Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar IPS siswa kelas V di Min Bitung Jaya

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V DI MIN BITUNG JAYA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

Muhamad Arif Rahman Hakim (NIM: 1110018300069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas 5 MIN Bitung Jaya”, Skripsi, Program Studi pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas 5 . Penelitian ini dilakukan di MIN Bitung Jaya tahun ajaran 2013-2014 semester 1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasi. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas V di MIN Bitung Jaya sebanyak 33 orang. Instrument penelitian yang digunakan yakni teknik angket dengan menggunakan skala sikap likert. Instrument angket terbagi menjadi 2, yakni angket variabel X (faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi) berjumlah 15 item pertanyaan, dan angket variabel Y (prestasi belajar IPS) sebanyak 6 item. Data menggunakan teknik analisis prosentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas 5 dengan faktor eksternal aspek lingkungan keluarga yang merupakan prosentase terbanyak dengan 99,9 %.

Kata Kunci : Faktor Internal, Faktor Eksternal, Faktor Jenis Belajar dan Prestasi Belajar IPS Siswa


(6)

ii ABSTRACT

Mohammad Arif Rahman Hakim, "Analysis of Factors Affecting against Social Studies Student Achievement Class 5 MIN Bitung Jaya", Thesis, Department of Islamic Elementary Teacher Education and Teaching Science faculty Tarbiyah State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

This study aims to determine the effect of the factors that affect achievement of the learning achievement Social Studies 5th graders. This research was conducted in Bitung Jaya MIN semester of school year 2013-2014 1. The method used in this research is quantitative method of correlation. Samples are fifth grade students in Bitung Jaya MIN many as 33 people. Instrument research used the questionnaire technique using a Likert scale attitude. Instrument questionnaire is divided into two, namely the questionnaire variable X (the factors that affect achievement) totaled 15 items of questions, and questionnaires variable Y (achievement social studies) of 6 items. Data using analytical techniques percentage. The results showed that all of the factors that affect achievement has effects on student achievement in grade 5 with external factors aspects of the family environment which is the highest percentage with 99.9%.

Keyword: Internal Factor, External Factors, Factors Type IPS Learning and Student Achievement


(7)

iii Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penulis curahkan kepada Allah SWT yang mempunyai ilmu yang luas dan tiada batas, juga Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya dan kita yang mengikuti ajarannya semoga mendapat Syafaat darinya di Yaumil Akhir nanti. Alhamdulillah Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V di MIN Bitung jaya”.

Penyusunan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh strata satu pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak luput dari do`a, kesabaran, kesungguhan hati, kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak, baik saran, bimbingan maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat saya ucapkan selain mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan ini, Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan M.A., selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.


(8)

iv

motivasi dengan penuh kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Moch. Noviadi Nugroho M.Pd, sekretaris Laboratorium Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Terimakasih atas saran, bimbingan dan ilmu dalam membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang

telah mendidik dan membimbing dengan sabar dan ikhlas, semoga ilmu yang diberikan kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat di masyarakat nanti.

6. Isa Ansori, S.Pd.I., selaku Kepala MIN Bitung Jaya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MIN Bitung Jaya Cikupa Tangerang.

7. Asep Mubarok, ZS, S.Pd., Nurajah, S.Pd.I., Alif Santana, S.Pd. selaku wali kelas 5A, 5B, dan 5C yang telah senantiasa membantu penulis dalam mengetahui permasalahan yang akan diteliti dalam skripsi ini.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, ayahanda tercinta Bapak Muhamad Rais dan Ibunda tersayang Nurpiah, dan kakak tercinta M. Kurtubi S.Pd., Iis Royanah S.Pd, dan Irmayati S.Pd.I, terimakasih atas kasih sayangnya, yang tak henti-hentinya mendoa`kan, membimbing, menasihati dan memotivasi serta memberika dorongan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman PGMI 9B wajito, Eko Fardiansyah, Muhammad Izzet, Masyhuri Baidhowi yang telah memberikan inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

10.Teman-teman Seniora dan Keluarga Besar BEM PGMI UIN JKT, ka dini Irfan, Angga, Imam, Agi, ka Harry, Herey, maulana, arif, akbar, adoy, marfit


(9)

v

11.Temen-temen komunitas pecinta alam, ka heri, ujang, ferdo, andi, efzan, jenal, kang fauzi yang telah memberikan pencerahan disaat penulis sedang berada dalam titik jenuh.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi guru dan lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.

Billaahitaufiq Wal Hidayah

Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Jakarta, 01 April 2015

Penulis


(10)

vi

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ... 8

1. Hakikat Pembelajaran IPS ... 8

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 9

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS... 10

4. Hakikat Belajar ... 10

5. Pengertian Prestasi Belajar ... 12

6. Karakteristik Orang yang Berprestasi ... 13

7. Indikator Prestasi Belajar ... 13


(11)

vii

D. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Metode Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Uji Prasyarat Hipotesis ... 31

1. Uji Validitas ... 31

2. Uji Reliabilitas... 32

3. Analisis Prosentase ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 34

1. Uji Statistik Prosentase ... 33

2. Uji Hipotesis... 34

G. Hipotesis Statistik ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

1. Deskripsi Data ... 35

2. Pengujian Persyaratan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 35

B. Pembahasan ... 77

C. Keterbatasan Penelitian ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 83


(12)

viii


(13)

viii

Tabel 2.1 Taraf Berpikir ... 25

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 29

Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket ... 33

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 40

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 41

Tabel 4.3 Tabel Reliabilitas Variabel X ... 42

Tabel 4.4 Tabel Item Total Statistic Variabel X ... 42

Tabel 4.5 Tabel Reliabilitas Variabel Y ... 43

Tabel 4.6 Tabel Item Total Statistic Variabel Y ... 44

Tabel 4.7 Tabel Statistic ... .. 45

Tabel 4.8 Tabel Statistic ... 46

Tabel 4.9 Tabel Statistic ... 47

Tabel 4.10 Tabel Statistic ... 48

Tabel 4.11 Tabel Frekuensi Faktor Kecerdasan ... 49

Tabel 4.12 Tabel Frekuensi Faktor Perhatian ... 49

Tabel 4.13 Tabel Frekuensi Faktor Minat ... 50

Tabel 4.14 Tabel Frekuensi Faktor Bakat ... 50

Tabel 4.15 Tabel Frekuensi Faktor Motivasi ... 51

Tabel 4.16 Tabel Frekuensi Faktor Kematangan... 51

Tabel 4.17 Tabel Frekuensi Faktor Lingkungan Masyarakat ... 52

Tabel 4.18 Tabel Frekuensi Faktor Waktu Belajar ... 52

Tabel 4.19 Tabel Frekuensi Faktor Jenis Belajar Arti Kata-kata ... 53

Tabel 4.20 Tabel Frekuensi Faktor Belajar Kognitif ... 53

Tabel 4.21 Tabel Frekuensi Faktor Belajar Menghafal ... 54

Tabel 4.22 Tabel Frekuensi Faktor Belajar Teoritis ... 54


(14)

ix

Tabel 4.26 Tabel Frekuensi Faktor Belajar Keterampilan Motorik ... 56

Tabel 4.27 Tabel Frekuensi Faktor Belajar Estetis ... 57

Tabel 4.28 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y ... 57

Tabel 4.29 Tabel Frekuensi Aspek Memiliki Tanggung Jawab Pribadi ... 58

Tabel 4.30 Tabel Frekuensi Aspek Berusaha Bekerja Kretaif ... 59

Tabel 4.31 Tabel Frekuensi Aspek Melakukan Kegiatan dengan Sebaik-baiknya ... 59

Tabel 4.32 Tabel Frekuensi Aspek Berusaha Mencapai Cita-cita... 60

Tabel 4.33 Tabel Frekuensi Aspek Mengadakan Antisipasi ... 61

Tabel 4.34 Tabel Frekuensi Aspek Memiliki Tugas yang Moderat ... 61

Tabel 4.35 Tabel Prosentase Angket Variabel X ... 62

Tabel 4.36 Tabel Prosentase Angket Variabel Y ... 73


(15)

ix Lampiran 1 Kisi-kisi Angket

Lampiran 2 Angket Variabel X Lampiran 3 Angket Variabel Y Lampiran 4 Kisi-kisi Observasi Lampiran 5 Lembar Observasi Lampiran 6 Pedoman Wawancara

Lampiran 7 Daftar Sampel Siswa Kelas 5

Lampiran 8 Distribusi Frekuensi Variabel X dan Variabel Y

Lampiran 9 Penghitungan Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y Lampiran 10 Prosentase Angket Variabel X

Lampiran 11 Prosentase Angket Variabel Y Lampiran 12 r tabel

Lampiran 13 t table

Lampiran 14 tabel kurva normal

Lampiran 15 Dokumen Raport Siswa Semester 1

Lampiran 16 Hasil Output Perhitungan Reliabilitas SPSS versi 17 Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup


(16)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dunia saat ini dipengaruhi dengan berbagai kemajuan, khususnya bidang teknologi.Manusia semakin mudah dalam mengakses informasi kapanpun dan dimanapun. Perkembangan di era globalisasi ini pun membuat manusia mudah mendapatkan dan menerima informasi sehingga cenderung memiliki gaya hidup praktis. Demikian juga dengan kondisi pendidikan di dunia ini khususnya pendidikan di Indonesia yang semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi di dunia.

Beberapa masalah pun muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Guru merupakan komponen penting, sebab keberhasilan proses pendidikan sangat bergantung pada guru sebagai ujung tombak. Sehingga salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu pembelajaran menggunakan media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai. Selain itu, proses pembelajaran masih didominasi oleh pengetahuan yang sifatnya masih teoritis, belum mengarah kepada pembinaan dan penanaman akhlakul karimah.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1, pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1 Namun, Pengaruh dari berkembang pesatnya teknologi pun membawa beberapa dampak negatif terhadap prestasi belajar siswa, diantaranya siswa jadi malas membaca buku dan beberapa di antara mereka setelah pulang sekolah bermain game online sehingga membuat mereka lupa sebagai kebutuhan seorang yakni belajar. Oleh karena itu, pemerintah hendaknya memiliki program pendidikan yang menjadikan peserta didik berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya sehingga kelak menjadi manusia yang cerdas, bertanggung

1


(17)

jawab serta berkarakter.Hal ini telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam Dictionary of Psychology seperti yang telah dikutip Syah, pendidikan

diartikan sebagai “tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan

madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

mengetahui pengetahuan, sikap, dan sebagainya”.2 Selain itu, “pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada kanak-kanak atau orang yang sedang di didik”.3

Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal ketiga menjelaskan,

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”4

Pendidikan merupakan cerminan dari maju atau tidaknya sebuah Negara. Apabila kualitas pendidikan di suatu Negara baik, maka masyarakatnya pun akan maju sehingga perekonomian dan kesejahteraan hidup akan baik. Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik yang berlangsung terus menerus sampai anak didik tersebut mencapai pribadi dewasa susila. Bila anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila maka ia sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya dan masyarakatnya.

Dalam hal ini pendidikan juga dapat diasumsikan sebagai proses dalam diri anak, yaitu proses pemberian bantuan, pengetahuan, kesempatan, dan bimbingan terhadap perkembangan jasmani maupun rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

2

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,.(Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2002) , h. 11

3

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan., (Jakarta: PT Al Husna Zikra, 1995), h. 32., Cet. 3

4


(18)

Proses pertumbuhan dan perkembangan serta potensi yang ada dalam diri masing-masing individu berbeda-beda. Hal ini merupakan fitrah manusia yang diberikan Allah SWT sejak lahir.

Pendidikan yang baik ialah pendidikan yang mencerdaskan peserta didik sesuai dengan potensi dan bakatnya serta menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga mereka diharap dapat menjadi manusia yang bermartabat, dan berguna bagi bangsa dan Negara.Dalam hal ini, perlu diperhatikan lingkungan belajar yang baik sehingga prestasi belajar peserta didik pun menjadi baik.

Lingkungan pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor utama yang memberikan pengalaman-pengalaman yang sangat berharga bagi perkembangan diri anak.Sebelum anak memperoleh pendidikan di luar lingkungan rumah, terlebih dahulu dibekali pendidikan oleh orang tuanya, dibimbing, dan diarahkan berdasarkan cinta dan kasih orang tua kepada anaknya.

Anak sebelum dididik melalui bangku sekolah dan masyarakat, terlebih dahulu dididik di dalam lingkungan keluarga. Segala apa yang mereka ketahui tentang dunia di luar rumah, pada mulanya mereka ketahui di lingkungan keluarga. Anak pada perkembangannya akan melihat, merekam, dan meniru tingkah laku orang tuannya, baik dalam aspek sosial maupun aspek moral orang tua.Bagi anak-anak terdapat dua kata kunci untuk mengembangkan potensi mereka, yaitu gizi dan stimulus.5Oleh karena itu, orang tua mempunyai tanggung jawab yang amat besar terhadap penyimpangan moral anaknya.

Dalam hal ini, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor internal dan eksternal siswa.Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu itu. Adapun yang termasuk ke dalam faktor internal antara lain, faktor jasmaniah siswa, minat, perhatian dan motivasi, tingkat kecerdasan, faktor kelelahan, dan lain-lainnya. Sedangkan, faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu itu sendiri. Faktor tersebut antara lain faktor dari lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu.

Faktor internal dalam diri seorang anak turut mempengaruhi prestasi di sekolahnya, contohnya prestasi belajar IPS siswa di MIN Bitung Jaya, yaitu rendahnya

5


(19)

prestasi belajar disebabkan kurangnya motivasi, perhatian, dan komunikasi antara guru dan siswa kurang baik.Selain itu, faktor kelelahan pun menjadi andil dalam menunjang prestasi belajar seorang anak.Tentu hal ini menjadi pekerjaan orang tua dalam membimbing anaknya di rumah sehingga senantiasa kesehatan jasmani dan rohani siswa dapat terjaga dengan baik.

Kemudian, faktor yang tak kalah penting ialah faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.Faktor eksternal ini erat kaitannya dengan faktor lingkungan, di antaranya faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan faktor waktu. Lingkungan keluarga yang baik akan secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tentu keluarga yang dimaksud baik yakni, lingkungan keluarga yang mendidik, membimbing anak menjadi anak yang cerdas dan bermartabat.

Faktor selanjutnya, yaitu faktor lingkungan sekolah merupakan faktor yang utama setelah lingkungan keluarga. Secara langsung, siswa dididik, dibimbing, dan diajarkan oleh guru melalui pembelajaran di kelas mengenai informasi-informasi yang baru yang nantinya kelak akan menjadi siswa yang cerdas secara intelektual, emosional, maupun spiritual sehingga mereka diharapkan dapat memajukan bangsa Indonesia ini. Anak yang prestasi belajarnya dikatakan baik karena adanya keseimbangan yang baik dalam diri anak maupun lingkungan sekitarnya, terutama dari cara anak bersosialisasi dengan keluarga, dan teman-temannya. Keseimbangan yang baik dalam diri anak membutuhkan perhatian yang serius dari orang tua dan guru di sekolahnya.

Anak yang berprestasi di sekolah belum tentu cara bersosialisasi dengan lingkungannya baik pula, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian dari orang tua maupun guru baik itu menyangkut prestasi belajar di sekolah maupun sosialisasi anak dengan lingkungannya. Selain faktor lingkungan keluarga, Selain itu, faktor anak dalam membagi waktu belajar dan faktor lingkungan masyarakat turut serta dalam mempengaruhi prestasi belajar.

Secara umum, faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar saling terkait satu sama lain sehingga keduanya tidat terpisahkan. Tugas guru dalam pembelajaran di sekolah ialah bagaimana membimbing dan mengarahkan kemampuan peserta didik berdasarkan bakat dan minatnya yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga mereka diharapkan dapat menjadi manusia


(20)

yang cerdas, beriman dan bertaqwa serta berguna bagi bangsa dan Negara.Oleh karena itu, penulis mencoba menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS di MIN Bitung Jaya.Pelajaran IPS ini menarik untuk dikaji oleh penulis.

Fakta di MIN Bitung Jaya disebutkan bahwa ada beberapa faktor di antaranya siswa kurang antusias dalam mengikuti proses Pembelajaran IPS di kelas. Selain itu, bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS belum lengkap. Alat peraga yang tersedia di sekolah ini juga belum cukup lengkap.Kemudian, proses pembelajaran IPS di kelas anatara guru dengan siswa masih didominasi oleh metode ceramah, hal ini tentu mengurangi minat siswa dalam mengikuti pembelajaran serta rendahnya hasil belajar kognitif IPS siswa. Beberapa faktor yang telah disebutkan tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS di MIN Bitung Jaya sehingga prestasi belajar siswa dalam konteks kognitif, afektif, dan psikomotorik di sana cukup rendah.

Selain itu, penulis mencoba memberikan suatu pesan yang baik kepada guru-guru di SD/MI bahwa sebetulnya pembelajaran IPS itu menarik dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sebagaimana yang tertulis dalam UUD RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No. 19 Pasal 19 ayat 1.

Berdasarkan asumsi di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

: “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Kelas 5 Mata

Pelajaran IPS di MIN Bitung Jaya”. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya minat siswa kelas 5 dalam mengikuti proses pembelajaran IPS 2. Lemahnya kemampuan menalar siswa dalam pembelajaran IPS

3. Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS sudah tersedia namun belum lengkap

4. Proses pembelajaran IPS di kelas masih menggunakan pendekatan Teacher Centered


(21)

5. Proses pembelajaran IPS di kelas masih didominasi oleh metode ceramah 6. Minimnya media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS 7. Alat peraga di MIN Bitung Jaya belum tersedia dengan lengkap

8. Rendahnya hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran IPS

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu masalah prestasi belajar IPS di MIN Bitung Jaya dilihat dari rendahnya hasil belajar kognitif siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka penulis dapat merumuskan masalah

yakni, “apakah terdapat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar IPS di MIN Bitung

Jaya?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar IPS siswa di MIN Bitung Jaya.

F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa b. Untuk membuktikan teori tentang faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi guru, untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengetahui kemampuan belajar IPS siswa

b. Bagi sekolah, dapat mengarahkan dan membimbing siswanya sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia sesuai dengan tuntutan kurikulum.


(22)

c. Bagi peneliti, dapat digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa serta menambah wawasan dalam memilih metode dalam pembelajaran.


(23)

8

A. Deskripsi Teoritik

1. Hakikat Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu.

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memamfaatkan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Martorella dalam buku Pembelajaran IPS SD/MI, menjelaskan

bahwa pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran Pendidikan IPS siswa-siswi


(24)

diharapkan memperoleh pemahaman sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih, sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.1

Sedangkan menurut Sapriya dkk, dalam buku Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS mengatakan bahwa IPS adalah pembelajaran ilmu social (Social

Sciences) yang disederhanakan untuk pembelajaran pada tingkat persekolahan.2

Adapun menurut Sapriya, dkk dalam buku “Pengembangan Pendidikan IPS

SD” menjelaskan IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan isinya mencakup ilmu sejarah, ekonomi, sosiologi, geografi dan filsafat yang prakteknya untuk tujuan pembelajaran di sekolah mulai dari pendidikan rendah smpai perguruan tinggi.3

2. Tujuan Pembelajaran IPS MI

Tujuan Pembelajaran IPS MI adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa-siswi untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan dan lingkungannya dalam bidang pembelajaran IPS MI. Tujuan yang lebih spesifik antara lain sebagai berikut.4

a. Mengembangkan konsep-konsep dasar Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah, dan Kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan.

d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Selain itu, menurut N. Daldjoeni yang dikutip dalam buku Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar menyatakn bahwa pada dasarnya Pembelajaran IPS di tingkat persekolahan memiliki 5 tujuan, yaitu sebagai berikut.5

a. IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang social sciences jika ia nantinya masuk ke perguruan tinggi.

b. IPS bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik, dimana mata pelajaran yang disajikan guru harus ditempatkan dalam konteks budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. IPS diramu berupa “civics” di masa lampau sebagai contohnya.

1LAPIS PGMI, “Pembelajaran IPS MI”

., (Surabaya: APRINTA, 2009), h.2

2

Sapriya dkk., Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), cet. 1, h.3

3

Sapriya dkk., Pengembangan Pendidikan IPS DI SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), cet.1, h.3

4

Ibid., h.11

5


(25)

c. IPS yang hakekatnya merupakan kompromi antara 1 dan 2 di atas, sehingga IPS

didefinisikan sebagai “suatu penyederhanaan dan penyaringan terhadap ilmu -ilmu sosial yang penyajiannya di sekolah disesuaikan dengan kemampuan guru dan daya tangkap siswa.

d. IPS mempelajari “closed areas”, yaitu masalah-masalah yang pantang untuk dibicarakan di muka umum.

e. Tujuan IPS memiliki dua sasaran, yakni

1) Pembinaan warga Negara Indonesia atas dasar moral Pancasila dan UUD 1945, nilai-nilai dan sikap hidup yang diakndung oleh Pancasila dan UUD 1945 secara sadar dan intensif ditanamkan kepada siswa sehingga terpupuk kemampuan dan tekad untuk hidup secara bertanggung jawab demi keselamatan diri, bangsa, Negara dan tanah air.

2) Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan untuk dapat memahami dan selanjutnya mampu memecahkan masalah-masalah social perlu ada pandangan terbuka dan rasional.

3. Ruang Lingkup IPS

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada setiap mata pelajaran di tingkat SD/MI. Mata pelajaran ini tentunya memiliki beberapa aspek kajian dan ruang lingkup berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.6

a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c. Sistem Sosial dan Budaya

d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

4. Hakikat Belajar

Menurut James LM yang dikutip dalam buku Perencanaan Pembelajaran menyatakan bahwa “belajar merupakan upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri dan memperoleh sendiri”.7 Pada dasarnya apa yang dikemukakan oleh James mengandung pemahaman bahwa belajar itu Proses yang terjadi atas usaha yang dilakukan seseorang dengan cara menjelajahi, menelusuri hingga memperoleh hasil sendiri.

Menurut Piaget yang dikutip dalam buku Belajar dan Pembelajaran,

menyatakan, “belajar adalah adaptasi yang holistic dan bermakna yang datang dari

dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami perubahan yang relative

6

Nana Supriyatna, dkk.,PENDIDIKAN IPS DI SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. 1.

7

Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam, 2009), Cet. 1.


(26)

permanen”.8

Pengertian belajar menurut piaget, sederhananya bahwa belajar itu merupakan proses penyesuaian diri manusia secara menyeluruh dan bermakna yang ada ketika seseorang itu menghadapi situasi yang baru sehingga ia mengalami perubahan yang relative permanen.

Menurut Skinner yang dikutip dalam buku Ilmu Pendidikan Islam, menyatakan,

“ belajar adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya turun”.9

Sedangkan, menurut Nana Syaodih, “belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik

kemampuan intelektual, social, afektif, maupun psikomotor”.10

Dengan kata lain, belajar itu mengembangkan kemampuan siswa yang harus mencakup tiga aspek kompetensi siswa yakni kemampuan intelektual, social, afektif dan psikomotorik.

Muhibbin Syah menyatakan “bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis

pendidikan”.11

Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan iu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Ali Imron berpendapat bahwa:

“belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa berupa dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan menjadi mengerjakan sesuatu, dari memberikan respon yang salah atas stimulus-stimulus kea rah memberikan respon yang benar”.12

Umar Tirtarahardja menjelaskan “belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di

bawah bimbingan belajar”.13

Thursan Hakim mengungkapkan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan

di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kualitas tingkah laku seperti peningkatan-peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain.14

8

Conny R. Semiawan, “Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar”, (Jakarta: PT Indeks, 2008), Cet. 3, h. 11.

9

Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, (Jakarta : Kalam Mulia, 2008), Cet. 7, h. 236.

10

Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet. 3, h. 35

11

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, h. 87.

12

Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet.1, h. 16.

13

Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 1, h. 51.

14


(27)

Dengan kata lain, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan kepribadian manusia dan perubahan tersebut diwujudkan dalam bentuk adanya perubahan tingkah laku seseorang baik itu perubahan secara kualitas maupun kuantitas.

Adapun, menurut Morgan yang dikutip dalam buku Psikologi Pendidikan,

“belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.15

Artinya, belajar itu dapat dimaknai sebagai perubahan tingkah laku manusia yang terjadi akibat dari adanya proses latihan atau pengalaman. Manusia setidaknya dapat merubah tingkah lakunya lewat latihan atau pengalaman.

“Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, dalam belajar yang

terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Ketika seorang anak mendapatkan hasil tes yang bagus tidak bisa dikatakan sebagai belajar apabila hasil tesnya itu didapatkan dengan cara yang tidak

benar.”16

Dari beberapa pendapat ahli tentang konsep belajar, dapat dipahami bahwa belajar itu merupakan suatu proses mental seorang individu melewati fase adaptasi sehingga manusia dapat merubah tingkah lakunnya sebagai akibat dari adanya proses latihan dan pengalaman yang ia alami sendiri.

5. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar sering digunakan dalam dunia pendidikan untuk mengetahui kondisi belajar siswa yang telah melampaui proses pembelajaran di sekolah dalam waktu tertentu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prestasi memiliki arti perolehan atau sesuatu yang diperoleh dari usaha, bekerja dan sebagainya.17Prestasi juga dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya.18

15

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 10, h. 84.

16

Pupuh Fathurrohman, dan M. Sobry Sutikno., Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), Cet. 3, h. 6.

17

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. 1. h. 700.

18

Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia., (Surabaya : Amelia, 2005)., h. 262.


(28)

Menurut M. Sastropraja, “prestasi merupakan hasil yang pernah dicapai, baik yang dilakukan atau dikerjakan”.19

Sedangkan, menurut Utami Munandar, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.20

Menurut Nasrun Harahap berpendapat bahwa prestasi adalah penilaianpendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.21

Berdasarkan beberapa definisi di atas tentang prestasi, dapat diartikan bahwa prestasi erat kaitannya dengan pencapaian siswa yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mewujudkan bakatnya.Selain itu, prestasi juga merupakan pemerolehan sesuatu yang dilakukan oleh manusia yang ditunjang oleh bakat dan kemampuan yang ada dalam diri manusia itu sendiri.

6. Karakteristik Orang yang Berprestasi

Mc Clelland (dalam Marwisni Hasan, 2006), menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.22

a. Mempunyai tanggung jawab pribadi

b. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan c. Berusaha bekerja kreatif

d. Berusaha mencapai cita-cita e. Memiliki tugas yang moderat f. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya g. Mengadakan antisipasi

7. Indikator Prestasi Belajar

Dalam proses pembelajaran di kelas, prestasi belajar juga memiliki indikator- indikator tertentu. Indikator prestasi belajar dapat dijadikan alat dan bahan guru dalam mengukur keberhasilan proses pembelajaran di kelas.

Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Muhibbin Syah menyatakan Indikator keberhasilan prestasi belajar meliputi keberhasilan yang mencakup 3 ranah, yaitu ranah cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik).

19

M. Sastropraja, Kamus Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1989), h. 162.

20

Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1992), h. 18.

21

http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-prestasi-menurut-para-ahli/,diakses pada tanggal 7 September 2014, pukul 23.00 WIB.

22

http://konselingindonesia.com/index.php?option=com_alphacontent&section=4&cat=16&task =view&id=71&Itemid=144, diakses pada tanggal 7 September 2014, pukul 23.00 WIB.


(29)

Dengan kata lain, indikator keberhasilan prestasi belajar idealnya tidak hanya dilihat dari aspek kognitif saja, melainkan melibatkan ranah tingkah laku siswa yang menggambarkan perubahan tingkah laku belajarnya, meskipun itu sulit dilakukan. Namun, dalam hal ini, yang dilakukan guru adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.23

Kaitannya dengan 3 ranah kompetensi tersebut, Benjamin Bloom, sebagaimana dikemukakan oleh Wiles dan Bondi dikutip dalam buku “Paradigma Pendidikan

Demokratis”, menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terbagi menjadiyaitu sebagai

berikut.24

1) Kompetensi Kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan. Belajar harus dilakukan untuk memperoleh pengetahuan. Adapun kompetensi ini mencakup dalam 6 level, yaitu sebagai berikut.

a) Tingkat Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan yang dimaksud diartikan kemampuan seorang siswa dalam menghafal atau mengingat kembali pengetahuan yang pernah diterimanya. b) Tingkat Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman yang dimaksud yaitu kemampuan seseorang dalam mengartikan , menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan seseuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. c) Tingkat Penerapan (Application)

Penerapan di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

d) Tingkat Analisis (Analysis)

Analisis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menggunakan pengetahuan untuk menguraikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

23

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, h. 149.

24

Dede Rosyada, “Paradigma Pendidikan Demokratis”, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 69-72.


(30)

e) Tingkat Sintesis (Synthesis)

Sintesis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada sehingga tebentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

f) Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yang dimaksud yaitu kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.

Enam proses kompetensi kognitif tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah. Artinya, semakin siswa memiliki pengetahuan yang tinggi, maka diharapkan prestasinya dapat meningkat secara optimal sesuai dengan potensi dan bakatnya.

2) Kompetensi Afektif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan aspek kemampuan dan kecakapan perilaku siswa. Adapun kompetensi afektif ini terbagi ke dalam lima level, yaitu sebagai berikut

a) Tingkat Penerimaan (Receiving)

Penerimaan di sini merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, berteman dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

b) Tingkat Menanggapi atau memberikan tanggapan (Responding) Tingkat menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti mentaati peraturan , menyelesaikan tugas terstruktur, dan lain-lain.

c) Tingkat Penghargaan (Valuing)

Tingkat penghargaan di sini diartikan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu.

d) Tingkat Organisasi (Organization)

Tingkat organisasi di sini diartikan penerapan karya berkaitan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi .


(31)

Tingkat penghayatan ini merupakan tingkatan afeksi yang tertinggi.Pada tahap ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Kaitannya dengan prestasi belajar, yaitu semakin baik kompetensi afektif siswa, maka diharapkan prestasi belajarnya pun dapat meningkat secara optimal sesuai dengan minat dan bakatnya.

3) Kompetensi Psikomotorik, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam hal pengaplikasian teori dalam kehidupan nyata. Kompetensi ini terbagi dalam 7 level, yaitu sebagai berikut.

a) Tingkat Persepsi

Tingkat persepsi berkaitan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan, seperti menegnal suara mesin rusak dari suaranya.

b) Tingkat Kesiapan

Kesiapan berkenaan dengan melakukan sesuatu kegiatan (set). Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), atau

emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.

c) Tingkat Mekanisme

Mekanisme berkaitan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukan kepada suatu kemahiran. Seperti menulis halus, menari, dan lain-lain. d) Tingkat Respon Terbimbing

Tahapan respon terbimbing, yaitu kemampuan seseorang dalam meniru gerakanyang terbimbing oleh seseorang guru, seperti meniru atau

mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukan oleh orang lain.

e) Tingkat Kemahiran

Kemahiran adalah penampilan gerakana motorik dengan keterampilan penuh. Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun menggunakan sedikit tenaga. Seperti keterampilan

mengendarai kendaraan bermotor. f) Tingkat Adaptasi


(32)

Adaptasi berkaiatan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi

tertentu.Seperti orang yang bermain tenis, pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.

g) Tingkat Originasi

Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh orang yang sudah mempunyai keterampilan tinggi seperti menciptakan lagu, menciptakan mode pakaian, dan lain-lain..

Kaitannya dengan prestasi, semakin baik kemampuan psikomotorik siswa, maka prestasi belajarnya pun diharapkan meningkat secara optimal sesuai dengan potensi, minat, dan bakatnya.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Setiap siswa memiliki krakteristik yang unik, sehingga tingkat prestasi belajarnya pun berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar seseorang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi 3 faktor, yakni faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal merupakan faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Dan faktor pendekatan belajar yaitu bagaimana cara siswa belajar.

a. Faktor Internal

Adapun yang tergolong faktor internal yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1) Faktor jasmaniah a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Apabila kondisi kesehatan sedang sakit, maka proses belajar serta prestasinya pun akan terganggu. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat memengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.


(33)

b) Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat tubuh, akan terganggu poses belajarnya. Apabila ada siswa itu memiliki cacat tubuh, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan ia memiliki alat bantu agar dapat mengurangi dan meminimalisasi dampak pengaruh kecacatannya.

2) Faktor Psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.Faktor-faktor tersebut yakni, intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

a) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.

Sedangkan Rebber yang dikutip oleh Muhibbin Syah, intelegensi diartikan sebagai kemampuan psikologis untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan

“menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas manusia.

Tabrani Rusyan menyatakan bahwa peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan diharapkan untuk berprestasi tinggi.Jadi, untuk mencapai kesuksesan dalam belajar ini kecerdasan memegang peranan penting. Dengan taraf kecerdasan tinggi, seseorang akan sukses prestasi belajarnya di sekolah.25

b) Perhatian

Menurut Abu Ahmadi menjelaskan bahwa “perhatian adalah keaktifan jiwa

yang diarahkan pada sesuatu objek, baik di dalam maupun di luar dirinya”.26

Dengan kata lain, bahwa asumsi perhatian itu erat kaitan dengan keaktifan jiwa seseorang yang diarahkan pada suatu objek.

c) Minat

25

Tabrani Rusyan, Pendidikan Islam dan Keluarga, (Jakarta: Gema Insani Press, 1989), h. 32.

26


(34)

Secara sederhana, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu.Selain itu, “minat juga dapat diartikan sebagai

kecenderungan yang menettap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

aktifitas”.27

Dengan kata lain, minat itu kenginan besar yang ada dalam hati seseorang untuk memperoleh sesuatu.

d) Bakat

Bakat menurut Hilgard adalah “the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Selain itu, bakat juga dapat diartikan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.28Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti memiliki potensi untuk mencapai prestasi sampai kepada tingkatan tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.Bakat sangat berhubungan erat dengan intelegensi seseorang.

e) Motif

Dalam belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengaan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau menunjang belajar. Tinggi maupun rendahnya motivasi belajar siswa mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pengajaran. Dengan kata lain, anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar seseorang akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan.Kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan

27

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 166., Cet. 3

28


(35)

siswa dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan, karena mempengaruhi hasil belajar siswa.

3) Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa. Kelelahan Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.29

Dari uraian tersebut jelas tergambarkan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal siswa. Dengan kata lain, faktor tersebut berada dalam diri siswa itu sendiri, dan dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri.Faktor eksternal meliputi faktor lingkunga keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan faktor waktu.

1) Faktor lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan pendidikan pertama yang didapat oleh siswa sebelum mengikuti pendidikan di tingkat sekolah.Kondisi lingkungan keluarga yang baik, hubungan antara orang tua dengan anaknya baik maka hal itu turut mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2) Faktor lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah menjadi parameter dalam keberhasilan prestasi belajar siswa.Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik, dapat menjadi dorongan postif bagi kegiatan belajar siswa sehingga mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3) Faktor lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat juga dapat mempengaruhi bakat dan minat anak dalam belajar.Tetapi, lingkungan pun dapat memberikan dampak yang kurang baik dalam menghambat kecerdasan anak terutama prestasi belajarnya. Apabila lingkungan masyarakat tempat tinggal anak adalah lingkungan yang baik, bergotong royong, maka dengan sendirinya anak akan terdorong untuk memiliki sikap gotong royong dan suka membantu orang.

29

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), Cet. 4 h. 54-59


(36)

4) Faktor Waktu

Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi sangat perlu.Tujuannya agar selain dapat meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa pun tidak dihinggapi kejenuhan dan kelelahan pikiran yang berlebihan serta merugikan.30

c. Faktor Jenis Belajar Siswa

Jenis belajar siswa dalam hal ini tentu sangat mempengaruhi prestasi belajarnya, Berikut ini ada 7 jenis belajar di bawah ini.31

1) Belajar arti kata-kata

Belajar arti kata, ialah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata yang digunakan.Pada mulanya, suatu kata sudah dikenal atau sudah didengar, tetapi belum tahu artinya.Jika dihubungkan dengan proses pembelajaran, setiap siswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahui. Misalnya, dalam suatu materi pembelajaran, ada kata seperti puisi yang sering didengar bahkan diucapkan oleh siswa.Namun., sebagian dari mereka belum mengetahui konsep tentang puisi. Maka, melalui belajar arti kata-kata, siswa diharapkan menjadi mengerti tentang konsep puisi.

Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahuinya.Tanpa hal tersebut, maka sulit menggunakannya.Misalnya terdapat kata-kata istilah ilmiah dalam pelajaran tertentu. Mengerti arti kata-kata merupakan dasar terpenting. Orang yang membaca akan mengalami kesukaran untuk memahami isis bacaan, karena ide-ide yang terdapat dalam suatu kata atau kalimat hanya dapat dimengerti dengan memahami arti dari setiap kata. Dengan kata itulah, biasanya dalam suatu buku, penulis atau pengarang melukiskan ide-idenya kepada sang pembaca agar mereka mengerti maksdu kata-kata tersebut. Oleh karena itu, penguasaan arti kata-kata menjadi penting dalam belajar, terutama terhadap peserta didik di bangku sekolah dasar.

2) Belajar kognitif

Belajar kognitif berkaitan dengan masalah mental.Belajar kognitif menjelaskan tentang bagaimana proses mental seseorang untuk menghadirkan objek-objek materil maupun tidak materil melalui proses tanggapan, gagasan atau lambang menuju kea rah adanya perubahan tingkah laku seseorang. Artinya, dalam belajar kognitif, dibutuhkan kepekaan dalam proses penerimaan informasi yang diawali melalui tanggapan terhadap objek-objek yang diamati sehingga otak merespon informasi tersebut. Belajar kognitif ini sangatlah penting kaitannya dengan pembelajaran di kelas, karena dalam prosesnya pembelajaran sendiri membutuhkan proses mental seorang siswa dalam menerima informasi sehingga ia dapat merubah tingkah lakunya.

30

Ibid., Thursan Hakim, h.20

31


(37)

3) Belajar Menghafal

Menghafal merupakan suatu proses belajar yang melibatkan otak dalam mengingat sesuatu. Menghafal sendiri merupakan kegiatan yang sering dilakukan seseorang, bahkan selalu dalam kehidupan sehari-hari.Menghafal yaitu suatu aktivitas materi verbal di dalam ingatan, sehingga dapat diingat kembali secara harfiah. Dengan kata lain, menghafal itu berarti aktivitas yang dilakukan melalui verbal untuk kemudian diingat secara harfiah. Aktivitas menghafal juga merupakan proses mental untuk menyimpan kesan-kesan, yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali ke alam sadar.

Dalam aktivitas belajar menghafal, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan.Oleh karena itu, efektif tidaknya menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat kriteria tersebut.

4) Belajar Teoritis

Kata “teoritis”, sering kita dengat bahkan selalu diucapkan dalam kehidupan.Namun, tidak sedikit orang yang belum mengetahui makna teoritis tersebut. Belajar teoritis ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan masalah, seperti yang ada dalam bidang-bidang studi ilmiah, misalnya teori “Bujur

sangkar” mencakup semua bentuk persegi.

5) Belajar Konsep

Konsep merupakan satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang ssama.Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.

Belajar konsep adalah berpikir dalam konsep dan belajar pengertian.Artinya, belajar konsep merupakan belajar untuk memahami konsep dan pengertian.Dalam hal ini, peserta didik harus menguasai beberapa konsep yang telah mereka pelajari dalam pembelajaran di sekolah.Belajar konsep tidak terlepas dari taraf berpkir.Taraf berpikir tersebut ada dua, yaitu pertama, taraf pengetahuan, yaitu belajar reseptif atau menerima.Kedua, taraf berpikir komprehensif. Artinya dalam belajar konsep, peserta didik harus dimulai dengan tahap penenrimaan informasi, kemudian setelah itu barulah ia memahami konsep suatu materi secara menyeluruh.

6) Belajar Kaidah

Belajar kaidah termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual

(intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah

bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, kemudian terbentuk suatu ketentuan yang merepresentasikan suatu keteraturan. Selam belajar di sekolah, seorang siswa akan menemukan nkaidah-kaidah. Hal ini tentunya harus dimiliki untuk kemajuan belajarnya.

Kaidah merupakan suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah.Kaidah merupakan representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari.Hal ini


(38)

berarti, bahwa kaidah merupakan suatu keteraturan yang berlaku sepanjang masa.Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan

beberapa konsep.Misalnya dalam kaidah perkalian matematika, “dua kali dua sama dengan empat”.Artinya, ahasil dari perkalian dua kali dua tersebut pasti empat, karena memang sudah kaidahnya.

Oleh karena itu, belajar kaidah sangat penting bagi seseorang, terutama seorang pserta didik sebagai salah satu upaya peguasaan ilmu pengetahuan selama belajar di sekolah.

7) Belajar Berpikir

Belajar berpikir sangat diperlukan selama belajar di sekolah atau diperguruan tinggi. Masalah belajar terkadang ada yang harus diselesaikan secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Pemecahan masalah itulah yang memerluka pemikiran. Berpikir itu berarti kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan, ketika berpikir dilakukan, maka di sana terjadi suatu proses. Oleh karena itu, John Dewey dan Wertheimer memandang berpikir sebaagai proses. Dalam proses ini tekanannya terletak pada penyusuna kembali kecakapan kognitif (yang bersifat ilmu pengetahuan).

Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

a) Kesadaran akan maslah; b) Merumuskan masalah;

c) Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis; d) Menguji hipotesis-hipotesis itu;

e) Menerima hipotesis yang benar.

Meskipun dalam pemecahan masalah memerlukan langkah-langkah tersebut, menurut Dewey, setiap pemecahan masalah memerlukan rafa berpikir.Taraf berpikir itu sendiri memiliki tahap-tahap berikut, sebagaimana tabel yang ada di bawah ini.

Tabel 2.1 Taraf Berpikir

Taraf Nama Taraf Berpikir Macam Kerja Pikir Diajarkan 5

4

3

2

Evaluasi

Analisis dan sintesis

Aplikasi

Komprehensif

Berpikir kreatif atau berpikir memecahkan masalah

Berpikir menguraikan dan menggabungkan

Berpikir menerapkan

Berpikir dalam konsep dan belajar pengertian


(39)

1 Pengetahuan Belajar reseptif atau menerima

8) Belajar Keterampilan Motorik

Orang yang memiliki suatu kemampuan motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam suatu urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara

terpadu.Keterampilan ini disebut “motorik”.Keterampilan motorik biasanya beraal dari keluwesan seseorang dalam kejasmaniannya. Ciri khas dari

keterampilan motorik adalah “otomatisme”, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel, tanpa dibutuhkan banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti geralk tertentu.

Dalam kehidupan manusia, keterampilan motorik memegang peraanan sangat penting, terutama berkaitan dengan perkembangan seorang peserta didik.Seorang anak SD kelas 1 dalam perkembangan motoriknya, harus mampu lekaukan kegiatan-segiatan semisal menggunakan pakaiannya sendiri, dapat mempergunakan dan memakai alat-alat tulis secara mandiri dan lain-lain.Ketika anak memasuki bangku sekolah dasar, anak memperoleh keterampilan baru, sperti menulis dengan memegang alat-alat tulis, membuat gambar, berolahraga dan lain-lain.Oleh karena itu, keterampilan motorik sangat penting dalam menunjang prestasi dan perkembangan anak, karena hal ini menjadi bekal dalam perkembangan kognitifnya.

9) Belajar Estetis

Belajar esetetis bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan alam dalam berbagai bidang kesenian. Belajar ini mencakup fakta, seperti nama Mozart sebagai penggubah music klasik; konsep-konsep, seperti ritme, irama dan komposisi dan lain-lain. Belajar estetis ini kaitannya dengan perkembangan peserta didik, ialah bagaimana peserta didik dapat membentuk kemampuan dalam dirinya untuk menciptkan dan menghayati keindahan yang ada di sekitarnya untuk dijadikan sebagai bahan untuk pembelajaran agar peserta didik dapat mengmbangkan potensi dirinya secara baik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Menurut Irmayati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Bitung Jaya Cikupa

Tangerang”, menyatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua siswa di MIN Bitung Jaya berpengaruh rendah terhadap prestasi belajar siswa, yakni hanya 9 %


(40)

pengaruhnya.32 Dengan kata lain, pendidikan orang tua memiliki pengaruh yang rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Sedangkan, menurut Novita Chaerani dalam skripsinya yang berjudul

“Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Global

Islamic School Jakarta”, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa. Besarnya hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika diperoleh korelasi 0,90 dengan koefisien determinasi sebesar 81 % dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan hasil belajar siswa.33Artinya, bahwa penelitian tersebut menunjukan hubungan yang erat antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa.

Menurut Sutriyati dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di SDN Petir 05

Dramaga Bogor”, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan cukup

signifikan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SDN Petir 05 Dramaga Bogor.34 Artinya, bahwa perhatian orang tua memiliki hubungan yang positif dan cukup signifikan dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan mempengaruhi prestasi belajarnya.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan yang pertama kali dirasakan oleh seorang anak ialah pendidikan di dalam keluarga.Karena, keluarga merupakan pondasi dasar seorang anak untuk melanjutkan pendidikan sekolah.Dalam hal ini orang tua berperan utama dalam mendidik dan membimbing anaknya sebelum mereka melanjutkan pendidikan pada jenjang sekolah. Selain itu figur dari orang tua akan melekat pada diri anak sehingga mereka akan member teladan dan pengaruh besar terhadap tumbuh dan berkembangnya anak.

Begitu pula halnya dengan prestasi belajar anak, tentunya pendidikan dari keluarga, khususnya orang tua merupakan satu diantara banyak faktor yang dapat

32

Irmayati, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa

MIN Bitung Jaya”, Jurnal Kependidikan, 2007.

33

Novita Chaerani, “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika

Siswa SMP GLOBAL ISLAMIC SCHOOL Jakarta”, Jurnal Kependidikan., 2001.

34

Sutriyati, “Hubungan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Pendidikan Agama


(41)

mempengaruhi prestasi anaknya di sekolah. Apabila hubungan antara anak dengan orang tuanya baik, kemudian lingkungan keluarga, masyarakatnya pun baik, maka prestasi belajar siswa pun dimungkinkan akan bagus, baik itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa di antaranya ialah intelegensi, faktor kesiapan dan kematangan, faktor kelelahan, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi, faktor dari lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor waktu dan faktor lingkungan masyarakat. Kedua faktor tersebut saling erat kaitannya satu sama lain. Oleh karena itu, prestasi belajar dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut, dan tugas guru maupun orang tua adalah bagaimana memberikan motivasi dan bimbingan agar prestasi anak dapat tercapai dengan baik dengan tidak mengesampingkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir, maka diduga faktor internal siswa, yakni rendahnya hasil belajar kognitif IPS siswa sehingga dapat yang mempengaruhi prestasi belajar IPS siswa kelas 5 di MIN Bitung Jaya.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi dianggap variabel x, dan prestasi belajar dianggapvariabel y.

Dalam penelitian ini, hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho)dirumuskan dengan:

Hipotesa alternatifnya (Ha) “terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x terhadap variabel y”.

Adapun hipotesa nihilnya (Ho) “tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x terhadap variabel.


(42)

27

A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti selama 1 bulan, yakni pada bulan oktober 2014, bertempat di MIN Bitung Jaya yang terletak di Jalan Raya Serang KM 11 desa Bitung Jaya kecamatan Cikupa kabupaten Tangerang.

2. Waktu Penelitan

Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul, penyususnan proposal, penyusunan instrument, pengumpulan data sebagai kegiatan inti penelitian serta pengolahan dan analisis data. Rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, yakni dimulai pada bulan april sampai bulan nopember 2014.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No. Kegiatan Waktu Penelitian

1 Pengajuan judul skripsi 17 Februari sampai 28 Februari 2014

2 Pembuatan proposal 3 Maret sampai 21 Maret 2014

3 Penyerahan proposal 24 Maret 2014

4 Seminar Proposal 29 Maret 2014

5 Perbaikan proposal dan pembuatan skripsi bab 1 sampai bab 3

18 April sampai bulan Juni

6 Observasi ke sekolah 21 Agustus 2014

7 Penyusunan Instrumen Penelitian dan Bab 3

25 Agustus sampai 22 Oktober 2014


(43)

serta penelitian ke sekolah Nopember

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

kuantitatif.“Metode penelitian kuantitaif deskriptif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan”.1

Dengan kata lain, penelitian deskriptif kuantitaif setidaknya merupakan penelitian yang diawali dengan proses pengumpulan data sampai analisis data yang sifatnya statistic atau hitungan angka dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian.

Kemudian, metode penelitian deksriptif kuantitatif dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang diarahkan untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengutarakan apa adanya hasil penelitian, datanya menyeluruh dan mendetail.2

Penelitian kuantitatif disini, penulis menggunakan metode kuantitatif korelatif. Menurut Nana Sudjana, Penelitian Korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel yang lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistic.3Selain itu, metode statistic korelasi juga digunakan untuk mengetahui pengaruh antara faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi terhadap prestasi belajar IPS siswa di MIN Bitung Jaya.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan bahwa metode statistic korelasi kuantitatif adalah metode penelitian yang diawali dengan proses pengumpulan data sampai analisis data yang bersifat hitungan angka yang didalamnya untuk

1

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), Cet. Ke-6, h. 13.

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-11, h. 97.

3

Nana Syaodih Sukmadinata., Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 8, h. 56.


(44)

menjelaskan hasil penelitian secara menyeluruh dengan menghubungkan variabel X dan variabel Y.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.4 Artinya, populasi dapat diartikan obyek/subyek yang memiliki karakteristik dan kualitas tertentu yang terlebih dahulu dipelajari oleh peneliti, kemudian ia dapat menarik kesimpulannya. Populasi juga tidak hanya berhubungan dengan orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan dari subyek penelitian.5Artinya, bahwa setiap penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat

dikatakan sebagai populasi.Selain itu, “populasi dapat diartikan sebagai

keselurihan subjek penelitian yang menjadi perhatian pengamatan dan penyedia

data”.6

Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah siswa kelas V di MIN Bitung Jaya kecamatan Cikupa kabupaten Tangerang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dengan teknik tertentu atau sebagian dari populasi yang melebihi populasi tersebut.Selain itu,

menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Dengan kata lain, berdasarkan dua definisi

tersebut, sampel dapat diartikan sebagai bagian dari suatu populasi yang diambil dari umlah dan karakteristik dengan menggunakan teknik tertentu.

Pada penelitian ini, yang akan dijadikan sebagai sampel adalah 33 orang siswa kelas 5 yang berprestasi pada mata pelajaran IPS di MIN Bitung Jaya kecamatan Cikupa kabupaten Tangerang.

4

Sugiyono, Ibid, h. 117.

5

Suharsimi Arikunto, Ibid., h. 115

6

Burhan Nurgiyantoro, dkk.,Statistik Terapan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002), Cet. 2. h. 20.


(45)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data di MIN Bitung Jaya melalui 4 metode, yakni sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari masalah yang digunakan dalam penelitian. Teknik obervasi penting dilakukan sebagai penelitian pendahuluan untuk mengetahui masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian, terutama dalam skripsi.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yakni observasi nonpartisipan.

Observasi non partisipan yaitu “observasi dengan cara peneliti mengamati

langsung aktifitas siswa tentang prestasinya yang akan diamati tanpa terlibat dalam proses pembelajaran”.7Pada penelitian ini, peneliti mengamati aktifitas berkaitan dengan prestasi belajar IPS siswa di sekolah.Peneliti sebagai pengamat independen.Adapun kisi-kisi observasi dapat dilihat pada lembar lampiran 5.

2. Wawancara

Teknik wawancara digunakan peneliti untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, terutama berkaitan dengan pembelajaran IPS kelas 5 di MIN Bitung Jaya.Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil. Dengan kata lain, teknik wawancara digunakan sebagai studi pendahuluan seorang peneliti untuk menemukan masalah dari responden. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan guru kelas 5 mata pelajaran IPS.Adapun hasil wawancara dapat dilihat pada lembar lampiran 6.

3. Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.8 Artinya, teknik angket ini digunakan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan maupun pernyataan yang harus

7

Sugiyono.,Ibid., h. 2014.

8


(46)

dijawab oleh responden yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam membuat angket ini, penulis menggunakan skala likert.Angket yang dibuat oleh peneliti disebarkan kepada siswa berkaitan dengan pernyataan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi (variabel X) dan prestasi belajar IPS siswa (variabel Y).Dalam penyusunan angket, penulis membuat semacam kisi-kisi angket, untuk melihat kisi-kisi angket tersebut, maka dapat dilihat melalui lembar lampiran 2 Kisi-kisi angket.Adapun dalam pembuatan angket, penulis membuat angket dengan pilihan jawaban sebagai berikut.

Tabel 3.2

Skor Jawaban Angket

Jawaban Skor Jawaban

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk melihat dokumen-dokumen yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa di sekolah, khususnya di MIN Bitung Jaya.Dalam penelitian ini, studi dokumentasi dilakukan dengan melihat prestasi siswa kelas 5 melalui hasil raport semester 1.

E. Uji Prasyarat Hipotesis 1. Uji Validitas

Uji validitas data merupakan syarat mutlak dalam mengetahui valid atau tidaknya suatu data, terutama instrument angket. Sebuah alat pengukur dapat dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak


(47)

diukur secara tepat.9Uji validitas data digunakan untuk mengetahui valid atau

tidaknya suatu data dalam suatu instrument penelitian. “instrument yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur”.10

Selain itu, valid juga dapat diartikan “menurut cara yang semestinya; berlaku;shahih”.11Kemudian, nana sudjana menyatakan bahwa “validitas itu berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai”.12

Uji validitas data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus

person product moment melalui software spss 17, dengan rumus sebagai berikut:

rxy = �. �1y1− χ ( )

� �1. �1− �1 2 {� 1. 1−( 1. 1. )}

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y

∑XY =Jumlah Perkalian X dan Y

∑X = Jumlah Varibel X

∑Y = Jumlah Variabel Y

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrument adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetpatan siswa dalam menjawab alat evaluasi. Reliabilitas juga merupakan ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Adapun teknik pengujian reliabilitas menggunakan rumusK-R

9

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti., “Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan”,

(Jakarta : UIN PRESS, 2003), h. 145.

10

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 173.

11

Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2005)., h. 386.

12

Nana Sudjana, “Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 14, h. 12.


(48)

20 (Kuder-Richardson 200 karena skor butir soal berbentuk skor diaktomi), yaitu:

��� = � −1

2

�2

Keterangan:

rII = reliabilitas instrumen secara keseluruhan

p = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item

S = standar deviasi dari angket

Dengan kualifikasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:

0.91-1.00 Sangat tinggi

0.71-0.90 Tinggi

0.41-0.70 Cukup

0.21-0.40 Rendah

<0.20 Sangat rendah

3. Analisis Prosentase

Analisis prosentase digunakan untuk menjabarkan seberapa besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar IPS siswa di MIN Bitung Jaya.Adapun untuk mencari besaran persentase dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi menggunakan rumus sebagai berikut.

P =��100% �

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan ialah dengan menggunakan uji statistic prosentase.Penelitian ini menggunakan uji statistic prosentase bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar IPS siswa kelas 5 MIN Bitung Jaya.


(49)

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut.

1. Melakukan Uji Validitas angket 2. Melakukan uji reliabilitas angket 3. Mencari Distribusi Frekuensi

4. Menganalisis dengan mencari prosentase faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Untuk menguji hipotesis penelitian adalah dengan menggunakan rumus uji tyaitu :

�= � � −2 1− �2 Kriteria penggunaan hipotesis :

H0 :P= 0 Hi :P≠ 0

Jika thitung lebih kecil dari ttabel, maka H0 ditolak

Jika thitung lebih besar dari ttabel, maka Hi diterima G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif.Sebagaimana rumus di bawah ini.

H0: �1 = �2 Ha: �1 ≠ �2

Keterangan:

�1 = terdapat Pengaruh Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Belajar IPS

Siswa

µ2= tidak terdapat Pengaruh Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar terhadap Prestasi IPS Siswa.


(1)

VAR8 3.48 .566 33

VAR9 2.70 1.015 33

VAR10 2.91 .765 33

VAR11 3.03 .883 33

VAR12 3.15 .619 33

VAR13 2.85 .870 33

VAR14 3.18 .635 33

VAR15 2.76 .830 33

VAR16 2.03 1.015 33

VAR17 2.39 .966 33

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range

Maximum /

Minimum Variance N of Items

Item Means 2.934 1.758 3.545 1.788 2.017 .240 17

Item Variances .702 .320 1.030 .710 3.219 .061 17

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR1 46.33 23.417 .200 .632 .546

VAR2 46.61 23.996 .097 .632 .562

VAR3 46.79 21.610 .406 .695 .510

VAR4 46.48 22.445 .196 .441 .547

VAR5 46.73 19.642 .547 .710 .470

VAR6 46.70 23.280 .263 .643 .539

VAR7 48.12 22.922 .155 .599 .555

VAR8 46.39 22.371 .487 .694 .513

VAR9 47.18 22.903 .140 .760 .559


(2)

VAR11 46.85 23.008 .178 .488 .550

VAR12 46.73 23.455 .244 .781 .542

VAR13 47.03 21.218 .414 .695 .505

VAR14 46.70 22.843 .338 .724 .528

VAR15 47.12 21.985 .337 .669 .521

VAR16 47.85 28.383 -.381 .558 .657

VAR17 47.48 20.695 .417 .704 .500

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(3)

RELIABILITY /VARIABLES=VAR1 VAR2 VAR3 VAR4 VAR5 VAR7 /SCALE('ALL VARIABLES')

ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL MEANS

VARIANCE.

Reliability

Notes

Output Created 23-Jun-2015 14:39:14

Comments

Input Data E:\UJI RELIABILITAS,SPSS.VAR.Y.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none> N of Rows in Working Data

File

33

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=VAR1 VAR2 VAR3 VAR4 VAR5 VAR7

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL MEANS

VARIANCE.

Resources Processor Time 0:00:00.016


(4)

[DataSet1] E:\UJI RELIABILITAS,SPSS.VAR.Y.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 33 100.0

Excludeda 0 .0

Total 33 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.633 .644 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR1 3.42 .708 33

VAR2 3.09 .723 33

VAR3 3.27 .626 33

VAR4 3.33 .924 33

VAR5 3.03 .684 33


(5)

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range

Maximum /

Minimum Variance N of Items

Item Means 3.152 2.758 3.424 .667 1.242 .059 6

Item Variances .592 .392 .854 .462 2.179 .037 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR1 15.48 5.820 .351 .420 .595

VAR2 15.82 5.716 .371 .349 .587

VAR3 15.64 5.739 .464 .467 .561

VAR4 15.58 5.439 .285 .190 .630

VAR5 15.88 5.985 .320 .234 .606

VAR7 16.15 4.945 .439 .288 .558

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: MuhamadArifRahman Hakim

Tempat, TanggalLahir: Tangerang, 01 Februari 1992

Alamat

: Jalan Raya Serang Km. 10,5Kp. Bulakan RT 006 RW 003

DesaBitung Jaya KecamatanCikupaKabupatenTangerang -

Banten

No Telp/HP

: (021) 59401965, HP : 085966455010

E-Mail

: Arifhakim92@yahoo.co.id

Agama

: Islam

RiwayatPendidikan

:

1.

MIN Bitung Jaya (TahunAjaran 1998 s.d. 2004)

2.

Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah (TahunAjaran 2004 s.d. 2007)

3.

SekolahMenengahAtasNegeri 1 Kab. Tangerang (TahunAjaran 2007 s.d. 2010)

4.

Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta (TahunAjaran 2010 s.d. 2015)

Motto

: Jadilah orang yang

jujurdanberusahamenyelaraskanantarapikiran,

perkataandanperbuatan