PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN STRATEGI CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS II MI ROUDLOTUL ULUM SIDOARJO.

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI PERAN ANGGOTA KELUARGA

DENGAN STRATEGI

CROSSWORD PUZZLE

PADA SISWA KELAS II MI ROUDLOTUL ULUM SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

LU’LUK IL JANNAH NIM. D07211012

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Lu’luk Il Jannah. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Peran Anggota

Keluarga Dengan Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II MI

Roudlotul Ulum Sidoarjo. Skripsi. Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing : Zudan Rosyidi, SS. MA

Latar belakang penelitian ini adalah siswa memiliki hasil belajar yang

rendah pada materi peran anggota keluarga. Untuk meningkatkan hasil belajar

tersebut, diambil tindakan pembelajaran dengan penerapan strategi Crossword puzzle

yang dilakukan dengan 2 siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk

mengetahui bagaimana penerapan strategi crossword puzzle dalam pembelajaran IPS

materi peran anggota keluarga II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo. 2) Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada peran materi anggota siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo setelah

penerapan strategi crossword puzzle.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Subjek penelitian terdiri dari 19 siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Candi

Sidoarjotahun ajaran 2014-2015. Tindakan yang diberikan adalah strategi crossword

puzzle sebanyak dua siklus (siklus I dan II). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes hasil belajar, penilaian sikap dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi aktifitas guru dan siswa, pedoman wawancara, butir soal, rubrik penilaian proses

aktifitas siswa dan lembar dokumentasi. Uji validasi dilakukan oleh expert judgment.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) penerapan strategi crossword puzzle telah

dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai aktifitas guru pada siklus I adalah 82.75 meningkat menjadi 90.74 pada siklus II. Aktifitas siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I adalah 84.2 meningkat menjadi 86.84 pada siklus II. 2) pada siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 68.42% dengan nilai rata-rata kelas 84.47. 3) Terjadi peningkatan pada siklus II dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 94.74% dengan nilai rata-rata kelas 88.42.

Kata kunci: Hasil Belajar, Strategi Crossword Puzzle, Pembelajaran IPS, Peran Anggota Keluarga


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai SD/MI hingga SMA/MA. IPS mengkaji tentang

seperangkat gejala masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari

berbagai aspek kehidupan. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat

materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.1

Pada tingkat SD/MI Ruang lingkup pengajaran IPS meliputi

aspek-aspek yaitu: 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan,

dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya 4) Perilaku Ekonomi dan

Kesejahteraan. Ruang lingkup yang paling utama adalah meliputi gejala dan

masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta

didik SD/MI.2

Pendidikan IPS sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar

(SD/MI) karena pada masa yang akan datang, siswa akan menghadapi

tantangan berat dalam kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami

perubahan setiap saat. Siswa diharapkan memperoleh pemahaman yang luas

1

Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 125

2


(7)

2

tentang kehidupan sosial sehingga dapat menjalankan hak serta kewajibannya

dan mampu memperhatikan antara kepentingan pribadi dan kepentingan

masyarakat dalam berperilaku. Oleh karena itu, hendaknya dalam

mengajarkan IPS pada siswa SD/MI menggunakan strategi, model serta media

yang kreatif dan efektif agar tujuan dari proses belajar dicapai.3

Pembelajaran IPS di Indonesia berpedoman pada Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum yang dibuat pemerintah ini

memberikan kewenangan kepada tiap-tiap sekolah untuk mengembangkan

kurikulum semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keadaan

sekolah masing-masing sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) PP

No. 19 tahun 2005.

Pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), di dalamnya meliputi

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar, dan standar penilaian pendidikan. Standar

tersebut harus dijadikan pedoman oleh tiap-tiap lembaga pendidikan. 4

Salah satu standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

adalah standar proses. Standar proses ini berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran.5 Standar dari

pemerintah tersebut kemudian dikembangakan sendiri oleh masing-masing

3

Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), 87

4

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendiddikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 17

5


(8)

3

guru pada tiap sekolah. Guru bebas mendesain pembelajaran yang disesuaikan

dengan kempuan siswa, lingkungan belajara siswa dan juga karakteristik

siswa dalam belajara.

Seorang guru IPS di SD/MI dituntut untuk menguasai berbagai jenis

konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang memadai. Guru juga diharapkan dapat

memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Hal itu diperlukan agar

pembelajaran akan lebih sesuai dengan kebutuhan siswa, kemampuan guru

dan tujuan pendidikan nasional juga sehingga pembelajaran lebih

menyenangkan dan siswa menyukainya.

Pada kenyataannya siswa merasa kesulitan dalam menerima

pelajaran IPS. IPS menjadi hal menakutkan bagi siswa karena materi yang

begitu banyak dan penyampaian materi dari guru masih menggunakan

model dan strategi pembelajaran klasik, seperti ceramah, guru mencatat

dipapan tulis dan siswa menyalin apa yang ditulis oleh guru dan

mengerjakan soal. IPS memang tidak dapat lepas dari proses menghafal.

Namun, proses menghafal yang berlebihan dapat membuat siswa stres

sehingga terjadi penurunan tingkat hasil belajar siswa. Sehingga siswa

segan belajar dan merasa bosan yang mengakibatkan turunnya prestasi

belajar siswa.6

Realitas serupa juga dialami oleh siswa kelas II MI Roudlotul Ulum

Kebonsari, Candi Sidoarjo, pembelajaran IPS pada materi mendeskripsikan

6


(9)

4

peran anggota keluarga belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal

tersebut diketahui melalui daftar nilai ualangan harian dan hasil wawancara

pada guru kelas mengenai hasil belajar siswa diperoleh data hanya 9 siswa

dari 19 siswa atau dalam persen hanya 47% siswa yang nilainya memenuhi

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)yang ditetapkan sekolah yaitu 75.7

Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam

pembelajaran kurang melibatkan peserta didik secara aktif dan hanya berpusat

pada guru. Siswa hanya diminta membaca materi secara bergantian kemudian

siswa diminta mengerjakan soal yang ada di buku. Hal tersebut terulang

berkali-kali dalam pembelajaran, sehingga siswa merasa jenuh dan

mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum).8

Untuk itu dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam

mendeskripsikan peran anggota keluarga pada siswa kelas II di MI Roudlotul

Ulum Kebonsari, Candi Sidoarjo, peneliti akan melakukan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe crossword puzzle.

Dengan menggunakan strategi ini, siswa bisa lebih bersemangat dalam belajar

dan tidak merasa jenuh karena ada inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran.

Penerapan strategi crossword puzzle ini pernah dilakukan oleh

saudari Dini Rialistya dengan judul “Peningkatan Prestasi Pembelajaran IPS

7

Data Hasil Ulangan Harian Yang Dilaksanakan Pada Tanggal 27 Februari 2015

8


(10)

5

Pokok Bahasan Peta Melalui Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas

IV MI Sukorejo 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang”. Dalam penelitian ini, materi yang diambil adalah komponen-komponen pada peta.

Pada kegiatan awal pembelajaran, peneliti yang juga bertindak sebagai guru

menjelaskan tentang bagaimana proses pembelajaran dengan strategi

crossword puzzle (teka-teki silang). Pada kegiatan inti, peneliti menggunakan media gambar berupa peta. Untuk memenjelaskan

komponen-komponen yang ada dalam peta. Pada kegiatan akhir, peneliti memberi

evaluasi berupa test tulis. Test tulis yang diberikan peneliti berupa soal

crossword puzzle (teka-teki silang) pada masing-masing siswa untuk

mengetahui peningkatan prestasi yang dicapai oleh siswa. Pada penelitian

ini, disimpulkan bahwa strategi pembelajaran Crossword Puzzle dapat

meningkatkan prestasi pembelajaran IPS pokok bahasan peta pada siswa

kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab. Semarang. Hal ini dibuktikan

dari hasil rekapitulasi nilai siswa kelas IV MI Sukorejo 02 Kec. Suruh, Kab.

Semarang, yang mencapai KKM dari siklus I yaitu 36,4%. Siklus II 63,6%

sampai 100% pada siklus III.

Berdasarkan latar belakang yang ada dan dari penelitian terdahulu,

peneliti juga akan melakukan penelitian dengan strategi yang sama dengan

judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERAN


(11)

6

PUZZLE PADA SISWA KELAS II MI ROUDLOTUL ULUM SIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS materi

peran anggota keluarga di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam materi peran anggota

keluarga setelah penerapan strategi crossword puzzle pada pelajaran IPS di

kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

C. Tindakan yang dipilih

Tindakan yang dipilih untuk pemecahan masalah yang dihadapi

dalam pembelajaran IPS pada materi peran anggota keluarga adalah dengan

penerapan strategi pembelajaran Crossword Puzzle. Dengan strategi

pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

materi peran anggota keluarga. Strategi pembelajaran crossword puzzle juga

diharapkan dapat memberikan variasi baru pada proses pembelajaran siswa,

dalam penerapan strategi pembelajaran ini, siswa tidak lagi belajar dengan


(12)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari

penelitian adalah:

1. Dapat mengetahui penerapan strategi crossword puzzle dalam

pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga II MI Roudlotul Ulum

Kebonsari Candi Sidoarjo.

2. Dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada peran materi

anggota siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo

setelah penerapan strategi crossword puzzle.

E. Lingkup Penelitian

Supaya penelitian ini bisa fokus dengan objek, maka permasalahan

tersebut akan dibatasi pada hal – hal tersebut dibawah ini:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas II Semester genap tahun ajaran 2014

– 2015.

2. Tindakan yang diambil dalam penelitan ini adalah dengan penerapan

strategi pemebelajaran crossword puzzle, pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial materi peran anggota keluarga.

3. Materi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu materi


(13)

8

F. Manfaat Penenelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

b. Mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses

pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang

tepat.

c. Guru dapat mengetahui strategi crossword puzzle dan dapat

menerapkannya pada pembelajaran di kelas.

d. Mengaplikasikan strategi dalam proses belajar yang telah dipelajari

selama berada di bangku kuliah.

2. Bagi Siswa

a. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran materi

mendeskripsikan peran anggota keluarga.

b. Motivasi siswa dapat mengalami peningkatan.

c. Pembelajaran berjalan dengan aktif , kreatif, dan menyenangkan.

d. Mempermudah siswa untuk menangkap informasi dalam proses


(14)

9

3. Bagi sekolah

a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah

pada peningkatan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peran

anggota keluarga pada pelajaran IPS dengan penerapan strategi

pembelajaran crossword puzzle di sekolah.

b. Meningkatkan mutu sekolah melalui penggunaan beragam media dan


(15)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dari dua kata

yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil berarti sesuatu yang diadakan (dibuat,

dijadikan, dsb) oleh usaha. Belajar adalah usaha memperoleh kepandaian atau

ilmu.

Dimyati dan Mudjiono menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan

hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Pertama

dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Kedua dari sisi guru,

hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran.8

Sedangkan Slameto berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu

gambaran prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu

8


(16)

11

paket belajar tertentu, yang dapat diukur dalam berbagai bentuk melalui

proses evaluasi tertentu. 9

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima

pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi

tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan siswa lebih lanjut, baik

untuk keseluruhan kelas maupun individu.

2. Indikator Hasil Belajar

Melalui indikator ini, mempermudah melihat tingkah laku siswa yang

muncul dalam suatu proses belajar mengajar berdasarkan rencana

pembelajaran yang dirancang oleh guru.10 Pada prinsipnya, pengungkapan

hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai

akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Kunci pokok untuk memperoleh

ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis besar indikator

yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diukur. Indikator hasil

9

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), 14

10

Nana Sudjana, Cara Belajar siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo bandung, 1989), 21


(17)

12

belajar menurut Benjamin S. Bloom dalam Taxonomy of Education

Objectives membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah,11 antara lain:

a. Ranah Kognitif

Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan

perkembangannya daripada persepsi, introspeksi, atau memori siswa.

Tujuan pembelajaran kognitif dapat dibedakan menjadi enam tingkatan,

yaitu: a) knowledge, b) comprehension, c) application, d) analysis, e)

synthesis, f) evaluation. Guru harus mengembangkan kata-kata kerja menjadi tujuan instruksional dengan memperhatikan dan memilih kata

yang sesuai dengan tingkatan materi, berikut kata-kata kerja yang dapat

dikembangkan oleh guru:

Tabel 2.1 Ranah kognitif

Tingkatan Verb (Kata Kerja)

Knowledge (pengetahuan) Identifikasi, spesifikasi, menyatakan Comprehension

(pemahaman)

Menerangkan, menyatakan kembali, menerjemahkan

Application (penerapan) Menggunakan, memecahkan, menggunakan

Analysis (analisis) Menganalisis, membandingkan, mengkonsentrasikan

Synthesis (sintesis) Merancang, mengembangkan, merencanakan

Evaluation (evaluasi) Menilai, mengukur, memutuskan

11

Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPEE, 1988), 42


(18)

13

b. Ranah Afektif

Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada

pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi. Dalam pengembangan

pendidikan, nilai afektif yang semula hanya mencakup hanya mencakup

perasaan dan emosi ialah berkembang menyangkut moral, nilai-nilai

budaya, dan keagamaan. Tujuan pembelajaran afektif dibedakan menjadi

lima yaitu:

Tabel 2.2 Ranah Afektif

Tingkatan Verb (Kata Kerja)

Receiving (menerima) Menerima, peduli, mendengar Responding (menjawab) Melengkapi, melibatkan, sukarela

Valuing (menilai) Menunjukkan lebih senang,

menghargai, menyatakan peduli Organization (mengorganisasi) Berpartisipasi, mempertahankan,

menyatukan (sintesis) Characterization by value or

value complex

(mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks)

Menunjukkan empati, menunjukkan harapan, mengubah tingkah laku

c. Ranah Psikomotorik

Proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan dari

pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk

keterampilan siswa. Pengembangan psikomotor mencakup proses yang


(19)

14

dengan keterampilan hidup. Tujuan instruksional psikomotorik secara

garis besar dibedakan menjadi 7, yaitu:

Tabel 2.3 Ranah psikomotor12

Berdasarkan pada tiga tabel diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa dalam hasil belajar harus mengembangkan tiga ranah, yaitu: ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini difokuskan pada

ranah kognitif dan afektif, karena penelitian ini nantinya akan mengukur

seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada materi peran anggota

keluarga dan sikap siswa pada pembelajaran. Pada ranah kognitif, yang

diukur adalah pada tingkat pengetahuan (knowladge) dan pemahaman

(coprehension), sedangkan untuk ranah afektif yang diukur adalah pada

tingkat penerimaan (receiving) dan menjawab (responding).

12

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 74-77

Tingkatan Verb (Kata kerja)

Perception (persepsi) Membedakan, mengidentifikasi,

memilih

Set (penetapan) Mengasumsi, posisi,

mendemonstrasikan, menunjukkan

Guided Response (reaksi atas dasar arahan)

Mengusahakan, meniru, mencoba

Mechanism (mekanisme) Membiasakan, mempraktikkan, mengulang,

Compex overt response (reaksi

terbuka dengan kesulitan

kompleks)

Menghasilkan, mengoprasikan,

menampilan

Adaptation (adaptasi) Mengadaptasi, mengubah,

merevisi

Origination (asli) Menciptakan (create) desain,


(20)

15

B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI 1. Definisi Mata Pelajaran IPS di SD/MI

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diberikan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS

memuat materi Geografi, Sejarah dan Ekonomi. Pembelajaran tersebut

disajikan di sekolah mulai dari kelas rendah sampai kelas atas.

Pembelajaran IPS dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan

pembelajaran di sekolah yang mempelajari isu-isu sosial yang

berkembang di masyarakat yang memuat keadaan geografis, perkembang

sejarah dan kegiatan ekonomi masyarakat. Pembelajaran IPS akan terus

berkembang karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami

perubahan. Oleh karena itu pembelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis

terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat yang dinamis.

Pembelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan

terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan


(21)

16

suatu proses pembelajaran yang dapat memahami serta

mengembangkan ilmu sosial yang dapat dipelajari di jenjang berikutnya.

Pembelajaran IPS di SD/MI diharapkan peserta didik akan memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam pada ilmu yang

berkaitan.13

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD/MI

Setiap mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum, telah

ditentukan tujuan yang harus dicapai oleh mata pelajaran tersebut dalam

Proses Belajar Mengajar (PBM). Tujuan ini disebut tujuan kurikuler yang

merupakan penjabaran lebih lanjut dari Tujuan Institusional dan Tujuan

Pendidikan Nasional.

Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah tujuan pendidikan IPS.

Secara keseluruhan tujuan pembelajaran IPS di SD/MI adalah sebagai

berikut :

a. Membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam

kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali siswa dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

13

Wahid Murni, ddk., Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik, (Yogyakarta: Nuha Litera, 2010),. 216


(22)

17

c. Membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan

sesama warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta bidang

keahlian.

d. Membekali siswa dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi

bagian dari kehidupan tersebut.

e. Membekali siswa dengan kemampuan mengembangakan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan

kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dan kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan siswa memiliki

kemampuan sebagai berikut :14

b. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

c. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial.

d. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

dan kemanusiaan.

e. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat

lokal, nasional, dan global.

14


(23)

18

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD/MI

Secara umum, ruang lingkup pembelajaran IPS untuk SD/MI

mencakup aspek-aspek sebagai berikut :15

1) Manusia, tempat dan lingkungan.

2) Waktu keberlanjutan dan perubahan.

3) Sistem sosial dan budaya.

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

5) Sikap berbangsa dan bernegara.

Lima aspek tersebut merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam

ruang lingkup pada pembelajaran IPS secara umum. Unsur-unsur tersebut

berlaku dalam setiap pembelajaran IPS SD/MI atau jenjang di atasnya.

4. Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI

Pembelajaran IPS di SD/MI memiliki karateristik masing-masing

sesuai dengan aspek yang menjadi pembelajaran, akan tetapi satu hal

yang menjadi kesamaan yaitu ruang lingkup yang dipelajarinya adalah

manusia dalam kontak sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran IPS pada umumnya memiliki karakteristik, antara lain16 :

1. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang

peristiwa gejala dan masalah sosial daripada teoritis keilmuan.

15

Ibid, 29

16


(24)

19

2. Dalam pembelajaran objek studinya, IPS menekankan pada

keterpaduan aspek-aspek yang terpisah satu sama lain.

3. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya

dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.

4. Pada pengajaran IPS masyarakat menjadi sumber materi, objek

studi, dan sekaligus menjadi ruang lingkup pembelajarannya.

5. Dalam melaksanakan kerjanya pembelajaran IPS menerapkan

pendekatan terhadap kehidupan sosial masyarakat.

6. Pembelajaran IPS dapat dilaksanakan mulai dari tingkat dasar sampai

perguruan tinggi.

Karakteristik pembelajaran IPS tersebut menjadi pedoman setiap

guru dalam pembelajan IPS. Meskipun pada umumnya pembelajaran IPS

berkaitan dengan isu-isu sosial terus berkembang sesuai arus globalisasi

akan tetapi karateristik-karakteristik pembelajaran IPS tersebut tidak lepas

dari kontak yang dipelajari dalam pembelajaran IPS.

C. Materi IPS Peran Anggota Keluarga 1. Peran Setiap Anggota Keluarga

Dalam satu keluarga biasanya terdiri atas ayah, ibu dan anak.

Tetapi kadang-kadang ada nuga anggota keluarga lainnya.

Contohnya seperti kakek, nenek, paman, bibi, tante dan pembantu


(25)

20

bersama kita dalam satu rumah. Anggota keluarga kita di rumah jadi

banyak.

Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Peran

adalah tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga.17

2. Peran Orang Tua dalam Keluarga

Kedudukan ayah sebagai kepala rumah tangga. Ayah

bertanggung jawab atas semua anggota keluarganya yang lain.

Tanggung jawab ayah dalam hal mensejahterakan anggota keluarga.

Ayah bekerja untuk mencari nafkah. Nafkah itu digunakan

untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga itu

sangat banyak dan harus dipenuhi. Mencari nafkah adalah tugas

utama ayah.

Kadang-kadang dalam keluarga, ibu juga ikut mencari nafkah

bagi keluarga. Saat ini sudah banyak ibu yang bekerja. Ibu boleh

saja bekerja mencari nafkah, tapi ibu juga memiliki kewajiban di

rumah. Kewajiban ibu mengurus keluarga dan rumah tangga.

Walaupun bekerja, kedudukan ibu dalam keluarga tetap sebagai ibu

rumah tangga.

Tugas ibu di rumah sangatlah banyak, seperti memasak,

menyapu, mencuci, menyetrika dan lain sebagainya. Oleh sabab itu

sebagai seorang anak harus membantu ibu.

17


(26)

21

Kewajiban ayah dan ibu di rumah adalah mendidik dan

membimbing anak-anaknya dengan baik. Contohnya adalah

mengajarkan kebaikan. Membimbing belajar juga kewajiban orang

tua.

3. Peran Anak dalam Keluarga

Anak adalah buah hati orang tua. Kedudukan anak di rumah

sebagai anggota keluarga. Kewajiban anak di rumah adalah

membantu orang tua untuk meringankan pekerjaan mereka.

Banyak hal yang harus dilakukan anak sebagai anggota

keluarga. Milsalnya belajar dengan rajin di sekolah maupun di

rumah. Belajar dengan rajin adalah tugas utama anak. Orang tua

akan senang dengan anak yang rajin belajar.

Tugas anak yang lain misalnya membantu ibu membereskan

rumah. Misalnya mencuci sayuran sebelu dimasak, membuang

sampah, menyapu, memgepel dan membersihkan debu.

Ketika melaksanakan tugas di rumah anak tidak boleh

mengeluh. Mengeluh bukanlah perbuatan yang terpuji dan

menyenangkan. Orang yang suka mengeluh tidak akan disukai orang

lain.

Ayah dan ibu melaksankan tugas mereka tanpa mengeluh,


(27)

22

tugas tanpa mengeluh dan mengharapkan imbalan atau bayaran

disebut ikhlas.

4. Peran Anggota Keluarga Lain dalam Keluarga

Kadang-kadang kakek dan nenek tinggal serumah dengan kita.

Bila seperti itu, kakek dan nenek termasuk anggota keluarga. Hanya

saja kakek dan nenek disebut anggota keluarga lain, bukan inti.

Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.

Kakek dan nenek harus dihormati anak dan cucunya.

Kewajiban kakek dan nenek adalah memberi nasihat kepada anak

dan cucunya. Sudah seharusnya anak dan cucu mendengarkan

nasihat kakek dan nenek.

Kakek dan nenek adalah orang yang bijaksana. Sudah banyak

pengalaman yang dimilikinya. Merawat orang tua seperti kakek dan

nenek adalah perbuatan terpuji dan dicintai tuhan.

Tidak hanya kakek dan nenek saja, tante, om dan pembantu

rumah tangga juga termasuk anggota keluarga. Pembantu rumah

tangga membantu pekerjaan ibu di rumah. Ketika ibu sibuk bekerja,

pembantu mengerjakan pekerjaan di rumah. Oleh sebab itu

pembantu di rumah harus diperlakukan dengan baik.18

18


(28)

23

D. Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle 1. Pengertian Strategi

Strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakuakn oleh

seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.19 Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).20

Apabila dihubungkan dengan pembelajaran, strategi adalah cara

yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan

pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegitan yang

dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa. Strategi pembelajaran

tidak hanya terbatas pada proses kegiatan, tetapi juga termasuk di dalamnya

materi atau paket pengajarannya.

Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi dalam

pembelajaran dan pengajaran juga prosedur yang digunakan untuk membantu

siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi

pembelajaran juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok

dengan tujuan yang akan dicapai.

19

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 18

20

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008) Edisi Keempat, 1340


(29)

24

2. Strategi Crossword Puzzle

Crossword Puzzle (teka-teki silang) merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang dikembangkan dari strategi active learning. Strategi ini

diklasifikasikan pada active learning bagian keempat yaitu tentang

“bagaimana agar belajar tidak terlupakan”. Menjadikan pembelajaran tidak

terlupakan membuat siswa selalu mengingat (menyimpan) apa yang telah

mereka pelajari. Strategi Crossword Puzzle (teka-teki silang) ini dapat

menjadi strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa dan membantu

mengingat (menyimpan) pembelajaran yang telah diterima siswa.21

Crossword Puzzle atau Teka-teki Silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan di mana kita harus mengisi ruang-ruang kosong (berbentuk

kotak putih) dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah kata berdasarkan

petunjuk yang diberikan. Petunjuknya biasa dibagi ke dalam kategori mendatar

dan menurun tergantung posisi kata-kata yang harus diisi.

Crossword puzzle (teka teki silang) merupakan kotak-kotak isian yang bersilang antara jajaran kotak-kotak yang menurun dan mendatar. Jawaban atas

isian harus pas dan sesuai dengan jumlah kotak yang tersedia. Untuk

menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang berwarna putih harus

terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam kumpulan kata yang ada. Secara

21

Mel Silberman, Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif , terj. Sarjuli (Yogyakarta: Pustaka Madani, 2009), 247


(30)

25

spesifik Crossword Puzzle mengharuskan siswa untuk memasukkan kata yang

bersesuaian dengan panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan

sampai seluruh kotak terisi penuh. Aturan pengisian kata-kata tersebut

berhubungan dengan penyamaan jumlah kotak dengan jumlah karakter pada

kata dan pengisian kata-kata ke dalam kotak pada Crossword Puzzle secara

berkesinambungan. Pengisian ini berdasarkan pertanyaan, pernyataan ataupun

permasalahan yang diberikan, pada penelitian ini adalah tentang pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Crossword puzzle (teka teki silang) termasuk dalam jenis permainan

dan banyak digunakan dalam selingan di majalah ataupun koran yang biasanya

hanya dilakukan untuk mengisi waktu luang, tetapi sekaligus untuk mengasah

otak. Crossword puzzle (teka teki silang) yang semula hanya untuk mengisi

waktu luang, dapat digunakan untuk latihan soal-soal bagi siswa. Dengan

harapan dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPS. Crossword Puzzle merupakan salah satu permainan

yang dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan

menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan


(31)

26

Prosedur penerapan strategi crossword puzzle (teka-teki silang) yaitu:22

a. Mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-

nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah

diselesaikan.

b. Menyusun crossword puzzle (teka-teki silang) sederhana,.yang

mencakup item-item sebanyak yang didapat. Hitamkan kotak-kotak

yang tidak diperlukan. (jika terlalu sulit membuat crossword puzzle

(teka-teki silang), maka diselingi dengan item-item yang

menyenangkan, yang tidak berkaitan dengan pelajaran.

c. Membuat contoh-contoh item silang dengan mengunakan diantara

macam-macam berikut ini:

1) Definisi pendek.

2) Kategori yang sesuai dengan item.

3) Contoh.

4) Lawan kata

d. Membagikan crossword puzzle (teka-teki silang) kepada siswa baik

secara individual maupun kelompok.

e. Menentukan batasan waktu. Berikan hadiah kepada individu atau tim

dengan benda yang paling konkrit.

22

Mel Silberman, Active Lerrning: 101 Metode Pembelajaran Aktif , terj. Sarjuli (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), 256


(32)

27

Dari keseluruhan pemaran mengenai strategi maka dapat disimpulkan

bahwa strategi crossword puzzle (teka-teki silang) adalah strategi pembelajaran

untuk meninjau ulang materi-materi yang telah disampaikan. Peninjauan ulang

meteri ini dilakukan pada menit-menit terakhir. Peninjaun ini berguna untuk

memudahkan siswa dalam mempertimbangkan informasi dan menemukan

cara-cara untuk menyimpannya dalam otak. Strategi ini dapat membantu

memudahkan siswa dalam belajar karena dalam crossword puzzle (teka-teki


(33)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah Classroom Actions

Research (CAR). Pada hakikatnya, penelitian tindakan kelas digunakan agar suatu proses penelitian memiliki daya guna dan manfaat ganda. Peneliti akan

memperoleh informasi yang berkaitan dengan berbagai permasalahan

pendidikan dan pembelajaran. Sementara subjek yang diteliti mendapat

manfaat langsung dari adanya tindakan nyata.23

Menurut Arikunto dkk, PTK terdiri dari tiga unsur kata, yaitu

penelitian tindakan kelas yang mempunyai arti sebagai berikut:

1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian kegiatan

untuk siswa.

23

Isjoni Ishaq, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), 106-107


(34)

29

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam

bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas

adalah sekelompok siswa dalam kelompok yang sama dari guru yang

sama juga.24

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kombinasi. Metode penelitian ini mengkombinasikan atau menggabungkan

antara metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kualitatif

dan kuantitatif digunakan bersama-sama dalam penelitian, sehingga diperoleh

data yang lebih komperhensif, valid, reliabel dan obyektif.25

Penelitian ini bersifat kolaboratif, yaitu penelitian yang melibatkan

pihak lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi pihak lain adalah guru mata

pelajaran. Pada saat proses penelitian, peneliti bertindak sebagai pengajar

pada proses pembelajaran. Sedangkan guru mata pelajaran bertindak sebagai

pengamat. Penanggung jawab pada penelitian tindakan kelas adalah peneliti.

Tujuan utama dari penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS

materi peran anggota keluarga melalui penerapan strategi crossword puzzle di

kelas. Peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi.

24

Suharsini Arikunto, et.al, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi aksara, 2007), 2-3

25


(35)

30

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas sesungguhnya banyak

manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat itu antara lain dapat dikaji dari

beberapa pembelajaran di kelas. Manfaat yang terkait dengan komponen

pembelajaran antara lain meliputi :

1. Dalam aspek inovasi pembelajaran, penelitian tindakan kelas (PTK)

mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan

kelasnya.

2. Dalam pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas, PTK dapat

membantu guru secara efektif untuk mengembangkan kurikulum, karena

guru kelas juga harus bertanggung jawab terhadap pengembangan

kurikulum dalam level sekolah atau kelas.

3. Peningkatan profesionalisme guru, PTK merupakan salah satu media

yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di

kelas, dan kemudian meningkatkannya ke arah perbaikan-perbaikan

secara profesional karena guru yang berprofesional tentu tidak enggan

melakukan perubahan dalam praktek Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

sesuai dengan kondisi kelasnya.26

Adapun model yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan

ini adalah Model Kurt Lewin. Tujuan menggunakan model ini apabila dalam

awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan

dan pelaksanaan tindakan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya

26


(36)

31

sampai target yang diinginkan tercapai. Pada setiap siklusnya terdiri dari

empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Berikut adalah gambaran dari siklus PTK model Kurt Lewin.

Gambar 3.1

Prosedur PTK Model Kurt Lewin Sumber: LAPIS PGMI

Identifikasi Masalah

Perencanaan (planning)

Tindakan

(acting) Siklus ӏ

Observasi (observing) Refleksi

(reflection)

Identifikasi

Masalah Siklus ӏӏ


(37)

32

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi :

a. Tempat penelitian : MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi

Sidoarjo

b. Subjek penelitian : siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari

kecamatan Candi Sidoarjo dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 19

siswa yang terdiri dari 5 siswa dan 14 siswi.

c. Waktu penelitian : penelitian akan dilakukan pada semester genap

tahun ajaran 2014-2015.

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan

Candi Sidoarjo. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukakan atas dasar

sekolah pernah menjadi tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).

Sehingga peneliti telah mengenal subjek penelitian.

Masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu banyak siswa yang hasil

belajarnya masih kurang pada materi peran anggota keluarga pada mata

pelajaran IPS, padahal materi ini adalah salah satu materi penting dan cukup


(38)

33

Pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih berpusat pada guru

(teacher centre) kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut jika terus-terusan terulang maka akan dapat membuat siswa kurang mampu

dalam menguasai pelajaran, sehingga hasil belajar menurun

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek peneliti atau apa saja yang memberikan titik

perhatian suatu penelitian.27 Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel input : Siswa Kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari

kecamatan Candi Sidoarjo

b. Variabel proses : penerapan strategi crossword puzzle

c. Variabel output : peningkatan hasil belajar meteri peran anggota

keluarga siswa mata pelajaran IPS.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus, sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning), meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai

dengan strategi crossword puzzle. RPP ini digunakan sebagai

pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

27


(39)

34

kelas.

2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan

pembelajaran dan lembar observasi. Pedoman observasi digunakan

untuk mencatat hasil pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran serta digunakan untuk mencatat segala perilaku dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun pedoman wawancara untuk mempermudah peneliti dalam

mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran yang

sedang dilaksanakan.

4) Membuat lembar penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan

belajar siswa dalam materi.mendeskripsikan peran anggota keluarga.

5) Peneliti menentukan kriteria keberhasilan

Berdasarkan kriteria, peneliti ini ingin mengetahui apakah tindakan

yang telah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan atau belum, apabila

sudah sesuai maka tindakan perbaikan dihentikan (siklus selesai). Apabila

belum maka peneliti terus melakukan perbaikan-perbaikan di siklus

berikutnya. Kriteria dalam penelitian ini adalah:

a) Meningkatnya jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM.

b) Guru dapat melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah

dikembangkan sebelumnya ≥ 85 %

c) Menyusun instrumen penelitian yang meliputi: pedoman observasi,


(40)

35

b. Tindakan (acting)

Setelah dilakukan perencanaan secara memadai, selanjutnya

dilaksanakan tindakan dengan penerapan strategi crossword puzzle

(teka-teki silang), pada pembelajaran IPS materi peran anggota

keluarga sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Tindakan tersebut

meliputi keguatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dalam

pembelajaran.

1) Kegiatan Awal

a) Mengucapkan salam, bertanya mengenai kabar siswa.

b) Perwakilan siswa disuruh untuk memimpin doa.

c) Guru mengabsent siswa

d) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.

e) Memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi dan bertepuk

semangat.

f) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang materi yang

akan dipelajari

2) Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan

berlangsung selama proses pembelajaran.

b) Guru sekilas memberikan penjelasan materi pembelajaran


(41)

36

c) Guru menggali pengetahuan siswa dengan saling bertanya

jawab.

d) Guru menuliskan poin-poin penting (keyword) dari materi

yang dipelajari.

e) Guru menyusun kotak-kotak untuk soal crossword puzzle

mengacu pada poin-poin yang telah dituliskan.

f) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.

g) Setiap kelompok diminta untuk memilih salah satu nomor

pada papan crossword puzzle.

h) Guru membacakan soal sesuai dengan nomor yang diminta

siswa.

i) Siswa menjawab soal tersebut sesuai dengan kotak-kotak

yang tersedia. Jika jawaban benar maka kelompok tersebut

mendapat poin, dan jika jawaban salah soal bisa dijawab

oleh kelompok lain. Kelompok selanjutnya bisa memilih

nomor yang lain.

j) Setelah terjawab semua, mulai penghitungan poin yang

diperoleh kelompok.

k) Kelompok yang mendapat poin terbanyak akan mendapat

hadiah dari guru.

l) Guru membagikan soal crossword puzzle pada tiap-tiap


(42)

37

m) Siswa mengerjakan secara individu dengan batasan waktu.

n) Siswa yang dapat menyelesaikan pertama kali akan

mendapat hadiah dari guru.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang

telah dipelajari

b) Siswa dengan guru merangkum materi yang telah

dipelajari.

c) Guru menjelaskan singkat mengenai materi yang akan

dipelajari dipertemuan selanjutnya.

d) Guru mengakhiri dengan meminta salah satu dari

siswauntuk memimpin berdo’a.

e) Guru mengucapkan salam.

c. Observasi (observing)

Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan

selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi

dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan yang

terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh peneliti sesuai


(43)

38

d. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis

data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari

lembar observasi. Kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru dari

hasil pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun

ketercapaian. Pembelajaran dari siklus pertama sebagai

pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua dimaksudkan

sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus kedua

identik dengan siklus pertama yaitu diawali dengan perencanaan

(planning), dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan (action),

observasi (observation), dan refleksi (reflection). Pada tahap refleksi,

dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta

diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi untuk membuat

kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran IPS materi peran anggota

keluarga melalui penerapan strategi crossword puzzle dalam

meningkatkan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peran

anggota keluarga setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari


(44)

39

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan

antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan

pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan

informasi dimana pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan

untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Teknik ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang

kaitannya dengan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan peran

anggota keluarga pada pembelajaran IPS di MI Roudlotul Ulum

Kebonsari kecamatan Candi Sidoarjo sebelum diterapkannya strategi

crossword puzzle. Sehingga peneliti menemukan gambaran tentang kemapuann siswa dalam pembelajaran IPS pada saat sebelum dan

sesudah tindakan.

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (penganbilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.28Observasi

adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

28


(45)

40

menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.29

Metode observasi yang digunakan yaitu jenis observasi partsipasi aktif.

Adapun hal-hal yang diamati oleh observer pada penelitian ini

selama proses pembelajaran berlangsung adalah:

1) Semangat siswa ketika pembelajaran berlangsung

2) Keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan

strategi crossword puzzle.

3) Merespon pertanyaan guru

4) Berperilaku yang tidak relevan dengan pembelajaran, seperti

percakapan yang tidak relevan, mengerjakan sesuatu yang tidak

relevan dan bergurau.

5) Tanggapan siswa setelah mengerjakan crossword puzzle (teka-teki

silang) dalam proses pembelajaran.

c. Dokumantasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengambil

data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan

masalah yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data-data yang ada di lembaga sekolah sebagai penunjang data. Dalam

hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau

29

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hal. 156


(46)

41

arsip dari lembaga yang di teliti.30

Adapun yang dimaksud disini adalah pengambilan data dengan

cara mencatat, mencetak dan merekam semua hal yang terjadi dalam

proses pembelajaran. Selain itu juga semua hal yang berhubungan

dengan siswa kelas II MI Roudlotul Ulum Kebonsari kecamatan Candi

Sidoarjo.

d. Tes atau evaluasi

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 31

teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS materi peran anggota keluarga. Tes atau evaluasi ini juga

sekaligus digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan

strategi crossword puzzle sekaligus mengukur tingkat keberhasilan

penelitian itu sendiri.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data sesuai

dengan teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

a. Wawancara : Lembar wawancara

30

Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 143.

31

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 150


(47)

42

b. Observasi : Lembar observasi

c. Tes : Lembar soal

a. Wawancara

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

dilakukan dengan teknik wawancara adalah dengan format wawancara

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Format Panduan Wawancara untuk Guru

No. Rumuan Masalah Panduan Wawancara

1. Bagaimana penerapan strategi

crossword puzzle pada pelajaran

IPS materi peran anggota

keluarga di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sebelum penelitian:

1. Strategi pembelajaran

apa yang sering anda gunakan?

2. Apa yang anda ketahui

mengenai strategi

crossword puzzle?

3. Apakah anda

pernahkan menerapkan

strategi crossword

puzzle sebelumnya? Setelah Penelitian:

1. Bagaimana kondisi

kelas selama

diterapkannya strategi crossword puzzle?

2. Apakah strategi

crossword puzzle

mudah untuk

diterapkan?

3. Apakah strategi

crossword puzzle dapat menjadi saran bagi guru

dalam upaya


(48)

43

belajar?

2. Bagaimana peningkatan hasil

belajar siswa dalam materi peran

anggota keluarga setelah

penerapan strategi crossword

puzzle pada pelajaran IPS di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sebelum Penelitian:

1. Bagaimana hasil belajar

yang diperoleh siswa

pada materi peran

anggota keluarga?

Sudah baik kah?

2. Berapa perolehan hasil

belajar siswa? Setelah Penelitian:

1. Apakah ada

peningkatan hasil

belajar setelah

diterapkan strategi

crossword puzzle?

2. Berapa perolehan hasil

belajar siswa setelah

diterapkan strategi

crossword puzzle?

Tabel 3.2

Format Panduan Wawancara untuk Siswa

No. Rumuan Masalah Panduan Wawancara

1. Bagaimana penerapan strategi

crossword puzzle pada pelajaran

IPS materi peran anggota

keluarga di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sebelum Penelitian:

1. Apakah kalian senang

dengan pelajaran IPS?

2. Sulitkah pelajaran IPS

menurutmu?

3. Apakah pembelajaran

di kelas menyenagkan? Setelah Penelitian:

1. Apakah pembelajaran

tadi menyenangkan?

2. Bagaimana pendapatmu

tentang cara mengajar guru tadi?


(49)

44

2. Bagaimana peningkatan hasil

belajar siswa dalam materi peran

anggota keluarga setelah

penerapan strategi crossword

puzzle pada pelajaran IPS di kelas II MI Roudlotul Ulum, Sidoarjo ?

Sesudah Penelitian:

1. Bagaimana menurtmu

materi peran anggota keluarga? Mudah atau sulit bagimu?

2. Apakah kamu merasa

lebih memahami materi peran anggota keluarga

setelah pembelajaran

tadi?

b. Lembar observasi

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang

dilakukan dengan teknik observasi adalah dengan panduan lembar

observasi. Berikut panduan observasi untuk guru dan siswa.

Tabel 3.3 Observasi Siswa

No. Kegiatan Skor Skor

1 2 3 4 1. Kegiatan Awal

- Siswa menjawab salam dari guru.

- Siswa berdoa dengan baik

- Siswa mendengarkan saat guru

menjelaskan tujuan pembelajaran

- Siswa antusias saat diajak guru

bernyanyi dan tepuk semangat.

3. Kegiatan Inti

- Siswa mendengarkan saat guru

menjelaskan langkah-langkah

kegiatan yang akan berlangsung selama proses pembelajaran.

- Siswa menyimak saat guru


(50)

45

materi

- Siswa menjawab pertanyaan dari

guru.

- Siswa duduk di kelompok

masing-masing dengan tertib.

- Siswa menjawab soal dengan baik

dan bermain dengan tertib.

- Siswa menerima lembar kerja

crossword puzzle

- Siswa mengerjakan Lembar Kerja

dengan batasan waktu yang

diberikan guru.

- Siswa yang selesai mengerjakan

pertama akan mendapat hadiah.

3. Kegiatan Penutup

- Siswa menjawab pertanyaan dari

guru tentang materi yang telah dipelajari siswa.

- Siswa merangkum materi yang

telah dipelajari.

- Siswa mendengarkan penjelasan

singkat dari tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.

- Salah satu siswa untuk memimpin

doa.

- Siswa menjawab salam.

4. Mengikuti pelajaran dengan baik

5. Suasana Kelas

- Antusias siswa

Jumlah skor total % = � �ℎ�

� � � × %

Keterangan:32

1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.

2 : jika aktivitas siswa kurang.

32


(51)

46

3 : jika aktivitas siswa baik

4 : jika aktivitas siswa sangat baik

Selanjutnya skor persentase yang telah diperoleh tersebut

diklasifikasikan kedalam bentuk sebuah predikat yang mempunyai

skala sebagai berikut:33

Tabel 3.4

Skala Persentase Hasil Observasi Siswa

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100% A Memuaskan

81-90% B Baik

71-80% C Cukup

61-70% D Kurang

<60% E Gagal

Tabel 3.5

Observasi Aktivitas Guru

No. Kegiatan Skor Skor

1 2 3 4

1. Guru telah melakukan persiapan

sebelum memulai pelajaran.

2. Kegiatan Awal

- Guru mengucapkan salam dan

bertanya kabar siswa.

- Guru meminta salah satu siswa

untuk memimpin doa.

- Guru mengabsent siswa.

- Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran

- Guru memotivasi siswa dengan

mengajak bernyanyi dan tepuk semangat.

- Guru menggali pengetahuan awal

33


(52)

47

siswa tentang materi yang akan dipelajari.

3. Kegiatan Inti

- Guru menjelaskan

langkah-langkah kegiatan yang akan

berlangsung selama proses

pembelajaran.

- Guru memberikan penjelasan

tentang materi

- Guru bertanya jawab dengan

siswa tentang materi yang

dipelajari.

- Guru menuliskan poin-poin

penting dari materi yang

dipelajari.

- Guru menyusun kotak-kotak untuk

soal crossword puzzle mengacu

pada poin-poin yang telah

dituliskan.

- Guru membagi siswa menjadi 3

kelompok

- Guru memberi kesempatan pada

tiap kelompok untuk memilih nomor.

- Guru membacakan soal sesuai

nomor yang dipilih siswa.

- Guru menghitung poin yang

diperoleh masing-masing

kelompok.

- Guru memberi hadiah pada

kelompok yang mendapat poin terbanyak.

- Guru membagikan lembar kerja

crossword puzzle

- Guru memberi batasan waktu pada

siswa untuk mengerjakan

- Guru memberi hadiah pada siswa

yang selesai mengerjakan pertama kali

3. Kegiatan Penutup

- Guru bertanya jawab materi yang


(53)

48

- Guru membimbing siswa untuk

merangkum materi yang telah dipelajari.

- Guru memberi penjelasan singkat

tentang materi yang akan

dipelajari selanjutnya.

- Guru meminta salah satu siswa

untuk memimpin doa.

- Guru mengucapkan salam.

4. Guru mengelola waktu dengan tepat.

5. Suasana Kelas

- Antusias siswa - Antusias guru

- Kesesuaian dengan RPP

Jumlah skor total % = � �ℎ�

� � � × %

Keterangan:34

1 : Jika aktivitas guru sangat kurang.

2 : jika aktivitas guru kurang.

3 : jika aktivitas guru baik

4 : jika aktivitas guru sangat baik

Selanjutnya skor persentase yang telah diperoleh tersebut

diklasifikasikan kedalam bentuk sebuah predikat yang mempunyai

skala sebagai berikut:35

34

Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) , (Bandung: Alfabeta, 2013), 142

35


(54)

49

Tabel 3.6

Skala Persentase Hasil Observasi Guru

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100% A Memuaskan

81-90% B Baik

71-80% C Cukup

61-70% D Kurang

<60% E Gagal

3. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, didapatkan data kualitatif dan kuantitatif.

Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara

deskriptif, yaitu sebagai berikut:

a. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk

kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil

belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa

terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.36 Data kualitatif dalam penelitian ini, yaitu gambaran

tentang kegiatan pembelajaran siswa kelas II MI Roudlotul Ulum

dengan penerapan strategi crossword puzzle, yang berkaitan dengan

aktifitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian,

antusias dalam pembelajaran, kepercayaan diri belajar. Data tersebut

dapat dianalisis secara kualitatif dengan tahapan sebagai berikut.

36


(55)

50

1. Kode dan Mengkoding

Digunakan untuk menyederhanakan sejumlah besar data yang

terkandung dalam catatan lapangan, observasi dan meteri

dokumen atau arsip adalah dengan membuat kode. Kode adalah

singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan

serangkaian kata, sebuah kalimat atau alenia dari catatan lapangan

yang sudah diketik kembali sehingga mudah dibaca oleh siapa

pun. Kode adalah katagori yang biasanya diambil dari pertanyaan

penelitian, hipotesis, konsep penting, atau tema yang penting.37

2. Mereduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3. Display data (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Pada penelitian kualitatif, penyajian data ini

dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik dan sejenisnya.

37


(56)

51

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah

dipahami. Penyajian data pada penelitian ini adalah dengan teks

yang bersifat naratif maupun deskriptif.

4. Kesimpulan dan Verifikasi data

Langkah terakhir dari analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali dilapangan,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena dikemukakan bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada

di lapangan.

b. Data Kuantitatif yaitu data dianalisa secara deskriptif. Misalnya,


(57)

52

1. Test

Peneliti menjumlahakan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya

dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai

rata-rata. Nilai rata-rata kelas didapat dengan menggunakan

rumus:

� = ∑ �� �

Keterangan :

X : Nilai Rata-Rata kelas

∑X : Jumlah keseluruhan nilai perolehan siswa

N : Jumlah siswa

Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dalam kelas dapat

digunakan rumus sebagai berikut :38

P = ∑ � �� �� � �

∑ � �� × 100%

Keterangan :

P : Persentase Ketuntasan belajar

∑ : Jumlah

38

Haris Supatno, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru/PLPG 2008, (Surabaya : Departemen Unesa, 2008), 185


(58)

53

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai

siswa dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan siswa sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Skala Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

2. Observasi Guru

Analisis observasi guru diperoleh dari pengamatan terhadap guru

pada saat proses pembelajaran. Untuk menghitung presentasinya

menggunakan rumus:

� = � �

Keterangan:

P = Nilai Observasi

F = skor yang diperoleh

N = skor maksimal

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai

dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan sebagai berikut:

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91%-100% A Memuaskan

81%-90% B Baik

71%-80% C Cukup

61%-70% D Kurang


(59)

54

Tabel 3.8

Skala Hasil Observasi Guru

3. Observasi Siswa

Analisis observasi siswa diperoleh dari pengamatan terhadap siswa

pada saat proses pembelajaran. Untuk menghitung presentasinya

menggunakan rumus:

� = � �

Keterangan:

P = Nilai Observasi

F = skor yang diperoleh

N = skor maksimal

Hasil yang diperoleh diklasifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai

dengan menggunakan kriteria tingkat keberhasilan sebagai berikut:

Tabel 3.9

Skala Hasil Observasi Siswa

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100 A Memuaskan

81-90 B Baik

71-80 C Cukup

61-70 D Kurang

<60 E Gagal

Skor Perolehan Nilai Huruf Kualifikasi

91-100 A Memuaskan

81-90 B Baik

71-80 C Cukup

61-70 D Kurang


(60)

55

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu kreteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam peningkatan atau memperbaiki

mutu PMB dikelas. Indikator kinerja harus realistik dan dapat dikur (jelas cara

pengukurannya).39

Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan

adanya perubahan ke arah peningkatan hasil belajar siswa pada

mendeskripsikan peran anggota keluarga, yaitu dengan ditandai meningkatnya

nilai rata-rata kelas siswa kelas II MI Roudlotul Ulum dengan nilia minimal

80%.

Minimal 80% dari jumlah siswa mendapat nilai yang memenuhi KKM

yang telah ditetapkan. Keaktifan siswa dalam katagori baik yaitu minimal ≥

75% setelah diterapkan strategi crossword puzzle dalam pembelajaran. Yang

juga ditunjukkan dengan kenaikan persentase hasil belajar siswa dari siklus I

ke siklus II dan telah mencapai kriteria nilai tertinggi.

Adapun kriteria indikator yang dijadikan acuan, yaitu meliputi:

a. Kemapuan menyebutkan kedudukan anggota keluarga

b. Kemapuan mendeskripsikan peran anggota keluarga

c. Mengerjakan soal dengan mandiri

39

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 127


(61)

56

d. Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.

G. Tim Peneliti

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan kolaborasi. Peneliti

berkolaborasi dengan guru mata pelajaran IPS yaitu Bapak Abdul Wahab,

MM. Beliau sebagai guru kolaborator bersama peneliti dikelas sekaligus

sebagai observator selama kegiatan penelitian tindakan kelas.

Peneliti dan kolaborator bertugas penuh dalam pelaksanaan penelitian

baik dalam kegiatan awal perencanaan, tindakan, observasi/aksi dan refleksi

dalam tiap pelaksanaan kolaborasi agar memenuhi hasil yang diinginkan


(62)

BAB ӏV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus,

setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan dengan durasi waktu 70 menit (2

x 35 menit) yaitu 2 jam pelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II

MI Rodlotul Ulum Candi Sidoarjo dengan jumlah siswa 19 anak. Pada

penelitian ini diterapkan strategi crossword puzzle untuk meningkatkan hasil

belajar pada materi peran anggota keluarga.

1. Siklus 1

Siklus satu terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi, sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan (Planing)

Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru mata pelajaran IPS

berdiskusi untuk menentukan waktu penerapan siklus I. Guru IPS

menyarankan agar penelitian dilakukan ketika jam mata pelajaran IPS

berlangsung yaitu pada hari sabtu. Peneliti menerima saran tersebut dan

meminta izin untuk melakukan penelitian pada tanggal 2 Mei 2015, dan

guru mata pelajaran IPS mengizinkan. Kesepakatan yang diperoleh antara

peneliti dan guru adalah pelaksanaan siklus I yang ditetapkan pada


(63)

58

Peneliti juga melakukan persiapan awal dengan membuat

perangkat pembelajaran diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan

pengembangan dari Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar mata

pelajaran IPS dari Permendiknas No. 22 tahun 2006.

Komponen lain yang dipersiapkan sebagai pendukung adalah

media pembelajaran yang berupa papan crossword puzzle yang dibuat

dari kertas manila. Media ini digunakan untuk menggambar kotak-kotak

crossword puzzle. Soal tes tulis juga disiapkan yang merupakan pengembangan dari indikator kompetensi berjumlah 10 butir soal yang

berupa soal dengan jawaban singkat. Alat dan bahan yang dibutuhkan

dalam proses juga disiapkan seperti spidol, lem, double tape, dan selotip.

Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang berupa

lembar observasi siswa dan guru. Lembar observasi tersebut sebelumnya

telah divalidasi oleh Bapak Sulton Mas’ud, S.Ag. M.Pd.I.

b. Tahap Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari RPP yang

dirancang sebelumnya. Peneliti diberikan wewenang untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran dan guru mata pelajaran IPS bertindak sebagai

observer sekaligus pendamping dalam kegiatan penelitian. Pada tahap


(64)

59

duduk. Peneliti mengkondisikan siswa dengan meminta duduk di bangku

masing-masing. Ada siswa yang masih berdiri di dekat pintu yaitu Vina,

peneliti meminta duduk dengan menggandeng tangan Vina menuju

bangkunya.

Pembelajaran dimulai saat siswa terkondisikan dengan baik.

Peneliti membuka pembelajaran dengan mengucap salam terlebih dahulu

dan menanyakan kabar siswa. Peneliti bertanya “bagaimana kabar kalian

hari ini?” dan para siswa menjawab “Alhamdulillah, luar biasa, siap belajar, bersemangat”. Peneliti meminta salah satu siswa untuk memimpin doa di depan kelas. Siswa yang memimpin doa adalah

Linggar, siswa lain mengikuti dengan semangat.

Gambar 4.1 Siswa Memimpin Doa


(65)

60

Setelah berdoa peneliti mengabsen siswa. Peneliti menyampaikan

tujuan pembelajaran. Siswa diajak bertepuk semangat, guru memimpin

tepuk semangat “tepuk semangat! See.. (prok-prok) maa.. (prok-prok)

ngat.. (prok-prok) semangat!!”. Siswa mengikuti peneliti dengan

semangat. Peneliti mengaitkan materi sekarang dengan sebelumnya

melalui tanya jawab dengan siswa. Peneliti bertanya “hari ini kita akan

belajar tentang peran dari anggota keluarga, tapi sebelumnya apa kalian

masih ingat tidak materi yang kita pelajarai kemarin? Materi yang kita

pelajari sebelumnya adalah kedudukan anggota keluarga. Jadi setiap

anggota keluarga pasti memiliki kedudukan dan peran masing-masing.

Siapa yang tahu kedudukan ibu sebagai apa?”. Beberapa siswa

mengangkat tangan, diantaranya Birin, Linggar, Putri dan Tasya. Mereka

menjawab serempak kepala rumah tangga. Peneliti kemudian menyebut

nama salah satu siswa yaitu Bagus. Peneliti bertanya pada Bagus

kedudukan dari anak. Bagus hanya diam tetapi beberapa siswa lain yang

menjawab dengan keras. Peneliti memberi penjelasan bahwa jika yang

ditanya adalah Bagus maka Bagus yang harus menjawabnya.peneliti

bertanya lagi kepada Bagus apa kedudukan dari ayah. Bagus dapat

menjawab dengan benar yaitu kepala keluarga.

Kegiatan inti diawali dengan peneliti memberi penjelasan

mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilalui. Peneliti mengatakan


(66)

61

silang). Peneliti menjelaskan mengenai materi peran anggota keluarga

dengan metode ceramah dan siswa mendengarkan. Setelah menjelaskan

materi, Peneliti dan siswa melakukan brainstorming dengan saling

bertanya jawab. Hal tersebut bertujuan untuk menegtahui sejauh mana

pemahaman siswa dan perhatian siswa saat peneliti menjelaskan materi.

Peneliti menuliskan poin-poin materi diantaranya peran, ayah, ibu,

orangtua, anak dan pembantu. Peneliti menyanyakan kepada siswa apa

yang dimaksud dengan peran. Peneliti meminta Putri untuk menjawab.

Putri menjawab dengan baik yaitu peran adalah tugas yang harus

dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Peneliti juga menanyakan

pertanyaan serupa kepada Aldi dan dapat dijawab dengan baik olehnya.

Peneliti menanyakan peran dari orangtua, ayah, ibu, anak dan pembantu

kepada masing-masing siswa.

Gambar 4.2


(1)

102

0 20 40 60 80 100

Siklus I

Siklus II

Tes tulis

Penilaian Sikap

Persentase

Ketuntasan Siswa 0

20 40 60 80 100

Siklus I

siklus II

Persentase

Ketuntasan Siswa

Gambar Grafik 4.10

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Rekapitulasi hasil belajar IPS cecara keseluruhan dalam grafik

adalah sebagai berikut.

Gambar Grafik 4.11

Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar IPS Secara Kesuluruhan


(2)

103

Grafik hasil rekapitulasi di atas menunjukkan bahwa penerapan

strategi crossword puzzle dapat membantu tercapainya peningkatan

hasil belajar siswa kelas II MI Roudlotul Ulum pada materi peran


(3)

104 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dengan menerapkan strategi crossword puzzle pada mata pelajaran IPS kelas

II MI Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut.

1. Penerapan strategi crossword puzzle pada mata pelajaran IPS kelas Ii MI

Roudlotul Ulum Kebonsari Candi Sidoarjo berjalan dengan baik dan

mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil

observasi aktifitas guru pada siklus I adalah 82.75 menjadi 90.74 pada

siklus II. Observasi aktifitas siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari

84.2 pada siklus I menjadi 86.84, pada siklus II.

2. Peningkatan hasil belajar IPS pada siswa kelas II dengan penerapan

strategi crossword puzzle mengalami peningkatan, hal tersebut dapat

dilihat dari persentase dan ketuntasan siswa. Pada siklus I jumlah siswa

yang tuntas adalah 11 siswa pada siklus II mencapai 16 siswa dari total

keseluruhan siswa adalah 19 siswa. Persentase yang dicapai pada siklus I


(4)

105

B. Saran

Beradasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ada

beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

1. Penerapan strategi crossword puzzle dapat dijadika alternatif dalam

meningkatkan aktifitas guru maupun siswa juga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, karena penerapan strategi yang baik dapat mempermudah

siswa dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

2. Penerapan strategi crossword puzzle diperlukan persiapan yang matang.

Guru harus mempersiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam

pembelajaran dengan baik. Guru juga harus memahami langkah-langkah

pembelajaran agar siswa dapat mengerti strategi yang digunakan guru.

3. Untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai pembelajaran dengan materi

peran anggota keluarga dapat dilakukan dengan strategi yang lain atau

sama dengan melakukan perbaikan-perbaikan agat diperoleh hasil yang


(5)

106

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:

Prestasi Pustaka)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian., (Jakarta: Rineka Cipta )

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta:

Rineka Cipta)

Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi aksara)

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara)

Asrori, Muhammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Wahana Prima)

Departemen Pendidikan Naisional. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(Jakarta: Depdiknas)

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama)

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rieneka Cipta)

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia)

Harsanto, Radno. 2011. Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius)

Isjoni Ishaq. 2006. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia)

Junaedi, Baihaqi. 2009. Evaluasi Pembelajaran MI, (Surabaya: PT. Revka Petra

Media)

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan

Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Mulyasa. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendiddikan, (Jakarta: Bumi


(6)

107

Mulyasa. 2012. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya)

Murni, Wahid ddk. 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik.

(Yogyakarta: Nuha Litera)

Nasution. 2003. Metodologi Research Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara)

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah,

(Yogyakarta: BPEE)

Sapriya. 2012. Pendidikan IPS, (Bandung: Rosda Karya)

Sardjiyo, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka)

Silberman, Mel. 2009. Active Learning: 101 Metode Pembelajaran Aktif, terj. Sarjuli

(Yogyakarta: Pustaka Madani)

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT

Rineka Cipta)

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: Sinar Baru Algesindo bandung)

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) , (Bandung: Alfabeta)

Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi

Aksara)

Supatno, Haris. 2008. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru/PLPG 2008, (Surabaya : Departemen Unesa)

Suranto. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 2, (Jakarta: Departeman Pendidikan

Nasional)


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle (Penelitian Tindakan Kelas V SDN Tugu 2 Depok)

2 20 213

“Pengaruh Penggunaan Media Presentasi Pada Strategi Pembelajaran Aktif Crossword Puzzle Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan di SMAN 87 Jakarta

0 8 246

Upaya peningkatan minat belajar fiqih melalui strategi pembelajaran crossword puzzle di MTS Islamiyah Ciputat: penelitian tindakan kelas di MTs Islamiyah Ciputat

10 57 183

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas II SD Negeri Singopuran 02 Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI KOLABORASI METODE JIGSAW LEARNING DENGAN METODE CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI HIDROSFER KELAS X SMA SWASTA AL ULUM.

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI EKOSISTEM Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Materi Ekosistem Dengan Media Power Point Siswa Kel

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA MATERI EKOSISTEM Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Materi Ekosistem Dengan Media Power Point Siswa Kel

0 2 15

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN STRATEGI CARD SORT DIPADUKAN DENGAN CROSSWORD PUZZLE Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Strategi Card Sort Dipadukan dengan Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas X.8 Di SMA Negeri 2 Suko

0 2 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN METODE BILLBOARD RANKING PADA PELAJARAN IPS MATERI PERAN ANGGOTA KELUARGA SISWA KELAS II SDN PAPAR III KEDIRI.

16 101 75

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JUAL BELI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CROSSWORD PUZZLE PADA SISWA KELAS III SEMESETER II MI MA’ARIF MANGUNSARI KECAMATAN SIDOMUKTI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN

0 7 121