EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN SCAFFOLDING BERBASIS MODUL PADA MATERI GEOMETRI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMK KELAS XI DI KABUPATEN SRAGEN.
commit to user
KSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION
DENGAN
SCAFFOLDING
BERBASIS MODUL
PADA MATERI
GEOMETRI DIMENSI TIGA DITINJAU
DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMK
KELAS XI DI KABUPATEN SRAGEN
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Hartono
NIM S851108025
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Do the best, don’t
feel the best
Kalau suka berlelah-lelah yang sukar dan susah jadi mudah
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q. S Ash-Sharh 5
–
6 )
Didedikasikan untuk orang-orang yang luar biasa dalam hidupku,
Terima kasih tak terhingga untuk kalian semua:
Bapakku Marsidi (Alm)
Ibuku Hj. Sumiyati
Adik-adikku
Istriku Umi Faridah
Anak-anakku:
Lukman Abdul Hakim
Ahmad Muhsin
Hashifatulkarimah
Sahabat-sahabat dan semua teman-teman
yang tidak bisa kusebut satu persatu
I Love You All
(6)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk menempuh studi di Program Magister Pendidikan
Matematika.
2. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Riyadi, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan arahan
serta motivasi dengan penuh kesungguhan dan kesabaran sehingga penulis
menyelesaikan tesis ini.
4. Dr. Imam Sujadi, M.Si., Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan
arahan serta motivasi dengan penuh kesungguhan dan kesabaran sehingga
selesainya penyusunan tesis ini.
5. Drs. Subono, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen yang telah
memberikan ijin mengadakan penelitian dan membantu kelancaran penelitian
ini.
6. Drs. H. Budi Santoso, MM., Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
Miri, Sragen yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian dan membantu
kelancaran penelitian ini.
7. Ir. Taryono, M.T., Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kedawung
Sragen yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian dan membantu
kelancaran penelitian ini.
8. Ibunda, adik-adik tersayang, istri dan anak-anakku yang telah memberikan doa,
kasih saying dan semangat sehingga memperlancar ppenulisan tesis ini.
9. Teman-teman mahasiswa pendidikan matematika pascasarjana UNS angkatan
2011.
(7)
commit to user
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan tesis ini.
Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat.
Surakarta, 23-1- 2015
Penulis,
(8)
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
……….
...
i
LEMBAR PERSETUJUAN
………
...
ii
LEMBAR PENGESAHAN
………..
……
...
Iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ...
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………
...
v
KATA PENGANTAR ..……..
...
vi
DAFTAR ISI ……..
...
viii
DAFTAR TABEL ……..
... xii
DAFTAR LAMPIRAN ……..
... xiii
ABSTRAK ……..
... xiv
ABSTRACT
……..
...
xvi
BAB I
PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ...
8
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian... 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...
10
A.
Kajian Teori ……….
10
1. Prestasi Belajar Matematika...
10
a.
Pengertian Belajar ……….
...
10
b. Pengertian Prestasi Belajar...
12
2.
Model Pembelajaran ……….
...
13
a. Model Pembelajaran Kooperatif ………
13
b. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI .………
16
(9)
commit to user
d. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI dengan
Scaffolding
berbasis Modul ……….
24
e. Pembelajaran Langsung …..………..….
27
3. Kemandirian Belajar...
29
a. Pengertian Kemandirian Belajar .………...
29
b. Ciri-
ciri Kemandirian .………....
30
c. Faktor-
faktor Kemandirian Belajar .………..
30
d. Tingkat Kemandirian Belajar Peserta didik .……….…
31
B. Kerangka Berfikir ………
32
C. Perumusan Hipotesis.………..
35
BAB III METODE PENELITIAN...
37
A. Tempat dan Waktu Penelitian...
37
B. Jenis Penelitian... 38
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 38
1. Populasi...
38
2. Sampel...
39
3. Teknik Pengambilan Sampel ...
39
D. Variabel dan Rancangan Penelitian ... 41
1. Variabel
………….
...
41
2.
Rancangan Penelitian ……..
...
42
E.
Teknik Pengumpulan Data ………
... 43
1.
Metode Dokumentasi ………...
.. 43
2.
Metode Angket
………...
... 44
3.
Metode Tes ………
45
F. Uji Coba Instrumen... 45
1.
Angket ………..
45
a. Uji Validitas Instrumen………..
45
b. Uji Konsistensi Internal……….
46
c. Uji Reliabilitas
Internal………...
47
2.
Instrumen Tes.….
...
47
(10)
commit to user
b. Uji Daya Beda ………
48
c. Uji Tingkat Kesukaran.. ………..
49
d. Uji
Reliabilitas ………
49
G.
Teknik Analisis Data ………
...
50
1. Uji Prasyarat...
50
a. Uji Normalitas ...
50
b. Uji Homogenitas... 51
2. Uji Keseimbangan... 52
3. Uji Hipotesis ...
54
4. Uji
Lanjut Pasca analisis Variansi (Pasca Anava) ……..
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
61
A, Deskripsi Data ………..
61
1.
Data
Hasil Uji Coba Instrumen ………..
61
2.
Data Kemampuan Awal ……….
63
3.
Data Tes Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Geometri Dimensi Tiga ……….
64
4.
Data Kemandirian Belajar
..…..………...
65
B. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal...
65
1.
Uji Normalitas Kemampuan Awal………..
65
2.
Uji Homogenitas Kemampuan Awal ……….
66
3.
Uji Keseimbangan ………..
67
C. Uji Hipotesis / Hasil Analisis Data ………...
68
1.
Uji Normalitas ……….
69
2.
Uji Homogenitas Variansi ………..
68
3.
Pengujian Hipotesis Penelitian ………...
69
D
. Pembahasan Hasil Penelitian………
74
E
. Keterbatasan Penelitian ………
81
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
………
...
83
A.
Simpulan………. ………
... 83
B.
Implikasi ……….
84
(11)
commit to user
2.
Implikasi Praktis ……….
84
C. Saran
……….
85
1.
Bagi
Siswa ……...………
85
2.
Bagi Guru / Calon Guru Matematika ……….
86
3.
Kepada Pihak Sekolah ………
86
4.
Bagi Peneliti Lain ………
86
DAFTAR PUSTAKA ...
87
(12)
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Skor peningkatan Prestasi Belajar
……….
18
Tabel 2.2
Skor Penghargaan Kelompok
………
19
Tabel 3.1
Tahapan Penelitian
……….
37
Tabel 3.2
Data sekolah sampel, kelas eksperimen dan kelas
control …….
40
Tabel 3.3
Rancangan Penelitian
………..
42
Tabel 3.4
Notasi dan tata letak data
………..
53
Tabel 3.5
Tata letak data
………
55
Tabel 4.1
Deskripsi data kemampuan awal
………
64
Tabel 4.2
Deskripsi data prestasi belajar Matematika Siswa
………
64
Tabel 4.3
Prestasi Belajar Matematika pada Tingkat Kemandirian Belajar
65
Tabel 4.4
Jumlah Siswa Menurut Model Pembelajaran dan Kategori
Kemandirian Belajar
……….
65
Tabel 4.5
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal
Matematika Siswa
………..
66
Tabel 4.6
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Kemampuan Awal
Siswa
……….
67
Tabel 4.7
Hasil Uji Keseimbangan antara Populasi Eksperimen TAI
Scaffolding
dan TAI dengan Populasi Kontrol
………
67
Tabel 4.8
Rangkuman Hasil Uji Normalitas
………
68
Tabel 4.9
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi data Prestasi
Belajar Matematika Siswa
………..
69
Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan
………
70
Tabel 4.11 Rerata Marginal
………..
71
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Baris
…………
71
(13)
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
……….
91
Lampiran 2 Modul dan Lembar Kerja Siswa
……….
104
Lampiran 3 Instrumen Angket Kemandirian Belajar Matematika
…….
130
Lampiran 4 Instrumen tes belajar matematika
………
142
Lampiran 5 Uji keseimbangan
………..
163
Lampiran 6 Data Induk Penelitian
………
175
Lampiran 7 Uji-uji Prasarat
……….
181
Lampiran 8 Analisa Variansi dua jalan untuk sel tak sama
………
190
Lampiran 9 Tabel Statistika
………
197
(14)
commit to user
HARTONO. NIM S851108025. 2015.
Eksperimentasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan Scaffolding Berbasis
Modul pada Materi Geometri Dimensi Tiga ditinjau dari Kemandirian Belajar
Siswa SMK Kelas XI di Kabupaten Sragen.
TESIS. Pembimbing I:
Dr. Riyadi, M.Si., Pembimbing II: Dr. Imam Sujadi, M.Si. Program Studi
Magister Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Diantara tiga model
pembelajaran berikut, manakah yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik
pada materi geometri dimensi tiga: model pembelajaran kooperatif tipe
Team
Assisted Individualization
dengan
scaffolding
berbasis modul (TAI-S), model
pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization
(TAI), atau model
pembelajaran langsung (PL)? (2) Diantara tiga kategori kemandirian belajar
siswa berikut, manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih
baik pada materi geometri dimensi tiga: kemandirian belajar tinggi, kemandirian
belajar sedang atau kemandirian belajar rendah? (3) Pada masing-masing kategori
kemandirian belajar siswa, manakah yang menghasilkan prestasi belajar
matematika yang lebih baik pada materi geometri dimensi tiga: model
pembelajaran kooperatif tipe TAI-S, TAI atau PL?
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dengan analisa data
menggunakan Anava dua jalan dengan sel tak sama. Sampel dri penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sragen
tahun Ajaran 2012/2013, Sampel dari penelitian diambil dengan teknik
stratified
random sampling.
Data penelitian diambil dengan metode dokumentasi, metode
angket dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data
nilai Ulangan Umum Semester Gasal tahun ajaran 2012/2013. Data ini untuk
mengetahui keseimbangan kemampuan awal populasi eksperimen dan populasi
kontrol. Metode angket digunakan untuk mendapatkan data kemandirian belajar
siswa. Metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar matematika.
Data penelitian dianalisa dengan teknik analisis variansi duaifikansi 5%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Prestasi belajar matematika siswa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI-S
lebih baik dibandingkan prestasi belajar
matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI. Prestasi belajar
matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI-S lebih baik
dibandingkan prestasi belajar matematika siswa dengan model PL. (2) Prestasi
belajar matematika siswa dengan tingkat kemandirian belajar tinggi lebih baik
dibandingkan prestasi belajar siswa dengan kemandirian belajar sedang dan
rendah. Prestasi belajar matematika siswa dengan tingkat kemandirian belajar
sedang lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika siswa dengan tingkat
kemandirian belajar rendah. (3) Tidak ada interaksi antara penggunaan model
pembelajaran dan tingkat kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika siswa. Ini berarti, kalau dilihat pada masing-masing kemandirian
belajar (tinggi, sedang atau rendah), prestasi belajar matematika siswa dengan
(15)
commit to user
model pembelajaran kooperatif tipe TAI-S
lebih baik dibandingkan prestasi belajar
matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model
pembelajaran langsung.
Kata kunci: Model pembelajaran TAI-S, Model pembelajaran TAI, Model
pembelajaran langsung, Geometri dimensi tiga, Kemandirian belajar.
(16)
commit to user
HARTONO. S851108025. 2015. Cooperatif Learning Model Experimentation
of Team Assisted Individualization with Scaffolding based on module in the
material of three-dimensional geometry viewed from student learning
independence in Grade XI of Vocational High Schools in Sragen Regency.
First Counselor: Dr. Riyadi, M.Si., Second Conselor: Dr. Imam Sujadi, M.Si.
Thesis. Mathematics Study Program of FKIP Surakarta Sebelas Maret University.
ABSTRACT
The purposes of this research were to investigate: (1) which learning models
of
Team Assisted Individualization learning model with scaffolding based on
module (TAI-S), Team Assisted Individualization learning model (TAI), or direct
learning model (DL) results in a better learning achievement in the material of
three-dimensional geometry; (2) which independence category of student learning,
high, medium or low results in a better learning achievement on the material of
three-dimensional geometry; (3) in each category of student learning
independence, which learning models of the TAI-S, TAI, or DL model results in
better learning achievement on the material of three-dimensional geometry.
This research used the quasi experimental method with the factorial design
of 3x3. Its population was all the students in Grade XI of Vocational High Schools
in Sragen regency. The samples of the research were taken by using the stratified
random sampling technique. The data of the research were gathered through
documentation, questionnaire, and test. The documentation was employed to
investigate the scores of semester test in Mathematics of the students in Semester 1,
Academic Year 2012/2013, and was used for balance test among the classes
exposed to the TAI-S, TAI, and DL models. The questionnaire was used to find out
the independence category of student learning. The test was used to know the
students learning achievement in Mathematics with material of three-dimensional
geometry.
The data of the research were analyzed by using the unbalanced two-way
analysis of variance at the significance level of 5%. The results of the research are
as follows: (1) the TAI-S learning model result in a better learning achievement
than both the TAI and DL models. There are no any differences in the learning
achievement of the students with the TAI learning model and DL model. (2) the
students with the high independence category result in better learning achievement
than students with medium and low independence category. The students with
medium independence category result in better learning achievement than students
in low independence category (3) in each category of student learning
independence, based on the material of three-dimensional geometry, the TAI-S
learning model, TAI learning model and DL model do not have correlation
between one and another.
Keywords : TAI-S learning model, TAI learning model, DL. Three
Dimensional Geometry, Learning Independence.
(17)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK se-kabupaten Sragen. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Waktu pelaksanaan penelitian menyesuaikan jadwal pelajaran matematika di SMK Negeri di kabupaten Sragen pada kelas XI semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Tahapan penelitian dirinci sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tahapan Penelitian
Tahapan Penelitian
Bulan Juli
2012
Agust 2012
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013 Penyusunan Proposal
Penyusunan Instrumen Uji Coba Instrumen
Pengambilan data kemandirian belajar Pelaksanaan Eksperimen
Penganbilan data Prestasi belajar
Analisis Data Pelaporan
B. Jenis Penelitian
(18)
38
Budiyono (2003: 82-83) menyatakan bahwa penelitian eksperimen semu bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Dalam penelitian eksperimen semu (Quasi exsperimental research) ini, penulis ingin membandingkan tingkat keefektifan metode pembelajaran TAI dengan scaffolding berbasis modul, metode TAI dan metode pembelajaran langsung. Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu uji keseimbangan dilakukan. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi kelas eksperimen I, populasi kelas eksperimen II dan populasi kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak. Data untuk menguji keseimbangan itu adalah nilai Ulangan Umum Semester Gasal mata pelajaran matematika siswa Kelas XI SMK.
Pada akhir penelitian, ketiga kelompok diukur menggunakan alat ukur yang sama. Hasil pengukuran digunakan sebagai data eksperimen. Data lantas diolah dan hasilnya dibandingkan dengan tabel uji statistik.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998), populasi ialah keseluruhan obyek penelitian. Hasil suatu pengamatan dapat berupa ukuran fisik (lebar atau luas), jawaban pertanyaan (ya atau tidak) atau klasifikasi (cacat atau tidak). Semua kemungkinan pengukuran itu disebut populasi. Banyaknya anggota suatu populasi dinamakan ukuran populasi, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi disebut parameter (parameter merupakan nilai yang stabil karena nilai tersebut diperoleh atas hasil observasi seluruh anggota populasi). Jadi, populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti (Sugiarto, 2001). Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sragen, yang terdiri dari 47 SMK Negeri dan Swasta.
(19)
39
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sugiarto (2001), sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik (karena statistik diperoleh dari sampel, maka dengan adanya perbedaan sampel yang terambil, nilai statistik yang diperoleh dapat berubah juga, sehingga dengan demikian bervariasi atau berubah-ubah merupakan ciri statistik). Sampel yang mewakili siswa kelas XI SMK di Kabupaten Sragen akan diambil tiga kelas untuk mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TAI dengan scaffolding berbasis modul, tiga kelas untuk mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe TAI dan tiga kelas untuk mendapat model pembelajaran langsung.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen, yang disebut strata, kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan mengelompokkan sekolah menurut ranking dari nilai Ujian Nasional tingkat Kabupaten Sragen ke dalam tiga kelompok: atas, tengah dan bawah. Terdapat 47 Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sragen dengan tiga kelompok jurusan: kelompok Teknik Industri (36 sekolah), kelompok Bisnis Manajemen (9 sekolah) dan kelompok Pariwisata (2 sekolah). Ke-47 sekolah dibagi ke dalam tiga kategori berdasarkan rata-rata perolehan nilai UN Matematika tahun pelajaran 2010/2011 dengan kriteria:
(20)
40
Kategori Atas : > + 1 2 Kategori Menengah : 1
2 + 1 2 Kategori Bawah : < 1
2
dengan adalah nilai rata-rata nilai ujian nasional Matematika sekolah yang akan dikelompokkan, adalah nilai rata-rata populasi yaitu nilai rata-rata ujian nasional Matematika SMK sekabupaten Sragen dan adalah simpangan populasi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling. Setelah dibedakan menjadi tiga kategori, diambil secara acak satu sekolah dari setiap kategori untuk dijadikan sampel penelitian. Hasilnya, terpilih SMK Negeri 2 Sragen (sekolah kategori atas), SMK Negeri 1 Miri (sekolah kategori menengah) dan SMK Negeri 1 Kedawung (sekolah kategori bawah). Dari tiap sekolah yang terpilih, tiga kelas diambil secara acak sebagai kelas eksperimen I, kelas eksperimen II dan kelas kontrol. Data selengkapnya mengenai sekolah sampel penelitian dan kelas eksperimen tersaji pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel.3.2 Data Sekolah Sampel, Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
NamaSekolahSampel KelasEksperimen JumlahPesertaDidik SMK N 2 Sragen
(Kategori Atas)
XI TKR 1(Eksperimen I) XI TITL 1(Eksperimen II) XI TP1 (Kontrol)
31 orang 30 orang 30 orang SMK N 1 Miri
(Kategori Menengah)
XI TKR 1(Eksperimen I) XI TKR 2 (Eksperimen II)
XI TKR 3 (Kontrol)
29 orang 30 orang 28 orang SMK N 1 Kedawung
(Kategori Bawah)
XI TKR 1 (Eksperimen I) XI TKR 2 (Eksperimen II)
XI TKR 3 (Kontrol)
31 orang 30 orang 29 orang Jumlah Responden 268 orang
D. Variabel dan Rancangan Penelitian
1. Variabel Penelitian
(21)
41
1. Variabel Terikat: prestasi belajar siswa (Y) 1) Definisi Operasional
Prestasi belajar ialah pencapaian hasil siswa usai mengikuti pembelajaran yang mengakibatkan perubahan pada dirinya berupa penguasaan dan kecakapan baru yang ditegaskan dengan nilai tertentu. 2) Skala pengukuran: skala interval.
3) Simbol: ab
2. Variabel Bebas: model pembelajaran (X1) dan kemandirian belajar (X2) 1) Model Pembelajaran
a). Definisi Operasional
Model pembelajaran ialah prosedur dalam proses pembelajaran yang digunakan guna mencapai tujuan tertentu, terdiri dari: model pembelajaran TAI-S, model pembelajaran TAI dan model PL. b). Skala Pengukuran: skala nominal
c). Simbol: A dengan kategori a1, a2 dan a3. Dengan a1 = Model pembelajaran TAI-S
a2 = Model pembelajaran TAI a3 = Model PL
2) Kemandirian Belajar a) Definisi operasional
Kemandirian belajar ialah kemandirian siswa dalam belajar matematika di rumah dan sekolah, meliputi aspek-aspek: mencukupi kebutuhan sendiri, tanggung jawab, kreatif dalam kegiatan belajar, keyakinan dalam bertindak, progresif (usaha mengejar prestasi).
b) Indikator: skor angket kemandirian belajar siswa.
c) Skala pengukuran: Interval, kemudian diubah menjadi skala ordinal dengan tiga kategori: kemandirian belajar tinggi, kemandirian belajar sedang dan kemandirian belajar rendah. Konversinya sebagai berikut:
(22)
42
(1) Kemandirian belajar siswa tinggi, jika skor (x) > + 1
2 s
(2) Kemandirian belajar siswa sedang, jika 1
2 s skor (x) + 1 2 s (3) Kemandirian belajar siswa rendah, jika
skor (x) < 1 2 s dengan = rata-rata.
s = simpangan baku. 1. Simbol: B dengan kategori b1, b2 dan b3.
dengan b1 = kemandirian belajar tinggi. b2 = kemandirian belajar sedang. b3 = kemandirian belajar rendah.
2. Rancangan Penelitian
Berdasarkan banyaknya faktor pada setiap variabel, rancangan penelitian menggunakan anova dua jalan dan desain faktorial 3x3, tersaji pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian
Kemandirian Belajar (B) Model Pembelajaran (A)
Tinggi (b1)
Sedang (b2)
Rendah (b3)
Model TAI-S (a1) (ab)11 (ab)12 (ab)13
Model TAI (a2) (ab)21 (ab)22 (ab)23
Model PL (a3) (ab)31 (ab)32 (ab)33
Keterangan :
(ab)11 = Prestasi belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran TAI-S dengan kategori kemandirian belajar tinggi. (ab)12 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran TAI-S dengan kategori kemandirian belajar sedang. (ab)13 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model
(23)
43
(ab)21 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran TAI dengan kategori kemandirian belajar tinggi. (ab)22 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran TAI dengan kategori kemandirian belajar sedang
(ab)23 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model
pembelajaran TAI dengan kategori kemandirian belajar rendah. (ab)31 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model PL
dengan kemandirian belajar tinggi.
(ab)32 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model PL
dengan kemandirian belajar sedang
(ab)33 = Prestasi Belajar kelompok siswa yang diberi perlakuan model PL
dengan kemandirian belajar rendah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode dokumentasi, metode angket dan metode tes.
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada (Budiyono, 2003). Metode penggunaan bahan dokumen disebut juga metode pengumpulan data sekunder, karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data sendiri tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak-pihak lain (Sugiarto, 2001). Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan untuk memperoleh data awal yaitu nama siswa dan nilai Ulangan Umum Semester Gasal kelas XI SMK pada pelajaran matematika. Data yang diperoleh digunakan untuk uji keseimbangan rata-rata.
2. Metode Angket
Menurut Budiyono (2003), metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden atau sumber data dan jawaban
(24)
44
diberikan pula secara tertulis. Angket dipakai untuk menghimpun data tentang tingkat kemandirian belajar. Angket memuat pernyataan-pernyataan yang merupakan indikator dari tingkat kemandirian belajar. Terdapat lima pilihan untuk setiap pernyataan, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Subyek penelitian hanya memberi tanda silang untuk setiap pernyataan sesuai dengan keadaan dirinya. Skor untuk setiap pernyataan dibagi menjadi dua kelompok, angket dengan pernyataan bernilai positif dan angket dengan pernyataan bernilai negatif.
Angket penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa. Langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah:
a) Menentukan batasan instrumen angket untuk masing-masing tingkat kemandirian belajar.
b) Menyusun kisi-kisi angket yang di dalamnya memuat indikator mengenai masing-masing tingkat kemandirian belajar siswa.
c) Menyusun instrumen angket berdasarkan kisi-kisi. d) Menentukan cara pemberian skor pada setiap butir angket
e) Menelaah butir angket. Analisa ini dilakukan validator untuk mengetahui validitas dari butir angket menurut isinya. Instrumen disebut valid menurut validitas isi bila isi instrumen merupakan sampel representatif dari keseluruhan isi yang akan diukur.
f) Melakukan uji coba dan kemudian menganalisis butir angket.
g) Untuk menentukan siswa masuk dalam tingkat kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah, dilihat pada jumlah skor pada tes angket. h) Setelah diujicobakan, butir yang jelek dibuang dari penelitian ini.
Kelayakan suatu angket ditilik dari validitas isi, uji kosistensi internal dan uji reliabilitas setiap tingkat kemandirian belajar siswa.
3. Metode tes
Metode tes ialah cara mengumpulkan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek (Budiyono, 2003).
(25)
45
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika siswa. Data tentang prestasi belajar matematika siswa diperoleh dari instrumen tes yang dibuat peneliti. Instrumen untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar matematika siswa diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, bentuk tes yang digunakan adalah soal pilihan ganda. Pemberian skor item tes adalah skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Nilai akhir tes prestasi belajar adalah jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dikalikan seratus. Untuk menguji butir instrumen digunakan uji daya beda dan tingkat kesukaran.
F. Uji Coba Instrumen
1. Angket
a. Uji Validitas Instrumen.
Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas ini bila isi instrumen merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi yang akan diukur. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi dengan langkah-langkah merujuk pada Croker dan Algina dalam Budiyono (2003) sebagai berikut:
1) Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (pada angket tingkat kemandirian belajar dapat berupa serangkaian ciri-ciri pada tiap tingkat kemandirian belajar yang diwujudkan dalam kisi-kisi).
2) Membentuk panel ahli (qualified) dalam domain-domain tersebut.
3) Menyediakan kerangka terstuktur untuk proses mencocokkan butir-butir soal dengan domain performan yang terkait.
4) Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah 3).
Validitas isi ditelaah pakar atau validator dengan sejumlah kriteria. Butir angket disebut sahih jika memenuhi empat kriteria. Penelaahan tes untuk uji validitas instrumen angket adalah sebagai berikut:
(26)
46
1) Kesesuaian butir angket dengan kisi-kisi. 2) Bahasa mudah dipahami.
3) Kesesuaian butir angket dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
4) Butir angket tidak menimbulkan interpretasi atau bermakna ambigu. b. Uji Konsistensi Internal
Setiap butir dalam sebuah angket seharusnya dapat mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama. Konsistensi internal setiap butir dilihat dari korelasi antar-skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Untuk menghitung konsistensi internal butir ke-i, dapat digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut.
=
2 2 2 2
Keterangan:
rxy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i
n = banyaknya subyek yang dikenai angket X = skor untuk butir ke-i
Y = total skor
Butir angket akan digunakan jika mempunyai indeks konsistensi internal rxy 0,3 (Budiyono, 2003). Dalam penelitian ini, untuk butir angket yang
indeks konsistensi internalnya kurang dari 0,3, maka butir tersebut tidak dipakai.
c. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini, metode Alpha digunakan untuk melakukan uji reliabilitas yaitu sebagai berikut.
11=
1 1
2
2
(27)
47
r11 = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen
2 = variansi butir ke-i, untuk setiap i = 1, 2, ..., n 2 = variansi skor total yang diperoleh subyek uji coba
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 0,7 (Budiyono, 2003: 70). Dalam penelitian ini, angket dipakai jika indeks reliabilitasnya sama dengan atau lebih dari 0,7.
2. Instrumen tes
a. Uji Validitas Isi
Tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar secara individual sepadan dengan keseluruhan situasi. Uji validitas isi dilakukan dengan langkah-langkah Croker dan Algina dalam Budiyono (2003):
1) Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur (pada tes prestasi dapat berupa serangkaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diwujudkan kisi-kisi),
2) Membentuk panel ahli (qualified) dalam domain-domain tersebut.
3) Menyediakan kerangka terstuktur untuk proses mencocokkan butir-butir soal dengan domain performan yang terkait.
4) Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah 3).
Supaya tes mempunyai validitas isi harus diperhatikan hal-hal berikut: 1) Tes harus dapat untuk mengukur seberapa jauh tujuan pembelajaran
tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari proses belajar 2) Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat
bahan yang telah diajarkan.
3) Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal uji dengan benar.
(28)
48
butir-butir soal tes dilakukan oleh pengawas atau teman yang mempunyai kualifikasi validator yang baik. Butir soal dikatakan valid jika memenuhi lima kriteria. Penelaahan tes untuk uji validitas instrumen soal tes adalah sebagai berikut:
1) Kesesuaian soal dengan kisi-kisi. 2) Bahasa mudah dipahami.
3) Kesesuaian soal dengan ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia.
4) Kategori soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. 5) Soal tidak menimbulkan interpretasi atau bermakna ambigu.
b. Uji Daya Beda
Daya pembeda butir soal ialah kemampuan butir soal dalam membedakan antara siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah. Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya pembeda yang tinggi bila dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar subyek kelompok tinggi; dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar subyek kelompok rendah. Daya pembeda dari tiap butir soal dilihat dari korelasi antara skor butir tersebut dengan skor total. Untuk menghitung daya pembeda butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson berikut:
dengan:
rxy : indeks daya pembeda untuk butir ke-i
n : banyaknya subyek yang dikenai tes (instrumen) X : skor butir ke-i (dari subjek uji coba)
(29)
49
Butir soal disebut mempunyai daya pembeda baik jika rxy 0.3 (Budiyono, 2003). Dalam penelitian ini jika indeks daya beda untuk butir ke-i kurang dari 0.3 maka butir tersebut harus dibuang.
c. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal menyatakan proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes. Indeks tingkat kesukaran butir soal dapat dirumuskan dengan rumus:
P =
P adalah indeks kesukaran suatu butir soal, B adalah banyaknya peserta tes yang menjawab butir soal dengan benar dan N adalah jumlah peserta tes. Berdasarkan pada rumus diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai P, maka semakin mudah suatu butir soal dan semakin rendah nilai P, semakin sukar butir soal tersebut (Budiyono 2011:30). Butir soal tes yang digunakan dalam penelitian ini ialah butir soal dengan interval indeks tingkat kesukaran
d. Uji Reliabilitas
Tes prestasi belajar dalam penelitian ini adalah tes obyektif. Ketentuannya adalah setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Rumus Kuder-Richardson dengan KR-20 dipakai untuk menghitung tingkat reliabilitas.
11 = 1 2
2
r11 = indeks reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen 2 = variansi total
pi = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
qi = 1 pi
N sJB
(30)
50
Soal akan dikatakan reliabel jika r11 0,7 (Budiyono, 2003).
Dalam penelitian ini, tes dipakai jika indeks reliabilitasnya sama dengan atau lebih dari 0,7
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas nilai awal bertujuan mengetahui apakah sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Lilliefors, dengan prosedur sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) = 0,05
3) Statistik uji
Keterangan: F(zi) = P (Z zi); Z ~ N(0,1)
S(zi) = proporsi cacah Z zi terhadap seluruh cacah z 4) Daerah kritis : DK = {L L > L ; n}
Harga L ; n dapat diperoleh dari table Liliefors pada tingkat signifikansi dengan derajat kebebasan n (ukuran sampel).
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika harga penguji ada di dalam daerah kritik (L DK}. H0 diterima jika harga penguji ada di luar daerah kritik (L DK}. 6) Kesimpulan
Jika H0 ditolak berarti sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Jika H0 diterima berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
(31)
51
(Budiyono, 2009).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas nilai awal digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Pada penelitian ini uji uji homogenitas yang digunakan menggunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis
H0 : 12 = 22 = 32 = ... = 2 (populasi-populasi mempunyai variansi yang homogen)
H1 : paling sedikit ada dua variansi berbeda (populasi mempunyai variansi yang tidak homogen)
2)
3) Statistik uji
Dengan 2~ 2k 1
Keterangan:
k = banyak sampel
N = banyak seluruh nilai (ukuran) nj = ukuran sampel ke-j
fj = nj 1 = derajat kebebasan untuk sj2 ; j = 1, 2, ..., k
f = N k
k j
j
f
1
= derajat kebebasan untuk RKG
c =
f f k j 1 1 1 3 1 1
RKG = rerata kuadrat galat =
j j
f SS
SSj = 2
2 2 1 j j j j
j n s
n X
(32)
52
4) Daerah kritik (DK) 2
2 2 ( ; k 1) } 5) Keputusan uji
H0 2 DK dan H0 2 DK. 6) Kesimpulan:
Jika H0 ditolak berarti variansi populasi tidak homogen dan jika H0 diterima berarti variansi populasi homogen.
(Budiyono, 2009).
2. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan bertujuan mengetahui apakah ketiga populasi, populasi model pembelajaran TAI-S, pulasi model TAI maupun populasi model PL dalam keadaan seimbang atau tidak sebelum mendapat perlakuan. Prosedur uji keseimbangan adalah uji anava satu jalan dengan sel tak sama, sebagai berikut.
a. Hipotesis
H0 : 1 = 2 = 3 (ketiga sampel berasal dari populasi yang berkemampuan awal sama)
H1: paling sedikit dua rerata yang tidak sama (ketiga sampel tidak berasal dari populasi yang berkemampuan awal sama)
b. = 0,05
c. Statistik uji:
Fobs =
d. Komputasi
Notasi dan Tata Letak Data
Tabel 3.4 Notasi dan Tata Letak Data TAI
(33)
53
Data Amatan X11
X21
Xn11
X12
X22
Xn22
X 13
X 23
Xn33 Cacah data Jumlah Data Rerata JumlahKuadrat Suku Koreksi Variasi n1 1 T 1 X 2 1 X 1 2 1 n T SS1 n2 2 T 2 X 2 2 X 2 2 2 n T SS2 n3 3 T 3 X 2 3 X 3 2 3 n T SS3 N G X j i ij X , 2 j j j n T2 j j SS
Notasi dari tabel di atas didefinisikan sebagai berikut:
1 2 k ;
j n n n
n
N G Tj T1 T2 Tk ;
N G
X ; dan
j j j j j n T X SS 2 2
Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini dedefinisikan besaran-besaran (1), (2) dan (3) yang dirumuskan sebagai berikut:
(1) = 2 (2) = , , 2 (3) =
2
Jumlah kuadrat:
JKA = (3) (1) JKG = (2) (3) JKT = (2) (1) Derajat kebebasan:
dkA = k 1 dkG = N k dkT = N 1 berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing, maka rerata kuadrat adalah:
= =
e. Daerah kritik : DK = F F > F ;k 1;N k
f. Keputusan uji
H0 ditolak jika harga statistik uji F berada di dalam daerah kritik (F DK). H0 diterima jika harga statistik uji F berada di luar daerah kritik (F DK). g. Kesimpulan
(34)
54
Jika H0 ditolak berarti populasi mempunyai rerata yang tidak sama (populasi tidak seimbang). Jika H0 diterima maka populasi mempunyai rerata yang sama (populasi seimbang) (Budiyono, 2009).
3. Uji Hipotesis
Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analisis variansi dua jalan digunakan dengan jumlah baris 3 dan jumlah kolom 3 dengan sel tak sama. Model untuk populasi pada analisis variansi 2 jalan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut (Budiyono, 2009).
Xijk i j ij ijk Keterangan:
Xijk = data ke-k pada faktor A kategori ke-i, faktor B kategori ke-j; µ = rata-rata dari seluruh data (grand mean)
i = efek faktor A kategori ke-i pada variabel terikat; j = efek faktor B kategori ke-j pada variabel terikat;
ij = Interaksi antara faktor A dan B;
ijk = deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya (µij) yang berdistribusi normal dengan rata-rata 0
i = 1, 2, 3 dengan
1 = pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan scaffolding berbasis modul.
2 = Pembelajaran kooperatif tipe TAI. 3 = Pembelajaran Langsung.
j = 1, 2, 3 dengan
1 = Kemandirian belajar tinggi, 2 = Kemandirian belajar sedang. 3 = Kemandirian belajar rendah. k = banyak data amatan setiap sel
Selanjutnya data akan ditampilkan dalam bentuk tabel dua arah dengan baris menunjukkan jenis Model Pembelajaran dan kolom menunjukkan Tingkat kemandirian belajar. Tata letak data dalam tabel adalah sebagai
(35)
55
berikut:
Tabel 3.5 Tata Letak Data Tingkat Kemandirian
Belajar (B) Model
Pembelajaran (A)
Tinggi (b1)
Sedang (b2)
Rendah (b3)
Model TAI-S (a1)
Prestasi belajar (ab)11 Prestasi belajar (ab)12 Prestasi belajar (ab)13 Model TAI (a2)
Prestasi belajar (ab)21 Prestasi belajar (ab)22 Prestasi belajar (ab)23 Model PL (a3)
Prestasi belajar (ab)31 Prestasi belajar (ab)32 Prestasi belajar (ab)33
Prosedur dalam pengujian analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
1) H0A i = 0; untuk setiap i = 1, 2, 3;
H1A i yang tidak nol. 2) H0B j = 0, untuk setiap j = 1, 2, 3;
H1B j yang tidak nol.
3) H0AB ij = 0, untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3; H1AB ij yang tidak nol. b.
c. Statistik uji
1) Statistik uji untuk H0A adalah Fa = RKG RKA
2) Statistik uji untuk H0B adalah Fb = RKG RKB
3) Statistik uji untuk H0AB adalah Fab = RKG RKAB
(36)
56
d. Komputasi
Untuk mempermudah penghitungan dalam analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, perlu didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut. nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j) = banyaknya data
amatan pada sel ij
= rerata harmonik frekuensi seluruh sel =
j i nij
pq
, 1
N =
j i
ij
n
,
= banyaknya seluruh data amatan
SSij =
ijk k ijk k ijk n X X 2
2 = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij Bij = rerata pada sel ij
Ai =
j ij
AB = jumlah rerata pada baris ke-i
Bj =
j ij
AB = jumlah rerata pada kolom ke-j
G =
j i
ij
AB
,
= jumlah rerata semua sel
(1) = pq G2
; (2) =
j i
ij
ss
,
; (3) =
i i
q A2
(4) =
j j
p B2
; (5) =
j i ij AB , 2 ;
Selanjutnya didefinisikan jumlah kuadrat sebagai berikut.
JKA =nh{(3) (1)}
JKB =nh{(4) (1)}
JKAB = nh{(1) + (5) (3) (4)}
(37)
57
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah sebagai berikut.
dkA = p 1; dkB = q 1; dkAB = (p 1)(q 1); dkG = N pq dkT = N 1
Selanjutnya dengan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing, diperoleh rataan kuadrat sebagai berikut:
RKA =
dkA JKA
RKB =
dkB JKB
RKAB =
dkAB JKAB
RKG =
dkG JKG
Selanjutnya dengan rataan kuadrat masing dan rataan kuadrat galat diperoleh nilai F sebagai berikut.
1) Fa = RKG RKA
2) Fb = RKG RKB
.
3) Fab= RKG RKAB
e. Daerah kritik (DK)
1) Untuk Fa, daerah kritik (DK)1 = { F F > F( ;p 1; N pq)} 2) Untuk Fb, daerah kritik (DK)2 = { F F > F( ;q 1; N pq)} 3) Untuk Fab, daerah kritik (DK)3 = { F F > F( ;(p 1)(q 1); N pq)} f. Keputusan uji
(38)
58
H0 ditolak jika Fa (DK)1, Fb (DK)2, Fab (DK)3.
(Budiyono, 2009: 229-231).
4. Uji Lanjut Pasca-analisis Variansi (Pasca-anava)
Pada analisis variansi, jika H0 (hipotesis nolnya) ditolak, maka dilakukan uji komparasi ganda atau uji lanjut pasca anava. Metode yang digunakan untuk uji lanjut pasca anova dua jalan adalah metode Scheffe. Komparasi ganda bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, pasangan kolom dan pasangan sel. Prosedur komparasi ganda dengan metode Scheffe ialah (Budiyono, 2009: 215-217):
a Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.
b Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. c Menentukan taraf signifikansi, = 0,05
d Mencari harga statistik uji F, dengan langkah sebagai berikut: 1) Komparasi Rerata Antar Baris
Hipotesis : H0 : i = j H1 : i j
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar baris adalah:
=
2
1
+ 1
= nilai Fobs pada perbandingan baris ke-i dan baris ke-j. = rataan pada baris ke-i.
= rataan pada baris ke-j.
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
= ukuran sampel baris ke-i. = ukuran sampel baris ke-j. Daerah kritis untuk uji ini adalah :
(39)
59
DK = { | > ( 1) ; 1, }
H0 ditolak jika DK, dan H0 diterima jika DK. 2) Komparasi Rataan Antar Kolom
Hipotesis : H0 : i = j H1 : i j
Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah:
=
2
1
+ 1
dengan :
= nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j. = rataan pada kolom ke-i.
= rataan pada kolom ke-j.
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
= ukuran sampel kolom ke-i. = ukuran sampel kolom ke-j. Daerah kritis untuk uji ini adalah : DK = { | > ( 1) ; 1, }
H0 ditolak jika DK, dan H0 diterima jika DK.
3) Komparasi Rerata Antar Sel pada Kolom yang Sama
Hipotesis yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah:
H0 : µij = µkj H1 : µij µkj
(40)
60
Uji untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama ialah:
=
2
1
+ 1
dengan :
= nilai Fobs pada perbandingan rerata sel ij dan rerata sel kj. = rataan pada sel ij.
= rataan pada sel kj.
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
= ukuran sel ij. = ukuran sel kj.
Daerah kritis untuk uji ini adalah : DK = { | > ( 1) ; 1, }
H0 ditolak jika DK, dan H0 diterima jika DK. e. Menentukan keputusan uji masing-masing komparasi ganda.
f. Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(1)
commit to user
berikut:
Tabel 3.5 Tata Letak Data Tingkat Kemandirian
Belajar (B) Model
Pembelajaran (A)
Tinggi (b1)
Sedang (b2)
Rendah (b3)
Model TAI-S (a1)
Prestasi belajar (ab)11 Prestasi belajar (ab)12 Prestasi belajar (ab)13 Model TAI
(a2)
Prestasi belajar (ab)21 Prestasi belajar (ab)22 Prestasi belajar (ab)23 Model PL
(a3)
Prestasi belajar (ab)31 Prestasi belajar (ab)32 Prestasi belajar (ab)33 Prosedur dalam pengujian analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis
1) H0A i = 0; untuk setiap i = 1, 2, 3;
H1A i yang tidak nol. 2) H0B j = 0, untuk setiap j = 1, 2, 3;
H1B j yang tidak nol.
3) H0AB ij = 0, untuk setiap i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3; H1AB ij yang tidak nol. b.
c. Statistik uji
1) Statistik uji untuk H0A adalah Fa = RKG RKA
2) Statistik uji untuk H0B adalah Fb = RKG RKB
3) Statistik uji untuk H0AB adalah Fab = RKG RKAB
(2)
commit to user
d. Komputasi
Untuk mempermudah penghitungan dalam analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, perlu didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut. nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j) = banyaknya data
amatan pada sel ij
= rerata harmonik frekuensi seluruh sel =
j i nij
pq
, 1
N =
j i
ij
n
,
= banyaknya seluruh data amatan
SSij =
ijk k ijk k ijk n X X 2
2 = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
Bij = rerata pada sel ij Ai =
j ij
AB = jumlah rerata pada baris ke-i Bj =
j ij
AB = jumlah rerata pada kolom ke-j
G =
j i
ij
AB
,
= jumlah rerata semua sel
(1) = pq G2
; (2) =
j i
ij
ss
,
; (3) =
i i
q A2
(4) =
j j
p B2
; (5) =
j i ij AB , 2 ;
Selanjutnya didefinisikan jumlah kuadrat sebagai berikut.
JKA =
n
h{(3) (1)}JKB =
n
h{(4) (1)}JKAB =
n
h{(1) + (5) (3) (4)}(3)
commit to user
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah sebagai berikut.
dkA = p 1; dkB = q 1; dkAB = (p 1)(q 1); dkG = N pq dkT = N 1
Selanjutnya dengan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing, diperoleh rataan kuadrat sebagai berikut:
RKA = dkA JKA
RKB = dkB JKB
RKAB = dkAB JKAB
RKG = dkG JKG
Selanjutnya dengan rataan kuadrat masing dan rataan kuadrat galat diperoleh nilai F sebagai berikut.
1) Fa = RKG RKA
2) Fb = RKG RKB
.
3) Fab= RKG RKAB
e. Daerah kritik (DK)
1) Untuk Fa, daerah kritik (DK)1 = { F F > F( ;p 1; N pq)} 2) Untuk Fb, daerah kritik (DK)2 = { F F > F( ;q 1; N pq)} 3) Untuk Fab, daerah kritik (DK)3 = { F F > F( ;(p 1)(q 1); N pq)} f. Keputusan uji
(4)
commit to user
H0 ditolak jika Fa (DK)1, Fb (DK)2, Fab (DK)3.
(Budiyono, 2009: 229-231). 4. Uji Lanjut Pasca-analisis Variansi (Pasca-anava)
Pada analisis variansi, jika H0 (hipotesis nolnya) ditolak, maka dilakukan uji komparasi ganda atau uji lanjut pasca anava. Metode yang digunakan untuk uji lanjut pasca anova dua jalan adalah metode Scheffe. Komparasi ganda bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, pasangan kolom dan pasangan sel. Prosedur komparasi ganda dengan metode Scheffe ialah (Budiyono, 2009: 215-217):
a Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata.
b Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. c Menentukan taraf signifikansi, = 0,05
d Mencari harga statistik uji F, dengan langkah sebagai berikut: 1) Komparasi Rerata Antar Baris
Hipotesis : H0 : i = j H1 : i j
Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar baris adalah:
=
2
1
+ 1
= nilai Fobs pada perbandingan baris ke-i dan baris ke-j.
= rataan pada baris ke-i. = rataan pada baris ke-j.
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
= ukuran sampel baris ke-i. = ukuran sampel baris ke-j. Daerah kritis untuk uji ini adalah :
(5)
commit to user
DK = { | > ( 1) ; 1, }
H0 ditolak jika DK, dan H0 diterima jika DK.
2) Komparasi Rataan Antar Kolom Hipotesis :
H0 : i = j H1 : i j
Uji Scheffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah:
=
2
1
+ 1
dengan :
= nilai Fobs pada perbandingan kolom ke-i dan kolom ke-j.
= rataan pada kolom ke-i. = rataan pada kolom ke-j.
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
= ukuran sampel kolom ke-i. = ukuran sampel kolom ke-j. Daerah kritis untuk uji ini adalah : DK = { | > ( 1) ; 1, }
H0 ditolak jika DK, dan H0 diterima jika DK.
3) Komparasi Rerata Antar Sel pada Kolom yang Sama
Hipotesis yang diuji pada komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama adalah:
H0 : µij = µkj H1 : µij µkj
(6)
commit to user
Uji untuk komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama ialah:
=
2
1
+ 1
dengan :
= nilai Fobs pada perbandingan rerata sel ij dan rerata sel kj. = rataan pada sel ij.
= rataan pada sel kj.
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi.
= ukuran sel ij. = ukuran sel kj.
Daerah kritis untuk uji ini adalah : DK = { | > ( 1) ; 1, }
H0 ditolak jika DK, dan H0 diterima jika DK.
e. Menentukan keputusan uji masing-masing komparasi ganda. f. Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN