7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian
yang terkait dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dapat disajikan dalam bentuk tabel matrik dan dapat
dilihat pada tabel 2.1, sebagai berikut :
Tabel 2.1. Matrik Hasil Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti
Masalah Yang Diteliti
Hasil Penelitian Relevansi Penelitian
1 Wahyu
Windhiarso 2010
q Apakah
kompetensi dosen
berpengaruh terhadap proses
Pembelajaran q
Kompetensi dosen
berpengaruh terhadap proses
Pembelajaran q
Pengaruh Kompetensi dosen
terhadap proses Pembelajaran
menguatkan hipotesis 1
2 Arissetyanto
Nugroho 2008
q Apakah sistem
administrasi sistem akademik,
dan evaluasi berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar
q Sistem
administrasi dan sistem akademik
berpengaruh terhadap proses
belajar mengajar
q Evaluasi
berpengaruh terhadap proses
belajar mengajar q
Pengaruh Sistem administrasi dan
sistem akademik terhadap proses
belajar mengajar hipotesis 2
q Pengaruh evaluasi
terhadap proses belajar mengajar
hipotesis 4
3 R. M. Maskuril
2006 q
Apakah fasilitas berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar
q Fasilitas
berpengaruh terhadap proses
belajar mengajar q
Pengaruh fasilitas terhadap proses
belajar mengajar hipotesis 3
Sumber : Peneliti
2.2. Kajian Teori 2.2.1. Kompetensi Guru
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
8
manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan
pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah nilai-nilai kehidupan ditumbuhkan dan
dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku,
dan prestasi seorang siswa Tu’u, 2004:18 Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses
kegiatan belajar mengajar, selain itu diperlukan suatu kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang
dimiliki oleh seorang guru dalam bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, seorang guru harus
bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang pendidikan Christiawan, 2002: 83.
Definisi kompetensi menurut Mitrani 1995 dalam Rahamawati 2004 adalah sebagai suatu sifat dasar seseorang
yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
Menurut Kamus Kompetensi LOMA 1998 dalam Alim 2007 mendefinisikan kompetensi adalah sebagai aspek-aspek pribadi dari
seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, system
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
9
nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan
menghasilkan kinerja. Selanjutnya menurut Maskuril 2006 : 62 Kompetensi adalah
pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk
menjalankan suatu peran sesuai standar perusahaan. Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah merupakan kemampuan profesional yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang
diperlukan untuk menjalankan suatu peran sesuai dengan profesinya sebagai pendidik.
Menurut Widhiarso 2010 : 3 Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat Kompetensi seorang guru, yaitu sebagai berikut :
1. Kompetensi dalam materi pengetahuan 2. Kompetensi dalam mempresentasikan materi
3. Kompetensi dalam memberi petunjuk dan saran
2.2.2. Manajemen Sekolah
Menurut Martensen dan Gronholdt 2005 untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan yang
diharapkan organisasi kerja, diperlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang baik pada semua tingkatan manajemen organisasi.
Markwick dan Fill 1995 berpendapat bahwa manajemen dan karyawan yang baik dapat mengkomunikasikan strategi dan nilai-
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
10
nilai organisasi kepada masyarakat luas. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Pelsmacker, et.al. 2004 yang menyatakan manajemen dan
karyawan merupakan salah satu komponen dari tiga organisasi komunikasi yaitu komunikasi pemasaran, komunikasi organisasi
2.2.3. Sarana dan Prasarana
Kondisi lain yang dibutuhkan dalam mendukung proses belajar mengajar adalah tersedianya sarana dan prasarana atau
Fasilitas sekolah. June 2006 menyatakan bahwa fasilitas yang lebih
diutamakan oleh siswa adalah fasilitas yang berhubungan dengan akademis, bukan administrasi. Fasilitas tersebut adalah ruangan
kelas, perpustakaan, teknologi yang mendukung proses belajar mengajar.
Buckley 2005 menyatakan bahwa fasilitas fisik yang disediakan seperti ruangan kelas yang tenang, suhu udara yang
terjaga di dalam ruangan kelas, sirkulasi udara di dalam ruangan kelas, pencahayaan, dan kualitas ruangan untuk meredam suara
dari luar ruangan merupakan faktor-faktor yang penting untuk mendukung dalam proses belajar mengajar di sekolah.
McHarg. et.al. 2006 menyatakan bahwa fasilitas buku yang disediakan di perpustakaan tetap menjadi pilihan utama siswa dalam
meminjam buku, walaupun sudah disediakan akses peminjaman e- book melalui perpustakaan online. Siswa tetap meminjam buku hard
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
11
copy dan tidak ada peningkatan signifikan dalam peminjaman e- book walaupun jumlah e-book yang boleh dipinjam di tingkatkan
kuotanya.
2.2.4. Sistem Evaluasi
Lembaga pendidikan yang telah menghasilkan siswa yang berkualtias akan mendapat predikat sebagai lembaga pendidikan
yang mengutamakan kualitas. Oleh karena itu, sekolah tersebut dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan nilai “lebih” dimata
masyarakat. Karena “nilai” lebih itulah maka lembaga pendidikan tersebut dipercaya masyarakat.
Untuk mengukur kualitas siswa maka diperlukan suatu criteria. Atau Standart nilai yang telah ditetapkan, sehingga siswa
tersebut benar benar dapat dikatakan siswa yang berkualitas Menurut Tu’u 2004:75 prestasi akademik merupakan hasil
yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
Kualitas belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru.
Jadi evaluasi berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai
tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil
belajar siswa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
12
2.2.5. Prestasi Belajar Siswa 2.2.5.1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang
prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Menurut Slameto 2003:17 Prestasi belajar adalah
merupakan tingkat pengetahuan sejauh mana anak terhadap materi yang diterima
Sedangkan menurut Tu’u 2004 : 75. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan
mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Prestasi belajar siswa adalah hasil yang diperoleh berupa kesan- kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai
hasil dari aktivitas dalam belajar
2.2.5.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa faktor
internal maupun dari luar siswa faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi.
Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan. Salah satu faktor dari dalam diri
siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
13
belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar Sardiman, 2006:75.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain
siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu
pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran
tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa.
Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga
siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa
Slameto,2003 : 96 Sedangkan menurut Mangkunegara 2001 : 67 faktor –
faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah : a. Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality
knowledge + skill. Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata IQ 110 – 120 dengan pendidikan yang memadai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
14
untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang
diharapkan. b. Faktor Motivasi
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru
mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa.
2.2.5.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Prestasi Belajar Siswa
Seorang guru dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswanya disamping perlu mengetahui kemampuan, mereka juga
dituntut mengetahui motivasinya. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat
belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena
didorong motivasi. Menurut Teori Kebutuhan Kebutuhan Akan Prestasi Need
For Achievement N Ach yang dikemukan oleh Mc Clelland Indriyo dan I Nyoman, 2000 : 29 menyebutkan bahwa dari hasil
penelitian yang dilakukan menunjukan, ada tiga karakteristik dari orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu :
1 Orang yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas
atau mencari solusi atas suatu permasalahan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
15
2 Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi cenderung menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat
dan menghitung resikonya. 3 Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi
memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh umpan balik atau tanggapan atas pelaksanaan tugasnya.
Teori Pengharapan Expectancy Theory Teori ini telah dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurth Levin dan Edward
Tolman. Kemudian secara sistematis dan komprehensif dirumuskan oleh Victor vroom dalam bukunya yang berjudul work
and motivation. Teori pengharapan berargumen bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa
tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut.
Dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapan mengatakan bahwa seorang siswa dimotivasi untuk menjalankan
tingkat upaya belajar yang tinggi bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar ke suatu penilaian prestasi yang lebih baik;
suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran seperti mendapatkan nilai yang tinggi, penghargaan, atau
beasiswa; dan ganjaran itu akan memenuhi kebutuhan pribadi siswa itu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
16
2.2.6. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral
maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang
nantinya akan diajarkan kepada siswa. Kompetensi guru adalah merupakan kemampuan profesional
yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran sesuai
dengan profesinya sebagai pendidik, dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, seorang guru harus bertindak sebagai seorang
yang ahli baik di bidang pendidikan, dalam hal bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari
penguasaan materi, cara penyampaiannya, dan mengevaluasi hasil belajar siswa, bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan
berorientasi pada kepentingan siswa, maka prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik Christiawan, 2002: 83.
Penelitian yang dilakukan oleh Windhiarso 2010 membuktikan Kompetensi dosen berpengaruh terhadap proses
Pembelajaran, dengan demikian dapat disimpulkan kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
2.2.7. Pengaruh Manajemen Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
17
latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu megembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual,
emosional maupun sosial Syamsu Yusuf, 2001:54. Untuk dapat melaksanakan program tersebut dibutuhkan sistem manajemen
sekolah yang terstruktur, dalam hal ini manajemen sekolah dapat diukur dengan sistem akademik yang dilaksanakan di sekolah,
misalnya Sistem Kurikulum yang diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar
adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum
yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap prestasi belajar siswa, begitu juga sebaliknya. .
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2008 membuktikan sistem akademik berpengaruh terhadap proses belajar mengajar,
dengan demikian dapat disimpulkan Manajemen Sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
2.2.8. Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kegiatan belajar mengajar selain dibutuhkan suatu metode pembelajaran, juga dibutuhkan sarana dan prasarana yang menarik
agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru.
Sarana dan prasarana atau bisa juga disebut dengan Fasilitas adalah merupakan kelengkapan yang menunjang belajar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
18
anak didik di sekolah. Misalnya laboratorium untuk praktek IPA guna mendukung penggunaan metode eksperimen, dengan fasilitas yang
lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran, jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar
akan lebih giat dan diharapkan prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik
Penelitian yang dilakukan oleh R. M. Maskuril 2006 membuktikan fasilitas berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar, dengan demikian dapat disimpulkan Manajemen Sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
2.2.9. Pengaruh Sistem Evaluasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran
di sekolah Tu’u, 2004:75. Untuk itu perlu dilakukan suatu evaluasi yang berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh seorang
siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat
penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa. Evaluasi merupakan skala penilaian yang digunakan dalam
menentukan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho 2008 membuktikan evaluasi berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Dengan
demikian dapat disimpulkan sistem evaluasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
19
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penlitian dan landasan teori, maka untuk memudahkan analisis, dapat digambarkan dalam
suatu bagan kerangka konseptual yang disajikan pada gambar 2.1, sebagai berikut
Gambar.2.1. Bagan Kerangka Konseptual
Kompetensi Guru X1
Penguasaan Materi X1.1
Presentasi materi X1.2
Petunjuk saran X1.1
Sarana Prasarana X3
1
Sistem Evaluasi X4
Manajemen Sekolah X2
Prestasi Belajar Siswa Y
Sistem Administrasi X2.1
Sistem Akademik X2.2
Ruangan kelas X3.1
Perputakaan X3.2
Teknologi X3.3
Absensi X4.1
Nilai Masuk X4.2
Kemampuan Y.1
Pengetahuan Y.2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
20
2.4. Hipotesis