EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
commit to user
i
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI
POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011)
SKRIPSI Oleh : Syita Fatih ’Adna
K1306011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI
POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
(Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh : Syita Fatih ’Adna
K1306011
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(3)
commit to user HA
Skripsi ini telah di Skripsi Fakultas Keguruan Surakarta.
Pembimbing I
Dr. Imam Sujadi, M.S NIP. 19670915 200604 1
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
h disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim uan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebela
Surakarta, Janua
Persetujuan Pembimbing
M.Si 0604 1 001
Pembimbing II
Ira Kurniawati, S.Si, M.P NIP. 19720106 199802 2 001
im Penguji belas Maret
nuari 2011
, M.Pd 2 001
(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Skripsi ini telah dipe
Keguruan dan Ilmu Pendidi untuk memenuhi persyarata
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Ketua : Triy
Sekretaris : Drs. P
Pembimbing1 : Dr.
Pembimbing2 : Ira K
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu P Universitas Sebelas Maret S Dekan
Prof. Dr. H.M. Furqon Hida NIP. 19600727 198702 1 001
iv
PENGESAHAN
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi idikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan atan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Tanda Tanga
riyanto, S.Si, M.Si (...)
rs. Ponco Sujatmiko, M.Si (...)
r. Imam Sujadi, M.Si (...)
ra Kurniawati, S.Si, M.Pd (...)
lmu Pendidikan Surakarta
idayatullah, M.Pd 001
psi Fakultas an diterima
ngan
...)
...)
...)
(5)
commit to user
v ABSTRAK
Syita Fatih ‘Adna, EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI POKOK ALJABAR DITINJAU DARI KREATIFITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar, (2) apakah siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kreatifitas belajar yang lebih rendah pada materi pokok aljabar, (3) apakah siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung sementara siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Magelang tahun pelajaran 2010/2011, yang terdiri dari 6 kelas dengan banyaknya siswa 195. Sampel yang digunakan yaitu 2 kelas dengan jumlah total siswa kedua kelas tersebut 64 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMP Negeri 11 Magelang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data kemampuan awal yang berupa data nilai UASBN SD mata pelajaran matematika kelas VI tahun pelajaran 2009/2010, data nilai siswa pada materi pokok aljabar pada tahun pelajaran 2009/2010, data nilai ulangan harian siswa pada materi sebelum aljabar yaitu materi pecahan, metode angket untuk mengumpulkan data kreatifitas belajar matematika siswa dan metode tes mengumpulkan untuk data prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebagai persyaratan analisis yaitu populasi berdistribusi normal diuji menggunakan uji Liliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) diuji menggunakan metode Bartlett.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar, (2) Siswa dengan kreatifitas belajar matematika tinggi dan siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya serta
(6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang dan siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya, sedangkan siswa dengan kreatifitas belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah pada materi pokok aljabar, (3) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kreatifitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika yaitu siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung baik untuk siswa dengan kreatifitas tinggi, sedang, maupun rendah pada materi pokok aljabar.
Kata kunci: eksperimentasi, model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), model pembelajaran langsung, kreatifitas.
(7)
commit to user
vii ABSTRACT
Syita Fatih ‘Adna, EXPERIMENTATION STUDENT LEARNING TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) ON THE MAIN MATERIALS OF ALGEBRA VIEWED FROM STUDENTS’ MATHEMATICS LEARNING CREATIVITY (Research carried out in SMP Negeri 9 Magelang School Year 2010/2011). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. Surakarta, 2011.
The purposes of this study was to determine (1) whether the students’ mathematics learning achievement following the learning with cooperative learning model type TAI is better than the students’ following the learning with direct learning models on the main material of algebra, (2) whether students with higher learning creativity have better the mathematics learning achievement than students with lower learning creativity on the main material of algebra, (3) whether students with higher learning creativity following the learning with cooperative learning model type TAI have the mathematics learning achievement as good as the ones following direct learning models while students with medium and lower learning creativity following the learning with cooperative learning model type TAI have better the mathematics learning achievement than students following the learning with direct learning models on the main material of algebra.
This research includes to of quasi experimental research type. The population of this research is all of students class VII SMP Negeri 9 Magelang academic year 2010/2011, which consists of 6 classes with the number of students 195. The samples used were 2 classes with a total of both classes are 64 students. Sampling was done by cluster random sampling. The test instrument was conducted in SMP Negeri 11 Magelang. Data collecting techniques used are method of documentation to collect initial ability data in the form of data values elementary mathematics UASBN Class VI school year 2009/2010, the students’ value data on the main material of algebra in the academic year of 2009/2010, the student’s daily assignment data on the material before algebra is fractions material, the questionnaire method to collect students’ mathematics learning creativity data and test method to collect students’ mathematics learning achievement data on the main material of algebra. The data analysis technique are used two-way analysis of variance with unequal cells. To fulfill the requirements analysis, the researcher examine normality distributed population using Liliefors test and the population which has the same variance (homogeneous) is examined using Bartlett method.
From this research it can be concluded that (1) the students’ mathematics learning achievement following the learning with cooperative learning model type TAI is as good as the students’ mathematics learning achievement following the learning with direct learning models on the main material of algebra, (2) the students with high mathematics learning creativity have the mathematics learning achievement as good as the students with medium mathematics learning creativity, also the students with medium mathematics learning creativity have the mathematics learning achievement as good as the students with low mathematics
(8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
learning creativity, whereas the students with high mathematics learning creativity have the mathematics learning achievement better than the ones with low mathematics learning creativity on the main material of algebra, (3) there is no interaction between learning models and mathematics learning creativity to mathematics learning achievement, the students following the learning with cooperative learning models type TAI have mathematics learning achievement as good as the students following the learning with direct learning models for both students with higher creativity, medium creativity, and lower creativity on the main material of algebra.
Key words: experimentation, cooperative learning models type Team Assisted Individualization (TAI), direct learning models, creativity.
(9)
commit to user
ix
HALAMAN MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Alam Nasyrah:6)
“Tidak boleh iri, kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian ia mempergunakannya untuk membela kebenaran, dan
terhadap orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia mengamalkannya dan mengajarkannya”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Ingatlah ALLAH di waktu lapang, niscaya ALLAH akan mengingat kamu di waktu sempit”
(10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya yang tersusun dengan penuh kesungguhan dan ketulusan hati ini, Kupersembahkan kepada:
Ø Ibunda dan Ayahanda tersayang, terima kasih atas semua do’a, cinta, kasih sayang, semangat, dukungan, pengorbanan, dan harapan yang selalu tercurah untukku.
Ø Fiis dan Danis, adekku tersayang, yang senantiasa memberi semangat dan menjadi motivasiku selama ini.
Ø Paimin, my best friend, terimakasih atas semangat dan dukungannya untukku.
Ø Sahabat-sahabatku, septi, windi, ovi, wiji, sinun, endah, sri, nida, mona, prita, isti, terimakasih atas kebersamaan kalian untukku.
Ø B-One Crew yang telah menjadi tempatku berkeluh kesah, dan motivasiku untuk berjuang menggapai cita-cita.
Ø Mahasiswa P. Math ’06 Reguler dan Non Reguler atas kebersamaan yang indah selama 4 tahun ini.
(11)
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Materi Pokok Aljabar ditinjau dari Kreatifitas Belajar Matematika Siswa (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 9 Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011)” sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, saran, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada segenap pihak antara lain:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.
2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi.
3. Triyanto, S.Si, M.Si., Ketua Program P. Matematika FKIP UNS yang telah memberikan kemudahan dalam pengajuan ijin menyusun skripsi.
4. Henny Ekana Chrisnawati, S.Si., M.Pd., sebagai Koordinator Skripsi P. Matematika FKIP UNS yang telah memberikan kemudahan dalam pengajuan ijin menyusun skripsi.
5. Dr. Imam Sujadi, M.Si, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi.
6. Ira Kurniawati, S.Si, M.Pd, sebagai Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi.
7. Sri Sudartono, S.Pd, M.Pd, Kepala SMP Negeri 9 Magelang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
(12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
8. Nok Mujiati, M.Pd, Kepala SMP Negeri 11 Magelang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen penelitian/ try out.
9. Syukur Rokhisnain, S.Pd, Guru bidang studi matematika SMP Negeri 9 Magelang yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, bimbingan, dan tularan ilmu selama melakukan penelitian .
10. Kingkin Indarti, S.Pd, Guru bidang studi Matematika SMP Negeri 11 Magelang yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan try out. 11. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang dan
dukungan materiil dan spirituil yang tak ternominalkan.
12. Adik-adikku, Fiis dan Danis, terima kasih untuk dorongan, kasih sayang dan motivasinya.
13. Tanteku, Listyowati, terima kasih atas dukungan dan motivasinya.
14. My best friend, Paimin, terima kasih atas semangat serta kebersamaannya selama ini.
15. Teman-teman Kempungers (Nida, Mona, Prita, Isti, Agni, Tika, Jumi) terima kasih atas motivasi, kenangan dan cerita indah selama ini. Semoga Kempungers tetap jaya.
16. Windi, Septi, Sinun, Endah, Wiji, dan Sri terima kasih atas kebersamaan dan persahabatannya. Semoga persahabatan kita tetap abadi hingga akhir hayat. 17. Teman-teman Kos Barokah 1, B-One Crew (Ovi, Iput, Winda, Rida, Mbak Ita,
Restu, Jujuk, Mbak Arin, Mbak Nita, Mbak Kiki, Mbak Tika, Nurul, Lilin, Acid, Atik, Wida, Evi) tempat persinggahan dalam suka dan duka.
18. Teman-teman mahasiswa P. Math ’06 atas kebersamaan selama 4 tahun ini dalam suka maupun duka. Terima kasih atas kenangan kisah kasihnya.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Surakarta, Februari 2011 Penulis
(13)
commit to user
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vii
HALAMAN MOTTO ... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR GAMBAR ... ... xx
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pemilihan Masalah ... 6
D. Pembatasan Masalah ... 6
E. Perumusan Masalah ... 7
F. Tujuan Penelitian ... 7
G. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 9
A. Tinjauan Pustaka ... 9
1. Prestasi Belajar Matematika ... 9
a. Pengertian Prestasi ... 9
b. Pengertian Belajar ... 9
c. Pengertian Matematika ……… 10
(14)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Model Pembelajaran ... 12
a. Pengertian Model Pembelajaran ………. 12
b. Model Pembelajaran Langsung ... ... 13
c. Model Pembelajaran Kooperatif ... 14
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 16
3. Kreatifitas Belajar Siswa ... 22
a. Pengertian Kreatifitas Siswa ... 22
b. Belajar Kreatif ... 24
c. Ciri-ciri siswa yang kreatif ... 24
4. Tinjauan Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar ... 25
B. Kerangka Berpikir ... 28
C. Hipotesis... 31
BAB III METODOLOGI PENELITAN ... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
1. Tempat Penelitian ... 32
2. Waktu Penelitian ... 32
B. Metode Penelitian ... 32
1. Pendekatan Penelitian ... 32
2. Rancangan Penelitian ... 33
3. Pelaksanaan Eksperimentasi ... 33
C. Populasi dan Sampel ... 35
1. Populasi ... 35
2. Sampel ... 35
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
1. Variabel Penelitian ... 36
2. Metode Pengumpulan Data ... . 38
a. Metode Dokumentasi ... 38
b. Metode Tes ... 39
c. Metode Angket ... 43
(15)
commit to user
xv
1. Uji Prasyarat Analisis ... 46
a. Uji Normalitas ... 46
b. Uji Homogenitas ... 47
2. Uji Hipotesis ... 48
a. Tahap Uji Anava Dua Jalan ... 48
b. Tahap Uji Lanjut Pasca Anava ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 57
A. Deskripsi Data ... 57
1. Data Kemampuan Awal Berupa Nilai UASBN Matematika SD ... 57
2. Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 58
a. Hasil Uji Coba Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa ... 58
b. Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar Matematika ... 59
3. Data Skor Kreatifitas Belajar Matematika Siswa .. ... 60
4. Data Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa ... 61
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 62
1. Uji Persyaratan Eksperimen ... . 62
2. Persyaratan Analisis Variansi ... 63
a. Uji Normalitas ... 63
b. Uji Homogenitas ... 63
C. Pengujian Hipotesis... 64
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 64
2. Uji Komparasi Ganda ... 65
D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 67
1. Hipotesis Pertama ... 67
2. Hipotesis Kedua ... 68
3. Hipotesis Ketiga ... 69
BAB V PENUTUP ... 71
A. Kesimpulan ... 71
(16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
1. Implikasi Teoritis ... 72
2. Implikasi Praktis ... 73
C. Saran ... 73
1. Bagi Guru... 73
2. Bagi Para Peneliti... . 74
3. Bagi Siswa... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
(17)
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ... 80
Lampiran 2 Buku Siswa ... 92
Lampiran 3 Post Test ... 113
Lampiran 4 Soal Tugas Kelas Eksperimen ... 116
Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol ... 120
Lampiran 6 Soal Tugas Kelas Kontrol ... 128
Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa ... 129
Lampiran 8 Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa (Uji Coba) ... 132
Lampiran 9 Lembar Jawab Angket (Uji Coba) ... 136
Lampiran 10 Angket Kreatifitas Belajar Matematika (Penelitian) ... 137
Lampiran 11 Lembar Jawab Angket (Penelitian) ... 140
Lampiran 12 Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa... ... 141
Lampiran 13 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika (Uji Coba) ... 144
Lampiran 14 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar Matematika (Uji Coba) ... 148
Lampiran 15 Pembahasan Uji Coba Prestasi Belajar Matematika ... 149
Lampiran 16 Soal Tes Prestasi Belajar Matematika (Penelitian) ... 155
Lampiran 17 Lembar Jawab Tes Prestasi Belajar Matematika (Penelitian) .... 159
Lampiran 18 Pembahasan Soal Tes Prestasi Belajar Matematika (Penelitian) ... 160
Lampiran 19 Lembar Validitas Isi Angket Kreatifitas Belajar Matematika .... 165
Lampiran 20 Uji Konsistensi Internal Angket Kreatifitas Belajar Matematika... 177
Lampiran 21 Uji Reliabilitas Angket Kreatifitas Belajar Matematika ... 179
Lampiran 22 Lembar Validitas Isi Tes Prestasi Belajar Matematika ... 181
Lampiran 23 Uji Daya Beda Tes Prestasi Belajar Matematika ... 190
Lampiran 24 Tingkat Kesukaran Tes Prestasi Belajar Matematika ... 192
Lampiran 25 Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Matematika ... 194
Lampiran 26 Nilai UASBN Mata Pelajaran Matematika ... 195
(18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 28 Uji Normalitas Kelas Kontrol………... ... 198
Lampiran 29 Uji Keseimbangan Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen ... 200
Lampiran 30 Pembentukan Kelompok Kelas Eksperimen dan Penghargaan Kelompok ... 202
Lampiran 31 Data Induk Penelitian ... 205
Lampiran 32 Uji Normalitas Kelas dengan Model Pembelajaran TAI ... 207
Lampiran 33 Uji Normalitas Kelas dengan Model Pembelajaran Langsung ... 209
Lampiran 34 Uji Normalitas Kelas dengan Kreatifitas Belajar Matematika Tinggi ... 212
Lampiran 35 Uji Normalitas Kelas dengan Kreatifitas Belajar Matematika Sedang ... 213
Lampiran 36 Uji Normalitas Kelas dengan Kreatifitas Belajar Matematika Rendah ... ... 215
Lampiran 37 Uji Homogenitas Antar Baris ... 217
Lampiran 38 Uji Homogenitas Antar Kolom ... 219
Lampiran 39 Anava Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 221
Lampiran 40 Uji Komparasi Ganda Antar Kolom ... 225
Lampiran 41 Tabel Statistik ... 227
(19)
commit to user
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsung ... 13
Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif ... 15
Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan ... 20
Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok... 20
Tabel 3.1 Rancangan Faktorial 2x3 ... 33
Tabel 3.2 Tingkat Kesukaran ... 42
Tabel 3.3 Skor pada Angket ... 43
Tabel 3.4 Notasi dan Tata Letak Data Anava Dua Jalan Sel Tak Sama ... 50
Tabel 3.5 Rataan dan Jumlah Rataan ... 51
Tabel 3.6 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 53
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Awal Berupa Nilai UASBN Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2009/2010... 57
Tabel 4.2 Penentuan Kategori Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa ... 60
Tabel 4.3 Sebaran Kategori Angket Kreatifitas Belajar Matematika Siswa .. 61
Tabel 4.4 Tata Letak Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Model Pembelajaran dan Kreatifitas Belajar Matematika ... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Keadaan awal ... 62
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Normalitas ... 63
Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Homogenitas... 64
Tabel 4.8 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 64
Tabel 4.9 Rataan dan Rataan Marginal ... 65
(20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ... 21 Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 31
(21)
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, termasuk untuk jenjang SMP. Matematika merupakan bidang studi yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam mempelajari berbagai keahlian dan kejuruan. Selain itu matematika juga sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Oleh karena itu matematika perlu dibekalkan pada peserta didik sejak usia dini.
Kualitas pendidikan Indonesia masih tergolong rendah, terutama dalam mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil Program for International Student Assessment (PISA) 2006 bahwa tingkat kesiapan anak berusia 15 tahun untuk bidang matematika di Indonesia berada di peringkat 50 dari 57 negara (http://www.sampoernafoundation.org/id/Facts/fakta-dan-statistik). Sedangkan hasil tes Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) tahun 2007 menunjukkan bahwa kemampuan matematika anak kelas VII (kelas dua SMP) di Indonesia berada di peringkat 36 dari 48 negara (http://nces. ed.gov/pubsearch/pubsinfo.asp?pubid=2009001), yang sebelumnya berada di peringkat 35 dari 46 negara pada tahun 2003 (http://www. freelists. org/post/ppi/ppiindiaKemampuanMatematikadanSainsSiswaIndonesiaMasih -Berada-di-Papan-Bawah). Hal tersebut menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran matematika selama ini masih belum mampu melepaskan dari deretan penghuni papan bawah.
Berkaitan dengan kualitas pendidikan di Indonesia, tahun 2009 tingkat kelulusan untuk jenjang SMP/MTS sebesar 94,82% dengan standar minimal kelulusan 4,25. Tingkat kelulusan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2008, yaitu 92,76%. Walaupun demikian standar minimal kelulusan tersebut masih tertinggal dengan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Standar minimal kelulusan di Malaysia adalah 6,0 dan di Singapura adalah 8,0
(22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
(http://www.depkominfo.go.id/berita/bipnewsroom/tingkat-kelulusan-un-smp-sma-dan-smk-tahun-2009-meningkat/).
Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumentasi SMP Negeri 9 Magelang, tahun 2009 tingkat kelulusan siswanya sebesar 95,32%. Nilai rata-rata ujian matematika siswa SMP Negeri 9 Magelang tahun 2009 yaitu 6,92 yang sebelumnya, tahun 2008, hanya 5,86. Meskipun nilai rata-rata ujian matematika meningkat dari tahun 2008 ke tahun 2009, namun tidak sedikit siswa yang di bawah rata-rata. Hal ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan matematika di SMP Negeri 9 Magelang masih rendah.
Aljabar sebagai salah satu materi pokok matematika yang juga diajarkan pada siswa SMP, merupakan materi pokok yang sangat penting. Hal ini karena aljabar merupakan materi dasar dari materi pokok matematika yang lain. Misalnya, agar dapat menguasai materi pokok aritmatika sosial, persamaan dan pertidaksamaan linear, perbandingan, persamaan kuadrat, dan masih banyak lagi, maka harus dapat menguasai materi pokok aljabar terlebih dahulu. Selain itu materi pokok aljabar merupakan materi pokok yang essensial, maksudnya materi pokok aljabar masih dipelajari ke jenjang yang lebih tinggi.
Oleh karena itu guru perlu memperhatikan betul penanaman konsep aljabar dalam pembelajaran. Konsep yang salah sejak dini akan menyebabkan kesulitan siswa terhadap penguasaan kompetensi materi aljabar dan materi lain yang berkaitan dengan materi aljabar. Menurut Shulman (1986) dalam jurnal internasional yang berjudul Pre-Service and In-Service Teachers‟ Views of the
Sources of Students‟ Mathematical Difficulties mengatakan bahwa, ”students’ prior conceptions or misconceptions influence how and what they learn and it is sometimes these conceptions that can cause the learning difficulties for students”. Maksudnya, konsep yang diterima siswa dahulu ataupun kesalahpahaman suatu konsep akan mempengaruhi perilaku siswa dalam belajar dan terkadang konsep tersebut dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumentasi SMP Negeri 9 Magelang, nilai ulangan aljabar tahun pelajaran 2009/2010 belum dikatakan memuaskan. Masih banyak siswa yang belum tuntas yaitu sebesar 20,42%. Padahal,
(23)
commit to user
menurut salah satu guru yang memberi pelajaran aljabar tersebut mengaku bahwa materi pokok aljabar tidaklah sulit. Bahkan dalam pembelajaran materi pokok aljabar, guru sudah berusaha menanamkan konsep aljabar dengan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa.
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar matematika pada peserta didik. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Dari observasi melalui wawancara dengan seorang guru matematika SMP Negeri 9 Magelang pada tanggal 20 Februari 2010, bahwa beberapa guru masih melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang berpusat pada guru, namun keterlibatan siswa masih diperhatikan. Pada akhir pelajaran, siswa selalu diberikan contoh soal oleh guru untuk diselesaikan siswa. Jika siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut, guru selalu menuntun siswa. Namun, jarang sekali siswa mau menanyakan kesulitan yang dihadapinya. Sehingga guru tidak tahu tentang kesulitan yang dihadapi siswa-siswanya. Hal ini dimungkinkan karena dalam pembelajaran siswa cenderung pasif sehingga siswa enggan untuk bertanya.
Teknik pembelajaran yang dilaksanakan seperti itu mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal itu dapat berakibat rendahnya prestasi belajar matematika. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika diharapkan guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar matematika. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih model pembelajaran yang dapat menciptakan interaksi antara guru dan siswa serta antara sesama siswa karena pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Banyak sekali alternatif model pembelajaran yang tidak lagi berpusat pada guru, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa dapat saling membantu, saling mendiskusikan, saling berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Oleh karena itu, sebagaian besar aktivitas
(24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas).
Meskipun pembelajaran diarahkan pada kerja sama antar siswa, namun perbedaan individual siswa juga harus tetap diperhatikan. Karena pada dasarnya siswa satu berbeda dengan siswa lainnya, baik dalam hal kemampuan maupun cara belajarnya. Perbedaan itu menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari setiap anak. Namun dalam praktek pembelajaran perbedaan individu jarang mendapat perhatian, terutama pada materi pokok aljabar. Padahal seharusnya perbedaan individual itu perlu mendapat perhatian yang memadai. Hal tersebut bukan berarti bahwa pembelajaran diubah menjadi pembelajaran individual melainkan diperlukan sebuah alternatif dari pembelajaran kooperatif yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan individual siswa.
Keberhasilan proses belajar mengajar selain dipengaruhi oleh model pembelajaran juga dimungkinkan dipengaruhi oleh kreatifitas belajar siswa. Kreatifitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada (http://id.wikipedia.org/wiki/Kreativitas). Kreatifitas siswa dapat diartikan sebagai cara pandang siswa terhadap suatu permasalahan dan cara menyikapinya. Ada juga yang mengaitkan kreatifitas dengan gagasan-gagasan baru dalam dunia ilmu, dunia teknologi, dan dunia pemecahan masalah berbagai bidang.
Namun pada kenyataannya, dalam pembelajaran matematika masih banyak guru yang belum memperhatikan kreatifitas belajar siswa. Pembelajaran matematika masih didominasi oleh aktivitas latihan-latihan untuk pencapaian kemampuan dasar matematika semata. Bahkan peran guru dalam pembelajaran masih dominan. Menurut John Locke dalam Sardiman (2004:98), aktivitas belajar yang didominasi oleh guru membuat siswa pasif sehingga siswa kurang memiliki aktivitas dan kreatifitas.
Dengan model pembelajaran kooperatif siswa akan mempunyai kebebasan untuk berdiskusi dan saling memberikan informasi untuk memahami suatu konsep matematika. Dengan demikian dapat memberi peluang kepada siswa yang memiliki kreatifitas rendah untuk dapat meningkatkan kemampuannya seiring dengan siswa
(25)
commit to user
lain yang mempunyai kreatifitas tinggi. Pada akhirnya, melalui pembelajaran kooperatif yang memperhatikan perbedaan individu diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada siswa yang memiliki kreatifitas belajar rendah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan prestasi belajar matematika sebagai berikut:
1. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dalam materi pokok aljabar kemungkinan dikarenakan kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu diteliti penggunaan model pembelajaran yang tepat apakah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar.
2. Dengan model pembelajaran langsung, siswa cenderung pasif dan enggan bertanya tentang kesulitan yang dihadapinya pada materi pokok aljabar sehingga dimungkinkan dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu perlu diteliti penggunaan model pembelajaran kooperatif yang memperhatikan perbedaan individual dimana siswa cenderung lebih aktif serta kebutuhan individual siswa yang terpenuhi, apakah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar.
3. Adanya kemungkinan penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar dikarenakan guru kurang memperhatikan kreatifitas belajar siswa terutama pada siswa yang memiliki kreatifitas belajar yang rendah. Oleh karena itu perlu diteliti apabila pembelajaran pada materi pokok aljabar guru memperhatikan kreatifitas belajar siswa apakah prestasi belajar matematikanya akan meningkat.
4. Dalam pembelajaran matematika di kelas peran guru masih dominan sehingga mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Oleh
(26)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
karena itu perlu diteliti apakah prestasi belajar matematika siswa akan meningkat apabila peran guru dalam pembelajaran tidak lagi dominan.
C. Pemilihan Masalah
Dari keempat masalah yang diidentifikasi di atas, peneliti hanya ingin melakukan penelitian yang terkait dengan permasalahan kedua dan ketiga, yaitu 1. Dengan model pembelajaran langsung, siswa cenderung pasif dan enggan
bertanya tentang kesulitan yang dihadapinya pada materi pokok aljabar sehingga dimungkinkan dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu perlu diteliti penggunaan model pembelajaran kooperatif yang memperhatikan perbedaan individual dimana siswa cenderung lebih aktif serta kebutuhan individual siswa yang terpenuhi, apakah dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar.
2. Adanya kemungkinan penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa pada materi pokok aljabar dikarenakan guru kurang memperhatikan kreatifitas belajar siswa terutama pada siswa yang memiliki kreativitas belajar yang rendah. Oleh karena itu perlu diteliti apabila pembelajaran pada materi pokok aljabar guru memperhatikan kreativitas belajar siswa apakah prestasi belajar matematikanya akan meningkat.
D. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka penulis akan membatasi masalah tersebut sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang akan digunakan ada dua yaitu model pembelajaran langsung untuk kelas kontrol dan model pembelajaran kooperatif individual yaitu model Teams Assisted individualization (TAI) untuk kelas eksperimen. 2. Kreatifitas belajar siswa dibatasi pada kreatifitas belajar matematika yang
dibedakan dalam tiga kategori yaitu kreatifitas belajar tinggi, sedang, dan rendah.
(27)
commit to user
3. Prestasi belajar siswa dibatasi oleh prestasi belajar matematika pada materi pokok aljabar pada materi operasi hitung bentuk aljabar.
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI lebih baik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar?
2. Apakah siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih rendah pada materi pokok aljabar?
3. Apakah siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung sementara siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI lebih baik siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar. 2. Untuk mengetahui apakah siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih tinggi
mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar yang lebih rendah pada materi pokok aljabar.
3. Untuk mengetahui apakah siswa dengan kreatifitas belajar tinggi yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi
(28)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung sementara siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar sedang maupun rendah yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar.
G. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis berharap semoga hasilnya dapat berguna untuk:
1. Memberikan masukan kepada guru mata pelajaran matematika untuk mengembangkan model pembelajaran TAI sebagai alternatif dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran pada materi pokok aljabar.
2. Memberikan informasi kepada guru untuk lebih memperhatikan kreatifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
3. Memperluas wawasan dan pengalaman bagi penulis dalam tahapan proses pembinaan diri sebagai calon pendidik.
(29)
commit to user
9 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian Prestasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990:700) kata prestasi mempunyai pengertian ”prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan lain sebagainya)”.
Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai. Demikian pula Suryabrata (1984) menyatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/prestasi-kerja.html).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan suatu kegiatan.
b. Pengertian Belajar
Pengertian belajar dikemukakan oleh Cronbach dalam Gino (1996:5) dengan bukunya yang berjudul ”Educational Psychology” yaitu : ”Learning is shown by change in behavior as a result of experience.” Sedangkan Winkel dalam Gino (1996:6) dengan bukunya ”Psikologi Pengajaran” menyatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1990:13) kata belajar mempunyai pengertian ” belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.
Dalam Purwoto (2003:21), belajar didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi tahu atau dari tahu menjadi
(30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
lebih tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum cerdas menjadi cerdas, dari sikap belum baik menjadi bersikap baik, dari pasif menjadi aktif, dari tidak teliti menjadi teliti, dan seterusnya.
Menurut James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002:12).bahwa belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Demikian juga seperti yang diungkapkan Slameto bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Discroll dalam Hamzah (2007:15) dengan bukunya ”Psychology of Learning for Instruction”, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu:
1) Belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang
2) Hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungannya
Sehingga dapat diartikan, apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan baru yang bersifat menetap daripada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan perilaku sebagai suatu kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar.
Berdasarkan beberapa definisi di atas penulis memberikan definisi belajar adalah suatu proses perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
c. Pengertian Matematika
Matematika memiliki definisi yang bermacam-macam sesuai dengan sudut pandang dan latar belakang masing-masing orang yang mendefinisikannya. Menurut Soedjadi (1999:11) definisi matematika antara lain :
(31)
commit to user
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.
4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
Definisi matematika juga dijabarkan oleh Ruseffendi (1988:260) dalam bukunya “Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA”. Menurutnya, matematika timbul karena fikiran-fikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas yaitu aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis (analyses). Selain itu matematika adalah ratunya ilmu (Mathematics is the Queen of the Science), maksudnya bahwa matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain, bahasa, dan agar dapat dipahami orang dengan tepat kita harus menggunakan simbol dan istilah yang cermat yang disepakati secara bersama. Berkaitan dengan matematika sebagai ratunya ilmu, matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif. Matematika juga merupakan ilmu tentang pola keteraturan dan ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu pola berpikir, yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang terorganisasikan serta hubungan-hubungannya yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) saja, tetapi generalisasi didasarkan kepada pembuktian deduktif dimana keseluruhannya tersebut berhubungan dengan proses berpikir.
(32)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d. Prestasi Belajar Matematika
Berdasarkan pengertian "prestasi”, ”belajar“, dan “matematika“ yang telah diuraikan di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti pelajaran matematika yang mengakibatkan perubahan perilaku, bersifat relatif tetap/permanen pada siswa tersebut, berupa penguasaan pengetahuan, maupun keterampilan yang dapat ditunjukan dengan hasil berupa nilai.
2. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Joyce dalam Trianto (2007:5), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan kepada kita untuk mendesain pembelajaran sedemikian sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Selain itu, Soekamto dalam Trianto (2007:5) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dalam mencapai tujuan belajar tertentu serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang maupun para pemberi pembelajaran dalam merencanakan aktivitas pembelajaran.
Menurut Lambas, dkk (2004:4), model pembelajaran mempunyai empat ciri-ciri khusus, yaitu:
1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, 2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
3) tingkah laku memberikan pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan
4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu tercapai. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
(33)
commit to user
mengorganisasikan pengalaman belajar serta digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Model Pembelajaran Langsung
Menurut Arends dalam Trianto (2007:29), model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuaan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin terjadinya keterlibatan siswa .Jadi lingkungannya harus berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Adapun ciri-ciri pembelajaran langsung menurut Lambas, dkk (2004:6) adalah sebagai berikut :
1) Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. 2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran.
Pada model pembelajaran langsung terdapat fase-fase yang penting. Fase-fase tersebut dapat disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsung
Fase ke- Indikator Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Menjelaskan tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa
2 Mendemostrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
Mendemostrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap 3 Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing 4 Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
5 Memberikan latihan dan penerapan konsep
Mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari–hari
(34)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lambas, dkk (2004:11), model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Menurut Slavin (2008:4), dalam model pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, saling berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Oleh karena itu sebagaian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Angell, Guttesrud, Henriksen, dan Isnes (2004) dalam jurnal internasional yang berjudul Student Generated Recommendations for Enhancing Succes in Secondary Science and Mathematics, menyatakan bahwa:
“According to student, the method of the teacher presenting new material at the blackboard is used frequently in the sciences. Students indicate that they would prefer less “chalk and talk” and more class discussion as a means of making difficult subject matter more understandable”.
Yang maksudnya, dari sudut pandang siswa, metode yang sering digunakan guru dalam mempresentasikan materi baru yaitu dengan menuliskan materi tersebut di papan tulis. Namun dalam pembelajaran siswa lebih memilih sedikit “chalk and talk” dan lebih banyak diskusi dalam kelas agar materi yang sulit lebih mudah dipahami. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran kooperatif yang mencakup kegiatan diskusi kelas, siswa dapat bekerja sama baik dalam mempelajari suatu materi maupun dalam memecahkan masalah sehingga materi yang dianggap sulit dapat mudah dipahami.
(35)
commit to user
Model pembelajaran koopertif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2008:31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan, antara lain:
1) Saling ketergantungan positif 2) Tanggung jawab perseorangan 3) Tatap muka
4) Komunikasi antar anggota 5) Evaluasi proses kelompok
Dari unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif tersebut diharapkan para siswa memiliki persepsi bahwa mereka harus bersama-sama, memiliki tanggung jawab dalam mempelajari materi yang dihadapi, berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama, membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya dalam kelompok serta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu, yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif
Fase ke- Indikator Aktivitas Guru
1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2 Menyajikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
(36)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya
6 Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok
(Lambas, dkk, 2004:12). Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Membiasakan supaya terampil dalam berpikir kritis 2) Meningkatkan hasil kelas
3) Model menyesuaikan siswa dalam teknik problem solving 4) Menampilkan pembelajaran sesuai selera personal
5) Memotivasi siswa dalam kurikulum tertentu
6) Membangun sistem pendukung sosial dalam diri siswa 7) Membangun variasi pemahaman diantara siswa dan guru 8) Menetapkan lingkungan yang baik dalam memberi contoh dan 9) Menerapkan kerja sama
10) Membangun komunitas belajar 11) Membangun kepercayaan diri siswa 12) Menambah ketertarikan
13) Mengembangkan sikap positif dalam diri seorang guru 14) Dapat menggunakan berbagai teknik penilaian
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c7.dir/doc.pdf) Slavin (2008) membedakan model pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe yaitu : Student Teams Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Teams Assisted Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC), Jigsaw, dan lain-lain.
d. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization(TAI)
Model pembelajaran TAI adalah suatu model pembelajaran yang dikemukakan oleh Slavin. Dalam pembelajaran TAI pendidik hanya berperan
(37)
commit to user
sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.
Dalam pelaksanaannya, model TAI dirancang dengan menggabungkan belajar kelompok dan belajar secara individu atau mandiri untuk memecahkan masalah serta harus memenuhi kriteria. Kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
2) Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kelompok-kelompok kecil. 3) Pelaksanaan program sederhana.
4) Siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat.
5) Adanya pengecekan pekerjaan satu sama lain sehingga jarang membuang waktu pada materi yang telah mereka kuasai atau kesulitan-kesulitan serius yang memerlukan bantuan guru.
6) Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain yang dapat dilakukan dengan menukarkan jawabannya dengan temannya dalam satu tim.
7) Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
8) Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif yang heterogen dapat membangun sikap positif diantara para siswa dari latar belakang rasa atau etnik yang berbeda.
(Slavin, 2008:190) Dengan model pembelajaran TAI, siswa akan termotivasi untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Dalam TAI terdapat 8 komponen antara lain:
1) Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa.
(38)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Placement test, yakni pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu.
3) Student Creative, yakni melaksanakan tugas dalam kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
4) Team Study, yaitu tahapan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.
5) Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dan kelompok yang dipandang kurang berhasil.
6) Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
7) Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil (tes unit setiap pertemuan) berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
8) Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
(http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/28/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tai-team-assisted-individualization/ )
Dalam penelitian ini komponen model pembelajaran kooperatif TAI yang diterapkan antara lain sebagai berikut:
1) Teams
Para siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5 orang di mana tim tersebut merupakan tim yang heterogen.
2) Tes penempatan
Para siswa diberikan tes sebelum kegiatan TAI dilakukan agar guru mengetahui kelemahan siswa tersebut serta untuk menjamin keheterogenan dalam kelompok. Dalam penelitian ini tes penempatan berupa ulangan harian dari materi sebelum eksperimen, yaitu materi pecahan.
(39)
commit to user
Materi-materi kurikulum yang diajarkan pada model TAI mencakup sebagai berikut:
a) Halaman panduan berisi materi yang akan dibahas secara singkat oleh guru serta terdapat penyelesaian masalah yang bertahap.
b) Halaman untuk latihan kemampuan individu c) Halaman untuk kerja kelompok
d) Halaman tes unit (post-test)
e) Halaman jawaban untuk halaman latihan kemampuan individu, halaman kerja kelompok, dan halaman post-test.
4) Belajar kelompok
Setelah diadakan tes penempatan, para siswa dipandu guru untuk memulai belajar dalam kelompok. Kemudian para siswa diminta membaca halaman panduan mereka. Apabila mengalami kesulitan, para siswa diminta untuk bertanya kepada teman satu tim atau kepada guru. Selanjutnya mereka akan memulai latihan kemampuan individu. Apabila sudah selesai, jawaban ditukarkan kepada teman dalam satu tim. Jika ada yang masih salah, mereka harus mencoba mengerjakan kembali atau bertanya kepada guru.
Setelah menyelesaikan latihan kemampuan individu, para siswa mengerjakan soal yang dikerjakan secara kelompok. Kemudian dibahas bersama guru di kelas. Barulah yang terakhir mengerjakan tes unit (post-test) secara individu untuk mengukur kemampuan siswa setelah pembelajaran, dimana skor post-test ini menjadi skor tim.
5) Skor tim dan rekognisi tim
Skor ini didasarkan pada rata-rata skor perkembangan tes unit (post test) yang diperoleh dari tiap anggota tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan menjadi Tim Super, kriteria sedang menjadi Tim Hebat, dan kriteria minimum untuk menjadi Tim Baik. Menurut Slavin dalam Trianto (2007:55) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung dengan ketentuan seperti pada tabel berikut ini:
(40)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor Perkembangan
1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
2. Sepuluh poin sampai 1 poin di bawah skor awal 3. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal
5. Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)
0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin
Sedangkan untuk menentukan tingkat penghargaan kelompok menurut Ratumanan dalam Trianto (2007:56) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim Predikat
0 ≤ x ≤ 5
5 < x ≤ 15 15 < x ≤ 25 25 < x ≤ 30
-
Tim Baik Tim Hebat Tim Super
6) Unit seluruh kelas
Pada akhir pembelajaran guru menegaskan kembali materi yang telah dipelajari.
(41)
commit to user
Adapun skema pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut :
Guru mengadakan unit seluruh kelas (penegasan
akhir pembelajaran) Tes Penempatan
Pembentukan kelompok secara heterogen (beranggotakan 4 - 5 siswa)
Guru memberikan materi sekitar 10-15 menit
Memahami materi pada buku siswa secara kelompok
Siswa mengerjakan latihan secara individual
Kriteria Kelompok : 1. Tim Super 2. Tim Hebat 3. Tim Baik
Gambar 2.1 Skema Pembelajaran Kooperatif tipe TAI Siswa mengerjakan latihan secara kelompok
Siswa mengerjakan tes unit (post test) secara individu setiap pertemuan
Skoring kelompok Pemberian skor
(42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Kreatifitas Belajar Matematika Siswa
a. Pengertian Kreatifitas Siswa
Pengertian tentang kreatifitas itu bermacam-macam. Ada yang menekankan bahwa kreatifitas adalah sikap hidup dan perilaku, juga ada yang menekankan kreatifitas itu sebagai suatu cara berpikir saja. Berbagai pendapat tentang kreatifitas telah diungkapkan sebagai bentuk reliasasi cara pandang seseorang terhadap suatu permasalahan dan cara menyikapinya. Ada sebagian orang yang mengaitkan kreatifitas dengan gagasan-gagasan baru dalam dunia ilmu, dunia teknologi, dan dunia pemecahan masalah berbagai bidang, tetapi ada sebagian lain yang menekankan pada sifat artistik, artinya bahwa yang kreatif itu haruslah “berseni”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:365), kreatifitas diartikan sebagai 1. kemampuan untuk mencipta, daya cipta, 2. tentang kreasi. Sedangkan kreasi sendiri adalah hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia.
Dalam proses belajar sangat erat kaitannya dengan kreatifitas berfikir. Seperti dikemukakan di muka bahwa belajar diawali dari proses ingin tahu. Ketika seseorang mempunyai dan ingin menyelesaikannya, ia akan menggunakan pikirannya untuk melihat fakta-fakta apa saja yang terjadi di sekitarnya yang berhubungan dengan masalah tersebut. Kemudian ia menghubungkan fakta-fakta yang ada lalu berfikir mencari alternatif penyelesaian sehingga nantinya didapatkan penyelesaian yang diinginkan.
Beberapa pakar memberikan pendapatnya tentang definisi kreatifitas berdasarkan empat P, yaitu:
1) Definisi Pribadi
Menurut Hulbeck (1945) dalam Utami (2004:20), “creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”. Menurutnya bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Monty (2003:108-109) kreatifitas dari segi pribadi (person) menunjukkan pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi.
(43)
commit to user 2) Definisi Proses
Menurut Monty (2003:109) kreatifitas sebagai proses (process) dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran di mana individu berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru dan berusaha mendapatkan jawaban serta berusaha menemukan metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah.
3) Definisi Produk
Baron (1969) dalam Utami (2004:21) menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Sedangkan dalam Monty (2003:108), Baron (1976) mendefinisikan kreatifitas yaitu, “creativity is the ability to bring something new into existence”, maksudnya segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya.
4) Definisi Dorongan
Dorongan yang dimaksud dalam hal ini adalah dorongan internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson tentang dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai “the initiative that one manifest by his power to break away from the usual sequence of thought” (Utami, 2004:22), yang berarti usaha yang salah satunya diwujudkan dengan kemampuan untuk terbebas dari rutinitas rangkaian pemikiran. Kreatifitas sebagai dorongan (press) yang muncul dari diri sendiri (internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi (Monty, 2003:108).
Pengertian kreatifitas juga dikemukakan oleh Daldjoeni dalam Sri Suwarni, dkk (2003:53) yaitu, kreatifitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada diri sendiri, tetapi juga kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang dalam hal ini hubungan antara dirinya dengan lingkungan, baik dalam hal materiil, sosial, maupun psikis.
Pada hakekatnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam
(44)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
bidang dan kadar yang berbeda-beda. Maka dari itu, perlu adanya usaha untuk memupuk agar bakat kreatif dapat terus berkembang dalam diri seseorang.
b. Belajar Kreatif
Belajar kreatif berhubungan erat dengan penghayatan terhadap pengalaman belajar yang menyenangkan. Torrace dan Myers dalam Enny Semiawan et al (1984:35) melihat proses belajar kreatif sebagai:
“keterlibatan dengan sesuatu yang berarti. Rasa ingin tahu dan ingin mengetahui dalam kekaguman, ketidaklengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan, dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan informasi yang telah diketahui, membentuk kombinasi baru, atau mengidentifikasi kesenjangan. Memerinci dan mendivergensi dengan menciptakan alternatif baru, dan menguji kemungkinan-kemungkinan. Menyisihkan pemecahan yang tidak berhasil, salah, dan kurang baik. Memilih pemecahan yang paling baik dan membuatnya menarik atau menyenangkan secara estetis. Mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada orang lain”.
Belajar kreatif berlaku untuk semua siswa, bukan hanya siswa yang berbakat saja, karena semua siswa memiliki potensi kreatif. Namun, antara siswa satu dengan siswa yang lain memiliki kadar yang berbeda-beda. Untuk itu menjadi tanggung jawab guru untuk menciptakan situasi belajar yang dapat menunjang proses kreatif siswa.
c. Ciri-ciri Siswa yang Kreatif
Menurut Utami Munandar(1999: 37) Ciri-ciri pribadi yang kreatif dari para pakar psikologi adalah sebagai berikut :
1) imajinatif; 2) mempunyai inisiatif; 3) mempunyai prakarsa; 4) mempunyai minat luas; 5) menonjol dalam salah satu bidang seni; 6) bebas dalam berfikir; 7) mempunyai rasa ingin tahu; 8) senang berpetualang; 9) penuh energi; 10) percaya pada diri sendiri; 11) bersedia mengambil resiko; 12) banyak membaca; 13) banyak menulis; 14) berani dalam pendirian dan keyakinan; 15) bebas dalam menyatakan pendapat; 16) responsif terhadap kejadian sekeliling; 17) selalu ingin mendapat pengalaman baru.
Kreatifitas belajar matematika siswa pada penelitian ini adalah suatu prose memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah, sebagai proses yang menyangkut dengan gagasan-gagasan atau unsur-unsur dalam fikiran yang
(45)
commit to user
merupakan keasyikan dan penuh tantangan dalam diri siswa terhadap matematika dengan cirri-ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai daya imajinasi yang kuat 2) Mempunyai inisiatif
3) Mempunyai minat luas 4) Bebas dalam berfikir 5) Mempunyai rasa ingin tahu 6) Banyak membaca
7) Banyak menulis
8) Percaya pada diri sendiri
9) Responsif terhadap kejadian sekeliling 10) Bebas dalam menyatakan pendapat 11) Selalu ingin mendapat pengalaman baru.
4. Tinjauan Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
a. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan atau pengurangan hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis dengan cara mengelompokkan suku-suku yang sejenis baru kemudian menjumlahkan atau mengurangkan koefisien pada suku-suku yang sejenis.
Misalnya,
1) Ƽ)+ + )+ =ЖƼ+ )+Ж + 2) ЖƼ)+ − Ж )+ = Ƽ)+ − )−
= ЖƼ − )+Ж −
Pada penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar siswa masih kesulitan dalam mengoperasikan bilangan bulatnya. Selain itu, siswa juga sering kurang teliti dalam mengelompokkan suku-suku yang sejenis.
b. Perkalian
Yang perlu diingat untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c dalam perkalian bilangan bulat berlaku:
(46)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
a) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan yaitu:
Ƽ×Ж + =ЖƼ× +ЖƼ× b) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan yaitu:
Ƽ×Ж − =ЖƼ× − ЖƼ× 1) Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu dan suku dua dinyatakan sebagai berikut:
a) ྎЖƼ) = ྎƼ)
b) ྎЖƼ)+ = ྎƼ)+ྎ
2) Perkalian antara dua bentuk aljabar
Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar, untuk menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar kita dapat memanfaatkan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan sifat distributif perkalian terhadap pengurangan.
Misalkan, ЖƼ − Ж )+ = ƼЖ )+ − ( )+ ) dengan a, b, c, dan d
adalah bilangan bulat.
Kesulitan siswa yang sering dihadapi pada perkalian bentuk aljabar yaitu ketika siswa mulai mengoperasikan sifat distribusi perkalian baik terhadap penjumlahan maupun pengurangan.
c. Perpangkatan
Pada bahasan bilangan bulat telah dibicarakan bahwa perpangkatan suatu bilangan diperoleh dari perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Jadi, untuk sebarang bilangan bulat a, berlaku:
Ƽ = Ƽ×Ƽ×Ƽ× … ×Ƽ Ƥ dan Hal ini juga berlaku pada bentuk aljabar, misalnya
1) = ×
2) Ж− =Ж− ×Ж− 3) − Ж =− Ж × 4) Ж2 = 2 × 2
(47)
commit to user
Dalam perpangkatan bentuk aljabar, perlu dibedakan pengertian antara – ( ) dan
Ж− , yaitu sebagai berikut:
1) Pada bentuk – ( ) , yang dikuadratkan hanya b
2) Pada bentuk Ж− , yang dikuadratkan adalah (− )
Sifat perpangkatan bentuk aljabar sama halnya dengan sifat perpangkatan bilangan bulat. Sehingga perlu diingat sifat perpangkatan untuk sebarang
Ƽ, , , bilangan bulat berlaku: 1) ЖƼ =Ƽ
2) Ƽ ×Ƽ = Ƽ 3) Ƽ ÷Ƽ =Ƽ 4) ЖƼ =Ƽ ×
Pada perpangkatan dua suku bentuk aljabar, untuk sebarang Ƽ, bilangan bulat berlaku (Ƽ)+ ) =ЖƼ)+ (Ƽ)+ ) kemudian dijabarkan sesuai dengan cara perkalian dua suku bentuk aljabar.
Pada dasarnya, siswa memahami definisi perpangkatan dua suku bentuk aljabar, namun karena belum menguasai perkalian antara dua bentuk aljabar maka siswa tersebut masih kesulitan mengoperasikan perpangkatan dua bentuk aljabar.
d. Pembagian
Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
Pada pembagian bentuk aljabar, kesulitan yang sering dihadapi siswa yaitu dalam menentukan faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar.
e. Substitusi pada Bentuk Aljabar
Nilai suatu bentuk aljabar dapat ditentukan dengan cara mensubstitusi atau mengganti sebarang bilangan pada variabel-variabel bentuk aljabar tersebut.
Meskipun hanya mensubstitusikan sebarang bilangan pada vaiabel-variabel bentuk aljabar, tidak sedikit siswa masih kesulitan dalam
(48)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
mengoperasikannya. Hal ini dikarenakan siswa belum menguasai operasi pada bilangan bulat.
f. KPK dan FPB pada Bentuk Aljabar
Perlu diingat lagi definisi KPK dan FPB pada bilangan bulat sebelum membahas KPK dan FPB pada bentuk aljabar, yaitu sebagai berikut:
1) KPK dari , , dengan , anggota himpunan bilangan asli adalah bilangan asli terkecil yang merupakan kelipatan dan
2) FPB dari dua bilangan adalah bilangan asli terbesar yang merupakan faktor persekutuan kedua bilangan tersebut.
(Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, 2008:23) Untuk menentukan KPK dan FPB dari bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menyatakan bentuk-bentuk aljabar tersebut menjadi perkalian faktor-faktor (prima)nya. Sehingga, KPK dan FPB dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1) KPK merupakan hasil perkalian dari semua faktor-faktor (prima) atau variabel
yang berbeda dengan mengambil pangkat tertinggi.
2) FPB merupakan hasil perkalian dari faktor-faktor (prima) atau variabel yang sama dengan mengambil pangkat terendah.
Pada dasarnya siswa memahami definisi KPK dan FPB pada bilangan bulat, hanya saja dalam menentukan KPK dan FPB pada bentuk aljabar siswa masih kesulitan dalam membedakan antara KPK bentuk aljabar dan FPB bentuk aljabar.
(Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, 2008:83)
B. Kerangka Berpikir
Secara umum, prestasi belajar siswa menunjukkan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Sebenarnya banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran baik faktor internal maupun faktor eksternal yang ada pada diri siswa. Faktor internal siswa salah satunya adalah kreatifitas belajar siswa sedangkan faktor eksternalnya adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
(49)
commit to user
Penggunaan model pembelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran. Sehingga pada pembelajaran matematika juga diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat, maksudnya sesuai atau cocok dengan topik pelajaran yang disajikan. Pemilihan model pembelajaran yang tidak tepat akan menghambat proses pembelajaran. Salah satunya pada materi pokok aljabar. Model pembelajaran yang digunakan pada materi pokok ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI yang dirancang khusus untuk memecahkan masalah-masalah yang sama dengan menggabungkan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Dengan model pembelajaran TAI ini, para siswa akan bekerja sama, bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan rutin, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong untuk berprestasi sehingga siswa akan termotivasi untuk saling membantu anggota kelompoknya. Karena itu pada pembelajaran tercipta semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Dengan demikian prestasi belajar matematika siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran TAI memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran langsung. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran langsung perbedaan individual tidak mendapat perhatian secara khusus serta kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran tidak segera teratasi.
Prestasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lain tidak sama. Perbedaan ini salah satunya dipengaruhi oleh kreatifitas belajar siswa. Kreatifitas merupakan sikap yang dapat menciptakan sesuatu yang baru untuk dapat memecahkan masalah. Oleh karena itu, kreatifitas siswa akan menunjang prestasi belajar siswa. Seorang siswa yang mempunyai kreatifitas belajar tinggi akan lebih mudah mendalami suatu materi pelajaran dan mampu menciptakan suatu gagasan yang baru sehingga dapat memecahkan masalah sendiri dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreatifitas belajar sedang maupun rendah. Dengan demikian siswa yang memiliki kreatifitas belajar yang lebih tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa yang
(1)
commit to user
46
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian teori dan didukung hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar.
2. Siswa dengan kreatifitas belajar matematika tinggi dan siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya serta siswa dengan kreatifitas belajar matematika sedang dan siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah memiliki prestasi belajar matematika yang sama baiknya, sedangkan siswa dengan kreatifitas belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar matematika rendah pada materi pokok aljabar.
3. Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan kreatifitas belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika yaitu siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI mempunyai prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran langsung baik untuk siswa dengan kreatifitas tinggi, sedang, maupun rendah.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan pada kajian teori serta mengacu pada hasil penelitian ini, penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna secara teoritis maupun secara praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
(2)
commit to user
1. Implikasi Teoritis
Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran langsung pada materi pokok aljabar, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI sama baiknya dengan model pembelajaran langsung. Menurut Kardi dan Nur (2000), model pembelajaran langsung berpusat pada guru. Namun, sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Lingkungan belajar pada pembelajaran dengan model pembelajaran langsung berorientasi pada tugas sehingga dapat memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik. Sedangkan menurut Slavin (2008), dalam pelaksanaannya, model TAI dirancang dengan menggabungkan belajar kelompok dan belajar secara individu atau mandiri untuk memecahkan masalah. Sehingga, sebenarnya model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini merupakan model pembelajaran yang baik untuk berbagai tingkat kreatifitas belajar siswa. Namun, karena beberapa faktor seperti kerjasama antar siswa belum maksimal karena ada sebagian siswa yang tidak ikut dalam kegiatan diskusi, adanya siswa yang kurang nyaman dalam kelompoknya, serta kurangnya waktu yang diperlukan dalam kegiatan diskusi sehingga model pembelajaran kooperatif tipe TAI dalam penelitian ini kurang dapat berjalan secara maksimal.
Pada dasarnya kedua model pembelajaran tersebut sama baiknya. Sehingga baik model pembelajaran langsung maupun model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Kreatifitas belajar matematika siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut terlihat bahwa siswa dengan kreatifitas belajar tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan kreatifitas belajar rendah. Hal ini dikarenakan siswa dengan kreatifitas belajar tinggi cenderung lebih memiliki kesadaran untuk belajar dan mencari tahu jawaban atas sesuatu hal yang dirasa belum dipahami daripada siswa dengan kreatifitas belajar rendah. Oleh karena itu, dalam
(3)
commit to user
pembelajaran matematika, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam memperbaiki dan meningkatkan tingkat kreatifitas belajarnya agar mendapatkan prestasi belajar matematika yang lebih baik.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para peneliti untuk mencoba melakukan penelitian sejenis untuk model pembelajaran yang sama yang diterapkan pada materi pokok yang berbeda. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok aljabar menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama dengan model pembelajaran langsung, namun model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat dijadikan sebagai alternatif apabila guru ingin memberikan variasi dalam pembelajaran matematika. Usaha guru dalam membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, salah satunya adalah kreatifitas belajar matematika yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Selain itu guru perlu memperhatikan komponen lain yang mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, antara lain kemampuan awal siswa, aktivitas belajar siswa, motivasi belajar siswa, serta minat dan bakat siswa.
C. SARAN
Berdasarkan pembahasan masalah, kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru (Pendidik)
a. Dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI agar dapat mencapai hasil maksimal, maka guru perlu memperhatikan hal-hal berikut seperti waktu yang diperlukan dalam kegiatan diskusi, pembagian kelompok yang mempertimbangkan keaktifan siswa, serta kemampuan guru dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan pada saat kegiatan diskusi.
(4)
commit to user
b. Dalam proses pembelajaran matematika, guru perlu memperhatikan
pentingnya tingkat kreatifitas belajar matematika siswa, misalnya dengan membuat siswa kreatif dalam berpikir untuk memunculkan ide berkaitan dengan materi yang sedang atau yang akan dipelajari. Tingkat kreatifitas belajar matematika dapat tumbuh baik dari lingkungan belajar di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, sehingga guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa agar memiliki tingkat kreatifitas belajar matematika yang baik.
c. Dalam proses pembelajaran matematika, hendaknya guru juga memperhatikan
komponen-komponen yang mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar siswa, misalnya minat belajar, motivasi, kemampuan awal, dan kedisiplinan siswa. Sehingga dapat dicari alternatif dalam membentuk pola pembelajaran dalam kelas yang dapat mengakibatkan prestasi belajar matematika siswa meningkat.
2. Bagi Peneliti Lain
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok aljabar belum dapat memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung, sehingga peneliti menyarankan kepada peneliti lainnya agar:
1. Mengadakan penelitian sejenis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada materi pokok aljabar ditinjau dari kreatifitas belajar matematika siswa agar dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI memberikan hasil yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung.
2. Mengadakan penelitian lebih lanjut guna menemukan faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, selain kreatifitas belajar matematika siswa.
(5)
commit to user
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya ikut aktif dalam proses pembelajaran dan berani menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pembelajaran matematika kepada guru atau temannya serta perlu meningkatkan kreatifitas belajar matematikanya. Selain itu, siswa juga hendaknya mempersiapkan materi terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai, sehingga diharapkan prestasi belajar matematika siswa menjadi lebih meningkat.
(6)