Evaluasi implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Kutowinangun.

(1)

ABSTRAK

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN Firma Anggilia

Universitas Sanata Dharma 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun RPP mata pelajaran Ekonomi sesuai dengan komponen dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (2) apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (3) bagaimana persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan pendekatan saintifik pada implementasi pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi program dengan model formatif dan deskriptif kuantitatif. Penelitian evaluasi ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kutowinangun pada tanggal 2 – 27 November 2015. Subjek pada penelitian ini adalah guru Ekonomi kelas X serta siswa kelas X MIA 3 dan X IIS 2 dengan jumlah keseluruhan 64 siswa di SMA Negeri 1 Kutowinangun. Data dikumpulkan menggunakan teknik kuesioner, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran Ekonomi tidak sesuai dengan komponen dan sistematika RPP pada Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 (skor RPP = 42); (2) guru mata pelajaran Ekonomi dalam mengimplementasikan pembelajaran sudah menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 (skor pelaksanaan pembelajaran kelas X MIA 3 = 155 dan skor pelaksanaan pembelajaran kelas X IIS 2 = 158); dan (3) 80% siswa kelas X MIA 3 mempersepsikan bahwa guru sudah baik dalam implementasi pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik dan 80% siswa kelas X IIS 2 mempersepsikan bahwa guru sudah baik dalam implementasi pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik.


(2)

ABSTRACT

EVALUATION OF PERFORMANCE OF LEARNING USING A SCIENTIFIC APPROACH IN 2013 CURRICULA AT SUBJECT OF ECONOMICS IN SMAN 1 KUTOWINANGUN

Firma Anggilia Sanata Dharma University

2016

The objectives of this study are: (1) to examine whether the teachers have arranged the Learning Plans in the subject of Economics in accordance with the components and system of Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014; (2) to examine whether the teachers have applied the scientific approach in accordance with the learning steps in the Regulation of the Minister of Education and Culture of Republic of Indonesia Number 103, 2014; and to examine (3) how the perception of students on teachers in the subject of Economics in terms of applying a scientific approach in the performance of learning.

The study is a program evaluation study with a formative model and a descriptive quantitative method. The evaluation study was conducted in SMAN 1 Kutowinangun from 2 to 27 November 2015. Subjects of the study were teachers in subject of Economics of 64 students of the tenth class of MIA 3 and the tenth class of IIS 2. Data were collected by using questionnaires, observation, and documentation.

The results of the study indicate that: (1) the Learning Plans arranged by the teachers in subject of Economics are not in accordance with the components and system of the Learning Plans in the Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014 (score 42); (2) the performance of learning done by the teachers in subject of Economics used a scientific approach has been accordance with the learning steps in the Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014 (the scores of learning in the tenth class of MIA 3 = 155 and in the tenth class of IIS is 2 = 158); and (3) 80% students of class X MIA 3 perceive that teachers have been good at implementing the learning by applying Scientific Approach and 80% students of X IIS 2 perceive that teachers have also been good at implementing the learning by applying Scientific Approach.


(3)

i

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh : Firma Anggilia NIM : 111324040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

 Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya yang senantiasa menyertai setiap waktu

 Untuk ke dua orangtuaku bapak Sugito dan ibu

Suryaningsih yang selalu mencurahkan kasih sayang, doa, pengorbanan dan kesabaran dalam

membimbingku.

 Kakakku Melia Giyan yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

 Yudas Ariyanto yang selalu mendukung dalam doa dan memberikan semangat.

 Pendidikan Ekonomi 2011


(7)

v

MOTO

Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu,

Jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!! [2 Tawarikh 15:7]

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku

yang membawa kemenangan!! [Yesaya 41:10]


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1 KUTOWINANGUN

Firma Anggilia Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun RPP mata pelajaran Ekonomi sesuai dengan komponen dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (2) apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (3) bagaimana persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan pendekatan saintifik pada implementasi pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi program dengan model formatif dan deskriptif kuantitatif. Penelitian evaluasi ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kutowinangun pada tanggal 2 – 27 November 2015. Subjek pada penelitian ini adalah guru Ekonomi kelas X serta siswa kelas X MIA 3 dan X IIS 2 dengan jumlah keseluruhan 64 siswa di SMA Negeri 1 Kutowinangun. Data dikumpulkan menggunakan teknik kuesioner, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran Ekonomi tidak sesuai dengan komponen dan sistematika RPP pada Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 (skor RPP = 42); (2) guru mata pelajaran Ekonomi dalam mengimplementasikan pembelajaran sudah menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 (skor pelaksanaan pembelajaran kelas X MIA 3 = 155 dan skor pelaksanaan pembelajaran kelas X IIS 2 = 158); dan (3) 80% siswa kelas X MIA 3 mempersepsikan bahwa guru sudah baik dalam implementasi pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik dan 80% siswa kelas X IIS 2 mempersepsikan bahwa guru sudah baik dalam implementasi pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik.


(11)

ix ABSTRACT

EVALUATION OF PERFORMANCE OF LEARNING USING A SCIENTIFIC APPROACH IN 2013 CURRICULA AT SUBJECT OF ECONOMICS IN SMAN 1 KUTOWINANGUN

Firma Anggilia Sanata Dharma University

2016

The objectives of this study are: (1) to examine whether the teachers have arranged the Learning Plans in the subject of Economics in accordance with the components and system of Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014; (2) to examine whether the teachers have applied the scientific approach in accordance with the learning steps in the Regulation of the Minister of Education and Culture of Republic of Indonesia Number 103, 2014; and to examine (3) how the perception of students on teachers in the subject of Economics in terms of applying a scientific approach in the performance of learning.

The study is a program evaluation study with a formative model and a descriptive quantitative method. The evaluation study was conducted in SMAN 1 Kutowinangun from 2 to 27 November 2015. Subjects of the study were teachers in subject of Economics of 64 students of the tenth class of MIA 3 and the tenth class of IIS 2. Data were collected by using questionnaires, observation, and documentation.

The results of the study indicate that: (1) the Learning Plans arranged by the teachers in subject of Economics are not in accordance with the components and system of the Learning Plans in the Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014 (score 42); (2) the performance of learning done by the teachers in subject of Economics used a scientific approach has been accordance with the learning steps in the Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014 (the scores of learning in the tenth class of MIA 3 = 155 and in the tenth class of IIS is 2 = 158); and (3) 80% students of class X MIA 3 perceive that teachers have been good at implementing the learning by applying Scientific Approach and 80% students of X IIS 2 perceive that teachers have also been good at implementing the learning by applying Scientific Approach.

Keywords: learning plans, the 2013 curricula, scientific approach, student perception


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Implementasi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Kutowinangun” . Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. Selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing I atas segala kebaikan yang penuh kasih dalam membimbing dan mengarahkan dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing II atas segala kebaikan yang penuh kasih dalam membimbing dan mengarahakan dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini.


(13)

xi

4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, SPd., M.Si. selaku dosen tamu penguji skripsi yang telah memberikan masukan, saran dan kritik.

5. Segenap dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 6. Ibu Christina Kristiani selaku bagian sekretariat yang telah membantu

segala administrasi yang dibutuhkan pada skripsi ini.

7. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si. atas bimbingan dalam penulisan abstrak untuk skripsi ini.

8. Bapak Waluyo Widodo selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kutowinangun yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Ibu Dra. Budi Larasati selaku guru mata pelajaran Ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Kutowinangun atas kerjasama, bantuan, dan informasi yang baik selama penulis melakukan penelitian.

10. Siswa kelas X MIA 3 dan kelas X IIS 2 tahun ajaran 2015/2016 yang telah bersedia membantu dalam proses observasi dan pengisian kuesioner.

11. Kedua orang tuaku Bapak Sugito dan Ibu Suryaningsih yang selalu mendukung dalam doa, memberikan semangat dan membantu dengan kasih sayang dan kesabaran selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

12. Kakakku Melia Giyan yang juga selalu memberikan kasih sayang dan motivasi selama perkuliahan ini


(14)

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional dan Indikator ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Evaluasi Kurikulum ... 10

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum ... 12

C. Model – Model Evaluasi Kurikulum ... 13

D. Kurikulum 2013 ... 23

E. Pendekatan Saintifik... 26

F. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 29


(16)

xiv

H. Persepsi Siswa ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 41

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 41

D. Sasaran Penelitian ... 42

E. Variabel dan Indikator Penelitian... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 51

H. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 64

A. Sejarah, Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 64

B. Sistem Pendidikan SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 71

C. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 77

D. Fasilitas SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 79

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 83

A. Analisis Data ... 83

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 83

2. Implementasi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik sesuai dengan Langkah-Langkah Pembelajaran pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 ... 84

3. Persepsi Siswa pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi dalam Implementasi Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik... 85

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 87 2. Implementasi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik


(17)

xv

Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 ... 89

3. Persepsi Siswa pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi dalam Implementasi Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik... 95

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Keterbatasan Penelitian ... 100

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner persepsi siswa ... 44

Tabel 2 Kisi-kisi penilaian observasi ... 45

Tabel 3 Kisi-kisi penilaian RPP ... 56

Tabel 4 Hasil uji valididtas kegiatan pendahuluan ... 52

Tabel 5 Hasil uji validitas kegiatan mengamati ... 53

Tabel 6 Hasil uji validitas kegiatan menanya ... 53

Tabel 7 Hasil uji validitas kegiatan mengumpulkan informasi ... 54

Tabel 8 Hasil uji validitas kegiatan mengasosiasi... 54

Tabel 9 Hasil uji validitas kegiatan mengkomunikasikan ... 55

Tabel 10 Hasil uji validitas kegiatan penutup ... 55

Tabel 11 Hasil uji reliabilitas ... 56

Tabel 12 Penilaian RPP ... 58

Tabel 13 Penilaian observasi ... 60

Tabel 14 Penilaian persepsi siswa ... 61

Tabel 15 Prestasi akademik SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 65

Tabel 16 Prestasi non akademik SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 66

Tabel 17 Daftar alumni SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 67

Tabel 18 Daftar Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kutowinangun ... 67

Tabel 19 Rekapitulasi jumlah siswa ... 77

Tabel 20 Hasil analisis RPP ... 83

Tabel 21 Hasil observasi ... 85


(19)

xvii LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Harga Keseimbangan... 104

Lampiran 2 RPP Elastisitas ... 108

Lampiran 3 Lembar penilaian RPP ... 112

Lampiran 4 Lembar penilaian observasi ... 116

Lampiran 5 Lembar kuesioner persepsi siswa ... 121

Lampiran 6 Hasil penilaian RPP ... 126

Lampiran 7 Hasil observasi kelas X MIA 3 ... 130

Lampiran 8 Hasil observasi kelas X IIS 2 ... 134

Lampiran 9 Hasil penilaian persepsi siswa ... 140

Lampiran 10 Uji validitas dan Reliabilitas... 142


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tersedianya sumber daya manusia yang handal dan berkualitas merupakan modal utama pembangunan bangsa. Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tentunya akan membuat bangsa Indonesia lebih siap dalam menghadapi tantangan dalam perkembangan zaman. Untuk itu salah satu cara agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

Dunia pendidikan harus terus melakukan pengembangan dalam mengikuti perubahan zaman. Dalam hal ini pemerintah memiliki kewajiban untuk menciptakan kebijakan yang tepat dalam pendidikan, yaitu dengan melakukan pengembangan atau perubahan kurikulum yang tepat.

Salah satu perubahan dan pengembangan kurikulum yang terjadi adalah perubahan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menghadapi pesatnya tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan kualitas moral bangsa.

Pada tanggal 5 Desember 2014 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anis Baswedan mengeluarkan Surat Menteri Nomor 179342/MPK/KR/2014 yang berisi pemberhentian Kurikulum 2013. Peraturan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 ini pada sekolah-sekolah yang baru


(21)

menerapkan satu semester, yaitu sejak tahun pelajaran 2014/2015. Sekolah-sekolah tersebut dihimbau untuk kembali menerapkan Kurikulum 2006 mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Untuk sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester, yaitu sejak tahun pelajaran 2013/2014 akan tetap menerapkan Kurikulum 2013. Sekolah-sekolah tersebut akan dijadikan sekolah pengembangan dan percontohan penerapan Kurikulum 2013.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, serta perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Oleh karena itu pengembangan pada Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi sesuai dengan tujuan di atas. Tujuan dari kurikulum tersebut dapat diimplemetasikan oleh guru kepada murid melalui proses pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Pengembangan atau pergantian kurikulum tidak akan secara otomatis meningkatkan kualitas pendidikan. Bagaimanapun juga di tangan guru proses peningkatan itu bisa terjadi dan di tangan kepala sekolah yang baik juga implementasi kurikulum baru dapat meningkatkan kualitas ekosistem pendidikan


(22)

di sekolah dan iklim sekolah yang baik pula. Ketercapaian suatu pengembangan kurikulum di sekolah adalah kontribusi dan kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru, dan peserta didik.

Pada proses pelaksanaan pembelajaran di kelas guru menjadi salah satu kunci pengembangan kualitas pendidikan. Oleh karena itu guru harus benar-benar memahami konsep kurikulum yang diterapkan. Ketika guru benar-benar memahami kurikulum tentunya proses belajar mengajar akan berjalan secara efektif.

Pada umumnya keberhasilan suatu program kegiatan yang dilakukan sangat ditentukan seberapa besar kualitas perencanaan yang dibuatnya. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru yang mengacu pada silabus. Oleh karena itu setiap guru harus menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara benar karena itu menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam implementasi kurikulum.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Melalui rencana pelaksanaan


(23)

pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru secara tepat proses pelaksanaan pembelajaran akan berjalan dengan efektif.

Pada Kurikulum 2013 yang ditekankan adalah adanya pembelajaran dalam peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Proses pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti yang terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup.

Salah satu daerah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 adalah Kabupaten Kebumen yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kebumen memiliki 20 SMA Negeri dan 45 SMA Swasta. Setelah peraturan baru yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk pemberhentian Kurikulum 2013 di Kabupaten Kebumen untuk tingkat SMA/SMK ada delapan sekolah yang melanjutkan Kurikulum 2013, salah satunya adalah


(24)

SMA Negeri 1 Kutowinangun. Semua guru sudah menerapkan Kurikulum 2013 pada semua mata pelajaran.

Pada mata pelajaran Ekonomi terdapat tiga orang guru yang mengajar mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Kutowinangun. Menurut informasi masih terdapat kendala yang dialami guru dalam menerapkan Kurikulum 2013. Kendala yang pertama proses penerimaan dan pemahaman dari ketiga guru tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 berbeda-beda karena perbedaan pengalaman mengajar. Guru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran dalam Kurikulum 2013, hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa dengan kurikulum dan cara mengajar yang selama ini sudah diterapkan dalam kurikulum sebelumnya. Kendala yang kedua kurangnya pemahaman dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 dan sistem penilaian yang rumit.

Untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian yang sudah dilakukan dan yang belum tercapai dalam penerapan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Kutowinangun perlu dilakukan evaluasi program. Evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata suatu hal, kemudian membandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui seberapa jauh atau seberapa tinggi kesenjangan yang ada antara kondisi nyata tersebut dengan kondisi yang diharapkan (Arikunto & Jabar, 2014).

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator


(25)

program ingin mengetahui dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya (Arikunto dan Jabar, 2009).

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Implementasi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Kutowinangun”.

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini peneliti akan mengevaluasi implementasi pembelajaran Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Kutowinangun. Implementasi pembelajaran yang meliputi RPP mata pelajaran Ekonomi yang disusun oleh guru, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru menggunakan pendekatan saintifik, persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan pendekatan saintifik.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah guru dalam menyusun RPP untuk mata pelajaran Ekonomi sudah sesuai dengan komponen dan sistematika RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 ?

2. Apakah guru sudah mengimplementasikan pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi dengan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 ?

3. Bagaimana persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam implementasi pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik ?


(26)

D. Tujuan Penelitian

Peneliti mempunyai tujuan yang sesuai dengan rumusan masalah yakni sebagai berikut :

1. Mengetahui apakah guru sudah menyusun RPP mata pelajaran Ekonomi sesuai dengan komponen dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014.

2. Mengetahui apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik In.donesia Nomor 103 Tahun 2014

3. Mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan pendekatan saintifik pada implementasi pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Hasil penelitian ini kiranya dapat menambah pengetahuan dan bahan evaluasi implementasi pembelajaran Kurikulum 2013 serta dapat digunakan menjadi acuan penelitian lanjut tentang evaluasi program atau evaluasi kurikulum di masa yang akan datang.

2. Praktis

a. Bagi Sekolah dan Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk kepala sekolah dan para guru dalam memperbaiki proses pembelajaran sesuai Kurikulum 2013.


(27)

b. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Untuk referensi bagi pembaca dalam penulisan tugas akhir serta dapat digunakan menjadi acuan bagi pembaca yang ingin melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut tentang evaluasi Kurikulum 2013.

c. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang lebih tentang Kurikulum 2013 dan sebagai calon guru mendapat pembelajaran bagaimana mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan baik dan tepat.

F. Definisi Operasional dan Indikator

Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran yang disusun oleh guru yang dikembangkan mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun oleh guru harus sesuai sistematika RPP yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014.

Indikatornya penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud no. 103 tahun 2014 mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.


(28)

2. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada permendikbud no 103 tahun 2014.

Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran adalah pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup. Indikatornya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat kegiatan pembuka, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.

3. Persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan pendekatan saintifik pada implementasi pembelajaran

Persepsi siswa adalah penilaian siswa terhadap cara guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi selama proses belajar mengajar. Indikatornya adalah kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru.


(29)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto & Jabar, 2009:2). Kurikulum diartikan sebagai rancangan dan proses pendidikan yang dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai jawaban terhadap tantangan komunitas, masyarakat, bangsa dan umat manusia yang dilayani kurikulumtersebut. (Hasan, 2008: 103)

Evaluasi memiliki arti dan makna yang luas, tetapi dalam penelitian ini evaluasi diartikan khusus berkaitan dengan evaluasi pendidikan yang di dalamnya mencakup evaluasi kurikulum, yang digunakan untuk melakukan penilaian bagi seseorang yang melakukan program, yaitu guru dalam mengelola kelas, materi pembelajaran dan bahan ajar kepada peserta didik.


(30)

Evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks (Hasan,2008:1). Menurut Tyler (1949) yang dikutip oleh Hasan, tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi. Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui apakah peserta didik mengalamai perubahan dalam nilai maupun kemampuan pengetahuan yang diperoleh.

Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.

Dengan melihat perkembangan zaman kurikulum tidak mungkin berlaku sepanjang masa karena itu ada keterbatasan dalam konteks waktu. Oleh karena itu kurikulum selalu berubah sesuai dengan kemajuan yang ditandai oleh kurun waktu dimana kurikulum itu direncanakan. Kurikulum itu sendiri semakin berkembang seiring berjalannya waktu dan praktik pendidikan yang harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju pula. Karena kurikulum itu sendiri bersifat dinamis maka dalam praktik dan perkembangannya membutuhkan evaluasi. Melalui evaluasi kurikulum dapat


(31)

menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area – area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik.

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum

Pada prinsipnya tujuan evaluasi kurikulum harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan kurikulum itu sendiri yang akan dievaluasi. Secara mendasar tujuan suatu pekerjaan evaluasi kurikulum dan evaluasi lainnya, bersifat praktis. Hasan mengatakan, secara mendasar tujuan suatu evaluasi kurikulum dan evaluasi lainnya bersifat praktis. Hasan mengelompokan tujuan dari evaluasi sebagai berikut (Hasan, 2008: 42 - 43) :

a. Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan keputusan. b. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.

c. Mengembangkan berbagai alternative pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum.

d. Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan pelaksanaan suatu kurikulum.


(32)

Scriven (Hasan, 2008: 46-50) mengemukakan bahwa secara garis besar fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni:

1. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif difungsikan untuk memberikan informasi dan pertimbangan yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu kurikulum. Perbaikan itu dapat saja dilakukan pada waktu konstruksi kurikulum yang menghasilkan suatu dokumen kurikulum dan pada waktu implementasi kurikulum. Fungsi formatif hanya dapat dilakukan ketika kurikulum masih dalam proses pengembangan.untuk proses pengembangan.konstruksi kurikulum maka fungsi evaluasi hanya dapat dilakukan pada waktu pengembangan dokumen kurikulum belum selesai atau masih dalam keadaan fluid

2. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif difungsikan untuk memberikan pertimbangan terhadap hasil pengembangan kurikulum. Hasil pengembangan kurikulum dapat berupa dokumen kurikulum, hasil belajar ataupun dampak kurikulum terhadap sekolah dan masyarakat. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka evaluator dapat memberikan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dilanjutkan karena keberhasilannya dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan masyarakat.

C. Model-Model Evaluasi Kurikulum

Model evaluasi kurikulum sebagai fenomena sejarah merupakan suatu elemen dalam proses sosial yang dihubungkan dengan perkembangan pendidikan. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar evaluasi.


(33)

Model evaluasi dibuat untuk mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Terdapat beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi kurikulum (Hasan, 2008:179-255)

1. Model Evaluasi Kuantitatif

Model-model evaluasi kuantitatif menekankan peran penting metodologi kuantitatif dan penggunaan tes.

a. Model Black Box Tyler

Model black box dikembangkan oleh Tyler. Dinamakan black box karena tidak ada nama resmi yang diberikan oleh pengembangnya. Model ini dibangun atas dua dasar,yaitu: evaluasi yang ditujukan kepada tingkah laku peserta didik dan evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum suatu pelaksanaan kurikulum serta pada saat peserta didik telah melaksanakan kurikulum tersebut. Dengan kedua dasar ini, Tyler ingin mengatakan bahwa evaluasi kurikulum yang sebenarnya hanya berhubungan dengan dimensi hasil belajar. Dalam pelaksanaannya Tyler mengemukaan ada tiga prosedur utama yang harus dilakukan, yaitu :

a) Menentukan tujuan kurikulum yang akan dievaluasi

b) Menentukan situasi peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan

c) Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.


(34)

Model Taylor dan Maguire ini lebih mendasarkan dirinya pada pertimbangan teoritik suatu model evaluasi kurikulum. Dengan pertimbangan teoritik, Taylor dan Maguire mencoba menerapkan apa yang seharusnya secara teoritik terjadi dalam suatu proses pelaksanaan evaluasi kurikulum. Misalnya, model ini melibatkan variabel dan langkah yang ada dalam proses pengembangan kurikulum sebagai variabel dan langkah yang juga harus ada dalam evaluasi. Unsur-unsur yang ada dalam model ini seperti sumber sosial tujuan, tujuan yang dikembangkan berdasarkan pendekatan behavioral, pengembangan strategi, dan semangat psikometrik kiranya. Dalam menggunakan model ini, secara tegas ada dua kegiatan utama yang harus dilakukan evaluator. Pertama, mengumpulkan data objektif yang dihasilkan dari berbagai sumber mengenai komponen tujuan, lingkungan, personalia, metode dan konten, serta hasil belajar, baik hasil belajar langsung maupun hasil belajar dalam jangka panjang. Kedua, pengumpulan data yang merupakan hasil pertimbangan individual terutama mengenai kualitas tujuan, masukan, dan hasil belajar.

b. Model pendekatan sistem Alkin

Alkin termasuk salah seorang yang aktif dalam evaluasi. Pendekatan yang ia lakukan selalu memasukkan unsur pendekatan ekonomi mikro dalam pekerjaan evaluasi. Dalam model yang dinamakan dengan pendekatan sistem (sistems

approach) Alkin telah memasukan variabel perhitungan ekonomi dalam

modelnya. Dalam masa-masa kemudian bahkan ia banyak menggunakan pendekatan ekonomi mikro yang lebih murni dalam evaluasi yang dilakukannya. Pengaruh psikometrik atau ekonometrik sangat terasa dalam model pendekatan


(35)

sistem yang dikemukakan Alkin ini. Pengukuran dan kontrol variabel merupakan dua hal yang penting yang harus diperhatikan evaluator. Besar kecilnya unit yang akan diukur harus diperhitungkan agar suatu pekerjaan evaluasi berhasil. Demikian pula dengan control Alkin beranggapan bahwa evaluator tidak harus puas dengan control pilihan acak tetapi harus puas menerapkan control statistic terutama apabila unit yang akan dievaluasi sangat kecil.

c. Model Countenance Stake

Model countenance adalah model pertama evaluasi kurikulum yang dikembangkan oleh Stake. Stake mendasarkan modelnya pada evaluasi formal, dimana dikatakannnya sebagai suatu kegiatan evaluasi yang sangat tergantung

pada pemakaian “checklist, structured visitation by peers, controlled comparisons, and standardized testing of student”. Evaluasi formal adalah evaluasi yang

dilakukan oleh pihak luar yang tidak terlibat dalam evaluan. Model ini dikembangkan atas keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah memberikan deskripsi dan pertimbangan sepenuhnya mengenai evaluan. Model countenance stake terdiri atas dua matriks, yaitu: (Hamid, Hasan 2008: 208-214)

1) Matriks deskripsi

Kategori pertama adalah sesuatu yang direncanakan pengembang kurikulum atau program. Dalam konteks KTSP, kurikulum tersebut adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk uatu kegiatan kelas tertentu. Melihat apakah persyaratan


(36)

tersebut berhubungan dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuan, pengalaman dan lain sebagainya yang biasa diistilahkan dengan entry behaviors dari peserta didik.

Kategori kedua dinamakan observasi, berhubungan dengan apa yang sesungguhnya sebagai implementasi yang diinginkan pada kategori yang pertama. Kategori observasi ini terdiri atas antecedents, transaksi dan hasil. Evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai antecendents, transaksi dan hasil yang ada di suatu satuan pendidikan.

2) Matriks Pertimbangan

Terdiri atas kategori standar dan pertimbangan, fokus antecendents, transaction dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu kurikulum atau program. Standar dapat dikembangkan dari karakteristik yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain. Kategori ini menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori yang pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori pertama matriks Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada pemberian pertimbangan. Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator setelah matriks Deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas kategori rencana dan observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas kategori standar dan pertimbangan.

Cara kerja model evaluasi Stake yaitu evaluator mengumpulkan data mengenai apa yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi awal, transaksi dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi


(37)

dokumen dapat pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam memberikan pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi dan hasil dari kotak-kotak tujuan. Evaluator harus dapat menentukan apakah prasyarat awal yang telah dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang digunakan adalah data empirik. Pekerjaan evaluator berikutnya adalah mengadakan analisis congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam tujuan dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu diperhatikan apakah yang telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan atau terjadi penyimpanganpenyimpangan. Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji, untuk itu evaluator memerlukan standar.

Dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data, maka evaluator harus membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan masukan, transaksi dan hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah model Countenance Stake’s konsisten terhadap transactions, antecedent dan outcome.

d. Model CIPP (Arikunto, 2009)

Model evaluasi CIPP merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Model CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk


(38)

(1967) di Ohio State University yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2009). CIIP merupakan sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu context,

input, process, product. Keempat kata tersebut merupakan sasaran evaluasi yang

tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. a. Evaluasi Konteks

Evaluasi Konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.

b. Evaluasi Input

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan atau sering disebut input. Evaluasi masukan atau input merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya yang tersedia dalam mencapai tujuan program.

c. Evaluasi Proses

Evaluasi proses dalam model CIPP merupakan evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik implementasi kegiatan disebut dengan evaluasi proses. Untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan strategi yang telah dilaksanakan tersebut, maka perlu diadakannya evauasi. Evaluasi tersebut dinamakan evaluasi proses. Evaluasi proses termasuk mengidentifikasi permasalahan prosedur pada pelaksanaan kejadian dan aktivitas

d. Evaluasi Produk

Evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi dapat juga bertujuan mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap iuran (outcome) dan


(39)

menghubungkan itu semua dengan objektif, konteks,input,dan informasi proses, serta untuk menginterpretasikan kelayakan dan keberhargaan program.

2. Model Ekonomi Mikro

Levin (1983) adalah tokoh yang banyak bekerja dalam model evaluasi ekonomi mikro. Menurut Levin ada empat model di lingkungan ekonomi mikro yaitu cost effectiveness, cost-benefit, cost utility, dan cost feasibility. Dari keempat model ini maka model cost effectiveness dianggap lebih sesuai untuk evaluasi kurikulum. ( Hasan, 2008: 223 - 226 )

Uraian mengenai ke empat model tersebut adalah sebagai berikut :

a. Cost effectiveness.

Dalam model ini evaluator harus dapat membandingkan dua progam atau lebih, baik dalam pengertian dana yang digunakan untuk masing-masing program maupun hasil yang diakibatkan oleh setiap program. Hasil dari perbandingan ini akan dimasukkan bagi para pembuat keputusan. Dalam model ini unit pengukuran hasil belajar menggunakan angka (score).

b. Cost-benefit.

Dalam model ini unit pengukurannya menggunakan unit uang dalam mengukur hasil. Berapa besar uang yang diterima setelah seseorang bekerja untuk jangka waktu tertentu sebagai akibat dari pendidikan yang dialaminya.

c. Cost utility.

Dalam model ini evaluator diberikan peluang untuk menggunakan baik data kuantitatif maupun kualitatif. Dengan peluang tersebut evaluator tidak dibatasi ruang geraknya atas suatu jenis data saja. Model cost utility ini menggunakan


(40)

skala kegunaan. Skala ini dapat bergerak dari 0 – 10 tapi dapat pula bergerak dari 1-4, atau skala lainnya.

d. Cost feasibility.

Dalam model ini didesain untuk menjawab pertanyaan evaluasi apakah biaya yang diperlukan memang tersedia. Artinya, setelah ide suatu kurikulum dapat dirumuskan, perhitungan biaya untuk pelaksanaan kurikulum harus dilakukan. 3. Model Evaluasi Kualitatif

Model evaluasi kualitatif menggunakan metodologi kualitatif dalam pengumpulan data evaluasi. Menurut Richard, Cook dan Patton metodologi kualitatif berkembang dari filsafat fenomenologi. Selain penggunaan metodologi kualitatif, ciri khas lain dari model evaluasi kualitatif adalah selalu menempatkan proses pelaksanaan sebagai fokus utama evaluasi. Oleh karena itu, kurikulum dalam dimensi kegiatan atau proses lebih mendapatkan perhatian dibandingkan dengan dimensi lain suatu kurikulum walaupun harus dikatakan bahwa perhatian utama terhadap proses tidak menyebabkan model kualitatif mengabaikan evaluasi terhadap dimensi lain (Hasan, 2008 : 226 - 228).

a. Model studi kasus

Model studi kasus memusatkan perhatiannya kepada kegiatan pengembangan kurikulum di satu satuan pendidikan. Dalam bahasa kuantitatif dikatakan bahwa studi kasus adalah studi dimana n = 1. Dengan demikian, persoalan pemilihan sampel dengan prosedur yang tidak sederhana dalam suatu evaluasi kuantitatif bukan merupakan persoalan dalam evaluasi model studi kasus.


(41)

b. Model illuminative

Model illuminative sebenarnya sudah dilaporkan penggunaan tahun 1969 oleh Hanley tetapi menjadi terkenal karena tulisan Parlett dan Hamilton (1976). Model evaluasi illuminative mendasarkan dirinya pada paradigma antropologi social. Model illuminative memberikan perhatian terhadap lingkungan luas dan bukan hanya kelas dimana suatu inovasi kurikulum dilaksanakan. Model evaluasi illuminative dikembangkan atas dua dasar konsep utama, yaitu sistem intruksi dan

lingkungan belajar. Sistem intruksional disini diartikan sebagai “katalog,

perspektus, dan laporan-laporan kependidikan secara khusus berisi berbagai macam rencana dan pernyataan yang resmi berhubungan dengan pengaturan suatu

pengajaran” Parlett dan Hamilton (Hasan, 2008: 233 - 236) c. Model responsive

Model responsive dikembangkan oleh Stake. Model ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari model countenancenya. Terdapat beberapa perbedaan model ini dengan model countenance, yang pertama model countenance mempunyai fokus yang lebih luas dibandingkan dengan model responsive. Fokus model responsive adalah pada kurikulum dalam dimensi proses. Apa yang terjadi di lapangan dalam pengembangan proses kurikulum dijadikan dasar dalam mengembangkan model ini. Perbedaan kedua ialah dalam pendekatan pengembangan kriteria. Model responsive tidak berbicara tentang pemakaian instrumen standar. Bahkan dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang berbau standar dihindari model responsive. Model responsive memberikan perhatian terhadap interaksi antara evaluator dengan pelaksana kurikulum.


(42)

Karena pada penelitian ini hanya membatasi terhadap evaluasi RPP mata pelajaran Ekonomi yang disusun oleh guru, pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru menggunakan pendekatan saintifik, persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan pendekatan saintifik, oleh karena itu deskriptif kuantiatif dipandang lebih tepat untuk digunakan pada penelitian ini. D. Kurikulum 2013

Istilah kurikulum memiliki berbagai pengertian yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni curriculae. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa (Hamalik, 2007:17). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang menjadi rujukan inti pelaksanaan sistem pendidikan nasional.

Perkembangan kurikulum di Indonesia terjadi mulai tahun 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006 dan sampai pada Kurikulum 2013. kurikulum mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu ke arah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Landasan pengembangan kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,


(43)

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut (Hamalik, 2007:19) :

1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk meumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.

2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.

3. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karakteristik perkembangan peserta didik.

4. Keadaan lingkungan yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi, lingkungan kebudayaan termasuk iptek, dan lingkungan hidup, serta lingkungan alam.

5. Kebutuhan pembangunan yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai kemanusiawian serta budaya bangsa.

Dalam kurikulum terdapat empat aspek yaitu aspek spiritual, sosial, pengetahuan dan aspek keterampilan. Selanjutnya pada tiap jenjang pendidikan mengacu pada SKL (Standar Kompetensi Lulusan). SKL selanjutnya akan dijabarkan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi Inti akan dijabarkan menjadi Kompetensi Dasar. Pencapaian SKL tersebut juga didasarkan pada Standar Proses, Standar penilaian dan standar lainnya dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan).


(44)

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum 2006. Pengembangan dari kurikulum tersebut yaitu lima pengalaman pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik :

No KBK dan KTSP Kurikulum 2013

1 Standar Kompetensi lulusan diturunkan dari standar isi

Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan

2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui

Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan,

4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai


(45)

5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)

Sumber: Permendikbud, 2014 E. Pendekatan Saintifik

Menurut Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 103 tahun 2014, langkah-langkah pembelajaran dan pendekatan saintifik meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan.

b. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan.

c. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

d. Menyampaikan garis besar cakupan materi yang akan dilakukan

2. Kegiatan Inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, megkomunikasikan)


(46)

Belajar Mengamati (observing) mengamati dengan indra

(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan

sebagainya) dengan atau tanpa alat perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati Menanya (questioning) membuat dan mengajukan

pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi

tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik) Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting) mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks,

mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/

menambahi/mengem-bangkan

jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Menalar/Mengasosiasi (associating)

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau

menghubungkan

fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan. fakta/konsep/teori, menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,


(47)

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup terdiri atas:

1. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan

2. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan

fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/penda-pat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

Mengkomunikasikan (communicating)

menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan

menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain


(48)

F. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan b. Berpikir tingkat tinggi peserta didik,

c. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik,

d. Memperoleh hasil belajar yang tinggi,

e. Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, serta

f. Mengembangkan karakter peserta didik. G. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1. Perencanaan

Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

a. Hakikat RPP

RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.


(49)

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.

Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.

b. Prinsip Penyusunan RPP

1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4).

2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

4. Berpusat pada peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati,


(50)

menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

5. Berbasis konteks

Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.

6. Berorientasi kekinian

Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.

7. Mengembangkan kemandirian belajar

Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri. 8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.


(51)

c. Komponen dan Sistematika RPP (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014)

Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : Mata pelajaran : Kelas/Semester : Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi*) 1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4

D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)

E. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **)

- Mengamati - Menanya

- Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi

- Mengomunikasikan c. Kegiatan Penutup 2. Pertemuan Kedua: (...JP) a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti **) - Mengamati


(52)

- Menanya

- Mengumpulkan informasi/mencoba - Menalar/mengasosiasi

- Mengomunikasika c. Kegiatan Penutup 3. Pertemuan seterusnya.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan 1. Teknik penilaian

2. Instrumen penilaian a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian. G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat 2. Bahan

3. Sumber Belajar

Sumber: Permendikbud, 2014

 Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.

 Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran. Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran.


(53)

d. Langkah Penyusunan RPP

1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar;

2. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4

3. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;

4. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar;

5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;

6. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;

7. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; dan

8. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran


(54)

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Pendahuluan:

1. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;

2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;

3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari;

4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan

5. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri


(55)

karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

c. Kegiatan Penutup:

1. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; dan

2. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

H. Persepsi Siswa 1. Pengertian Persepsi

Pada dasarnya persepsi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana dia mengerti dan mengimpertasikan stimulus yang ada dilingkungan dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Jadi, persepsi adalah proses penggunaan pengetahuan yang dimiliki untuk memperoleh dan menginterpertasikan stimulus (Desmita, 2009)

Persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.


(56)

2. Prinsip Dasar Persepsi

Beberapa prinsip dasar tentang persepsi (Slameto, 2005) a. Persepsi itu relatif bukan absolut

Manusia sebagai makhluk yang penuh keterbatasan, tidak mampu menyerap segala sesuatu persis seperti sebenarnya

b. Persepsi itu selektif

Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat tertentu.

c. Persepsi itu mempunyai tatanan

Orang yang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan.

Harapan dan kesiapan penerimaan pesan akan menentukan pesan mana yang akan diterima.

e. Persepsi seseorang untuk kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual. Perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap dan perbedaan dalam motivasi.


(57)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kualitatif dan penelitian evaluasi program. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis, dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah, 2005). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,artinya membuat deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat dikontrol melalui beberapa intervensi dengan tujuan menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data numerik.

Penelitian evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian membandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui seberapa jauh atau seberapa tinggi kesenjangan yang ada antara kondisi nyata tersebut dengan kondisi yang diharapkan (Arikunto & Jabar, 2014). Dalam evaluasi program ini menggunakan model evaluasi formatif dimana evaluasi dilakukan pada waktu pengembangan dokumen kurikulum belum selesai atau masih berjalan.


(58)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kutowinangun. Sekolah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena SMA Negeri 1 Kutowinangun menjadi salah satu sekolah percontohan di Kabupaten Kebumen yang telah menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaranya. Kegiatan pembelajaran mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Kutowinangun juga sudah menggunakan Kurikulum 2013 untuk membantu siswa menguasi materi Ekonomi.

2. Waktu penelitian

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada bulan November 2015

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru ekonomi kelas X serta siswa kelas X IIS 2 dan X MIA 3 SMA Negeri 1 Kutowinangun.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada permendikbud no 103 tahun 2014, persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam implementasi pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik


(59)

D. Sasaran Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menentukan sasaran penelitian yaitu, guru Ekonomi yang mengajar kelas X IIS2 dan X MIA3 serta siswa kelas X IIS2 yang berjumlah 32 siswa dan X MIA3 yang berjumlah 32 siswa di SMA Negeri 1 Kutowinangun dengan pertimbangan guru tersebut sudah menerapkan Kurikulum 2013.

E. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran yang disusun oleh guru yang dikembangkan mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun oleh guru harus sesuai sistematika RPP yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014.

Indikatornya penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.

2. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai langkah-langkah pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014

Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran adalah pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan kegiatan


(60)

pembuka, kegiatan inti yang terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup. Indikatornya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat kegiatan pembuka, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.

3. Persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam implementasi pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik

Persepsi siswa adalah penilaian siswa terhadap cara guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi selama proses belajar mengajar. Indikatornya adalah kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru selama pelaksanaan pembelajaran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data diperlukan teknik. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, dan dokumentasi dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadi yang diketahui dan

pertanyaan yang bersifat tertulis”. (Arikunto, 2002).Kuesioner dalam penelitian


(61)

persepsi siswa pada guru mata pelajaran Ekonomi dalam menerapkan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran (pembuka dan penutup) pada implementasi pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner ini mencakup kegiatan pembukaan, lima dimensi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dan kegiatan penutup. Pada kuesioner ini skala pengukuran menggunakan skala Likert, dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu, (1) selalu dengan skor 4, (2) sering dengan skor 3, (3) kadang-kadang dengan skor 2, (4) tidak pernah dengan skor 1.

Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

No. Indikator Nomor Item Jumlah

1. Kegiatan Pembukaan 1,2,3,4,5,6,7 7

2. Mengamati 8,9,10,11,12 5

3. Menanya 13,14,15,16,17 5

4. Mengumpulkan Informasi 18,19,20,21,22 5

5. Mengasosiasi 23,24,25,26,27 5

6 Mengkomunikasikan 28,29,30,31,32 5

7 Kegiatan Penutup 33,34,35,36,

37,38,39,40

8


(62)

2. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti akan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, yaitu saat pelaksanaan pembelajaran apakah guru menerapkan pendekatan saintifik. Penulis memperoleh data dengan mengamati secara langsung. Dalam teknik observasi ini yang menjadi narasumber yang diteliti adalah guru mata pelajaran ekonomi kelas X IIS2 dan X MIA3. Dalam observasi ini skala pengukuran menggunakan skala

Likert, dengan menggunakan empat pilihan jawaban yaitu, (1) selalu dengan skor

4, (2) sering dengan skor 3, (3) kadang-kadang dengan skor 2, (4) tidak pernah dengan skor 1.

Tabel 2 Kisi-kisi Observasi Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

No. Indikator Soal Jumlah

1. Kegiatan Pendahuluan 1,2,3,4,5,6,7 7

2. Mengamati 8,9,10,11,12,

13,14,15,16

9

3. Menanya 17,18,19,

20,21,22

6 4. Mengumpulkan Informasi 23,24,25,26,27,28,29

,30

8

5. Mengasosiasi 31,32,33,34

35,36,37,38

8

6 Mengkomunikasikan 39,40,41,42,43,44,45

,46,47

9

7 Kegiatan Penutup 48,49,50,51,52,53,54

,55

8


(63)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan-catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti adalah RPP untuk mata pelajaran Ekonomi yang dsusun oleh guru. Peneliti akan menganalisis RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran ekonomi. Kisi-kisi kesesuaian komponenan sistematika RPP Mata Pelajaran Ekonomi dengan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Kisi-kisi kesesuaian komponen RPP Mata Pelajaran Ekonomi dengan Peraturan Meneteri Pendidikan Kebudayaan

Nomor 103 Tahun 2014

Aspek Kriteria Penilaian Skor

Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat komponen, yaitu identitas mata pelajarn (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu)

4

Mencatumkan tiga komponen identitas 3 Mencantumkan dua komponen identitas 2 Mencantumkan satu komponen identitas 1 Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat kompetensi

inti (kompetensi inti satu, kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga, dan kompetensi inti empat)

4

Mencantumkan tiga komponen inti 3 Mencantumkan dua komponen inti 2 Mencantumkan satu komponen inti 1


(64)

Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada empat kompetensi inti

4 Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada tiga kompetensi inti

3 Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada dua kompetensi inti

2 Mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada satu kompetensi inti

1 Indikator Mencantumkan minimal dua indicator

pada empat kompetensi inti

4 Mencantumkan minimal dua indicator pada tiga kompetensi inti

3 Mencantumkan minimal dua indicator pada dua kompetensi inti

2 Mencantumkan minimal dua indicator pada satu kompetensi inti

1 Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat

atau lebih sumber belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari

4

Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumbr belajar dan dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari

3

Mencantumkan materi belajar kurang dari empat atau lebih sumber belajar tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari

2

Mencantumkan materi belajar dari empat atau lebih sumbr belajar tetapi tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan dipelajari

1

Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan

4

Mencantumkan lengkap kurang dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan


(65)

Mencantumkan lengkap tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan

2

Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada setiap pertemuan

1

Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

5

Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

4

Mencantumkan tiga kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

3

Mencantumkan dua kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

2 Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

1

Kegiatan Inti

a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

2

Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

1

b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai


(66)

permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

1

c. Mengumpulkan informasi

Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

2

Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

1

d. Mengasosiasi Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

2

Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

1

e. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

2

Mencantumkan salah satu antara langkah pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

1


(67)

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 Mencantumkan lima kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 5 Mencantumkan empat kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 4 Mencantumkan tiga kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 3 Mencantumkan dua kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 2 Mencantumkan satu kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014 1 Penilaian, Remedial, dan

Pengayaan

Mencantumkan teknik penilaian (instrumen penilaian), remedial, dan pengayaan

4

Mencantumkan hanya dua 3

Mencantumkan hanya satu 2

Tidak mencantumkan sama sekali 1 Media, Bahan, dan Sumber

Belajar

Mencantumkan media, bahan, dan sumber belajar

4

Mencantumkan hanya dua 3

Mencantumkan hanya satu 2

Tidak mencantumkan sama sekali 1 Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik

penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban, rubik

4

Mencantumkan hanya tiga lampiran 3 Mencantumkan hanya dua lampiran 2 Mencantumkan hanya satu lampiran 1


(1)

154 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

155 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

156 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

157 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

158 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

159 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 94 Jakarta

0 3 169

Implementasi pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 Di Kelas 4 SDN Cijantung 03 pagi

6 127 0

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 Profesionalisme Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 3 11

PROFESIONALISME GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 1 Profesionalisme Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 2 16

IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 2 14

IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

0 2 16

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajara

0 2 15

Artikel Publikasi: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran ekonomi di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

2 19 249

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

1 9 247