PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO.

(1)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR 2010


(2)

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah

memberikan kekuatan, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan penulisan hasil penelitian yang berjudul “ PENGARUH LABA

USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT INVESTASI DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA

(PERSERO)TBK. KANTOR CABANG SIDOARJO ”.

Dengan terselesaikannya penulisan hasil penelitian ini tak lupa penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Ibu Dra.Ec. Hj. Anik

Yuliati, M,aks selaku Dosen Pembimbing dimana telah banyak memberikan

bimbingan serta arahan kepada penulis sejak awal hingga akhir terselesaikannya

hasil penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara

langsung atau tidak terkait dalam penulisan hasil penelitian ini :

1.

Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur. SE, MM selaku Dekan Fakultas

Ekonomi.

2.

Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, Msi selaku Ka.Progdi Ekonomi Akuntansi

3.

Kedua Orang Tua dan saudara- saudara ku yang telah banyak memberikan

semangat dan doa.

4.

Rekan – rekan serta sahabat dimanapun berada yang juga turut membantu

memberikan dorongan serta kritik yang membangun.


(3)

Surabaya, Desember 2010

Penulis


(4)

KANTOR CABANG SIDOARJO

Oleh :

Moch. Adam Sudharta

Abstraksi

Perkembangan dunia usaha di Indonesia semakin merebak dengan

berbagai ragam serta jenisnya. Sejalan dengan kebijakan pemerintah Perbankan

sejak awal dilaksanakannya pembangunan nasional turut serta memberikan

sumbangan yang cukup berarti khususnya dalam membantu pengembangan

sektor usaha kecil terutama melalui penyaluran berbagai jenis bantuan

perkreditan. Kebijakan perkreditan ini ditujukanuntuk menjamin tersedianya dana

bagi pembiayaan usaha kecil. Dari pengalaman, pelaksanaan kebijaksanaan kredit

tersebut selama ini telah memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam

penyerapan tenaga kerja, peningkatan produksi dan pendapatan bagi sektor

tersebut. Namun dalam melakukan pemberian kredit dilakukan berbagai

pertimbangan menyangkut beberapa unsur yang mempengaruhi kredit diantaranya

Laba Usaha debitur serta Nilai Jaminan Kredit debitur.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah Laba Usaha dan

Nilai Jaminan Kredit berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemberian

Kredit Investasi. Penelitian ini dilakukan di Bank Rakyat Indonesia Kantor

Cabang Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan analisis regresi linier berganda dilanjutkan dengan pengujian hipotesis,

dimana data yang digunakan adalah data realisasi pengajuan kredit jenis investasi

periode tahun 2008 - 2009 yang diperoleh dari Manajemen Pemasaran BRI

Cabang Sidoarjo.

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah secara simultan

Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit hanya memberikan pengaruh sebesar

61,6% terhadap Keputusan pemberian Kredit pada BRI Kantor Cabang Sidoarjo

yang ditunjukkan dengan nilai R

2

sebesar 0,616. sedangkan secara parsial Laba

Usaha tidak berpengaruh signifikan namun Nilai Jaminan Kredit memberikan

kontribusi dalam keputusan pemberian kredit investasi. Maka hipotesis dalam

penilitian ini tidak terbukti kebenarannya.

Kata kunci : Laba Usaha, Nilai Jaminan Kredit, Keputusan Pemberian Kredit

Investasi


(5)

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Krisis yang melanda Indonesia menyadarkan kita betapa pentingnya memposisikan peran ekonomi rakyat sebagai kekuatan utama untuk menopang hidup masyarakat, sehingga rakyat tidak hanya dijadikan objek belas kasihan tetapi diberdayakan sebagai pelaku ekonomi tangguh. Pada perkembangannya UMKM memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan PDB nasional, sumbangan pertumbuhan PDB UMKM lebih tinggi dibandingkan sumbangan pertumbuhan dari usaha besar. Menurut hasil publikasi kementrian koperasi, jumlah UMKM tahun 2008 sebanyak 42,3 Juta dan menampung sebanyak 79 juta pekerja artinya kurang lebih 40 persen penduduk Indonesia ditampung oleh usaha kecil dan menengah. Sebagai aktor ekonomi mayoritas seharusnya industri kecil memiliki akses yang adil dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi nasional.Pada tahun 2007 dari 4,9 persen pertumbuhan PDB Nasional secara total, 2,8 persennya berasal dari pertumbuhan UMKM. Kemudian, di tahun 2008 dari 4,1 persen pertumbuhan PDB Nasional secara total, 2,4 persen diantaranya berasal dari pertumbuhan UMKM ( Harian Analisa, 2008) . Artinya sektor ekonomi rakyat atau ekonomi kecil menjadi penopang utama bagi perkembangan perekonomian nasional, tidak saja mengurangi pengangguran tapi juga menggerakkan sektor produksi diberbagai bidang usaha


(7)

Sebagai gambaran pada tahun 2009 (Tanjung, 2010), pertumbuhan kredit investasi, dan modal kerja di Aceh mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kajian Ekonomi Regional (KER) yang disusun Bank Indonesia menunjukkan, peningkatan pembiayaan tersebut terjadi pada bank umum konvensional dan bank umum Syariah. Peningkatan pertumbuhan kredit modal kerja dan investasi itu, katanya, menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi di Aceh masih dalam bentuk perorangan. Sedangkan untuk investasi besar masih dalam tahap rencana. Mengutip dari data Badan Investasi dan Promosi (Bainprom) Aceh, KER tersebut juga memperlihatkan daftar 10 perusahaan yang masuk dalam daftar rencana investasi sejak periode Juli 2009 hingga Desember 2009, dengan total nilai rencana investasi mencapai 153,85 juta US dolar. Kalau ada kredit investasi, maka ada penambahan aset mesin produksi dan pembuatan pabrik. Sehingga ada peningkatan produksi dan semakin banyak penyerapan tenaga kerja. Ini sekaligus upaya agar usaha kecil dan menengah bisa bertahan di tengah situasi membanjirnya produk impor akibat krisis keuangan global ( Tempo Interaktif, 2008)

Investasi ( Haming, 2003: 31) sangat penting artinya baik di Negara yang sedang membangun maupun dinegara yang sudah maju, karena investasi sebagai alat untuk memperbanyak keluaran barang dan jasa dimasa yang akan datang dan pada saat yang sama akan memperluas kesempatan kaya. Dana investasi mungkin diperoleh dari sumber –sumber didalam negeri dan mungkin pula diperoleh dari sumber luar negeri baik berupa kredit swasta maupun pinjaman antar pemerintah


(8)

Memperbaiki iklim investasi sebagai kesempatan dan insentif bagi perusahaan untuk melakukan investasi secara produktif, menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan usaha adalah kunci untuk kemajuan yang berkelanjutan dalam memerangi kemiskinan dan meningkatkan taraf kehidupan ( The World Bank, 2005: 31)

Dunia perbankan kini mulai jeli melihat potensi yang muncul diberbagai daerah di Indonesia, mulai merebaknya unit – unit bank di kota – kota kecil hingga pelosok desa yang siap melayani masyarakat sebagai kepanjangan tangan dari bank dengan skala nasional yang umumnya berada di kota – kota besar. Dengan beraneka ragam program serta produk pembiayaan kredit yang nantinya akan saling bersaing dalam memberikan bunga kredit yang semakin rendah, kemudahan proses pengajuan kredit dengan satu tujuan merebut nasabah sebanyak mungkin, dikutip dari Harian Surya yang diterbitkan tahun 2009 halaman 16 .

Dikatakan (Surabaya Post, 2010) dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API), aturan mengenai segmentasi hingga struktur perbankan masih kabur. Indonesia tidak memberikan aturan mengenai batasan pasar antara bank internasional, nasional, lokal dan BPR. Kondisi ini membuat lembaga-lembaga keuangan tersebut saling mencaplok. Bahkan bank asing bisa menawarkan produk kartu kreditnya hingga ke pasar-pasar lokal. Di China bank itu sangat diatur hingga lokasi yang boleh disasar, Dulu saat bank plat merah yaitu BRI masuk ke pasar mikro secara berani membuat perjanjian dengan BPR mengenai pembagian pasar. Langkah ini membuat bisnis bank umum maupun BPR berjalan seiring.


(9)

Mestinya bank asing dan swasta melakukan hal sama, agar tidak mematikan bisnis BPR.

Fungsi bank (SAK No.31, 2009) sendiri adalah sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran, hal tersebut tampak dalam kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka serta memberikan kredit kepada pihak yang membutuhkan dana.

Pemerintah selalu berupaya membantu para usahawan untuk mendapatkan bantuan permodalan atau pemberian fasilitas kredit dalam rangka memajukan usahanya, salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam hal ini adalah PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang kini dikenal dengan bank BRI yang dikenal dengan prinsip bank kerakyatan juga memiliki fasilitas pemberian kredit investasi yang kini mulai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam meningkatkan usahanya. Adapun usaha yang dilakukan oleh BRI adalah dengan memberikan kemudahan kepada nasabah dalam persyaratan pengajuan kredit antara lain bunga yang ringan, masa waktu pelunasan yang lebih lama serta berbagai macam kemudahan yang ditawarkan, namun kelengkapan legalitas usaha memegang peranan penting bagi kelancaran usaha di kemudian hari. Dengan adanya dokumen ijin usaha yang legal dan lengkap, para pengusaha dapat terhindar dari resiko kerugian bisnis akibat larangan kegiatan pemerintah terhadap usaha non legal. Melayani para nasabah yang berorientasi pada pengembangan


(10)

bisnis usahanya, persyaratan umum yang diperlukan dalam pengajuan kredit usaha kepada BRI dari para nasabah pengusaha. ( www.bri.co.id, 2008)

Gambar 1 : Grafik Pengajuan serta Realisasi Kredit Investasi Tahun 2008 – 2009

(Sumber: Data Manajemen Pemasaran BRI Kantor Cabang Sidoarjo yang telah diolah)

Dari grafik data diatas dapat dilihat adanya pengajuan kredit investasi yang direalisasi sempurna maupun yang tidak, besar kecilnya suatu jenis usaha juga belum menjamin untuk mendapatkan realisasi kredit sesuai dengan harapan. Sebagai contoh PT.AA yang mengajukan permohonan kredit sebesar Rp.1.500.000.000 dapat menerima realisasi pengajuan kreditnya secara penuh yakni Rp. 1.500.000.000, akan tetapi PT. CC yang mengajukan kredit sebesar Rp. 5.300.000.000 hanya mendapat realisasi dari pihak Bank sejumlah Rp. 5.000.000.000. Hal serupa juga tampak pada Debitur E yang mengajukan


(11)

permohonan kredit sebesar Rp.1.000.0000.000 yang kemudian mendapat realisasi penuh yakni Rp.1.000.000.000 sedangkan Debitur G yang mengajukan kredit sebesar Rp.600.0000.000 hanya mendapatkan pencairan sebesar Rp.525.000.000, hal tersebut tidak lepas dari prinsip 6 C (Character, Capital ,Capacity ,Condition

of Economy, Collateral, Constrain) yang diterapkan oleh pihak bank dalam

menganalisa kelayakan suatu kegiatan usaha. Peran laba usaha serta nilai jaminan kredit yang dimiliki oleh calon debitur juga memiliki fungsi yang penting dalam kegiatan penyaluran kredit investasi. Dilihat secara kasat mata apabila suatu perusahaan memiliki nilai laba usaha serta nilai jaminan yang tinggi maka harapan mendapatkan nilai realisasi kredit sesuai dengan harapan akan terwujud, namun dalam teknis pelaksanaannya Bank memiliki kewajiban untuk menilai serta menyeleksi setiap permohonan yang diajukan hal tersebut dilakukan karena kegiatan penyaluran kredit memiliki resiko mengenai pengembalian kredit yang telah atau akan berikan kepada masyarakat supaya tidak mempengaruhi kegiatan operasional Bank itu sendiri.

Berdasarkan analisis kredit yang telah dilakukannya yang antara lain untuk mengetahui kelayakan calon debitur, kelayakan usaha ( kegiatan atau profesi) calon debitur, kondisis keuangan dan kemampuan membayar kredit calon debitur dan resiko terkait, bank dapat memberikan keputusan atas permohonan kredit dari calon debitur yang bersangkutan yaitu menolak atau menyetujuinya. Pemberian kepuusan tersebut harus oleh pejabat yang diberikan kewenangan memutus sesuai dengan peraturan intern bank, keputusan bank mengenai permohonan kredit harus


(12)

segera diberitahukan kepada calon debitur dan dalam pelaksanaannya sesuai dengan pedoman dan prosedur tertulis yang berlaku. ( Bahsan, 2007: 99)

Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul ” Pengaruh Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo ”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : “Apakah Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian Kredit Investasi di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sidoarjo?”

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

Untuk membuktikan apakah laba usaha dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sidoarjo


(13)

1.4Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan, menambah wawasan dan pengetahuan kepada semua pembaca penelitian ini, antara lain :

a. Bagi Pendidikan.

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan studi dan perkembangan ilmu ekonomi khususnya bidang kredit dan sebagai bahan referensi penelitian dimasa yang akan datang

b. Bagi Pihak Bank .

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan analisis pengambilan keputusan tentang pengambilan kredit.

c. Bagi Penelitian

Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya yang berminat dan tertarik melakukan penelitian lanjutan tentang keputusan pemberian kredit investasi di BRI Kantor Cabang Sidoarjo


(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Penelitian Terdahulu

a. Wulan Puspita Sari (2004) Dalam penelitiannya yang berjudul “Beberapa factor yang mempengaruhi keputusan pemberian kredit investasi pada bank rakyat Indonesia unit wonocolo”.

1. Perumusan masalah

“ apakah target laba usaha, target pendapatan dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia Unit Wonocolo Surabaya? “

2. Hipotesis

Diduga target laba usaha, target pendapatan dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi Bank Rakyat Indonesia Unit Wonocolo Surabaya

3. Kesimpulan

Target laba usaha, target pendapatan dan jaminan berpengaruh secara simultan ( serempak) terhadap jumlah pemberian kredit investasi

b. Nurlina Fatmawati ( 2006) Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh nilai jaminan kredit, nilai ajuan kredit, dan penghasilan terhadap keputusan pemberian kupedes periode januari 2005 – juni 2005 pada PT.BRI (Persero) unit Rungkut Cabang Kaliasin Surabaya.


(15)

1. Perumusan masalah

“ Apakah nilai jaminan kredit, nilai ajuan kredit, dan penghasilan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit kupedes periode Januari 2005 – Juni 2005 pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Unit Rungkut Cabang Kaliasin Surabaya? “

2. Hipotesis

a. Diduga nilai jaminan kredit, nilai ajuan kredit dan penghasilan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pemberian kredit

b. Diduga penghasilan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap keputusan pemberian kredit.

3. Kesimpulan

a) Nilai jaminan kredit, nilai jaminan kredit, nilai ajuan kredit dan penghasilan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia Unit Rungkut Cabang Kaliasin Surabaya

b) Bahwa penghasilan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pemberian kredit terbukti kebenarannya.

c. Atun Tria Pebri Saputra ( 2007 ) Dalam penelitian berjudul “Keputusan pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia Cabang Bojonegoro” 1 Perumusan masalah


(16)

“Apakah laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia di cabang Bojonegoro.?”

2 Hipotesis

Bahwa laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia cabang Bojonegoro

3 Kesimpulan

Bahwa hipotesis yang menyatakan laba usaha dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia cabang Bojonegoro dan dapat diterima kebenaranya

d. Sundari ( 2008 ) Dalam penelitian berjudul “ Pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic terhadap keputusan pemberian kredit investasi pada Bank Rakyta Indonesia cabang Kaliasin Surabaya”

1 Perumusan masalah

“Apakah Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit investasi pada Bank Rakyat Indonesia cabang Kaliasin Surabaya”

2 Hipotesis

Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic “ berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia cabang kaliasin Surabaya


(17)

3 Kesimpulan

Dari analisis simultan dinyatakan bahwa variabel Character, Capacity, Collateral, dan Condition of Economic berpengaruh terhadap keputusan jumlah pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia cabang Kaliasin Surabaya.

2.2. Landasan Teori 2.2.1 Bank

2.2.1.1 Pengertian Bank

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Pengertian Bank (Kasmir, 2003: 23) adalah Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyakarat serta memberikan jasa bank lainnya.

Produk jasa bank yang ditawarkan kepada masyarakat terus bertambah seiring dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha dimungkinkan berkat semakin berkembangnya teknologi khususnya dibidang informasi. Secara garis besar kategori pengelompokan produk perbankan dewasa ini adalah sebagai berikut:


(18)

b) Penyediaan sarana tabungan dbagi dunia usaha, nmasyarakat dan pemerintah

c) Menyediakan sarana pembayaran untuk transaksi d) Penyediaan jasa Fidusier ( Trust) kepada nasabah

e) Memberikan jasa keuangan internasional ( ekspor - impor) f) Memberikan jasa perbankan investasi

g) Jasa bank lain di masa depan ( contoh : jasa pialang ) (Puspopranoto,1998: 101)

2.2.1.2 Jenis – Jenis Bank

Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti diatur dalam Undang –Undang Perbankan. (Kasmir, 2003: 32) Adapun perbedaan jenis perbankan ini ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

1 Dilihat dari segi fungsinya

Menurut Undang – Undang pokok perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan dengan dikeluarkannya Undang – Undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan fungsinya terdiri dari :

a. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang menjalankan kegiatan jasanya bersifat umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia bahkan keluar negeri. Bank umum juga disebut dengan bank komersil (commercial bank).


(19)

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan perbankan dengan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa – jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum.

2 Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya afalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya :

a. Bank milik pemerintah

Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah. Bank milik pemerintah antara lain :

1 Bank Rakyat Indonesia (BRI) 2 Bank Negara Indonesia 46 (BNI) 3 Bank Tabungan Negara (BTN) 4 Bank Mandiri

b. Bank milik swata nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swata nasional namun akte pendiriannya dan keuntungannya dimiliki oleh swasta. Contoh bank milik swasta nasional antara lain :

1. Bank Central Asia 2. Bank Lippo 3. Bank Muamalat


(20)

4. Bank Internasional Indonesia c. Bank milik Koperasi

Merupakan bank yang kepemilikan saham – sahamnya imiliki oleh perusahaan yang berbaan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin)

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik swasta maupin milik pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pemerintah asing. Contoh bank jenis ini antara lain :

1. ABN AMRO Bank 2. Hongkong Bank

3. Standard Chartered Bank e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank milik campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain :

1 Mitshubisi Buana Bank 2 Bank PDFCI


(21)

2.2.2 Kredit

2.2.2.1 Pengertian Kredit

Perkataan kredit berasal dari bahasa latin credere yang memiliki arti kepercayaan atau credo yang berarti percaya. Maksudnya adalah si pemberi percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian sedang bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya (Suhardjono, 2003: 11)

Undang – Undang perbankan No.10 tahun 1998 menyebutkan pengertian kredit adalah penyediaan uang / tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dari berbagai pengertian tentang kredit tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kredit merupakan penyediaan uang atau barang atau jasa kepada pihak lain berdasakan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank dengan pihak lain dengan kepercayaan bahwa pihak peneriman uang atau barang tersebut akan mengembalikan hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan.


(22)

2.2.2.2 Unsur – Unsur Kredit

Sebuah bank harus melakukan suatu penilaian terhadap para calon debitur agar diperoleh keyakinan bahwa kredit yang disalurkan akan kembali (Dendawijaya, 2005: 89). Penilaian tersebut meliputi analisa 6C yang terdiri dari :

1. Character

Adalah analisis mengenai watak / karakter berkaitan dengan integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan kemauan membayar kembali nasabah atas kredit yang telah dinikmatinya. Penilaian lebih mudah dilakukan jika telah terjalin hubungan antara bank dengan calon debitur maupun informasi dari kalangan perbankan melalui Bank information termasuk permohonanan resmi ke Bank Indonesia untuk memperoleh informasi tentang calon debitur.

2. Capital

Adalah besarnya kemampuan modal calon nasabah yang dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimilikinya. Penilaian terhadap permodalan sangat erat hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalaninya.

3. Capacity

Adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan ketentuan dan syarat – syarat yang diperjanjikan.


(23)

4. Condition of Economy

Adalah faktor – faktor bisnis yang berada di lingkungan sekitar lokasi proyek akan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap ciri / corak bisnis yang akan dibangun, baik proyek baru maupun perluasan.

5. Collateral

Atau agunan pada umumnya adalah barang yang diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau pinjaman yang diterimanya 6. Constrain

Merupakan faktor hambatan atau rintangan ( faktor – faktor psikologis) yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.

2.2.2.3 Manfaat Kredit

Dampak dari adanya fasilitas kredit memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu :

Bagi Bank :

1 Bank memperoleh pendapatan berupa bunga bank yang diterima dari debitur.

2 Dengan pemberian kredit, bank sekaligus dapat memasarkan produk – produk jasa bank lainnya seperti tabungan, giro dan deposito.

3 Dengan kegiatan pemberian fasilitas kredit, maka bank dapat mendidik dan meningkatkan kemampuan para personilnya untuk lebih mengenal secara rinci mengenai kegiatan usaha riil diberbagai sektor ekonomi.


(24)

Bagi Debitur :

1 Kredit dapat digunakan untuk meningkatkan usahanya baik dalam pengadaan atau peningkatan berbagai faktor produksi.

2 Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kredit relatif murah (biaya provisi dan bunga).

3 Dalam meningkatkan usahanya maka jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Bagi Pemerintah :

1 Kredit bank dapat dipergunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

2 Kredit bank dapat menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja. 3 Kredit bank dapat menciptakan pemerataan pendapatan masyarakat.

4 Secara tidak langsung pemberian kredit bank akan meningkatkan pendapatan negara yang bersal dari pajak perusahaan yang tumbuh dan berkembang volume usahanya.

2.2.2.4 Jenis – Jenis Kredit

Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Menurut Kasmir (2003: 101) dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum kepada masyarakat terdiri dari berbagai jenis, secara umum jenis – jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :


(25)

1. Kredit menurut tujuan penggunaannya

a) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan pemohon dan sumber pembayaran berasal dari penghasilan/ gaji pemohon.

b) Kredit Produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan – tujuan produktif dalam arti dapat meningkatkan baik guna bentuk, guna tempat, guna waktu maupun guna pemilikan. Kredit produktif terdiri dari :

c) Kredit Investasi, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang – barang modal tetap dan tahan lama seperti mesin, tanah,kendaraan dan sebagainya.

d) Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai keperluan modal lancar yang biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi, misalnya pembelian bahan mentah, gaji/ upah pegawai, sewa gedung/ kantor, pembelian barang dagangan dan sebagainya.

e) Kredit Likuiditas, yaitu kredit yang tidak mempunyai tujuan konsumtif tapi secara langsung tidak pula bertujuan produktif melainkan punya tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang dalam kesulitan likuiditas dalam rangka pemeliharaan kebutuhan minimalnya, tujuan dari kredit jenis ini adalah untuk berjaga – jaga.


(26)

2. Kredit berdasarkan jangka waktu

Kredit berasarkan jangka waktu dibedakan menjadi :

a) Kredit jangka pendek, adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun. Kredit jenis ini pada umumnya untuk memenuhi modal kerja.

b) Kredit jangka menengah adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun. Sebagai contoh kredit pemilikan kendaraan bermotor, kredit modal kerja 3 tahun.

c) Kredit jangka panjang adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur dengan jangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jenis ini pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan investasi calon debitur.

3. Kredit berdasarkan besar kecilnya kredit

Pengelompokan kredit berdasarkan besar kecilnya kredit yang diberikan didasarkan pada besarnya omset penjualan suatu kegiatan usaha. Pengelompokan ini dibedakan menjadi :

a) Kredit Usaha Kecil

Sesuai keputusan Bank Indonesia, Kredit Usaha Kecil adalah kredit/ pembiayaan dari bank untuk investasi dan atau modal kerja yang diberikan kepada nasabah usaha kecil (pengusaha kecil) dengan plafond kredit keseluruhan maksimum Rp. 500.000.000,- untuk pembiayaan usaha produktif.


(27)

b) Kredit Menengah.

Kredit yang besarnya diatas Rp. 500.000.000,- sampai dengan Rp.50.000.000.000,- yang sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari cashflow usaha perorangan

c) Kredit Besar

Kredit jenis ini diberikan untuk kegiatan usaha dengan omset penjualan diatas Rp.100 milyar

4. Kredit berdasarkan sektor usaha

Kredit berdasarkan kelompok usaha menurut adalah :

a) Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b) Kredit Industri, merupakan yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, menengah atau besar. Misalkan kredit untuk industri makanan, minuman dan sebagainya.

c) Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.

d) Kredit Pertambangan, merupakan kredit yang diberikan untuk usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau timah.


(28)

2.2.3 Laba Usaha

2.2.3.1 Pengertian Laba Usaha

Pendapatan atau Laba usaha menurut SAK No. 23 tahun 2009 adalah Peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanamana modal. Begitu juga yang dikemukakan oleh Soemarso ( 2002 : 227) menyatakan laba usaha adalah selisih antara laba brutto ( pendapatan) dengan beban usaha atau laba yang diperoleh semata – mata dari kegiatan perusahaan . Maka disimpulan mengenai pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Penerimaan dapat didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh pengusaha setelah menjalankan usahanya yang dinilai dengan uang sedangkan biaya adalah semua pengeluaran yang digunakan untuk membiayai usaha meliputi pengeluaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah, pembayaran bunga bank atas kredit yang diajukan serta biaya – biaya sewa lainnya.

2.2.4. Nilai Jaminan Kredit

2.2.4.1. Pengertian Nilai Jaminan Kredit

Jaminan (Muljono,1994: 16) dalam perkreditan mempunyai arti yang sangat penting, teori lain menunjukkan jaminan adalah sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari usahanya yang normal. Sehubungan dengan pemberian kredit perbankan jaminan kredit


(29)

umumnya dipersyaratkan dalam suatu pemberian kredit ( Bahsan , 2007: 102) maka idealnya jaminan yang diserahkan kepada bank diharapkan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan memenuhi aspek yuridis sehingga bila dikemudian hari terjadi masalah maka pihak bank tidak berada pada posisi yang lemah.

2.2.5 Pengaruh Laba Usaha Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi

Laba usaha dapat dikatakan sebagai indikator majunya suatu usaha, secara umum dapat dilihat apabila suatu kegiatan usaha tersebut memiliki lokasi dibanyak tempat , memiliki banyak karyawan, ataupun dapat memberikan kesejahteraan karyawannya lebih tinggi dari perusahaan lain sejenis dapat diperkirakan laba usahanya tinggi. Laba usaha sebagai salah satu komponen penilaian bank juga mempengaruhi realisasi kredit yang dikucurkan, dimana Laba usaha perusahaan merupakan salah satu syarat dalam pemberian kredit investasi.

Menurut Belkaoui (1987: 230) laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman pengambilan keputusan, telah umum dihipotesakan bahwa para investor berusaha untuk memaksimilasi atas modal yang diinvestasikan yang sepadan dengan resiko yang diterima

2.2.6 Pengaruh Nilai Jaminan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi

Pemanfaatan aset usaha sebagai agunan jaminan merupakan pemikiran yang baik, apalagi jaminan tersebut memiliki nilai taksiran yang cukup besar sebagai jaminan ke Bank Maka calon debitur berharap jumlah realisasi yang berikan oleh bank sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Semakin tinggi nilai


(30)

Keputusan pemberian Kredit

(Y)

Uji Regresi Linier Berganda Nilai Jaminan Kredit

(X2)

Laba Usaha (X1)

jaminan kredit yang dimiliki calon debitur diperkirakan akan mempengaruhi realisasi kredit yang dikucurkan oleh pihak bank.

Menurut Soetojo ( 2000: 94), Apabila debitur dinyatakan pailit dan tidak mampu membayar kembali kredit, harta debitur yang dijadikan jaminan akan dieksekusi. Hasil penjualannya dipergunakan untuk membayar kembali kredit.

2.7 Kerangka Pikir

Untuk mengetahui adanya pengaruh dari laba usaha serta nilai jaminan kredit terhadap keputusan pemberian kredit investasi dapat dibentuk menjadi kerangka berpikir dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 2 : Paradigma Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi di BRI Kantor Cabang Sidoarjo

Sumber: Peneliti 2.8 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan maka dirumuskan hipotesis : Diduga Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan Kredit (X2) , berpengaruh signifikan


(31)

BAB III.

METODE PENELITIAN

3.1Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian maka berikut dibetrikan penjelasan mengenai variabel berikut ini;

a. Keputusan pemberian kredit ( Y ).

Keputusan pemberian kredit investasi adalah suatu keputusan mengenai jumlah besarnya kredit yang telah disetujui oleh bank, dalam hal ini adalah jumlah yang direalisasikan yang dinyatakan dalam satuan rupiah, untuk selanjutnya dinyatakan sebagai variabel terikat (Y)

b. Laba usaha ( X1).

Dalam suatu kegiatan usaha, pendapatan atau keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan barang / jasa yang diperoleh dan dinyatakan dalam satuan rupiah, laba usaha yang dimaksud adalaha laba usaha debitur selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas (X1)

c. Nilai Jaminan Kredit (X2).

Yang dimaksud adalah Nilai Jaminan Kredit berupa material yang diserahkan sebagai pengaman terhadap kredit oleh debitur kepada Bank dan dinyatakan dalam rupiah, untuk selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas (X2)


(32)

3.2 Teknik Pengukuran Variabel. 3.2.1 Skala Pengukuran

Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu obyek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut ( Sumarsono, 2004: 55). Skala Rasio digunakan dalam penelitian ini dan menggunakan satuan Rupiah

3.2.2 Populasi

Populasi (Riduwan, 2004: 54) merupakan himpunan individu atau elemen yang memiliki ciri atau karakter yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengajuan kredit jenis investasi yang telah direalisasikan oleh BRI Cabang Sidoarjo selama tahun 2008 hingga 2009 dan diperoleh 34 data debitur. Dipilihnya tahun tersebut adalah berdasarkan pertimbangan bahwa arsip permohonan kredit masih relevan dan didapat

3.2.3 Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan elemen – elemen yang dimasukkan dalam sampel berdasarkan data yang sudah diketahui sebelumnya dan dipilih secara cermat sehingga sesuai dengan rencana penelitian (Riduwan, 2004: 54). Sampel dalam penelitian ini adalah 34 data debitur yang pengajuan kredit jenis investasinya telah direalisasikan oleh BRI cabang Sidoarjo selama periode tersebut.


(33)

3.3 Teknis Pengumpulan Data 3.3.1.. Jenis Sumber Data

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber maupun literatur lain yang berhubungan dengan cara pengajuan kredit investasi, cara dalam mengatasi kekurangan modal bagi pengusaha dilihat dari laba usaha dan jaminan kredit serta proses dan kendala yang dihadapi bank dalam penyaluran kredit.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari Manajemen Pemasaran BRI Cabang Sidoarjo. Data ini diperoleh dengan menggali informasi kepada petugas bank yang berwenang untuk memperoleh data, solusi maupun cara mengatasi kekurangan modal bagi pengusaha, peranan Kredit Investasi serta proses dan kendala yang dihadapi bank dalam penyaluran kredit.

3.3.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data (Suparmoko, 1994: 67) yang diperlukan dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi, Melakukan pengamatan secara tidak langsung mengenai proses pelaksanaan Kredit Investasi.

2. Interview, dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada petugas bank yang berwenang untuk memperoleh data maupun informasi yang diperlukan dengan permasalahan yang dihadapi


(34)

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

3.4.1.1 Uji Asumsi klasik

Data yang diperoleh tersebut berupa data kuantitatif Analisis Regresi Linear Berganda dirasa lebih sesuai digunakan karena melibatkan dua variabel bebas yang mempengaruhi satu variabel terikat (Sumarsono, 2004: 223)

1. Multikolineritas

Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat korelasi yang sangat tinggi antara variabel bebas dan persamaan regresi (Gujarati). Identifikasi adanya multikolineritas adalah dengan menggunakan uji VIF (Variance Inflation Factor). Bila VIF > 10 maka terjadi kolinear antar variabel dan bila angka VIF < 10 maka belum dapat diduga adanya kolinear antar variabel bebas.

2. Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variasi dari residual dari suatu pengamatan. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

3. Autokorelasi

Autokorelasi menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya. Apabila terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi .


(35)

model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi yaitu yang memiliki angka D-Wdiatas-2

3.4.1.2Uji Regresi Linier Berganda

Model tersebut dijelaskan pada model regresi linear berganda sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + ei

Dimana :

Y = keputusan pemberian kredit investasi

X1 = laba usaha

X2 = jaminan kredit

β0 = Bilangan Konstanta

β1, β2 =Koefisien regresi variabel

e 1 = kesalahan baku

3.4.2 Uji Normalitas

Digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahi apakah suatu data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 10.0 ( Sumarsono, 2004; 40). Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah jika nilai signifikasi ( nilai probabilitas ) kurang dari 5 % maka distribusi tidak normal sebaliknya jika nilai signifikasi ( nilai probabilitas ) lebih dari 5% maka distribusi normal.


(36)

3.4.3 Uji Hipotesis

a. Uji kesesuaian variabel

Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Fhitung =

 

1 2

 

1

2

 

R n k

k R

(Anonim ,2003;L-22)

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sample

Adapun kriteria pengujian uji kesesuaian variabel sebagai berikut :

H0; β1 = β2 = 0, berarti tidak ada pengaruh secara signifikan secara bersama – sama

antara laba usaha dan jaminan kredit terhadap kredit investasi yang disalurkan . H1 ; β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya paling sedikit terdapat salah satu dari variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat.

Kaidah Pengujianya apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

artinya laba usaha serta jaminan kredit mempunyai pengaruh terhadap keputusan penyaluran kredit.


(37)

b. Uji t

Yaitu pengujian yang dilakukan untuk menegetahui hubungan atau pengaruh tiap – tiap variabel bebas terhadap variabel terikat dengan rumus sebagai berikut:

t

hitung =

 

bi Se

bi

(Anonim,2003;L-21)

Keterangan :

Bi = Koefisien regresi Se (Bi) = Standart error

Kriteria Pengujian uji t sebagai berikut :

H0 : Bi = 0, berarti tidak ada pengaruh nyata dari variabel bebas ke-i

terhadap variabel terikat

H0 : Bi > 0, berarti variabel bebas ke-i berpengaruh positif

terhadap variabel terikat

H0: Bi < 0, berarti variabel bebas ke-i berpengaruh negatif

terhadap variabel terikat Kaidah Pengujian :

1. Bila t Hitung > t Tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas

(X) secara parsial atau sendiri –sendiri mempengaruhi variabel terikat (Y).

2. Bila t Hitung < t Tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel bebas


(38)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian. 4.1.1Keadaan Umum Lokasi

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo beralamat di Jl. Jendral Ahmad Yani No.35, Sidoarjo adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang perbankan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berlandaskan pada pemerataan, pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat yang diwujudkan dengan memberikan jasa pelayanan perbankan hingga ke pelosok daerah seluruh Indonesia serta untuk mendapatkan pendapatan kepada negara. Bank Rakyat Indonesia kantor cabang Sidoarjo berdiri pada 26 Mei 1990 kini membawahi 5 (lima) kantor unit yang berada di 5 (lima) kecamatan di wilayah kabupaten Sidoarjo serta 25 kantor unit desa di wilayah kabupaten Sidoarjo.

4.1.2Struktur Organisasi Perusahaan

Keberadaan suatu perusahaan pada intinya tidak terlepas dari keberhasilan kerja karyawan, termasuk pula Bank Rakyat Indonesia cabang Sidoarjo yang selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan turut memberikan pelayanan yang terbaik bagi para nasabah serta pihak – pihak terkait lainnya. Oleh sebab itu keberadaan struktur organisasi sangat penting bagi Bank Rakyat Indonesia kantor cabang Sidoarjo yang merupakan suatu badan usaha dan badan


(39)

hukum sehingga keberhasilan kinerja dapat terlihat dengan jelas baik fungsi maupun tugasnya.

Keterangan skema :

1. Spv : Supervisor 2. A.D.K : Administrator Kredit 3. Pel : Pelayanan

4. A.M.B.K : Asiten Manajer Bisnis Mikro 5. A.O : Account Officer

6. Pet : Petugas

7. U.P.N : Unit Pelayanan Nasabah 8. D.Js : Dana dan Jasa

9. O.B : Over Booking. 10.T.K.K : Teller Kas Keliling 11.S. D.M : Sumber Daya Manusia 12.Log : Logistik

13.Ars : Arsip 14.Lap : Laporan 15.C.S : Clening Service


(40)

Gambar 4 : Struktur Organisasi B


(41)

Adapun tugas dari masing – masing unit kerja di Bank Rakyat Indonesia kantor cabang Sidoarjo yang berkaitan dengan bidang kredit adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

- Memimpin dan mengurus kinerja Bank Rakyat Indonesia Cabang Sidoarjo sesuai dengan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas.

- Menetapkan langkah – langkah strategi rencana kerja operasional.

- Memelihara, meningkatkan dan mengembangkan hubungan dengan masyarakat dan pihak – pihak lainnya guna kelangsungan hidup perusahaan.

2. Manajer Pemasaran

Tugas dari Manajer Pemasaran antara lain :

- Memasarkan semua produk Bank kepada nasabah dan calon nasabah. - Memperkenalkan semua produk dana, jasa dan kredit kepada nasabah dan

calon nasabah.

- Melaksanakan peraturan kredit yang berlaku.

- Melakukan pemantauan kolektibilitas peminjaman per debitur.

- Mengupayakan penagihan, penyelesaian dan perbaikan kredit golongan I, II, IV (termasuk penghapus bukuan).

- Memantau kantor wilayah atau kantor besar dalam upaya penyelesaian kredit macet.


(42)

- Melayani , memantau dan turut mengembangkan hubungan dengan nasabah yang mempunyai hubungan lebih dengan kantor cabang.

3. Manajer Operasional Tugas Manajer Opersioanl :

- Melakukan pengawasan kepada supervisor dalam melakukan tugas opersional.

- Membina, melatih dan meningkatkan kemampuan para supervisor dalam mengelola sumber daya.

4. Asisten Manajer Operasional

Selain dari keberadaan Manajer Opersional, tigas dari Asisten Manajer Opersioanal antara lain :

- Menentukan kebutuhan beban kerja dan pengaturan penugasan sesuai dengan jumlah hari.

- Memeriksa dan memberikan persetujuan atas transaksi yang terjadi. - Membantu memecahkan masalah yang dialami nasabah.

- Bekerjasama dengan para AO (Account Officer) dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

- Memantau seluruh pelayanan terhadap nasabah.

- Mengambil uang kas pada awal hari dan selama hari itu dibutuhkan. 5. Asisten Manajer Bisnis Mikro (AMBM)

Asisten Manajer Bisnis Mikro memiliki tugas, antara lain : - Menerima permohonan pengeluaran biaya dan uang kas. - Menerima aplikasi kredit.


(43)

- Memberikan usul dan pertimbangan pada pimpinan cabang atas aplikasi kredit.

- Membantu pimpinan cabang dalam menyusun anggaran BRI Unit. - Menetapkan sasaran yang harus dicapai oleh kepala unit.

6. Account Officer Komercial Tugas :

- Memutus kredit KRETAP atau KRESUN sesuai dengan wewenang yang diberikan oleh pimpinan cabang.

- Membuat RPT perkreditan.

- Mempersiapkan dan melaksanakan rencana account. - Mengelola Account.

- Memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada para nasabah. - Melakukan pembinaan, penagihan serta pengawasan kredit.

- Menyampaikan masalah – masalah kepada pimpinan cabang yang terkait dengan bidang kredit.

7. Account Consumer Tugas :

- Melakukan fungsi penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah. - Menguasai dan memahami keadaan AO lain dari belakang.


(44)

8. Supervisor Administrasi Kredit (ADK) Tugas :

- Mengadakan konsultasi dengan Manajer Pemasaran dan Account Officer untuk kredit baru dan pembaruan kredit.

- Mengelola proses permohonan kredit, memantau portofolio pinjaman kantor cabang serta penyelesaian persyaratan yang telah ditetapkan

- Memberikan saran tentang masalah kredit dan penyusunan kredit baru. - Menafsirkan kebijakan kredit.

9. Teller Tugas :

- Memelihara uang tunai dibawah pengawasan. - Menerima setoran uang tunai rekening giro nasabah.

- Menerima dan membayar uang kas untuk pelayanan dari bidang – bidang lainnya.

- Menerima dan membayar setoran kas BRI Unit.

- Menyiapkan proofsheet transaksi pada hari tersebut di akhir hari. - Mengelola rekening simpanan baru.

10.Supervisor Administrasi Unit Tugas :

- Menyimpan, memelihara dokumen penting yang berkenaan dengan tugas administrasi serta memonitor keluar masuknya surat.

- Melaksanakan ketentuan – ketentuan mengenai penggunaan dan pemeliharaan kendaraan dan inventaris kantor.


(45)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, ditemukan data realisasi pengajuan kredit jenis investasi periode tahun 2008-2009 . Data – data yang diperoleh dan selanjutnya digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

4.2.1 Data Pengajuan serta Realisasi Kredit Investasi

Data Pengajuan serta Realisasi Kredit Investasi oleh debitur BRI Cabang Sidoarjo dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1: Data Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Periode 2008-2009

La b a Usa ha

Nila i Ja m ina n Kre d it No .

Na m a

Na sa b a h (Rp ) (Rp )

1 De b itur A 350.000.000 360.000.000.

2 De b itur B 580.000.000 520.000.000

3 De b itr C 380.000.000 350.000.000

4 De b itur D 610.000.000 750.000.000

5 PT.AA 1.400.000.000 1.750.000.000

6 PT.BB 800.000.000 1.185.000.000

7 PT.C C 4.800.000.000 5.600.000.000

8 De b itur E 1.125.000.000 1.250.000.000

9 De b itur F 800.000.000 1.000.000.000

10 C V.DD 1.100.000.000 1.475.000.000

11 C V.EE 500.000.000 512.000.000

12 De b itur G 680.000.000 675.000.000

13 De b itur 1 600,000,000 350,000,000

14 De b itur 2 550,000,000 375,000,000

15 De b itur 3 750,000,000 1,600,000,000

16 PT. A 600,000,000 275,000,000

17 De b itur 4 675,000,000 895,000,000

18 De b itur 5 750,000,000 2,075,000,000

9 De b itur 6 375,000,000 700,000,000

20 De b itur 7 200,000,000 650,000,000

21 De b itur 8 412,000,000 768,000,000


(46)

23 C V. A 700,000,000 2,315,000,000

24 De b itur 10 185,000,000 490,500,000

25 C V. B 185,000,000 535,000,000

26 De b itur 11 160,000,000 480,000,000

27 De b itur 12 135,000,000 315,000,000

28 De b itur 13 445,000,000 635,000,000

29 De b itur 14 50,000,000 115,000,000

30 De b itur 15 650,000,000 1,050,000,000

31 C V. C 6,000,000,000 22,000,000,000

32 C V. D 6,000,000,000 22,000,000,000

33 PT. B 1,800,000,000 7,740,000,000

34 PT. C 1,800,000,000 7,740,000,000

Sumber : Data Manajemen Pemasaran BRI Kantor Cabang Sidoarjo. 4.2.2 Data Jumlah Pemberian Kredit (Y)

Data jumlah pemberian kredit ini ditunjukkan dalam bentuk prosentase dari permohonan kredit yang diajukan oleh debitur yang dibandingkan dengan realisasi kredit yang disetujui oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sidoarjo. Berikut disampaikan data pemberian kredit seperti dalam tabel berikut :

Tabel 2 : Data Pengajuan Kredit, Realisasi Kredit serta Pemberian Kredit periode 2008 – 2009

No. Nama Nasabah Pengajuan Kredit (Rp) Realisasi Kredit (Rp) Pemberian Kredit

1 Debitur A 200.000.000 198.000.000 99%

2 Debitur B 400.000.000 380.000.000 95%

3 Debitr C 250.000.000. 205.000.000 82%

4 Debitur D 500.000.000 475.000.000 95%

5 PT.AA 1.500.000.000 1.500.000.000 100%

6 PT.BB 1.000.000.000 910.000.000 91%

7 PT.CC 5.300.000.000 5.000.000.000 94,3%

8 Debitur E 1.000.000.000 1.000.000.000 100%

9 Debitur F 750.000.000 750.000.000 100%

10 CV.DD 1.300.000.000 1.125.000.000 86,5%

11 CV.EE 450.000.000 438.000.000 97,3%


(47)

13 Debitur 1 200,000,000 195,000,000 97,5%

14 Debitur 2 200,000,000 168,181,298 84%

15 Debitur 3 1,500,000,000 1,400,000,000 93,3%

16 PT. A 200,000,000 200,000,000 100%

17 Debitur 4 750,000,000 700,000,000 93,3%

18 Debitur 5 910,000,000 906,250,000 99,6%

19 Debitur 6 500,000,000 500,000,000 100%

20 Debitur 7 500,000,000 500,000,000 100%

21 Debitur 8 250,000,000 228,000,000 91,2%

22 Debitur 9 300,000,000 300,000,000 100%

23 CV. A 2,000,000,000 1,950,000,000 97,5%

24 Debitur 10 300,000,000 300,000,000 100%

25 CV. B 350,000,000 340,000,000 97,1%

26 Debitur 11 300,000,000 300,000,000 100%

27 Debitur 12 250,000,000 227,500,000 91%

28 Debitur 13 550,000,000 550,000,000 100%

29 Debitur 14 75,000,000 60,000,000 80%

30 Debitur 15 750,000,000 750,000,000 100%

31 CV. C 18,000,000,000 7,400,000,000 41,1%

32 CV. D 18,000,000,000 7,000,000,000 38,8%

33 PT. B 5,000,000,000 5,000,000,000 100%

34 PT. C 3,000,000,000 925,000,000 30,8%

Sumber : Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sidoarjo (diolah)

4.2.3 Input Data Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk analisa lebih lanjut terhadap Laba Usaha (X1), Jaminan (X2) serta

data pemberian kredit (Y) untuk tiap debitur ditampilkan pada tabel 3.

Tabel 3: Laba Usaha (X1), Jaminan (X2) serta pemberian kredit (Y) periode 2008 –

2009

No.

Nama Nasabah

Pemberian

Kredit Laba Usaha

Nilai Jaminan Kredit (dalam Jutaan Rupiah)

1 Debitur A 99% 350 360

2 Debitur B 95% 580 520


(48)

4 Debitur D 95% 610 750

5 PT.AA 100% 1.400 1.750

6 PT.BB 91% 800 1.185

7 PT.CC 94,3% 4.800 5.600

8 Debitur E 100% 1.125 1.250

9 Debitur F 100% 800 1.000

10 CV.DD 86,5% 1.100 1.475

11 CV.EE 97,3% 500 512

12 Debitur G 87,5% 680 675

13 Debitur 1 97,5% 600 350

14 Debitur 2 84% 550 375

15 Debitur 3 93,3% 750 1.600

16 PT. A 100% 600 275

17 Debitur 4 93,3% 675 895

18 Debitur 5 99,5% 750 2.075

19 Debitur 6 100% 375 700

20 Debitur 7 100% 200 650

21 Debitur 8 91,2% 412 768

22 Debitur 9 100% 175 485

23 CV. A 97,5% 700 2.315

24 Debitur 10 100% 185 490,5

25 CV. B 97,1% 185 535

26 Debitur 11 100% 160 480

27 Debitur 12 91% 135 315

28 Debitur 13 100% 445 635

29 Debitur 14 80% 50 115

30 Debitur 15 100% 650 1.050

31 CV. C 41,1% 6.000 22.000

32 CV. D 38,8% 6.000 2.200

33 PT. B 100% 1.800 7.740

34 PT. C 30,8% 1.800 7.740

Sumber : Tabel 1, Tabel 2 , diolah

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.3.1 Analisis Model Regresi Linier Berganda

Besarnya realisasi kredit investasi yang diberikan oleh pihak bank kepada para debitur besarnya bervariasi, tergantung dari perhitungan analisa data debitur


(49)

Coefficientsa

95.282 2.458 38.765 .000 90.269 100.295

4.563E-03 .003 .385 1.388 .175 -.002 .011 -.665 .242 .150 .151 6.622 -3.85E-03 .001 -1.140 -4.107 .000 -.006 -.002 -.785 -.594 -.443 .151 6.622 (Constant)

LABA JAMINAN Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardi zed Coefficien ts

t Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: REALISAS a.

yang mencakup beberapa faktor yang telah diperhitungkan dan dikelola oleh bank, beberapa faktor diantaranya yang digunakan oleh peneliti adalah besarnya laba usaha dan besarnya jaminan kredit yang dimiliki debitur. Dalam melakukan analisis ini peneliti menggunakan komputer dengan program SPSS 10. Model regresi linear berganda digunakan untuk menduga besarnya keputusan realisasi kredit investasi.

Tabel 4 : Koefisien Regresi

Sumber : lampiran 2

Model regresi yang diperoleh berdasarkan tabel 4 adalah sebagai berikut: Y= 95.282 + 0.00456X1 – 0.00384X2

Berdasarkan hasil model atau persamaan regresi linier berganda yang telah diperoleh, maka nilai konstanta serta koefisien dalam model tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

1. Nilai α ( konstanta) sebesar 95.282 dan memiliki nilai positif, artinya bahwa dua variabel bebas yaitu Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan

Kredit (X2) sama dengan Rp. 0 (Nol) atau konstan, maka besarnya jumlah

pemberian kredit (Y) adalah Rp. 95.282,-

2. Nilai Koefisien β1 sebesar 0,00456 mempunyai arti bila Laba Usaha (X1)


(50)

kredit (Y) yang disetujui sebesar Rp. 4,560.- dengan menganggap Nilai Jaminan Kredit adalah konstan.

3. Nilai Koefisien β2 sebesar -0.00384 mempunyai arti bila Nilai Jaminan

Kredit (X2) turun sebesar Rp. 1.000.000,- akan diikuti penurunan

keputusan pemberian kredit (Y) sebesar Rp. 3.840,- dengan menganggap laba Usaha adalah konstan.

4.3.2. Koefisien Korelasi ( R)

Koefisien korelasi linier berganda dalam penelitian ini memiliki kemampuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dimana dalam penelitian ini mengukur kuat atau lemahnya hubungan variabel Laba Usaha ( X1) dan Nilai Jaminan Kredit ( X2 ) dengan keputusan

pemberian kredit oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sidoarjo.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS 10 dapat dilihat koefisien korelasi linier yang dihasilkan antara variabel Laba Usaha ( X1) dengan

keputusan pemberian kredit (Y) adalah sebesar -0,665 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000, variabel nilai jaminan kredit (X2) dengan keputusan pemberian

kredit (Y) adalah sebesar -0,785 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000.

Dengan memperhatikan tingkat signifikasinya maka apabila tingkat signifikasi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini (sebesar 0,05 atau 5%) maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat terebut adalah nyata atau signifikan.


(51)

Correlations

1.000 -.665 -.785

-.665 1.000 .921

-.785 .921 1.000

. .000 .000

.000 . .000

.000 .000 .

34 34 34

34 34 34

34 34 34

REALISAS LABA JAMINAN REALISAS LABA JAMINAN REALISAS LABA JAMINAN Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N

REALISAS LABA JAMINAN

Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak nyata ( tidak signifikan ) antara variabel Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan

Kredit ( X2) dengan variabel terikat Keputusan Pemberian Kredit (Y), dimana

semakin tinggi Laba Usaha serta Nilai Jaminan Kredit bukan jaminan terhadap Keputusan Pemberian Kredit yang disalurkan sesuai dengan harapan.

Untuk memperjelas koefisien dari variabel bebas dengan variabel terikat yang telah diuraikan diatas dapat dideskripsikan seperti pada tabel 5 berikut.

Tabel 5 : Korelasi Linier Berganda

Sumber : lampiran 2

4.3.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan Kredit (X2) terhadap variabel terikat

Keputusan Pemberian Kredit (Y) yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Sidoarjo.

Pada analisis regresi berganda dengan dua variable bebas , koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai dari adjusted R square menunjukkan


(52)

Model Summaryb

.799a .639 .616 11.0130

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), JAMINAN, LABA

a.

Dependent Variable: REALISAS b.

nilai sebesar 0,616 atau 61.6%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6 : Koefisien Determinasi

Sumber: lampiran 2

Koefisien determinasi sebesar 0,616 memberikan arti bahwa Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit hanya memberikan pengaruh sebesar 61,6 % terhadap Keputusan Pemberian Kredit pada BRI Kantor Cabang Sidoarjo sedangkan sisanya 38,4% dipengaruhi oleh beberapa faktor atau variabel lain diluar penelitian ini.

4.4. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan pengolahan data dan analisis, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian ini dilakukan dengan cara pengujian kesesuaian variabel (Uji F) maupun pengujian secara parsial (Uji T).

4.4.1. Pengujian kesesuaian varabel ( Uji F)

Dalam penelitian ini pengujian secara simultan dengan Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan

Kredit (X2) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat yaitu


(53)

ANOVAb

6657.112 2 3328.556 27.444 .000a

3759.878 31 121.286

10416.990 33 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JAMINAN, LABA a.

Dependent Variable: REALISAS b.

level signifikasi yang digunakan sebesar 0,05 atau 5% dengan urutan sebagai berikut:

a. H0 : β1 = β2 = 0,

Artinya : Secara simultan Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan Kredit (X2)

tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemberian Kredit (Y) H1 : β1≠β2 ≠ 0,

Artinya: Secara simultan Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan Kredit (X2)

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemberian Kredit (Y) b. Menentukan nilai F tabel

Tingkat signifikan (α) = 5% Derajat bebas pembilang (db1) = k = 2

Derajat bebas pembagi (db2) = n – k - 1

= 34-2-1 = 31 Maka F tabel F( 0,05; 2; 31) = 3,3048 c. Mencari nilai F hitung

Nilai F hitung yang dihasilkan adalah 27,444 seperti pada tabel 7

Tabel 7 : Hasil Uji F


(54)

d. Kriteria F Hitung

 Jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel maka Ho

ditolak dan H1 diterima

 Jika nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F tabel maka Ho

diterima dan H1 ditolak

e. Hasil Pengujian

Dengan tingkat signifikasi 5% dapat disimpulkan bahwa secara simultan Laba Usaha (X1) dan Nilai Jaminan Kredit (X2) berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan Pemberian Kredit( Y) yang diberikan oleh BRI kantor Cabang Sidoarjo, ini dapat dilihat dari nilai F hitung 27,444 lebih besar dari nilai F tabel 3,3048 ( Ho ditolak dan H1 diterima)

4.4.2 Pengujian secara Parsial ( Uji t )

Untuk mengetahui variabel bebas mana antara variabel Laba Usaha (X1)

dengan Nilai Jaminan Kredit (X2) yang mempunyai pengaruh secara parsial

terhadap variabel terikat yaitu Keputusan Pemberian Kredit (Y) maka digunakan pengujian dengan uji t. Dengan perhitungan program SPSS 10 maka akan diperoleh nilai t hitung dan dalam pengujian hipotesis secara parsial ini tingkat signifikasi yang digunakan adalah 5 % dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a Ho : β1= 0

Artinya : secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Laba Usaha (X1) terhadap Keputusan Pemberian Kredit (Y)


(55)

H1 : β1≠ 0

Artinya : secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Laba Usaha (X1) terhadap Keputusan Pemberian Kredit (Y)

b Ho : β2= 0

Artinya : secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Nilai Jaminan Kredit (X2) terhadap Keputusan Pemberian Kredit

(Y) H1: β2≠ 0

Artinya : secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Nilai Jaminan Kredit (X2) terhadap Keputusan Pemberian Kredit (Y)

c Menentukan nilai t tabel

Tingkat signifikan (α) = 5% Derajat bebas pembagi (db) = n – k - 1 = 34-2-1 = 31 Maka t tabel t ( 0,05; 31) = 1,6955

d Mencari nilai t hitung

Nilai t hitung variabel Laba Usaha ( X1) sebesar 1,388, nilai t hitung

variabel Nilai Jaminan Kredit (X2) sebesar -4,107 menurut perhitungan


(56)

Coefficientsa

95.282 2.458 38.765 .000 90.269 100.295

563E-03 .003 .385 1.388 .175 -.002 .011 -.665 .242 .150 .151 6.622

.85E-03 .001 -1.140 -4.107 .000 -.006 -.002 -.785 -.594 -.443 .151 6.622

(Constan LABA JAMINAN Mode 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients Beta Standardi zed Coefficien ts

t Sig. ower BoundUpper Bound

% Confidence Interval fo

Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF

ollinearity Statistic

Dependent Variable: REALISAS a.

Tabel 8 : Hasil Uji t

Sumber : lampiran 2 e Kriteria hipotesis

H0 diterima jika –tabel ≤ t hitung ≤ tabel

H0 ditolak jika t hitung <-t tabel atau t hitung >t tabel

f Hasil

1. Dengan tingkat signifikasi 5% dapat disimpulkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Laba Usaha terhadap Keputusan Pemberian Kredit yang diberikan oleh BRI Kantor Cabang Sidoarjo, dimana hasil tersebut diketahui dari nilai t hitung Laba Usaha sebesar 1.388 dengan nilai signifikasi sebesar 0.175 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

2. Dengan tingkat signifikasi 5% dapat disimpulkan secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari Nilai Jaminan Kredit terhadap Keputusan Pemberian Kredit yang diberikan oleh BRI Kantor Cabang Sidoarjo, dimana hasil tersebut diketahui dari nilai t hitung Nilai Jaminan Kredit sebesar -4.107 dengan nilai signifikasi sebesar 0.000 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.


(57)

Coefficientsa

95.282 2.458 38.765 .000 90.269 100.295

4.563E-03 .003 .385 1.388 .175 -.002 .011 -.665 .242 .150 .151 6.622 -3.85E-03 .001 -1.140 -4.107 .000 -.006 -.002 -.785 -.594 -.443 .151 6.622 (Constant)

LABA JAMINAN Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardi zed Coefficien ts

t Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: REALISAS a.

4.5. Pengujian Asumsi Klasik 4.5.1. Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikoliner pada model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilakukan dengan menghitung nilai Varience Inflation Factor (VIF) dari tiap variabel bebas dalam model regresi.

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10, dimana untuk variabel Laba Usaha ( X1) adalah 6,622 dan variabel

Nilai Jaminan Kredit (X2) juga sebesar 6,622 artinya seluruh variabel bebas pada

penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinear. Lebih jelasnya mengenai nilai VIF tiap variabel dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 9 : Varience Inflation Factor ( VIF)

Sumber : lampiran 2

4.5.2.Heterokedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah hetero kedastisitas yang berarti varian variabel dalam model tidak sama (Konstan). Hal ini dapat diketahui dengan cara mengamati pola hipotesis residual metode grafik. Pada gambar ditunjukkan adanya pola yang menunjukkan mengikuti trend. Pola sistematis ini menunjukkan Var (ui2) tidak konstan untuk semua nilai X, atau variannya


(58)

Normal P-P Plot of Regression Stand Dependent Variable: REALISAS

Observed Cum Prob

1.00 .75 .50 .25 0.00

Ex

pec

ted Cum

Prob

1.00

.75

.50

.25

0.00

Gambar 4 : Pola Hipotesis Residual

Sumber: lampiran 2

4.5.3 Autokorelasi

Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data “ cross Section”, sehingga peluang munculnya gejala autokorelasi adalah kecil.

4.6. Pembahasan

Secara serentak Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Penyaluran Kredit oleh BRI Kantor Cabang Sidoarjo sebesar 61,6 % sedang sisanya sebesar 38,4 % lainnya dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Secara parsial Laba Usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemberian Kredit yang diberikan, Namun Nilai Jaminan Kredit berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemberian Kredit yang diberikan oleh BRI Kantor Cabang Sidoarjo.


(59)

Tidak berpengaruhnya Laba Usaha terhadap Keputusan Penyaluran Kredit Investasi dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya:

1. Laba Usaha tidak menjadi tolak ukur bagi kinerja perusahaan sehingga BRI Kantor Cabang Sidoarjo kemungkinan tidak mempertimbangkan variabel tersebut dalam pemberian kreditnya.

2. Ada kemungkinan bahwa Laba Usaha yang dimiliki oleh debitur bukan murni berasal dari suatu kegiatan usaha tersebut (Campuran dengan usaha lain).

Adapun pengaruh Nilai Jaminan Kredit terhadap Keputusan Penyaluran Kredit Investasi antara lain:

1. Jaminan adalah sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari usahanya yang normal.

2. Adanya penilaian yang dilakukan oleh pihak bank dalam menilai keadaan maupun kondisi barang sebagai nilai jaminan sudah memiliki nilai yang sepadan dengan jumlah pinjaman yang diharapkan oleh calon debitur.

Selain dua variabel tersebut ada beberapa hal yang menjadi perhatian bank dalam pemberian kreditnya kepada calon debitur antara lain :

1. Prinsip 6 C ( Character, Capacity, Capital, Collateral, & Condition of economics, Constrains ) belum dilaksanakan secara tepat.


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan :

1. Diketahui Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit memberikan kontribusi terhadap penyaluran kredit investasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero ) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo, namun masih ada hal lain yang turut mempengaruhi diluar penelitian ini antara lain, watak / integritas debitur, kemampuan modal dari debitur, kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati dengan pihak bank, faktor bisnis yang berada dilingkungan sekitar lokasi usaha maupun faktor psikologis suatu daerah terhadap usaha debitur.

2. Melalui perhitungan yang mendalam diketahui bahwa Laba Usaha tidak memberikan kontribusi terhadap keputusan pemberian kredit investasi, 3. Dalam hal ini Nilai Jaminan Kredit memberikan kontribusi yang nyata

dalam keputusan pemberian kredit investasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (persero ) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo.


(61)

5.2Saran

Berdasar kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero ) Tbk Kantor Cabang Sidoarjo untuk lebih memperhatikan Laba Usaha yang dilaporkan oleh calon debitur selain aspek – aspek perkreditan yang telah dijelaskan diatas, mengingat Laba Usaha dapat diintepretasikan sebagai tingkat perkembangan atau profitabilitas suatu usaha

2. Selalu melakukan perhitungan yang akurat dalam peneraan Nilai Jaminan Kredit sebagai alat pengaman yang diberikan calon debitur kepada bank apabila tidak dapat melunasi kewajibannya sehingga menghindarkan dari resiko tidak kembalinya dana dari bank.

3. Seyogyanya tetap selalu menjaga falsafah sebagai bank kerakyatan dengan tidak meninggalkan prinsip utama dalam perbankan sebagai lembaga keuangan yang mampu meningkatkan taraf serta kualitas hidup masyarakat dan disarankan untuk selalu meningkatkan pelayanan maupun sosialisasi tentang tata cara pengajuan perkreditan kepada masyarakat luas melalui pemanfaatan media maupun sarana informasi umum sehingga menjadi sebuah sarana pembelajaran, perkembangan ilmu ekonomi khususnya bidang perkreditan kepada masyarakat umum dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero ) Tbk Kantor Cabang Sidoarjo maupun sebagai bahan referensi yang sangat bermanfaat untuk penelitian dimasa datang.


(62)

(63)

Nasional ”Veteran ” Jawa Timur, Surabaya.

, 2008, www.bri.co.id.

, 2009, ” Ekonomi Bisnis ”, Harian Surya, 13 April, hal.16.

,2010, ” Tak Ada Perlindungan Pasar Ekonomi ”, www.surabaya

post.co.id, 4 Maret.

Bahsan, Muhammad, 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan

Indonesia, edisi 1, jilid 1, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Belkaoui, Ahmed, 1987, Teori Akuntansi, jilid 1, Herman Wibowo, Penerbit

Airlangga, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman, 2005, Manajemen Perbankan , edisi 2, Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Fatmawati , Nurlina, 2006, “Pengaruh Nilai Jaminan Kredit, Nilai Ajuan

Kredit, dan Penghasilan terhadap Keputusan Pemberian Kupedes

periode Januari 2005 – Juni 2005 pada PT.BRI (Persero) Unit Rungkut

Cabang Kaliasin Surabaya”, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur .

Haming , Murdifin, 2003, Studi Kelayakan Investasi, Proyek dan Bisnis, cetakan

1, seri manajemen keuangan no.9, PPM, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standart Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009,

jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

Indrietta, Nieke, 2008,” Kredit Investasi UKM Masih Rendah”, www.tempo

interaktif.com, 27 Oktober.

Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi, cetakan ke - 7

PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

, 2003, Dasar –Dasar Perbankan, edisi 1, cetakan ke - 2, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Muljono, TP, 1994, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, BPFE ,

Yogyakarta.


(64)

Saputra , Atun Tria Pebri, 2007, “ Keputusan pemberian kredit investasi di Bank

Rakyat Indonesia Cabang Bojonegoro ”, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur .

Sari, Wulan Puspita, 2004, “ Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan

Pemberian Kredit Investasi pada Bank Rakyat Indonesia Unit

Wonocolo”, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Sinurat, Rouli First Lediana, 2008, ”Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui

Bank”, www. analisadaily.com, 15 Maret.

Soemarso SR ,2002, Akuntansi: suatu pengantar, edisi 5, jilid 1, Salemba

Empat, Jakarta.

Suhardjono, 2003, Manajemen Perkreditan Usaha Kecil Menengah, UPP

AMPYKPN, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, edisi revisi, Surabaya.

Sumarsono,Sonny, 2004, Metode Riset Sumber Daya Manusia, edisi 1, Graha

Ilmu, Jakarta.

Sundari, 2008, “ Pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral, dan

Condition of Economic Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi

pada Bank Rakyta Indonesia Cabang Kaliasin Surabaya”, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur .

Suparmoko,M, 1999, Metode Penelitian Praktis untuk Ilmu – Ilmu Sosial,

Ekonomi dan Bisnis, BPFE,Yogyakarta.

Sutojo, Siswanto, 2000, Strategi Manajemen Bank Umum, PT Ikrar Mandiri

Abadi, Jakarta.

Tanjung, Satriadi, 2010, ”Kredit Investasi dan Modal Kerja Meningkat”,

Waspada Online, 10 Februari.

The World Bank, 2005, Iklim investasi yang lebih baik bagi setiap orang ,

Salemba Empat, Jakarta.


(65)

(1)

- 55 -

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan :

1. Diketahui Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit memberikan kontribusi terhadap penyaluran kredit investasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero ) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo, namun masih ada hal lain yang turut mempengaruhi diluar penelitian ini antara lain, watak / integritas debitur, kemampuan modal dari debitur, kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban yang telah disepakati dengan pihak bank, faktor bisnis yang berada dilingkungan sekitar lokasi usaha maupun faktor psikologis suatu daerah terhadap usaha debitur.

2. Melalui perhitungan yang mendalam diketahui bahwa Laba Usaha tidak memberikan kontribusi terhadap keputusan pemberian kredit investasi, 3. Dalam hal ini Nilai Jaminan Kredit memberikan kontribusi yang nyata

dalam keputusan pemberian kredit investasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (persero ) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo.


(2)

- 56 -

5.2Saran

Berdasar kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero ) Tbk Kantor Cabang Sidoarjo untuk lebih memperhatikan Laba Usaha yang dilaporkan oleh calon debitur selain aspek – aspek perkreditan yang telah dijelaskan diatas, mengingat Laba Usaha dapat diintepretasikan sebagai tingkat perkembangan atau profitabilitas suatu usaha

2. Selalu melakukan perhitungan yang akurat dalam peneraan Nilai Jaminan Kredit sebagai alat pengaman yang diberikan calon debitur kepada bank apabila tidak dapat melunasi kewajibannya sehingga menghindarkan dari resiko tidak kembalinya dana dari bank.

3. Seyogyanya tetap selalu menjaga falsafah sebagai bank kerakyatan dengan tidak meninggalkan prinsip utama dalam perbankan sebagai lembaga keuangan yang mampu meningkatkan taraf serta kualitas hidup masyarakat dan disarankan untuk selalu meningkatkan pelayanan maupun sosialisasi tentang tata cara pengajuan perkreditan kepada masyarakat luas melalui pemanfaatan media maupun sarana informasi umum sehingga menjadi sebuah sarana pembelajaran, perkembangan ilmu ekonomi khususnya bidang perkreditan kepada masyarakat umum dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero ) Tbk Kantor Cabang Sidoarjo maupun sebagai bahan referensi yang sangat bermanfaat untuk penelitian dimasa datang.


(3)

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Dan Skripsi Jurusan Akuntansi, edisi revisi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembanguna Nasional ”Veteran ” Jawa Timur, Surabaya.

, 2008, www.bri.co.id.

, 2009, ” Ekonomi Bisnis ”, Harian Surya, 13 April, hal.16.

,2010, ” Tak Ada Perlindungan Pasar Ekonomi ”, www.surabaya post.co.id, 4 Maret.

Bahsan, Muhammad, 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, edisi 1, jilid 1, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Belkaoui, Ahmed, 1987, Teori Akuntansi, jilid 1, Herman Wibowo, Penerbit Airlangga, Jakarta.

Dendawijaya, Lukman, 2005, Manajemen Perbankan , edisi 2, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Fatmawati , Nurlina, 2006, “Pengaruh Nilai Jaminan Kredit, Nilai Ajuan Kredit, dan Penghasilan terhadap Keputusan Pemberian Kupedes periode Januari 2005 – Juni 2005 pada PT.BRI (Persero) Unit Rungkut Cabang Kaliasin Surabaya”, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur .

Haming , Murdifin, 2003, Studi Kelayakan Investasi, Proyek dan Bisnis, cetakan 1, seri manajemen keuangan no.9, PPM, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standart Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009, jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

Indrietta, Nieke, 2008,” Kredit Investasi UKM Masih Rendah”, www.tempo interaktif.com, 27 Oktober.

Kasmir, 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi, cetakan ke - 7 PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

, 2003, Dasar –Dasar Perbankan, edisi 1, cetakan ke - 2, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Muljono, TP, 1994, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, BPFE , Yogyakarta.


(5)

Puspopranoto,Sawaldjo,1998, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan,LP3ES, Jakarta.

Riduwan, 2004, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, cetakan 1, CV Alfabeta, Bandung.

Saputra , Atun Tria Pebri, 2007, “ Keputusan pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia Cabang Bojonegoro ”, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur .

Sari, Wulan Puspita, 2004, “ Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit Investasi pada Bank Rakyat Indonesia Unit Wonocolo”, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Sinurat, Rouli First Lediana, 2008, ”Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui

Bank”, www. analisadaily.com, 15 Maret.

Soemarso SR ,2002, Akuntansi: suatu pengantar, edisi 5, jilid 1, Salemba Empat, Jakarta.

Suhardjono, 2003, Manajemen Perkreditan Usaha Kecil Menengah, UPP AMPYKPN, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, edisi revisi, Surabaya.

Sumarsono,Sonny, 2004, Metode Riset Sumber Daya Manusia, edisi 1, Graha Ilmu, Jakarta.

Sundari, 2008, “ Pengaruh Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi pada Bank Rakyta Indonesia Cabang Kaliasin Surabaya”, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur .

Suparmoko,M, 1999, Metode Penelitian Praktis untuk Ilmu – Ilmu Sosial, Ekonomi dan Bisnis, BPFE,Yogyakarta.

Sutojo, Siswanto, 2000, Strategi Manajemen Bank Umum, PT Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.

Tanjung, Satriadi, 2010, ”Kredit Investasi dan Modal Kerja Meningkat”, Waspada Online, 10 Februari.

The World Bank, 2005, Iklim investasi yang lebih baik bagi setiap orang , Salemba Empat, Jakarta.


(6)