pemerintah Prop. DIY ... 99

Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian BAPPEDA Kab. Bantul ... 100


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.

Menurut Haryanto (2012), berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapasitas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.

Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa


(18)

2

dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.

Menurut Byrnes dalam Nadia Felicia, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.

Pendidikan anak usia dini sangat penting karena disaat inilah anak membentuk pendidikan paling bagus. Disaat inilah anak – anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.

Setiap anak itu mempunyai potensi yang unik ketika ia lahir di muka bumi ini, baik secara fisik (jasmani) maupun non fisik (akal, hati dan lain sebagainya), dan dari itu semua sesungguhnya kuncinya ketika anak tersebut berumur 0 – 6 tahun.

Hal ini seperti yang tertuang dalam UU Nomor 20 / 2003 tentang Sisdiknas pada pasal 28. Bahkan dalam pasal tersebut juga dijelaskan ada 4 (empat) unsur yang harus dipenuhi dalam pengembangan anak usia dini yaitu : pertama, pembinaan anak usia dini merupakan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Kedua, pengembangan anak usia dini dilakukan melalui rangsangan pendidikan. Ketiga, pendidikan anak usia dini bertujuan untuk dapat membantu pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani. Dan keempat, dan pendidikan anak usia dini merupakan persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.


(19)

3

Pendidikan yang dimulai dari anak sejak lahir dapat dilakukan dengan rangsangan – rangsangan yang dapat diberikan oleh ibu. Rangsangan ini dapat berbentuk kata – kata ibu yang positif ketika menimang anaknya, lagu – lagu anak yang bagus yang sesuai dengan perkembangan anak. Anak yang berusia 4 tahun sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, oleh sebab itu orang tua berusaha agar didepan anaknya untuk berkata – kata yang baik, agar anak terbiasa dengan kata – kata yang positif. Perngembangan anak usia dini juga dapat melalui pendidikan. Pendidikan anak usia dini di satuan pendidikan anak usia dini dapat membantu merangsang perkembangan anak. Anak akan diajari bermacam – macam hal untuk mengembangkan kemampuannya. Selain itu juga anak akan diajari senam dan ibadah untuk meningkatkan kemampuan jasmani dan rohaninya. Bermacam – macam pembelajaran yang diajarkan di satuan pendidikan anak usia berupaya untuk mempersiapkan anak untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Menurut artikel yang ditulis oleh Direktorat PPAUD (2012) pendidikan anak usia dini saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya satuan anak usia dini yang berkembang di masyarakat. Masyarakat mulai terbuka dengan adanya pendidikan anak usia dini. Tantangan prioritas yang dihadapi di Indonesia dalam kaitannya pendidikan anak usia dini antara lain jumlah anak yang belum mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini masih cukup besar, sarana dan prasarana secara kualitas dan secara kuantitas masih sangat terbatas, kompetensi sebagian besar pendidik paud belum memadai karena mereka tidak bersal dari latar belakang pendidikan PAUD.

Pembelajaran pendidikan anak usia dini di Indonesia juga belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi. Pembelajaran yang dilakukan hanya bersumber dari buku, modul, dan jurnal – jurnal. Pemanfaatan teknologi


(20)

4

dalam pembelajaran pendidikan anak usia dini masih sedikit sekali, hal ini dikarenakan prasarana dan sarana teknologi belum menyeluruh ke satuan pendidikan anak usia dini di Indonesia. Teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pendidik dapat mencari informasi, mencari sumber pembelajaran, mencari solusi yang baik untuk meningkatkan pembelajaran.

Sebagian besar satuan pendidikan anak usia di Indonesia masih jarang untuk memanfaatkan mediaaudio visual, hal ini dikarenakan prasarana dan sarana yang belum mendukung untuk menggunakan media audio visual. Media audio visual masih menjadi barang yang masih mahal, karena harus ada komponen yang mendukung antara lain televisi, dan DVD atau VCD Player.

Saat ini era tekonologi semakin berkembang dengan cepat, hal ini setidaknya juga berpengaruh kepada penerapan pemebalajaran anak usia dini. salah satu produk teknologi adalah perkembangan media audio visual. Dengan pemanfaatan teknologi media audio visual, pendidik bisa memberikan pembelajaran kepada anak usia dini secara menyenangkan anak, sehingga anak merasa senang mendapatkan pengetahuan, sikap, dan wawasan baru secara menyenangkan.

Perkembangan teknologi diatas, jika dimanfaatkan oleh pendidik dalam menerapkan pemebelajaran pada anak usia dini akan berdampak positif. Oleh karena itu pendidik perlu menerapkan pembelajaran kreatif, sehingga tujuan dari pendidikan anak usia dini bisa tercapai.


(21)

5

Dari hasil pengamatan di beberapa lembaga PAUD di DIY, pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual ini masih jarang ditemui, karena terdapat kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang untuk pemanfaatan media audio visual.

PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY merupakan salah satu lembaga PAUD yang saat ini menjadi rujukan bagi penerapan pembelajarn PAUD di daerah lain . Hal ini tentunya ada faktor penyebab banyak lembaga PAUD yang merujuk pada pembelajaran PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY, tidak terkecuali peneliti sendiri juga tertarik untuk melakukan kajian terkait dengan penerapan pembelajaran kreatif di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY tersebut.

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas maka kiranya perlu dilakukannya sebuah kajian dan penelitian . Harapan dari kajian dan penelitian tersebut adalah agar peneliti mendapatkan gambaran penerapan pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang ada adalah:

1. Pentingnya pembelajaran pendidikan anak usia dini. 2. Perkembangan teknologi media audio visual.

3. Belum meratanya pemanfaatan media audio visual di dalam pembelajaran PAUD, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang menunjang.


(22)

6 C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya atau beragamnya media pembelajaran, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini dapat terfokus dan mendalam. Di dalam penelitian ini masalah yang akan dikaji adalah implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY?

2. Bagaimana hasil implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY dalam meningkatkan kualitas pembelajaran?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun dan mendeskripsikan: 1. Implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio


(23)

7

2. Hasil implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dan menambah wawasan serta penerapan ilmu pendidikan luar sekolah khususnya tentang penerapan pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visualdi PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian sebagai salah satu cara untuk mengembangkan program Pendidikan Luar Sekolah dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah. b. Bagi Pendidik PAUD

Pendidik PAUD mampu memanfaatkan media audio visual dalam mengembangkan pembelajaran PAUD.

G. Pembatasan Istilah

1. Impelementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovatif suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik


(24)

8

berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap (Mulyasa, 2003:93).

2. Pembelajaran Kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal – hal astistik lainya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru, dibentuk melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang untuk menstimulasi. (Utami,1999:9)

3. Pemanfaatan media audio visual atau video merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player. (Ronal Anderson,1994:99),

4. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir samapai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 14)


(25)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya ialah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak usia 0 – 8 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia diatasnya sehingga pendidikannya dipandang perlu untuk dikhususkan. PAUD telah berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian .

Anak – anak adalah generasi penerus bangsa. Merekalah yang kelak membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, yang tidak tertinggal dari bangsa – bangsa lain. Dengan kata lain, masa depan sangat ditentukan oleh pendidikan yang diberikan kepada anak – anak kita. Oleh karena itu, PAUD merupakan investasi bangsa yang berharga dan sekaligus merupakan infrastruktur bagi pendidikan selanjutnya. Itulah sebabnya negara – negara maju sangat serius mengembangkan PAUD.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 14, mendefinisikan pendidikan anak usia dini sebagai berikut:

“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir samapai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Menurut artikel Wikipedia tentang pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah adalah jenjang pendidikan


(26)

10

sebelum jenjang yang merupakan suatu upaya yang ditujukan bagi sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan dan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Marjory Ebbeck dalam Slamet Suyanto (2005: 95), menyatakan bahwa “pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pelayanan kepada anak mulai lahir sampai umur delapan (8) tahun”.

Menurut Hibana S. Rahman (2002: 2), mengartikan PAUD sebagai: “Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0 – 8 tahun dengan tujuan agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan Pendidikan Anak Usia Dini adalah bentuk pelayanan pendidikan yang ditujukan pada anak yang berusia 0 - 6 tahun melalui pemberian rangsangan – rangsangan atau stimulus untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani sebagai persiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Menurut Slamet Suyanto (2008: 4), PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai dengan bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Ia belum mengetahui tata krama, sopan santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia.


(27)

11

Ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan – keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan orang lain diperlukan agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak, dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan nilai – nilai nasionalisme, agama, etika moral, dan social yang berguna untuk kehidupan anak selanjutnya.

Menurut Hibana S Rahman (2002: 48), Secara umum tujuan dari pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Melalui program pendidikan yang telah dirancang dengan baik dan sistematis , maka anak akan mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki, dari aspek fisik, sosial, moral, emosi, kepribadian dan lain-lain.

Jadi tujuan pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah membentuk anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan selain itu juga mempersiapkan anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

3. Pengembangan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini

Menurut Isjoni (2009 : 63-64), Pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh pendidik/guru untuk


(28)

12

meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang dimaksud adalah :

a. Kemampuan berbahasa. Pengembangan kemampuan berbahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara tepat, serta mampu berkomunikasi secara baik.

b. Kemampuan berpikir (kognitif). Dalam pengembangan kemampuan berpikir dimaksudkan agar anak dapat mengolah apa yang diperoleh dari belajarnya, mampu memecahkan masalah dalam keseharian dan dapat mengembangkan kemampuan matematiknya.

c. Kemampuan fisil motorik. Dalam pengembangan fisik motorik ini dimaksudkan untuk melatih motorik halus dan kasar, meningkatkan kemampuan mengontrol gerkaan tubuh, koordinasi serta meningkatkan ketahanan tubuh supaya memiliki kesehatan jasmani dan rohani.

d. Kemampuan seni. Pengembangan seni bertujuan agar anak mampu mencitpakan sesuatu sesuai dengan imajinasi anak serta menunmbuhkembangkan sikap menghargai hasil karya sendiri.

4. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini

Menurut Isjoni (2009: 59-60), proses pembelajaran PAUD harus memenuhi prinsip – prinsi pembelajaran sebagai berikut :

a. Berangkat dari yang dimiliki anak

b. Belajar harus menantang pemahaman anak c. Belajar dilakukan sambil bermain


(29)

13

d. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran e. Belajar dilakukan melalui sensorinya

f. Belajar membekali ketrampilan hidup g. Belajar sambil melakukan

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah subjek dan sebagai objek kegiatan pembelajaran. Anak harus dirangsang untuk aktif di dalam kegiatan pembelajaran. Anak akan merasa senang karena mereka bisa memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan di dalam perkembangan, tanpa merasa terpaksa. Anak akan merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik maupun orang tua.

B. Kajian tentang Pembelajaran Kreatif 1. Pengertian Pembelajaran Kreatif

Menurut Utami Munandar (1999: 9) Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal – hal astistik lainya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru, dibentuk melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dirancang untuk menstimulasi. Pembelajaran kreatif adalah usaha membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu


(30)

14

memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa lebih terpusat perhatiannya secara penuh.

Pembelajaran kreatif menurut Muhibbin Syah, (2009: 32 – 32) : “Kreatif (creative) berarti menggunakan hasil ciptaan / kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.

Di dalam pengertian di atas, alhasil, di satu sisi guru bertindak kreatif dalam arti: (1) mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam; (2) membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana. Di sisi lain, siswa pun kreatif dalam hal: (1) merancang / membuat sesuatu; (2) menulis/mengarang.

2. Ciri – Ciri Pembelajaran Kreatif

Salah satu model pembelajaran yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Pembelajaran kreatif termasuk di dalam pembelajaran tersebut. Berikut ini ciri-ciri PAIKEM (Isjoni, 2009: 67) :

a. Anak didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan melalui perbuatan.


(31)

15

b. Pendidik menggunakan berbagai alat bantu dan membangkitkan semangat, lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran menarik, menyenangkan dan sesuai dengan dunia anak didik.

c. Pendidik mengatur kelas yang dapat membuat anak betah dan kerasan untuk berlama – lama di dalamnya.

d. Pendidik menerapkan pembelajaran yang kooperatif dan interaktif termasuk di dalam pembelajaran kelompok.

e. Pendidik mendorong anak didik untuk menemukan pemecahan masalah untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan dalam menciptakan lingkungan sekolah.

Menurut Muhibbin Syah (2009: 3-4), ciri – ciri PAIKEM di dalam penerapan pembelajaran kreatif, yaitu :

a. Berpusat pada siswa;

b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning);

c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-based learning);

d. Belajar secara tuntas (mastery learning);

e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning);

f. Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan ke-disini-an (contextual learning).

3. Implementasi Pembelajaran Kreatif di PAUD

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovatif suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap (Mulyasa, 2003: 93).


(32)

16

Langkah – langkah pembelajaran kreatif menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (1999: 200) antara lain : ketrampilan bertanya, penguatan, adanya variasi, menjelaskan, membuka dan menutup.

Ketrampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Penguatan merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Mengadakan variasi merupakan ketrampilan yang harus dikuasai pendidik yang bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan. Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran. Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pelajaran.

Suasana belajar perlu dirancang dengan baik oleh pendidik agar dalam pembelajaran tumbuh minat belajar siswa. Penciptaan suasana belajar merupakan langkah awal bagi guru untuk memfasilitasi siswa-siswanya untuk belajar. Suasana belajar yang kondusif memungkinkan imajinasi dan kreativitas siswa berkembang. Latar belakang siswa yang beragam dapat merupakan masukan yang baik dalam kelas bila dikelola secara benar. Pengelolaan siswa berdasar kelompok keterampilan berfikir, keterampilan bertindak, dan keterampilan lainnya dirancang oleh guru dalam pengelolaan kelas. Perencanaan pembelajaran, penilaian, dan


(33)

17

pengelolaan kelas sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.

Implementasi pembelajaran kreatif Pendidikan Anak Usia Dini melalui pemanfaatan media audio visual memudahkan bagi pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik dapat memanfaatkan media audio visual untuk mencari solusi dari kendala – kendala yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan media audio visual akan sangat berbeda sekali dengan pembelajaran yang hanya menggunakan buku dan alat, pembelajaran akan sangat menyenangkan karena adanya gambar – gambar menarik yang di senangi anak, anak didik juga dapat menirukan suara atau lagu – lagu yang ditampilkan. Selama pembelajaran anak menjadi tidak jenuh.

Sebelum pendidik menggunakan media audio visual di dalam pembelajaran PAUD, pendidik perlu menyiapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pemanfaatan media audio visual tersebut. Disamping itu pendidik juga perlu mengasah kemampuan bertanya, dengan tujuan untuk menggali gagasan atau pendapat anak, setelah anak didik melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan media audio visual tersebut. Setelah tujuan pembelajaran disusun, pendidik menyampaikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual tersebut. Pembelajaran yang memanfaatkan media audio visual memungkin anak didik bisa nyaman dan senang, karena anak didik belajar melalui indera pendengaran dan penglihatan. Setelah pembelajaran


(34)

18

dilakukan, pendidik menggali gagasan atau pendapat anak dengan bertanya kepada anak didik apa yang ditangkap anak didik dari pembelajaran yang dilakukan tadi. Anak didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan atau pendapatnya, pendidik dan anak didik lainya mendengarkan. Pendidik perlu memberikan apresiasi yang positif kepada anak didik yang telah mengeluarkan gagasan atau idenya, agar anak merasa senang dan yakin dengan apa yang disampaikan oleh anak tadi. Pembelajaran yang interaktif seperti ini, memungkinkan pembelajaran menjadi menarik. Pendidik juga bisa menyampaikan refleksi atau pemaknaan dari pembelajaran tersebut, agar anak bisa memahami dan mengerti tujaun dari pembelajaran yang diikuti tersebut.

C. Kajian tentang Media Audio Visual 1. Pengertian Media Audio Visual

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah’, „perantara’ atau „pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach & Ely (Azhar Arsyad, 2011: 3) media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, pendidik, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan


(35)

19

sebagai alat – alat grafis, potografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Susilana dan Riyana dalam Arif Wahyudi (2011: 32), berpendapat bahwa media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan . Sedangkan Sumantri dan Permana dalam Arif Wahyudi (2011: 32), mengemukakan bahwa media audio visual merupakan media yang tidak hanya dapat dipandang atau diamati tetapi juga dapat didengar. Media audio visual memiliki jenis jenis yang beragam. Contohnya yaitu media film, televisi, slide bersuara, dan multimedia berbasis komputer.

Menurut Ronal Anderson (1994: 99), media audio visual atau video adalah merupakan rangkaian gambar elektronis yang disertai oleh unsur suara audio juga mempunyai unsur gambar yang dituangkan melalui pita video (video tape). Rangkaian gambar elektronis tersebut kemudian diputar dengan suatu alat yaitu video cassette recorder atau video player.

Dari beberapa pendapat terkait pengertian media audio visual, dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah media yang penyampaian pesanya dapat diterima melalui indera pendengaran dan indera penglihatan.

2. Contoh – Contoh Media Audio Visual Beberapa contoh media audio video yaitu:


(36)

20 a. VCD

Video CD disingkat VCD atau disebut juga View CD atau Compact Disc digital video adalah format digital standar untuk penyimpanan gambar video dalam suatu cakram padat. Cakram VCD ini dapat dijalankan dengan alat perekam/pemutar VCD. Namun hampir semua jenis komputer PC, perekam/pemutar cakram DVD, serta beberapa konsol permainan video juga dapat menjalankan jenis cakram VCD ini. (Wikipedia, 2011).

b. Televisi

Televisi adalah sebuah mediatelekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom ("hitam putih") maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. "Televisi" juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata televisi merupakan gabungan dari kata televisi atau jauh dari bahasa Yunani dan visio atau penglihatan dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. (Wikipedia, 2011).


(37)

21 3. Karakteristik Media Audio Visual

Menurut Ronald Anderson (1994: 103-105) bahwa dalam media video terdapat kelebihan dan kekurangan, antara lain:

Kelebihan media video:

a. Dapat digunakan untuk klasikal atau individual b. Dapat digunakaan seketika.

c. Digunakan secara berulang.

d. Dapat menyajiakn materi secara fisik tidak dapat bicara kedalam kelas.

e. Dapat menyajikan objek yang bersifat bahaya f. Dapat menyajikan obyek secara detail

g. Tidak memerlukan ruang gelap h. Dapat di perlambat dan di percepat i. Menyajikan gambar dan suara Kelemahan media video :

a. Sukar untuk dapat direvisi b. Relatif mahal

c. Memerlukan keahlian khusus

4. Pemanfaatan Media Audio Visual dalam PAUD

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa media audio visual memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemanfaatan media audio visual di dalam PAUD melalui pemutaran film – film yang terkait dengan tema pembelajaran, sehingga dengan pemanfaatan media ini, anak bisa


(38)

22

mendengar dan melihat langsung apa yang sedang diputar/ditontonnya. Di dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ini, anak didik, diajak untuk mengambil hikmah atau pelajaran yang terkandung di dalam film atau cerita. Anak diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya terkait dengan apa yang ditangkap anak dalam film – film tersebut.

D. Penelitian yang Relevan

Di bawah ini akan disajikan secara garis besar tentang beberapa temuan atau hasil dari penelitian yang dianggap ada keterkaitannya dengan penelitian ini, yaitu :

1. Judul Skripsi : Pembelajaran Bercerita Menggunakan Media Video di Kelompok BermainTunas Mulia Bonggalan Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul oleh Mela Wijayanti (08111244022) : 2012

Hasil Penelitian : Pembelajaran bercerita menggunakan media video di Kelompok Bermain Tunas Mulia dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain : (1) perencanaan pembelajaran yang meliputi administrasi, perencanaan kurikulum, menetapkan tujuan pembelajaran, menyusun persiapan mengajar; (2) peran guru dalam pembelajaran, yaitu mulai dari perencanaan,


(39)

23

menyiapkan media, membimbing pelaksanaan pembelajaran, sampai evaluasi belajar; (3) media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah poster/gambar, laptop, dan pengeras suara atau speaker, serta meja berukuran sedang untuk meletakkan semua media; (4) pelaksanaan pembelajaran yang dapat terlaksana sampai evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran bercerita menggunakan media video ini dapat dicapai yaitu menggunakan wawancara/tanya jawab.

2. Judul Skripsi : Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran CD Interaktif terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD N Nganggrung Wonokerto Turi Sleman oleh Ratih Dwie Chahyani (07105241007) : 2011

Hasil Penelitian : Pemanfaatan media pembelajaran CD interaktif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukan pada hasil rata – rata pre test kelompok eksperimen sebesar 84 dan nilai rata – rata post test sebesar 95,17 dengan hasil uji-t nilai p sebesar 0,04 (p<0,05). Pemanfaatan media CD interaktif ini


(40)

24

mampu meningkatkan motivasi belajar IPA dibanding dengan menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan buku teks.

E. Kerangka Berpikir

Penelitian ini akan mengkaji terkait dengan implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual. Sebagaimana fakta yang ada di lapangan bahwa pendidik PAUD memiliki tugas dan kewajiban untuk membantu memberikan ransangan pendidikan kepada anak usia dini, sehingga anak usia dini mampu berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pemberian rangsangan yang tepat akan berdampak pada kualitas anak usia dini.

Pendidik PAUD di dalam proses pembelajaran bagi anak usia dini harus menggunakan strategi atau langkah – langkah yang tepat, agar anak usia dini bisa berkembang dengan lebih baik. Hal tersebut tentunya harus didukung oleh kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran anak usia dini. Di dalam pengelolaan pembelajaran anak usia dini, pendidik PAUD harus menguasai kamampuan standar bahkan lebih, sehingga pembelajaran paud bisa berjalan lebih efekif. Proses pembelajaran anak usia dini, di dahului dengan penyusunan desain pembelajaran. Desain pembelajaran ini meliputi beberapa aspek pembelajaran seperti tujuan pembelajaran, kurikulum (menu


(41)

25

generik), sasaran pembelajaran, media dan metode pembelajaran, dan lain sebagainya.

Setelah desain pembelajaran disusun, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang mengacu pada desain pembelajaran yang disusun sebelumnya. Proses pembelajaran ini yang nantinya akan memberikan dampak bagi perkembangan anak usia dini. Semakin baik desain pembelajaran, dan semakin efektif proses pembelajaran akan memberikan dampak yang besar bagi kualitas anak usia dini.

Semua hal di atas tentunya perlu di dukung oleh kemampuan Pendidik PAUD dalam memanfaatkan media pembelajaran. Sebagaimana fakta di lapangan bahwa perkembangan media pembelajaran audio visual berkembang dengan cepat, sehingga pendidik PAUD perlu memanfaatkan media audio visual tersebut dalam melaksanakan pembelajaran anak usia dini. Pemanfaatan media audio visual tersebut diharapkan mampu memunculkan pembelajaran yang kreatif, sehingga kualitas atau mutu pembelajaran anak usia dini berkembang dengan baik.

Permasalahan yang terjadi di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY adalah belum maksimalnya pemanfaatan media audio visual di dalam pembelajaran PAUD. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian terkait dengan implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfatan media audio visual . Harapannya adalah setelah mengetahui implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual, pendidik paud mampu meningkatan kualitas pembelajaran kreatif, dan mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas.


(42)

26

Gambaran penelitian ini sebagaimana tergambarkan seperti dibawah ini :

F.

Gambar 1. Kerangka Berpikir G. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati?

2. Program pembelajaran apa saja yang sudah memanfaatkan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati?

3. Apa manfaat atau hasil yang dicapai dari pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati?

4. Apa faktor pendukung implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual?

5. Apa faktor penghambat implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan audio visual?


(43)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain – lain.Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Lexy Moleong, 2007: 6). Menurut Bogdan dan Tylor dalam Lexy Moleong (2007: 4), penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri – ciri. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Lexy Moleong (2007: 8-10) bahwa penelitian kualitatif memiliki lima ciri, yaitu :

1. Dilaksanakan dengan latar alami, karena merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari peristiwa.

2. Bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata – kata atau gambar daripada angka.

3. Lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata. 4. Dalam menganalisis data cenderung cara induktif.

5. Lebih mementingkan tentang makna(essensial).

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif data yang diperoleh berupa informasi , keterangan dan berupa hasil-hasil pengamatan. Dalam penelitian kualitatif hasil pengamatan tidak disajikan dalam bentuk numerik, melainkan dalam bentuk


(44)

28

kata-kata sesuai dengan karakteristik dari pendekatan kualitatif sehingga diperoleh pemahaman-pemahaman yang lebih mendalam dan lebih luas tentang pengamatan dibalik informasi selama berinteraksi dilapangan.

Menurut S Nasution (1998: 9-12) Penelitian kualitatif mempunyai beberapa karakteristik, yaitu melakukan penelitian pada latar alamiah (natural), peneliti sebagai instrumen penelitian, sangat deskriptif, mementingkan proses dari pada hasil, mencari makna, mengutamakan data langsung, melakukan trianggulasi, menonjolkan rincian kontekstual, subjek yang diteliti dipandang mempunyai kedudukan yang sama, melakukan verifikasi, mengumpulkan sampling yang purposive, melakukan audit trail, melakukan perspektif emic, partisipasi tanpa mengganggu, mengadakan analisis awal dan desain tampil dalam proses penelitian.

Penelitian yang dilakukan berupaya mendeskripsikan secara jelas mengenai implementasi pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY. Secara eksplisit data yang hendak diperoleh antara lain: manfaat media audio visual bagi pembelajaran, apa dampak yang dirasakan peserta didik setelah pembelajaran menggunakan audio visual, Bagaimana pendidik memanfaatkan audio visual dalam melaksanakan pembelajaran PAUD di PAUD Bina Buah Hati

Oleh karena itu lebih tepat jika dijelaskan dengan kata-kata untuk memperoleh makna, maka yang harus diteliti olah peneliti adalah mengkaitkan informasi yang diperoleh dengan konteksnya, maksudnya adalah informasi yang diperoleh dengan lingkungan sekitarnya.


(45)

29 B. Waktu dan Tempat Penelitian

Sebelum memulai menentukan tempat penelitian terlebih peneliti mengadakan penjajagan kelapangan. Penjajagan awal dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai keadaan tempat penelitian. Selain itu penjajagan awal dilakukan juga untuk memudahkan terciptanya hubungan yang baik antara peneliti dengan subjek penelitian atau sumber informasi sehingga dapat diterima dengan baik dan dapat mengamati situasi dengan wajar. Dengan demikian akan memudahkan peneliti dalam mendapatkan data mengenai informasi yang dikehendaki.

Untuk menentukan setting penelitian selanjutnya, peneliti melakukan penjajagan dan pengamatan mengenai bagaimana implementasi pembelajaran kreatif di PAUD Bina Buah Hati.

Penelitian ini dilakukan di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY, yang beralamat di Jl. Sorowajan Baru No 1, Banguntapan, Bantul DIY. Penelitian ini dilakukan di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY dikarenakan PAUD tersebut memiliki beberapa keunggulan terkait pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual. Waktu penelitian ini dimulai Bulan Desember 2010 - Agustus 2012.

C. Subjek Penelitian

Mengingat penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, maka dalam menentukan populasi dan sampel penelitian mengunakan istilah subjek penelitian. Subjek penelitian yang dimaksud adalah sumber informasi, yaitu pendidik PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY dan orang tua anak/peserta


(46)

30

didik. Data yang diperoleh dari pendidik adalah hal-hal yang berkaitan dengan, manfaat audio visual dalam pembelajaran, contoh teknologi pembelajaran yang sudah digunakan dalam pembelajaran, apa dampak yang dirasakan setelah pendidik menggunakan audio visual dalam pembelajaran, dan lain - lain. Data yang diperoleh dari orang tua anak yang berkaitan dengan manfaat media audio visual di dalam pembelajaran PAUD.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif, peneliti mengunakan pengamatan kejadian apa adanya. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, dengan alasan bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti baik masalah, prosesur penelitian data yang akan dikumpulkan, bahkan hasil yang diharapkan tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah (1) metode observasi; (2) metode wawancara; (3) metode dokumentasi. Antara metode satu dengan yang lainnya dilaksanakan untuk kepentingan saling mendukung dan saling melengkapi sehingga akan diperoleh data yang mendalam dan objektif. Metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut ini:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu alat pengumpulan data yang mengunakan alat indra penglihatan sebagai media utamanya. Observasi dilakukan guna memperoleh data-data mengenai: manfaat audio visual dalam pembelajaran, contoh teknologi pembelajaran yang sudah


(47)

31

digunakan, apa perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan media audio visual pembelajaran dalam pembelajaran,dan lain - lain.

Pengamatan atau observasi dimanfaatkan sebesar – besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Licoln dalam Lexy Moleong (2007: 174-175) bahwa:

a. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi dalam keadaan sebenarnya.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan- jangan pada data

yang dijaring ada yang keliru atau bias.

e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi – situasi yang rumit.

f. Kasus – kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

2. Wawancara

Wawancara ialah percakapan dengan maksud tertentu (Lexy Moleong, 2007: 186). Sumber data yang paling utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia dalam posisi sebagai nara sumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan metode wawancara. Metode wawancara ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.

Penelitian yang dilaksanakan mengunakan pedoman wawancara bebas terpimpin, yang berarti pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu tetapi daftar pertanyaan tersebut tidak mengikat jalanya wawancara. Catatan mengenai pedoman wawancara bertujuan agar arah


(48)

32

interview tetap dapat dikendalikan dan tidak menyimpang dari pedoman yang telah ditetapkan.

Wawancara dilakukan secara mendalam kepada pengelola PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY, pendidik PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY, dan orang tua peserta didik. Adapun hal-hal yang ditanyakan dalam penelitian antara lain:

a. Manfaat audio visual dalam pembelajaran?

b. Program – program seperti apakah yang dilakukan pendidik dalam memanfaatkan media audio visual untuk pembelajaran PAUD?

c. Apakah Pendidik PAUD sudah memanfaatkan media audio visual dalam menyusun pembelajaran PAUD?

Wawancara dilaksanakan secara mendalam, maka digunakan pedoman wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Lexy Moleong, 2007: 216-217). Guba dan Lincoln dalam Lexy Moleong (2007: 217), ada beberapa alasan dari penggunaan dokumentasi, antara lain:

a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong.

b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.

c. Keduanya berguna dan sesuai untuk penelitian kualitatif.

d. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi dokumen harus dicari dan ditemukan.

e. Keduanya tidak reaktif sehingga sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.

f. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.


(49)

33

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan melihat dan mencatat dokumen yang ada. Data yang diperoleh dari lapangan antara lain : a. Media audio visual yang digunakan dalam pembelajaran

b. Cara menggunakan audio visual

Adapun jenis data dan metode pengumpulan data penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan tabel di bawal ini :

Tabel 1. Metode Pengumpulan Data

No. Aspek Sumber data

Metode Pengumpulan Data

1. Implementasi pembelajaran

kreatif melalui pemanfaatan

media audio visual

Pendidik PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY dan orang tua anak

Observasi, wawancara, dan dokumentasi

2. Hasil Implementasi

pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pendidik PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY dan orang tua anak

Observasi, wawancara, dan dokumentasi

3. Faktor pendukung dan

penghambat dalam

implementasi pembelajaran

kreatif melalui pemanfaatan audio visual di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY.

Pendidik PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY, orang tua anak

Observasi, wawancara, dan dokumentasi


(50)

34 E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti dapat mengolongkan kedalam pola, tema atau kategori. Teknik analisis data yang digunakan meliputi 3 tahap, yaitu reduksi data (penyederhanaan), display data (disajikan), dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data

Data yang sudah dibuat dalam uraian terperinci, karena menghindari makin menumpuknya data yang akan masuk untuk dianalisis sejak awal uraian tersebut direduksi. Reduksi data dilakukan dengan cara menghilangkan atau membuang bagian-bagian data isi yang tidak mendukung permasalahan yang dikaji dalam penelitian mengenai implementasi pembelajaran kreatif di PAUD KB Bina Buah Hati BPKB DIY melalui pemanfaatan audio visual.

2. Display data

Display data merupakan suatu proses penyajian data. Dengan tujuan data yang terkumpul dari observasi, wawancara dan dokumentasi itu bisa dilihat gambaran seluruhnya, sehingga akan memudahkan dalam mengambil kesimpulan yang tepat dan mempermudah dalam penyusunan penelitian. Data yang telah direduksi atau dipilah-pilah selanjutnya akan


(51)

35

disajikan dalam bentuk teks naratif dilampiri dengan gambar yang diperoleh melalui dokumentasi.

3. Penarikan kesimpulan

Dalam penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dilakukan sejak awal penelitian itu dimulai. Kesimpulan itu pada awalnya masih bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data kesimpulan itu menjadi mantap. Berdasarkan data yang disajikan selanjutnya ditarik kesimpulan terhadap seluruh data yang telah diperoleh selama berlangsungnya proses pengumpulan data. Penarikan kesimpulan sejak penelitian dimulai atau dilakukan setelah data secara keseluruhan dianalisis dan ditinjau dari konsep-konsep yang berhubungan. Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian.

F. Teknik Keabsahan Data

Menurut Lexy Moleong (2007: 324) Kriteria keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan. Ada 4 kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan teknik trianggulasi metode, sumber dan cek. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, digunakan untuk cross check data. Pengertian ini diterapkan saat


(52)

36

ingin mengetahui implementasi pembelajaran kreatif di PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY melalui pemanfaatan audio visual. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan triaggulasi dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan keadaan dan perspektif subjek yang diteliti dengan pandangan atau pendapat orang lain. Dengan demikian tujuan akhir dari trianggulasi adalah dapat membandingkan informasi tentang hal yang sama, yang diperoleh dari beberapa pihak agar ada jaminan kepercayaan data dan menghindari subjektivitas dari peneliti, serta meng-cross ceck data diluar subjek.


(53)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lembaga

Fungsi BPKB DIY berdasarkan SK Gub DIY No 159 tahun 2002 Tanggal 4 November 2002 adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas di Bidang Pengkajian, Pengembangan, dan Pelatihan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Ada beberapa alasan yang mendasari BPKB DIY mengadakan program pendidikan anak usia dini, diantaranya sesuai dengan SK Gub DIY No 159 Tahun 2002 Tanggal 4 November 2002 yaitu sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas di Bidang Pengkajian, Pengembangan, dan Pelatihan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

1. Sejarah Singkat PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY

PAUD Bina Buah Hati berdiri pada tanggal 20 Desember 2002. PAUD Bina Buah Hati Yogyakarta merupakan pusat informasi dan pelayanan anak usia dini. PAUD Bina Buah Hati beralamatkan di Jl. Sorowajan Baru No. 1, Banguntapan, Yogyakarta 55141, telp/fax. (0274) 484367. PAUD Bina Buah Hati merupakan LABSITE BPKB DIY dan berada di dalam kompleks BPKB DIY.

PAUD Bina Buah Hati sebagai sebuah labsite BPKB DIY melaksanakan fungsi sebagai: pertama, memberikan layanan anak usia


(54)

38

dini terutama bagi sasaran di lingkungan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar. kedua, PAUD Bina Buah Hati menjadi media bagi pengembangan kualitas pendidikan anak usia dini baik berkaitan dengan pengembangan ketenagaan maupun program layanan.

PAUD Bina Buah Hati adalah lembaga yang memiliki kepedulian untuk mendorong pendidikan dan pengasuhan anak usia dini yang lebih berkualitas, mempromosikan nilai adil gender dan memberikan penghargaan terhadap hak anak dan keragaman budaya. Sejak awal berdiri, PAUD Bina Buah Hati telah berkometmen untuk menyelenggarakan pendidikan murah berkualitas mengedepankan potensi lokal dengan segmen sasaran untuk memberikan akses masyarakat golongan menengah ke bawah, meski tidak menutup untuk golongan masyarakat ekonomi yang telah mapan.

PAUD Bina Buah Hati bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pemerintah, Universitas, Psikolog, Puskesmas, Himpaudi, berdedikasi untuk memberikan pelayanan bagi anak, keluarga, pendidik anak usia dini, maupun institusi dan kelompok yang peduli terhadap tumbuh kembang anak.

PAUD Bina Buah Hati memiliki prioritas pelayanan kepada anak usia dini yaitu umur 0-6 tahun sebagai pusat yang berfungsi memberikan pelayanan dan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pendidikan anak usia dini.


(55)

39

2. Visi Misi Lembaga PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY

Visi PAUD Bian Buah Hati sebagai pusat layanan, informasi, dan pengembangan pendidikan anak usia dini yang berkualitas.

Misi:

a. Memberikan layanan kebutuhan dasar dan pendidikan anak usia dini secara holistik agar anak menjadi sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia.

b. Memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat tentang pendidikan anak usia dini.

c. Fasilitasi bagi pengembangan ketenagaan pendidikan anak usia dini. d. Fasilitasi bagi pengembangan kualitas layanan pendidikan anak usia

dini.

3. Tujuan Program

a. Meningkatkan kualitas PAUD Bina Buah Hati sebagai labsite BPKB DIY agar benar-benar berfungsi sebagai sebuah labsite pendidikan anak usia dini.

b. Membantu orang tua untuk membimbing, mengasuh dan mendampingi kegiatan anak-anak selama berada di lingkungan taman bermainnya untuk menstimulasi semua potensi kecerdasan anak yang dimiliki melalui kegiatan pembelajaran sentra yang diintegrasikan dengan potensi lokal.


(56)

40 4. Program Layanan

Layanan PAUD ” Bina Buah Hati” meliputi :

a. Taman Penitipan Anak untuk anak usia 18 bulan sampai dengan 6tahun.

b. PAUD untuk anak usia 2 sampai dengan 4 tahun. c. Pre school untuk anak usia 4 sampai dengan 6 tahun.

d. Satuan PAUD Sejenis untuk anak usia 6 bulan sampai dengan 6 tahun.

5. Tata Tertib PAUD ”BINA BUAH HATI”

a. Anak – anak yang fullday tiba di sekolah pukul 07.00 WIB, bagi PAUD & Preschool tiba di sekolah pukul 08.00 WIB.

b. Anak – aank memakai baju yang bersih, rapi & sopan.

c. Pengantar / pendamping tidak diperkenankan masuk kedalam sentra selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Pengantar / Pendamping diharapkan menunggu diruang tunggu yang telah disediakan.

e. Anak – anak tidak diperkenankan membawa mainan dari rumah dan membawa mainan yang ada di sekolah.

f. Anak – anak hanya membawa minum dari rumah, karena di sekolah sudah mendapat snack.

g. Khusus untuk kelompok baby (toddler), orang tua diperbolehkan bergabung, tetapi pada saat pembelajaran tetap dipegang oleh guru. h. Kegiatan pembelajaran dimulai jam 08.15 WIB.


(57)

41

j. Pembelajaran selesai pada pukul 11.00 Wib untuk Preschool sudah termasuk kegiatan ekstrakurikuler.

k. Kegiatan fullday selesai pada pukul 16.00 Wib. 6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PAUD Bina Buah Hati dipaparkan dalam bentuk bagan. Struktur organisasi merupakan hubungan antara fungsi-fungsi suatu organisas dalam menjalankan tugasnya masing-masing dimana wewenang dan tanggung jawab terbesar terletak pada kepala BPKB karena sebagai Pembina. Kepala BPKB membawahi beberapa sub bagian, dan tiap-tiap bagian berhak bertanggung jawab dan memeriksa atas hasil-hasil pekerjaan yang ada dalam wewenangnya, yang kemudian akan dilaporkan kepada bagian yang ada di atasnya. Pembagian kerja yang tepat dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi. Jumlah pengelola ada delapan (8) orang yaitu kepala BPKB, pengelola puslik PAUD, ketua labsite urusan administrasi, ketua labsite urusan humas dan kerjasama, ketua libsite pendidik dan pengasuh, ketua libsite urusan pembelajaran, ketua libsite urusan sarana prasarana.


(58)

42

Struktur organisasidapat dilihat pada gambar berukut:

Gambar 2. Struktur Organisasi PAUD Bina Buah Hati

Dalam pelaksanaannya pengelola dan pendidik mempunyai tugasnya masing – masing.

a. Pengelola

Pengelola PAUD ”Bina Buah Hati” mempunyai tugas mengkoordinasi dari kegiatan yang dilakukan, merencanakan program, kemudian mengevaluasi, memonitoring dari rencana kegiatan pembelajaran, membantu stakeholder dalam mencari informasi, ini seperti yang di ungkapkan oleh Bu D (koordinator).

Pengelola ya mempunyai tugasmengkoordinasi semua kegiatan, merencanakan program, sampe mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Memonitoring dari rencana kegiatan pembelajaran, Membantu masyarakat luas yang ingin belajar tentang PAUD, khan banyak mbak yang magang – magang disini jadi ya membantu sebisa mungkin,menkonekan antara rencana pembelajaran dengan Visi dan


(59)

43 b. Pendidik

Pendidik PAUD ”Bina Buah Hati” mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan juga mengevaluasi hasil belajar anakn secara harian, bulanan dan persemester. Pendidik juga harus memberi tauladan atau contoh yang baik bagi anak karena apa yang dilakukan oleh pendidik akan diiru oleh anak didik, pendidik juga harus dapat mengembangkan potensi anak sesuai dengan kemampuan dan bakat anak, selain itu pendidik juga mengurusi administrasi anak didik, mengejarkan anak untuk dapat mandiri, dapat bersosialisasi. Halmini sesuai dengan yang dikatakan T (pendidik) :

”Pendidik ya mempunyai tugas banyak mbak, dari ikut

merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sampe dengan mengevaluasi pembelajaran, evaluasi itu sendiri dibagi menjadi 3, evaluasi harian, bulanan , dan semester, didalam keseharian pendidik harus bisa memberikan contoh yang baik bagi anak didik, membantu mengembangkan potensi anak sesuai dengan kemampuan dan bakatnya, pendidik juga harus bisa

mengadministrasi kelas”.

Sama halnya yang dikatakan I (pendidik) :

”pendidik juga ikut dalam perencanaan, melaksanakan

pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran, selain itu juga pendidik juga harus bisa mengajarkan anak agar dapat mandiri, dapat bersosialisasi dengan orang lain sejak dini, agar anak dapat


(60)

44

mengenal dunia diluar rumah dan ini akan menambah pengalaman

tersendiri bagi anak”.

7. Keadaan Anak Didik

Jumlah anak didik di PAUD “Bina Buah Hati” cukup banyak. Hingga saat ini ( Januari 2011) tercatat 32 anak, dan 33 anak yang ikut TPA yang ada di PAUD. Anak-anak berasal dari berbagai latar belakang dan karakteristik keluarga yang berbeda-beda. Secara lebih lengkap data mengenai anak didik ada di lampiran.

8. Satuan PAUD yang Didirikan

Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang didirikan di Bina Buah Hati terdiri dari Taman Penitipan Anak (TPA), PAUD (KB), Pre School dan Satuan PAUD sejenis. Untuk TPA masuk pada hari senin – sabtu dengan jam belajar hari senin-jum’at 08.00 – 16.00 untuk hari sabtu pulang pukul 14.00 wib. Untuk keompok bermain terdiri dari dua kelas yaitu PAUD kecil usia 2 – 3 tahun yang terbagi menjadi kelompok A masuk pada hari selasa, kamis dan sabtu sedangkan kelompok B masuk pada hari senin-sabtu dan PAUD besar usia 3 - 4 tahun yang terbagi menjadi kelompok A padahari selasa, kamis dan sabtu sedangkan kelompok B pada hari senin-sabtu masuk pada pukul 08.00 – 11.00 wib. untuk pre school masuk pada hari senin-sabtu, untuk jam belajar dan bermain pada pukul 08.00 – 11.00 wib. Sedangkan untuk satuan PAUD sejenis ( Taman Toddler ) untuk usia 18 bulan – 2 tahun masuk pada hari senin-sabtu pada pukul 08.00 – 10.00 wib. Tempat Pembelajaran anak


(61)

45

berada di kelas dengan mengunakan sentra bermain sebagai kegiatan belajar anak.

9. Waktu Pembelajaran

a. Taman Toddler usia 18 bulan – 2 tahun

Masuk 6 hari dalam seminggu yaitu hari Senin s.d Sabtu. Jam belajar dan bermain : 08.00 – 10.00 Wib.

b. PAUD Kecil Usia 2 – 3 tahun

Kelompok A masuk 3 hari dalam seminggu yaitu hari Senin, Rabu, Jumat

Kelompok B masuk 6 hari dalam seminggu yaitu hari Senin s.d Sabtu Jam Belajar dan Bermain : 08.00 – 10.00 Wib

c. PAUD Besar Usia 3 – 4 tahun

Kelompok A masuk 3 hari dalam seminggu yaitu hari Selasa, Kamis, Sabtu

Kelompok B masuk 6 hari dalam seminggu yaitu hari Senin s.d Sabtu Jam belajar dan Bermain : 08.00 – 10.00 wib

d. Preschool usia 4 – 5,5 tahun

Masuk 6 hari dalam seminggu yaitu hari Senin s.d Sabtu Jam belajar dan bermain : 08.00 – 11.00 Wib

e. Taman Penitipan Anak

Masuk 6 hari dalam seminggu yaitu hari Senin s.d Sabtu Jam belajar dan pengasuhan hari Senin s.d Jumat 08.00 – 16.00 wib


(62)

46 10.Program Lain yang Mendukung

Ada 5 program yang mendukung proses pembelajaran anak usia dini di labsite PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY, yaitu:

a. Pemanfaatan alat permainan edukatif tradisional maupun dolanan anak.

Mengenalkan kembali kepada anak tentang keragaman budaya yang pernah ada dan dimiliki nenek moyang, dalam upaya melatih ketrampilan, ketelitian, mengasah konsentrasi, membina fisik, melatih kebersamaan, belajar seni, melatih imajinasi, belajar kompetitif, menciptakan interaksi sosial emosional yang nantinya akan berkembang menjadi generasi yang kreatif, penuh tepo sliro, mengerti dan memahami perasaan orang lain.

b. Bahasa Inggris dan Multimedia

Untuk melengkapi kegiatan belajar anak-anak dikenalkan juga dengan pembelajaran bahasa Inggris diutamakan untuk usia 4 tahun ke atas, dengan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan sehingga mereka bisa memperoleh pengetahuan tentang bahasa Inggris dari pengalaman mereka ketika bermain. Anak-anak juga dikenalkan adanya pemanfaatan audio visual sebagai media kegiatan pembelajaran.

c. Konsultasi Psikologi maupun Kesehatan Anak

Tenaga psikolog maupun dokter anak siap memantau perkembangan anak maupun kesehatan anak, akan memberikan


(63)

47

masukan-masukan bagi para orang tua pendidik dalam menyesuaikan dengan situasi belajar anak. Kegiatan ini bekerja sama dengan unit layanan Konsultasi dan Advokasi pada PAUD Center BPKB DIY. Pemeriksaan kesehatan anak dilakukan secara rutin satu bulan sekali yang bekerja sama dengan dokter Puskesmas di Wirobrajan Yogyakarta.

d. Pembelajaran anak di alam terbuka

Selain kegiatan belajar dilakukan di dalam sentra-sentra bermain, setiap satu minggu sekali anak belajar di alam terbuka sebagai alternatif rekreatif bagi anak dengan berbagai jenis permainan yang mendukung tercapainya optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

e. Fild trip/Mini trip

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada anak dengan berkunjung ke tempat-tempat tertentu untuk mendukung menyampaikan materi kepada anak, misalnya ke kantor pos, pemadam kebakaran, meseum dirgantara, stasion kereta api, dan lain-lain.

11.Kurikulum

Kurikulum Labsite PAUD Bina Buah Hati BPKB DIY mempunyai kekhasan, yaitu:


(64)

48

Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh pendidik yang meliputi kemampuan fisik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, seni, moral dan nilai-nilai agama.

b. Pengembangan perilaku/kemandirian anak

Program kegiatan belajar dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari di PAUD ”Bina Buah Hati” meliputi pengembangan emosi, moral, nilai-nilai agama, kemandirian, kedisiplinan, sopan santun, unggah-ungguh, tepo sliro, kebersamaan antar teman.

c. Pengenalan potensi lokal

Program kegiatan belajar dalam rangka pengenalan potensi lokal melalui pengenalan budaya daerah lewat permainan.

d. Bahasa asing

Untuk melengkapi kegiatan belajar anak-anak dikenalkan juga dengan pembelajaran bahasa Inggris diutamakan untuk usia 4 tahun ke atas, dengan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan sehingga mereka bisa memperoleh pengetahuan tentang bahasa Inggris dari pengalaman mereka ketika bermain.


(65)

49 B. Data Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Implementasi Pembelajaran Kreatif Melalui Pemanfaatan Media Audio VisualPada Pembelajaran di PAUD ”BinaBuah Hati”

a. Latar Belakang

Latar belakang pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual pada pembelajaran di PAUD ”Bina Buah Hati, karena perkembangan pendidikan sekarang yang menggunakan teknologi media audio visual di setiap pembelajaran, semua elemen pendidikan menggunakannya. Pembelajaran melalui media audio visual dikenalkan pada anak agar anak terbiasa dengan hal – hal yang baru bagi mereka. Pembelajaran yang memanfaatkan media audio visual banyak manfaatnya bagi anak, gambar – gambar atau bentuk yang lucu, animasi yang begerak disertai effect suara yang menarik membuat pembelajaran menjadi tidak menjenuhkan dan membosankan.

b. Tujuan

Tujuan dari pemanfaatan audio visual pada pembelajaran agar anak sejak dini dikenalkan dengan pembelajaran yang modern yang menggunakan media elektronik yang menggunakan gambar – gambar yang menarik yang dapat berubah – berubah bagi anak, video atau film yang bermanfaat bagi yang dapat merangsang perkembangan otak anak, sehingga di dalam pembelajaran anak tidak merasa bosan, mengantuk, dan jenuh. Anak selalu dikenalkan dengan sesuatu yang


(66)

50

baru yang membuat anak menjadi penasaran sehingga anak akan mengikuti pembelajaran sampai selesai, materi yang disampaikan dapat anak terima dengan cepat. Selain itu anak juga akan mudah mengingat apa yang pendidik sampaikan, karena sesuatu hal yang disampaikan dengan cara yang menarik akan terekam di otak anak. c. Program pembelajaran yang menggunakan media audio visual

1) Keagamaan

Dalam setiap akan memulai kegiatan di PAUD, anak-anak dibiasakan untuk memulainya dengan berdoa. Doa yang diajarkan adalah doa ketika akan memulai belajar, doa untuk kedua orangtua, doa akan makan. Apabila anak yang hadir tidak hanya muslim, maka doa yang dipanjatkan adalah doa secara umum.

Pengamatan pada tanggal 3 Januari 2011, seperti biasa sebelum memulai kegiatan, anak-anak berdoa bersama. Pukul 08.15 anak-anak memasuki ruang belajar kemudian berdoa bersama di pimpin oleh pendidik masing – masing, kemudian pembelajaran materi agama dimulai, hari itu belajar menggunakan film islami. Film islami tersebut menceritakan tentang sahabat – sahabat nabi, film tersebut tidak sulit untuk diterima oleh anak karena ringan bahasanya tetapi mengandung banyak materi agama didalamnya. Tentang bagaimana bersikap baik terhadap orang tua, orang lain, saudara.


(67)

51

Selain itu didalam film islami tersebut juga ada doa – doa sehari hari, sehingga anak juga belajar menghafal doa – doa tersebut, doa sebelum dan setelah makan, doa masuk dan keluar jamban, doa akan belajar, doa akan bepergian, doa akan tidur,dll. Dengan adanya gambar yang lucu – lucu anak – anak cepat menyerap materi tersebut dan tidak mengalami jenuh. Setelah pembelajaran hari itu selesai. Pendidik memimpin doa penutup belajar, sebagai ungkapan syukur karena hari itu pembelajaran selesai dengan lancar. Hal ini di dukung dengan apa yang dikatakan S(orang tua) : ” Pembelajaran menggunakan film, atau CD bagi anak sangat menguntungkan mbak, selain cepat penyiapannya, pembelajarannya juga cepat di terima oleh anak

saya, anak saya cepat ingat”.

Dengan menggunakan dan memanfaatkan media audio visual berupa CD/DVD dalam pembelajaran agama, sangat baik dan bagus hasilnya, karena anak – anak dapat menangkap dan menerima pembelajaran dengan baik. Selain itu timbulnya komunikasi antara anak dengan pendidik, apabila anak tidak mengerti kemudian mereka langsung menanyakannya pada pendidik.

Anak – anak juga sangat menikmati film tesebut karena penuh dengan gambar – gambar yang menarik dan anak tidak merasa jenuh. Bagi orang tua hasil yang dirasakan dengan


(68)

52

pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran dikelas, dapat cepat dilihat. Anak sangat senang dengan pembelajaran menggunakan media audio visual, dan anak dapat mengingat pembelajaran yang tadi diberikan oleh pendidik.

2) Fisik

Pembelajaran kreatif melalui pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan fisik yang antara lain, senam ceria menggunakan CD, latihan menggerakan anggota tubuh sebelum melakukan kegiatan dengan musik di tape recorder.

Pengamatan pada tanggal 4 Januari 2011, Sebelum pembelajaran dimulai anak – anak berbaris dengan rapi dan menuju halaman utuk senam. Kemudian setelah anak – anak siap untuk senam, pendidik memutarkan musik dan senam segera dimulai, anak – anak melakukan kegiatan ini setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan ini dilakukan agar badan anak sehat, otot – otot mereka lentur untuk melakukan kegiatan seharian.

Pembelajaran fisik selain senam juga dengan melipat kertas, membuat garis horisontal dan vertikal melalui melihat dahulu melalui media CD. Kemudian anak – anak disediakan kertas untuk melipat, alat tulis lainnya. Setelah melihat apa yang disajikan di CD, kemudian anak – anak menirunya dengan menggunakan alat


(69)

53

yang telah disediakan. Pendidik membantu anak – anak yang belum bisa untuk melipat kertas dan menggaris horisontal atau vertikal.

Pembelajaran fisik yang diawali dengan diputarnya media VCD membuat anak semakin tertarik dan merasa penasaran dengan materi yang disampaikan, karena didalamnya terdapat gambar kartun yang lucu – lucu, pembawa acara yang mampu membuat anak terhibur dan senang, suasana yang indah yang ditampilkan sehingga anak merasa senang terhadap pembelajarannya dan kemudian dapat mempraktekannya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan U (orangtua):” Anak khan suka pada hal yang menarik dan baru mbak, dengan melihat saja kartun yang diputar di CD anak cepat tahu dan ngerti pada apa yang disampaikan melalui

kartun itu”.

Pemanfaatan media elektronik dalam pembelajaran melipat kertas dan membuat garis horisontal dan vertikal memang sangat efektif, selain dapat membantu pendidik untuk menyampaikan materi dengan ringan sesuai dengan bahasa anak,, anak – anak juga dapat menyerap materi dengan cepat, dan mereka tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran karena tokoh yang di kartun disukai anak – anak.

3) Bahasa

Pembelajaran bahasa pada PAUD yang memanfaatkan media audio visual antara lain, mengenal nama ayah dan ibu dan


(1)

96 S :”Mengenal angka, senam, agama”.

U :”Setahu saya dalam pembelajaran mengenal warna, bernyanyi, menirukan bunyi”.

Y :”Setahu saya melalui cerita yang diputar di CD”.

Kesimpulan : materi pembelajaran yang menggunakan audio visual yang diketahui oleh orang tua antara lain mengenal angka, senam, agama, bernyanyi, mengenal warna, menirukan bunyi.

c) Hasil dari pembelajaran penerapan Audio visual dalam pembelajaran seperti apa?

S :” Anak saya lebih semangat untuk belajar, dan sepertinya akan penasaran dengan materi atau pembelajaran selanjutnya”.

U :”Anak saya selalu mengingat pembelajaran kemarin dengan sesuatu yang dia ingat, missal angka 6 dengan bentuk boneka bentuk 6”.

Y : “Anak saya tidak bosan dan jenuh di kelas, berangkat belajar dengan riang”.

Kesimpulan : hasil dari pembelajaran penerapan audio visual dalam pembelajaran bagi orangtua antara lain, anak lebih semangat untuk belajar, anak pendasaran dengan pembelajaran selanjutnya, anak mudah meningat materi, anak tidak bosan di kelas.

20. Apa kesan Bapak/Ibu terhadap pembelajaran dengan Audio visual? S :”Bagus dan menarik, anak saya makin senang”.

U :”Senang, anak saya merasa lebih cepat menyerap materi”. Y :” Menarik, semoga tambah banyak alat yang digunakan”.


(2)

97

Kesimpulan : kesan orangtua terhadap pembelajaran dengan audio visual menarik, bagus karena anak mereka cepat menyerap materi, anak senang dalam pembelajaran”.

21 Apa saran bagi pendidik dengan adanya pembelajaran dengan media audio visual?

S :”Tingkatkan pembelajaran dengan media elektronik, agar anak juga tidak gaptek”.

U :”Agar pembelajaran tidak membosankan digunakan gambar – gambar yang menarik”.

Y :”Medianya juga ditambah agar anak lebih tertarik”.

Kesimpulan : saran bagi pendidik dengan adanya pembelajaran dengan media audio visual untuk meningkatkan pembelajaran dengan media yang menarik, dan media juga ditambah.


(3)

98 Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian FIP UNY


(4)

99


(5)

100


(6)

101