Media Promosi Wisata Kota Brebes Dalam Bentuk Aplikasi Grafis Cetak Digital Pada Permukaan Mug dan Keramik Lantai -

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

MEDIA PROMOSI WISATA KOTA BREBES

DALAM BENTUK APLIKASI GRAFIS CETAK

DIGITAL PADA PERMUKAAN MUG DAN

KERAMIK LANTAI

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Jenjang Diploma III (D3)

Disusun oleh

Nama : Eka Parsta Nur Fitriyani

NIM : 2451305027

Prodi : Desain Komunikasi Dan Visual D3

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proyek Studi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian tugas akhir pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 27 Agustus 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Moh. Rondhi, M. A. Eko Haryanto, M. Ds.

NIP. 195310031979031002 NIP. 19720103200501002

Mengetahui, Ketua Jurusan Seni Rupa

Drs. Syafii, M. Pd. NIP. 195908231985031001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Proyek Studi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian Proyek Studi Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 27 Agustus 2009

Panitia Ujian Ketua

Drs. Dewa Made K, M. Pd. NIP. 1951111181983031001

Sekretaris

Drs. Dwi Budi Harto, M. Sn. NIP. 196704251992031003

Penguji I

Supatmo, S. Pd., M. Hum. NIP. 196803071999031001

Penguji II/ Pembimbing II

Eko Haryanto, M. Ds. NIP. 19720103200501002

Penguji III/ Pembimbing I

Drs. Moh. Rondhi, M. A. NIP. 195310031979031002


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam proyek studi ini benar-benar hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam proyek studi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 22 Agustus 2009

Eka Parsta Nur Fitriyani NIM. 2451305027


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Kenali Allah saat Anda senang, niscaya Allah akan mengenali Anda saat susah (Dr. ‘Aidh bin ‘Abdullah Al-Qarni).

“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Qs. An Nahl: 97).

Tiada usaha yang sia-sia, semua adalah perjuangan (penulis).

Persembahan

Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Alloh S.W.T, ku persembahkan proyek studi ini untuk :

1. Abah dan ibu, yang telah mendoakanku dan mendukungku selama ini, dan terima kasih untuk kasih sayangnya sedari ku kecil hingga sekarang. 2. Adik-adikku tecinta, Nur, Ikhsan, dan Hisyam

yang sudah memberi semangat dan doanya. 3. Almamater Universitas Negeri semarang.


(6)

vi PRAKARTA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek studi dengan judul : “Media Promosi Wisata Kota Brebes Dalam Bentuk Aplikasi Grafis Cetak Digital Pada Permukaan Mug dan Keramik Lantai”

Adapun tujuan penyusunan proyek studi ini adalah dalam rangka menyelesaikan diploma 3 (D3) untuk mencpai gelar Ahli Madya pada program studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Seni Rupa dan Desain, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proyek studi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. SudIjono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan proyek studi di Program Studi Desain Komunikasi Visual,

2. Prof. Dr. Rustono, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan iji untuk melakukan observasi, 3. Drs. Syafii, M. Pd, Ketua Jurusan Seni Rupa dan Desain, yang telah

memberikan ijin untuk melakukan observasi,

4. Drs. Moh. Rondhi, M. A, Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, bantuan, dan pengarahan dalam penyusunan proyek studi ini,


(7)

vii

5. Eko Haryanto, M. Ds, Dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, dorongan, bantuan, dan pengarahan dalam penyusunan proyek studi ini,

6. Supatmo, S. Pd, M. Hum, selaku dosen penguji I yang telah menguji dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan proyek studi ini,

7. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Brebes, yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian,

8. Nana, Gita, Mba Arum, Mba Nurul, Ita, Meong, Istie, Umex sebagai penghuni pink kos, dan tina my sista, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 9. Amy, Lili, Dani, Ika, Komar, Yogex, Bowie, Sugenk, dan teman-teman

seperjuangan DKV 2005 lainnya yang tidak bisa kusebutkan semua, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini,

10.Orang terkasih yang telah memberikanku semangat dan doa, Abdul Azis, terima kasih telah menjadi teman diskusiku.

Akhirnya penulis berharap semoga proyek studi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, 22 Agustus 2009


(8)

viii SARI

Eka Parsta Nur Fitriyani, 2009. “Media Promosi Wisata Kota Brebes Dalam Bentuk Aplikasi Grafis Cetak Digital Pada Permukaan Mug dan Keramik Lantai”. Jurusan Seni Rupa Dan Desain. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Moh. Rondhi, M. A, Pembimbing II : Eko Haryanto, M. Ds.

Pariwisata merupakan faktor utama dalam memperkenalkan aset daerah. Kondisi tersebut oleh penulis diwujudkan dalam bentuk aplikasi grafis cetak digital pada pemukaan mug dan keramik lantai, dengan harapan mampu mendorong upaya mempromosikan obyek wisata Kabupaten Brebes.

Tujuan dari proyek studi ini adalah: (1) menghasilkan digital printing mug dan keramik lantai yang menarik, mudah dicerna informasi dari gambarnya, dan mampu menarik wisatawan lokal pada khususnya dan wisata mancanegara pada umumnya, (2) membantu mempromosikan wisata Kabupaten Brebes agar lebih dikenal oleh masyarakat, (3) membuat desain grafis untuk media promosi wisata dalam bentuk aplikasi digital printing pada mug dan keramik lantai bergambar.

Ada tiga kategori dalam cetak digital berdasarkan mesin cetak aplikasi yang digunakan, antara lain : (1) printer, mesin cetak yang membuat gambar atau image pada kertas yang diambil dari data/ file komputer; menghasilkan turunan cetak pertama atau cetak asli dimana setiap cetakan bisa unik atau berubah, (2) copier atau mesin fotokopi, (3) press atau mesin cetak press.

Dalam berkarya, penulis menggunakan teknik grafis komputer dan scanner yang merupakan pengambilan gambar dari foto. Gambar dari foto tersebut kemudian diolah dengan menggunakan program photoshop untuk dijadikan sebuah desain. Untuk menghasilkan gambar yang besar dan keakuratan warna yang baik maka proses cetaknya melalui print out dari mesin hot press keramik lantai dan mug.

Pameran Proyek Studi ini berusaha menyampaikan beberapa pesan yang mencakup (1)imbauan kepada pemerintah daerah dan masyarakat agar lebih bersungguh-sungguh untuk mempromosikan obyek wisata Kabupaten Brebes, (2) Pemda Kabupaten Brebes diharapkan meningkatkan promosi potensi pariwisata dengan berbagai media, salah satunya alternatif cetak pada media keramik lantai dan mug.

Dalam tugas akhir ini penulis menyajikan tiga belas karya dengan ukuran mug polos tinggi 9.5 cm dengan diameter 8 cm beserta deskripsi dan analisisnya, mug berwarna dengan ukuran 8.3 cm dengan diameter 7 cm, serta keramik lantai dengan ukuran 23,246 cm x 18,597 cm dengan masing-masing ketebalan adalah 0,5 cm. Dari sebuah karya grafis, subyek utamanya merupakan foto di kawasan Obyek Wisata Kabupaten Brebes yang bisa menarik pengunjung untuk mau terlibat dalam mempromosikan obyek wisata Kabupaten Brebes, seperti: Waduk Malahayu, Waduk Penjalin, Pantai Randusanga Indah, Perkebunan Teh Kaligua, Gua Jepang, Tuk bening, PAP Cipanas Tirta Husada, dan Telaga Renjeng. Karya disajikan lewat pameran yang terbuka untuk umum dan bisa dinikmati semua kalangan, terutama pihak yang berkepentingan seperti Pemda.


(9)

ix

Pembuatan Tugas Akhir yang bertemakan ”Media Promosi Wisata Kota Brebes Dalam Bentuk Aplikasi Grafis Cetak Digital Pada Permukaan Mug dan Keramik Lantai” ini secara langsung dan tidak langsung mampu mempromosikan obyek wisata di Kabupaten Brebes kepada masyarakat luas. Pengenalan obyek wisata di Kabupaten Brebes disajikan dalam bentuk karya grafis yang dicetak digital dan diaplikasikan pada mug dan keramik lantai. Karya ini kemudian dipamerkan kepada khalayak umum yang sebagian besar belum mengetahui keberadaan obyek wisata di Brebes. Pada akhirnya hal ini akan membantu pemerinta daerah khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten Brebes selaku penggerak utama pariwisata, karena akan banyak keuntungan dan mamfaat yang diperoleh. Selain itu penulis juga bisa mengembangkan kemampuan dann mengasah kepekaan berkreatifitas dalam berkarya.


(10)

x DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL... i

PERSERTUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Tema ... 1

B. Alasan Pemilihan Jenis Karya ... 2

C. Tujuan Pembuatan Karya ... 5

D. Manfaat Pembuatan Karya ... 5

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL A. Desain komunikasi Visual... 6

1. Pengertian Desain komunikasi Visual ... 6

2. Fungsi-fungsi Komunikasi Visual ... 9

3. Digital Printing dalam Media Komunikasi Visual ... 10

B. Desain Grafis ... 13

1. Unsur-unsur Desain Grafis ... 15

2. Prinsip-prinsip Desain ... 22

C. Kota Brebes ... 24

1. Sejarah Kota Brebes ... 30

2. Potensi Obyek Wisata ... 31


(11)

xi

E. Souvenir... 50

F. Kunjungan Wisata ... 53

BAB III METODE BERKARYA A. Konsep Berkarya... 55

B. Media Berkarya Souvenir Wisata... 60

C. Teknik Berkarya ... 68

D. Proses Berkarya ... 69

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS KARYA A. Karya I ... 77

B. Karya II ... 89

C. Karya III ... 98

D. Karya IV ... 107

E. Karya V ... 116

F. Karya VI ... 125

G. Karya VII ... 134

H. Karya VIII ... 144

I. Karya IX ... 153

J. Karya X ... 162

K. Karya XI ... 171

L. Karya XII ... 179

M.Karya XIII ... 187

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 194

B. Saran ... 195

DAFTAR PUSTAKA ...197


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur Penting Sari Desain Media Cetak... 15

Gambar 2.2 Sampel Warna... 18

Gambar 2.3 Logo Kabupaten Brebes ... 25

Gambar 2.4 Peta Wisata Kabupaten Brebes... 29

Gambar 2.5 Pantai Randusanga Indah ... 33

Gambar 2.6 Waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo ... 34

Gambar 2.7 Peta Lokasi Obyek Wisata di pesisir Utara Kabupaten Brebes ... 34

Gambar 2.8 Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan ... 35

Gambar 2.9 Peta Lokasi Obyek Wisata di pesisir Selatan kabupaten Brebes... 36

Gambar 2.10 Obyek Wisata PAP Cipanas Buaran ... 37

Gambar 2.11 PAP Kolam Tirta Husada ... 39

Gambar 2.12 Telaga renjeng ... 40

Gambar 2.13 Area Perkebunan Teh Kaligua... 43

Gambar 2.14 Obyek Wisata Tuk Bening di Kaligua ... 43

Gambar 2.15 Souvenir dalam Bentuk Gantungan Kunci... 51

Gambar 2.16 Souvenir dalam Bentuk Plakat... 51

Gambar 2.17 Souvenir dalam Bentuk Replika atau Miniatur Bangunan Menara Eiffle dan Komponis Terkenal ... 52


(13)

xiii

Gambar 2.19 Souvenir dalam Bentuk Boneka II... 52

Gambar 2.20 Souvenir dalam Bentuk Keramik Lantai Persegi ... 53

Gambar 3.1 Ukuran Mug Warna Polos ... 62

Gambar 3.2 Spesifikasi Desain ... 62

Gambar 3.3 Ukuran Mug Berwarna ... 63

Gambar 3.4 Spesifikasi Desain... 63

Gambar 3.5 Ukuran Keramik Lantai ... 64

Gambar 3.6 Ukuran Keramik Lantai Secara Menyeluruh... 64

Gambar 3.7 Mesin Press Pada Mug ... 67

Gambar 3.8 Mesin Press Pada Keramik Lantai... 68

Gambar 3.9 Proses Pemanasan Desain Pada Mug... 73


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jenis Font dan Penggunaan Pesan-pesan

pada desain ... 16

Tabel 2.2 Klasifikasi Warna Berdasarkan Maknanya... 19

Tabel 2.3 Hasil Rekap Pengunjung Oleh Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Brebes Tahun 2008... 26

Tabel 2.4 Lama Waktu Perjalanan Antar Obyek wisata... 38

Tabel 2.5 Jarak Setiap Obyek Wisata Di Agro Wisata Kaligua... 41

Tabel 2.6 Sentra Industri yang ada di Kabupaten Brebes... 45

Tabel 2.6 Pengklasifikasian Media... 49


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Biodata... 199

Lampiran II Surat Peminjaman Tempat ... 200

Lampiran III Surat Peminjaman Kain... 201

Lampiran IV Surat Undangan Pameran... 202

Lampiran V Surat Ujian... 203

Lampiran VI Foto-foto Pameran... 204

Lampiran VII Katalog Pameran Bersama Tampak Depan ... 206

Lampiran VII Katalog Pameran Bersama Tampak Belakang ... 207

Lampiran VIII X-Banner Pameran Bersama... 208

Lampiran IX Deskripsi Karya... 209

Lampiran X Katalog Pameran Pribadi ... 210


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Tema

Tema ”Media Promosi Wisata Kota Brebes dalam Bentuk Aplikasi Grafis Cetak Digital Pada Permukaan Mug dan Keramik Lantai” dipilih karena cetak digital merupakan teknologi reproduksi yang mampu menerima atau mentransfer partikel-partikel warna, dan data elektronik dengan jelas ke atas bahan-bahan baku yang bisa menyerap panas setinggi 150o C dalam tingkat yang tinggi. Selain memanfaatkan prinsip titik (dot) untuk replikasi data baik berupa gambar maupun tulisan pada permukaan material seperti kertas, plastik, tekstil, dan lain sebagainya, cetak digital menjadi alternatif dalam mencetak desain.

Keberadaan Kota Brebes sebagai obyek dalam berkarya dipilih karena Brebes merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki karakteristik wilayah pegunungan dan pantai yang cukup luas. Merupakan hal yang sangat ironis dimana Kabupaten Brebes mempunyai potensi pariwisata yang lumayan banyak, tetapi manfaat atau keuntungan yang diperoleh kurang optimal sebagai akibat kurangnya upaya untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Brebes.

Faktor-faktor di ataslah yang membuat penulis berusaha turut serta mempromosikan daerah wisata Kabupaten Brebes melalui karya aplikasi grafis cetak digital printing pada mug dan keramik lantai. Karya inilah yang berfungsi sebagai media promosi agar obyek wisata Kabupaten Brebes diketahui dan


(17)

dikenal oleh masyarakat umum. Selain itu penulis akan bisa membantu pemerintah daerah karena banyak keuntungan dan manfaat yang diambil, penulis juga bisa mengembangkan kemampuan dalam berkarya.

B. Alasan Pemilihan Jenis Karya

Promosi wisata yang biasanya dilakukan dengan menggunakan media cetak, audio visual dan leaflet guna menginformasikan potensi pariwisata telah umum diterapkan di semua wilayah Indonesia. Secara materi bahan yang digunakan yaitu kertas pada media cetak dan leaflet sangatlah riskan sebab tidak tahan air dan mudah sobek. Begitu pula dengan media visual yang mudah rusak jika berkali-kali diputar dengan menggunakan media player.

Media promosi yang penulis pilih dalam berkarya adalah mug dan keramik lantai sebagai souvenir kunjungan wisata Kota Brebes yang diberi aplikasi grafis berupa gambar dan huruf agar diketahui oleh masyarakat umum. Tableware adalah tempat atau wadah yang biasanya digunakan untuk menyimpan makanan atau minuman, kadang berpenutup agar kedap udara, dan kadang juga tidak berpenutup, berbahankan plastik serta keranik. Mug sebagai peralatan minum merupakan media yang paling mudah dijumpai oleh pengunjung di sudut mall, toko barang pecah belah maupun di-outlet souvenir. Pada event–event tertentu, misalnya mug digunakan sebagai promosi bisnis cindera mata pelanggan atau kenang–kenangan hari raya dan foto anda dapat dicetak di gelas mug. Selain itu mug juga bisa dijadikan sebagai koleksi yang bagus dan melengkapi koleksi porselen atau koleksi barang–barang keramik (tableware) anda. Begitu juga


(18)

dengan keramik lantai yagn biasanya dijadikan dasar lantai atau dinding. Penggunaan keramik lantai oleh penulis digunakan sebagai bahan mencetak desain.

Jenis karya yang penulis pilih adalah membuat desain untuk aplikasi grafis yang dicetak digital pada permukaan mug dan keramik lantai. Pemilihan jenis karya ini dipilih karena penulis sebagai seorang desainer mendapatkan tantangan untuk mendesain sebuah karya layaknya seperti poster. Namun bahan dan proses caranya sangat berbeda dengan proses cetak digital pada poster, aplikasi desain yang penulis buat membutuhkan mesin press. Terlebih jika karya grafis tersebut tampil dengan warna yang enak dipandang akan semakin menarik perhatian orang yang melihatnya. Tidak sebagaimana iklan atau informasi pada brosur, flier, poster, atau booklet yang sangat bergantung pada banyaknya jumlah brosur, flier, poster, atau booklet yang dipasang, aplikasi digital printing yang berupa desain grafis ini memiliki khalayak yang tidak terbatas sehingga aplikasi digital printing juga bisa menjangkau khalayak khusus. Kelebihan lainnya, aplikasi digital printing yang dibuat secara baik dan dicetak dengan proses yang benar mampu meningkatkan kualitas dari desain yang ditampilkan pada mug dan keramik lantai sehingga meninggalkan kesan mendalam dan bertahan lebih lama dibenak penikmatnya.

Bahan dasar pembuatan mug dan keramik lantai pada dasarnya sama dengan bahan yang digunakan keramik lantai yakni dari bahan an-organik bukan logam dengan bahan tanah atau batuan silikat dan diproses melalui pembakaran


(19)

dengan suhu yang sangat tinggi. Pada keramik proses pembakaran tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan yakni sebagai berikut :

a. Gerabah, dengan absorsi airnya lebih dari 3% dengan suhu pembakaran antara 300 o C -800 o C.

b. Stone ware, absorsi airnya 1-5% dengan suhu pembakarannya antara 800 o C -1100 o C.

c. Porselin, absorsi airnya berkisar 0-2.5% dengan suhu pembakaran antara 1150 o

C -1350 o C.

Perkembangan keramik di Indonesia dapat dikatakan mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini terbukti dari banyaknya galeri yang menjual gelas atau keramik baik sebagai benda fungsional atau pakai maupun sebagai hiasan. Benda berbahan dasarkan tanah liat atau batuan silikat ini merupakan barang yang sangat tahan air. Keunggulan lain yang dimiliki mug dan keramik lantai selain tahan air adalah memiliki permukaan yang licin dan halus sehingga mempermudah penuangan tinta dengan teknik digital printing karena menggunakan separasi warna CMYK.

Bentuk mug yang beraneka macam seperti pada variasi tekstur permukaan dan handle mug adalah menjadi pilihan penulis dalam menuangkan gambar promosi wisata di mug. Begitu juga dengan keramik lantai khusus digital printing yang berwarna putih memiliki dua ukuran yakni 20 cm x 20 cm dan 25 cm x 25 cm. Dengan pengolahan warna, gambar, dan penempatan komposisi teks yang proposional yang telah diterapkan pada mug dan keramik lantai yang cantik diharapkan dapat menarik perhatian banyak orang.


(20)

C. TUJUAN PEMBUATAN KARYA

Dalam pembuatan Tugas Akhir berupa karya digital printing pada mug yang bertema “Media Promosi Wisata Kota Brebes dalam Bentuk Aplikasi Grafis Cetak Digital Pada Permukaan Mug dan Keramik Lantai” ini bertujuan untuk : a. Menghasilkan digital printing mug dan keramik lantai yang menarik, mudah

dicerna informasi dari gambarnya, dan mampu menarik wisatawan lokal pada khususnya dan wisata mancanegara pada umumnya.

b. Membantu mempromosikan wisata Kabupaten Brebes agar lebih dikenal oleh masyarakat.

c. Membuat desain grafis untuk media promosi wisata dalam bentuk aplikasi digital printing pada mug dan keramik lantai bergambar.

D. MANFAAT PEMBUATAN KARYA

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam mendalami digital printing mug dan keramik lantai sebagai “Media Promosi Wisata Kota Brebes dalam Bentuk Aplikasi Grafis Cetak Digital Pada Permukaan Mug dan Keramik Lantai” antara lain adalah :

a. Secara akademik karya Tugas Akhir ini menjadi wahana pengembangan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang Desain Komunikasi Visual. b. Karya ini menjadi media komunikasi, dan promosi untuk meningkatkan

eksistensi dunia pariwisata Kabupaten Brebes.

c. Bagi masyarakat, karya ini merupakan media promosi dan pengetahuan tentang potensi obyek wisata Kabupten Brebes.


(21)

6

BAB II

LANDASAN KONSEPTUAL

A. Desain Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Bidang studi desain grafis belakangan ini telah berkembang menjadi desain komunikasi visual. Jika desain grafis hanya berorientasi pada dwimatra, maka jangkauan ilmu desain komunikasi visual telah mencapai berbagai macam media dan sering disebut dengan istilah multimedia.

Desain komunikasi visual adalah representasi budaya masyarakat dan salah satu representasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu. Desain komunikasi visual merupakan kebudayaan yang benar-benar dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan sisa bentuk, warna, dan gerak yang kini dikagumi benda asing terlepas dari diri manusia yang mengamati (www.grafis.com/26/02/ 2009).

Selama ini belum ada buku yang menjelaskan secara jelas dan rinci mengenai pengertian desain komunikasi visual. Jika dilihat dari asal katanya (etimologis) maka akan didapati kata desain dan komunikasi visual. Kata desain menunjuk pada kegiatan merancang sesuatu, yang bertujuan untuk kepentingan komunikasi visual. Sesuatu yang dirancang adalah karya komunikasi visual yang merupakan karya seni rupa terapan (applied art), diterapkan untuk suatu kepentingan non seni rupa (diluar kepentingan


(22)

estetis). Desain adalah suatu ide atau pemikiran atau konsep untuk memecahkan persoalan bentuk, rupa, fungsi, waktu, konsep yang diolah menjadi rancangan berupa bentuk visual atau gambar. Meskipun difungsikan untuk kepentingan diluar kepentingan estetis, desain komunikasi visual masih harus menerapkan kaidah-kaidah estetika dalam perencangannya (www.modultedcbandung, 26/02/2009).

Meminjam ilmu komunikasi, maka komunikasi visual merupakan bagian dari komunikasi nirujar (non verbal) dilihat berdasarkan jenis-jenis pesannya. Pengertian komunikasi visual menurut kata terdiri dari kata komunikasi dan visual. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berarti memberitahu dan berasal dari bahasa Latin communis yang berarti sama (Mulyana, 2005:41). Menurut Carl I. Hovland (dalam Mulyana, 2005:62) komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.

Menurut Poerwadarminto (1994:1142) visual dapat diartikan sebagai: berdasarkan penglihatan, dapat dilihat, kelihatan. Jadi visual disebut sebagai ketajaman mata yang dilihat dengan cara tampak atau dapat disaksikan. Dalam situs www.dkv.com (26/02/2009), Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen


(23)

grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, dan komposisi warna serta lay out (tata letak atau perwajahan).

Pada prinsipnya desain komunikasi visual adalah perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari penyampaian pesan ke penerima pesan, berupa bentuk visual yang komunikatif, efektif, efisien, terpola, terpadu dan estetis melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. Pada perkembangan desain komunikasi visual ini menurut Adi Kusrianto (dalam Hening Wahyu Sejati, 2007:12) seni rupa menjadi peranan penting pada karya desain komunikasi visual karena mempengaruhi tampilan visual karya desain, yang artinya tampilan karya desain akan semakin memiliki nilai estetis.

Elemen desain komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam berbagai media, baik media massa, elektronika maupun audio visual. Seorang desainer komunikasi visual adalah penerjemah dalam komunikasi gagasan. Karena itulah desain komunikasi visual mengajarkan berbagai macam bahasa visual yang dapat digunakan untuk menerjemahkan pikiran dalam bentuk visual. Desain berkaitan dengan perancangan estetika, cita rasa, serta kreativitas. Komunikasi merupakan ilmu yang bertujuan untuk menyampaikan pesan, sedangkan visual adalah sesuatu yang dapat dilihat.

Sebagai bahan pembanding klasifikasi desain komunikasi visual, menurut Adi Kusrianto (dalam Hening Wahyu Sejati, 2007:12) unsur-unsur desain komunikasi visual dapat dijabarkan menjadi ilustrasi, fotografis,


(24)

tipografi, 3 dimensi, multimedia, AVI/ Elektronik Media, Computer Graphic, animasi, periklanan percetakan/ penerbitan, desain identitas dan lain-lain.

2. Fungsi-fungsi Komunikasi Visual

Komunikasi visual mempunyai bentuk yang bersifat komersial dan non komersial. Menurut Lyweri (dalam Sanjaya, dalam Khasanah, 1995:32-35) mengemukakan bahwa berdasarkan fungsi dan tujuannya iklan terdiri atas :

a. Iklan tentang produk dan bukan produk b. Iklan komersial dan bukan komersial

c. Iklan berdampak langsung dan tidak langsung

Iklan produk benar benar dihasilkan untuk memperkenalkan produk tertentu. Hasil-hasilnya akan dijual langsung kepada masyarakat sebagai usaha bisnis. Berbeda dari iklan produk, iklan bukan produk berisi ide atau gagasan yang ditawarkan kepada pemakai dan pembeli informasi jenis, misalnya iklan tentang perbankan dan asuransi.

Iklan komersial artinya iklan yang berisi anjuran kepada masyarakat (bersifat mempengaruhi) untuk membeli produk tertentu yang diharapkan mendatangkan keuntungan financial bagi produsen. Iklan nonkomersial merupakan iklan yang berisi tentang layanan masyarakat yang diharapkan memberikan keuntungan sosial bagi pemasangnya. Contoh iklan semacam ini adalah iklan tentang pemberantasan nyamuk malaria dan tentang bencana alam (Sanjaya, 1995:32-35).


(25)

3. Digital Printing dalam Media Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual meliputi bidang desain grafis yang berbasiskan 2D dan bidang bahasa rupa berbasis 3D. Menurut situs www.kuncoroaji.wordpress.com (17/01/2009), secara garis besar desain komunikasi visual dikategorikan menjadi beberapa kategori seperti :

a. Printing yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.

b. Web design adalah desain untuk halaman website.

c. Film termasuk CD, DVD, CD untuk multimedia promosi. d. Identifikasi untuk logo.

Menurut Scheder (1977:39) lay out adalah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya huruf teks, garis-garis, bidang-bidang, gambar-gambar dan sebagainya. Desain dimulai dengan gagasan pertama dan diakhiri oleh selesainya pekerjaan. Menurut situs www.dhandesign.blogdetik/jenis-layout-iklan-cetak.com (20/07/2009), bahwa lay out adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk sebuah artistik. Tujuan utama dari desain grafis adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar pembaca menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Sebuah desain grafis yang baik harus mempertimbangkan situasi dan kondisi apresiatornya. Maksudnya, desainer bisa berperan sebagai perantara atau pembawa pesan untuk disampaikan kepada masyarakat.


(26)

Dalam hal ini, Dep. P dan K (1979:39) menyebutkan beberapa keputusan yang perlu diperhatikan dalam membuat desain grafis secara visual antara lain :

a. Gagasan-gagasan, yang kemudian dinyatakan dengan kata-kata. b. Unsur-unsur yang akan dipakai.

c. Pentingnya hubungan gagasan dan unsur secara relatif. d. Urutan penyajian.

Sebagai media komunikasi yang dituangkan pada mug dan keramik lantai, desain grafis haruslah komunikatif, artinya mudah dinikmati dan tidak membingungkan pembacanya. Desain grafis harus bisa menarik perhatian untuk membangkitkan minat, dan sebagai alat bantu dalam menyampaikan suatu pesan kepada pembaca.

Menurut www.modultedcbandung.com (29/02/2009), ada tiga kriteria dasar untuk sebuah desain grafis dikatakan baik adalah sebagai berikut :

a. It works (mencapai tujuannya) b. It organizes (ditata dengan baik) c. It attracts (menarik bagi pengguna)

Sebuah desain dapat tercapai tujuannya bila pesan-pesan yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahamin oleh pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, desain tersebut harus ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari satu bagian ke bagian


(27)

yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, desain grafis tersebut harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari penggunanya.

Menurut www.kertasgrafis.com (24/09/2009), maka cetak digital secara garis besar digolongkan menjadi tiga bagian berdasarkan mesin cetak aplikasi yang ada seperti sebagai berikut :

a. Printer, adalah mesin cetak yang membuat gambar atau image pada kertas yang diambil dari data/ file komputer; menghasilkan turunan cetak pertama atau cetak asli dimana setiap cetakan bisa unik atau berubah. Ciri ini memberi kemampuan personalisasi bahan cetakan. Semua dokumen bisa menjadi individual. Teknologi tinta yang dipakai bisa injek, wax-transfer, dan toner seperti printer pada Personal Computer (PC).

b. Copier atau mesin fotokopi, dicirikan dengan alat scanner; menghasilkan cetakan turunan kedua. Mesin fotokopi dapat menggandakan cetakan turunan pertama. Tinta yang umum dipakai adalah toner, menggunakan teknologi elektrofotografi.

c. Press atau mesin cetak press, dicirikan dengan sistim mekanis yang mengandalkan penghantar (carrier) image untuk mereplikasi atau menggandakan suatu gambar yang sama ke material (kertas) cetak secara berulang dan terus menerus. Umum ditemukan pada alat cetak offset lithografi, yang memungkinkan melakukan pencetakan dalam ukuran kertas dalam jumlah besar. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, cetak press dapat diaplikasikan pada mug dan keramik lantai.


(28)

Menurut www.cetakgrafis.com (22/09/2009), seiring dengan perkembangan waktu ke tiga mesin cetak di atas mengalami pembaharuan aplikasi digital seperti sebagai berikut :

a. Static, adalah proses menggandakan informasi yang sama dan tetap dalam jumlah yang besar. Untuk merubah informasi dari satu hasil cetakan harus mengeluarkan daya upaya, biaya dan jumlah cetakan yang besar yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Kita mengacu pada proses cetak tradisional seperti mesin cetak offset, dimana image carrier yaitu blanket memuat informasi yang sama dan tetap untuk sejumlah lembar cetakan.

b. Dynamic Printing, adalah proses menggandakan suatu informasi yang bisa berubah-ubah untuk setiap lembar cetakan. Kita bisa mengacu pada mesin copier atau fotokopi, yang dapat menggandakan setiap lembar kertas dengan informasi berbeda tergantung pada informasi yang ingin di-copy. Berdasarkan ciri dan sifat umum tersebut maka dynamic printing banyak ditemukan pada peralatan, metode dan teknologi digital printing. Kemampuan memberikan dinamika informasi terkait erat dengan penggunaan file atau komputer itu sendiri sehingga komputer merupakan tonggak utama digital printing.

B. Desain Grafis

Desain grafis merupakan bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks atau gambar untuk menyampaikan informasi dan pesan. Seni grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk


(29)

tipografi, pengolahan gambar, dan page lay out. Seorang desain grafis memilki keahlian dalam menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikasi (www.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis/28/02/2009).

Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan secara efektif. Sachari (2001:9-10) menyatakan sebagai berikut :

1. Design adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi, dan tata hidup manusia, serta merupakan cerminan budaya bangsa.

2. Design adalah salah satu menifestasi kebudayaan yang berwujud.

3. Design adalah produk nilai-nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan (desain/ rancangan). Desain grafis menurut Scheder (1977:78) pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik yang seringkali dikenal dengan sebutan desain interaktif (interactive design) atau desain multimedia (multimedia design).


(30)

1. Unsur-unsur Desain Grafis

Menyaksikan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat telah mendesak kita untuk harus menyampaikan serta menyimpan ilmu pengetahuan itu secara cepat dan efisien. Ada lima unsur penting dari desain media cetak yang masing-masing unsur ini harus bisa mendukung pesan dan sesuai dengan target anda yang dijabarkan pada gambar di bawah ini seperti sebagai berikut (www.digilib.petra.ac.id/19/01/2009) :

Gambar 2.1 Unsur Penting sari Desain Media Cetak

Dalam situs www.wikipedia.org/wiki/desain_grafis (20/01/2009), unsur desain grafis sama seperti unsur dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut antara lain raut atau shape, bentuk atau form, tekstur, garis, ruang, dan warna yang dibentuk berdasarkan prinsip-prinsip desain visual. Adapun unsur-unsur desain tersebut antara lain :

a. Huruf-huruf

Masing-masing huruf merupakan bagian individu dalam alphabet dengan bentuk dasar huruf tidak dapat diubah. Namun variasi dari bentuk


(31)

huruf ini sangat banyak jumlahnya. Jenis huruf baru selalu dirancang sebagai hasil teknik produksi yang lebih progresif atau sebagai adaptasi dari mode dan gaya (Scheder, 1977:41-54).

Tabel 2.1

Jenis-jenis font dan penggunaan pesan-pesan pada desain

b. Kata

Kata merupakan kombinasi dari huruf-huruf tunggal. Huruf-huruf ini ditempatkan bersama untuk menjadi kata yang diucapkan dengan cara dituliskan. Ejaan yang benar sebuah kata dikenal seperti halnya dengan bentuk huruf, maka huruf-huruf harus disusun dan diatur dengan benar satu sama lainnya (Scheder, 1977:41-54).

c. Garis-garis

Karakter Huruf Jenis Font/ Huruf

Menakutkan :

Cocok untuk pesan-pesan tentang anti Kekerasan.

Font : Plasma Drip (BRK) – size : 16

PILIH ANTI KEKERASAN !

Lucu :

Cocok untuk pesan yang membuat orang tertawa.

Font : Comic Sans MS – size : 14

Cocok buat sesuat u yang lucu

Kekanak-kanakan

Cocok untuk pesan-pesan yang ditujukan untuk atau tentang anak-anak.

Font : Kids – size : 16

M ar i kit a ber main !

Formal :

Cocok untuk pesan-pesan serius atau professional.

Font : Times New Roman – size : 12

Hasil dari survei memperlihatkan bahwa … Modern :

Cocok untuk pesan-pesan tentang teknologi.

Font : Digital –size : 16

INTERNET - TEKNOLOGI

Tulisan tangan :

Cocok untuk pesan-pesan yang bersifat pribadi.

Font : Artisan - size : 14

Untuk menceritakan pengalaman pribadi Etnik :

Cocok untuk pesan-pesan tentang isu-isu tradisi.

Font : Antique – size 14


(32)

Garis-garis adalah unsur cetak yang penting dan karena kekuatan rupanya penggunaan garis harus dipakai dengan hati-hati. Garis-garis dapat membagi sebuah teks, mengelompokkan, dan juga menghubungkan kelompok-kelompok teks atau bingkai dan hiasan. Penggunaan garis pada desain menurut www.kuncoroaji.wordpress.com (17/01/2009) dimaksudkan sebagai aksen/ unsur visual pendukung pada tampilan desain.

Garis bisa dikatakan sebagai sebuah jalan kecil yang memiliki daerah asal gerak dan membentuk sebuah tepi terhadap bentuk datar seperti poros dari bentuk atau kontur sebuah obyek. Garis merupakan sebuah goresan yang membatasi dengan limitnya pada benda, bidang, massa, ruang, warna dan lain-lain. Dari pengertian diatas maka garis ini biasa dinamakan dengan gari nyata. Garis juga sesuatu yang memiliki ketebalan dan panjang yang tidak tampak secara tersurat. Garis juga muncul sebagai akibat perbedaan warna, massa, ruang, bidang dan lain-lainnya yang memberi kesan batasan limit. Garis ini biasa dinamakan dengan sebutan garis semu (Abdullah, 1997:22-24).

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh garis antara lain :

1) Mengatur informasi (meletakkan garis vertikal antara kolom-kolom yang dilaporkan dalam bentuk tabulasi.

2) Menekankan kata (meletakkan headline dengan garis pemisah).

3) Menghubungkan titik-titik informasi (mengkaitkan sebuah gambar dengan keterangannya dengan sebuah garis).


(33)

5) Memberikan garis outline pada sebuah gambar untuk memisahkan dari jenis desain lain.

6) Membuat sebuah gambar grafik (grafik keuntungan terhadap tahun buku).

7) Membuat pola atau irama dengan menggambar banyak garis.

8) Mengarahkan pandangan pembaca atau membuat efek gerakan (garis diagonal lebih aktif dibandingkan dengan garis horisontal). (www.kuncoroaji.wordpress.com/17/01/2009).

d. Warna

Warna sebagai sifat cahaya ditentukan pada panjang pendeknya gelombang pancaran cahaya. Pada sebuah benda, warna ditentukan panjang cahaya yang dipantulkan terhadap benda itu, benda yang kebetulan memancarkan semua gelombang cahaya akan nampak putih, sebaliknya benda yang tidak memantulkan cahaya akan nampak hitam. Warna-warna utama berasal dari warna sebuah spektrum cahaya adalah merah, hijau dan biru yang apabila dicampurkan akan membentuk warna putih. Warna yang dihasilkan dari pigmen adalah warna utama merah, kuning, biru. Ketika dicampur akan menimbulkan perpaduan warna yang mengarah ke warna gelap (Abdullah, 1997:24-25).


(34)

Tabel 2.2

Klasifikasi warna berdasarkan maknanya menurutwww.digilib.petra.ac.id

Menurut David. A (dalam situs www.digilib.petra.ac.id/ 17/01/2009) warna dapat digunakan sebagai pencipta suasana tertentu yaitu : 1) Warna dapat menciptakan suasana atau emosi seseorang yang melihatnya. Oleh sebab itu warna dapat dibedakan menjadi warna panas dan warna dingin.

2) Selain itu warna dapat juga menciptakan sensasi jarak. Warna-warna tertentu dapat berkesan dekat dan ada juga yang berkesan jauh.

Nuansa-Warna Respon Psikologi

Merah Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya, api, panas, kemarahan, darah dan revolusi Biru Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, kesunyian, kesejukan, kejujuran, keseriusan, ketenangan, dan stabilitas. Hijau Alami, kesegaran, kesehatan, kejelasan

keberuntungan, pembaharuan, relaksasi, Yellow Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran,

pengecut (untuk kebudayaan barat), pengkhianatan, warna cahaya kehidupan mewakili matahari,kesehatan, kesegaran

brightness, kekayaan,spiritual.

Ungu/ Jingga Spiritual, misteri, kebangsawanan, transformasi, kekasara, keangkuhan, kemurungan.

Oranye Energi, keseimbangan, kehangatan, simbol pengetahuan, kebahagiaan, kesegaran, patriotisme Coklat Tanah/ bumi, reliability, comfort, daya tahan Abu-abu Intelek, masa depan (mirip warna millennium),

kesederhanaan, kesedihan.

Putih Kesucian, kebersihan, ketetapan, ketidak bersalahan, kemurnian, kejujuran, setril dan kematian

Hitam Power, Seksualitas,

Kecanggihan, Kematian, Misteri, Ketakutan, Kesedihan,

Keanggunan, Kegelapan,


(35)

nuansa dekat ini akan sangat terasa jika digunakan dalam bidang yang sama.

3) Selain itu warna dapat juga menimbulkan sensasi dan untuk memberikan kesan berat diberi warna gelap, untuk memberikan kesan ringan diberi warna pastel.

4) Warna juga mampu menciptakan kesan luas dengan menggunakan warna-warna terang, dan untuk memberikan kesan sempit menggunakan warna-warna gelap.

5) Warna memberikan kesan permukaan yaitu warna mengkilat (glossy) akan memberikan kesan permukaan halus dan licin, sedangkan warna-warna yang kusam akan memberikan kesan permukaan kasar dan tidak rata.

e. Bentuk

Menurut Abdullah (1997:24) bentuk merupakan aspek visual, dan wujud suatu hasil, seni tidak lain adalah wujudnya atas susunan bagian yang terdapat pada sebuah bidang gambar. Bentuk sama halnya dengan garis, kemunculannya tidak hanya dalam alam nyata tetapi hadir dalam benak seseorang. Bentuk tersusun atas garis-garis terwujud dan lahir dalam berbagai dimensi. Namun, pengertian wujud bentuk tidak dapat dibatasi oleh soal-soal keteraturan simetri atau segala proporsi serta aturan-aturan baku lainnya. Sebagaimana dalam bahasa, bentuk memiliki struktur (yang disebut struktur rupa) yakni susunan atas bagian-bagian yang mendukung terciptanya suatu kesatuan karya seni rupa. Jadi keberhasilan sebuah karya


(36)

bukanlah terletak pada pilihan subyeknya melainkan pada bentuk itu sendiri yang merupakan keberhasilan visual serta dapat menyatukan unsur-unsur seni menjadi kesatuan yang serasi (Sunaryo, 1993:4). Bentuk media keramik lantai yang digunakan dalam mencetak desain grafis sebagai karya Tugas Akhir dengan aplikasi digital printing adalah bentuk oval yang hampir menyerupai bentuk telur. Penggunaan bentuk oval yang merupakan bentuk geometris ini merupakan salah satu alternatif bentuk selain bentuk raut segitiga dan persegi. Sedangkan pada mug karya grafis dengan metode digital printing didesain persegi panjang membentang melingkar di permukaan mug.

f. Ruang

Menurut Sidik (dalam Abdullah, 1997:35) ruang dikatakan sebagai bentuk dua atau tiga dimensional, bidang atau keluasan positif atau negatif, yang dibatasi oleh adanya limit. Oleh karena itu ruang selalu mempunyai kesan ketebalan/ volume meskipun bentuknya hanya dua dimensi, akan tetapi kesannya masih ada. Ruang dapat diartikan sebagai jarak atau area antara atau di sekitar sesuatu. Ruang kosong memisahkan atau menyatukan elemen-elemen desain, menegaskan sebuah elemen, atau sebagai tempat istirahat bagi mata.

g. Tekstur

Menurut Clever (dalam Abdullah, 1997: 25) menyebut tekstur adalah kualitas dari permukaan. Lebih lanjut dikatakannya macam-macam kualitas tekstur adalah kasar, licin, berbutir, lunak dan keras. Para seniman


(37)

seringkali menggunakan kesan-kesan tersebut untuk menampakkan variasi, fokus, bahkan kesatuan. Dalam bahasa yang paling mudah dikatakan tekstur merupakan kesan raba.

Terdapat dua tekstur, yakni tekstur nyata sebagai akibat perbuatan tangan manusia dengan sengaja memberikan perlakuan khusus agar permukaan benda tersebut menjadi kasar, licin, dan lain-lain seperti pada tekstur kulit jeruk atau cetakan emboss. Kedua adalah tekstur semu yaitu yang tampak oleh mata, tidak sama ketika tekstur itu diraba misalnya ilusi akibat rangkaian gambar.

2. Prinsip-prinsip Desain

Untuk menyusun sebuah desain gambar yang proporsional ke dalam bidang mug dan keramik lantai, selain menggunakan unsur-unsur visual seorang desainer juga mempertimbangkan prinsip-prinsip desain di dalam memadu unsur-unsur visual itu ke dalam sebuah karya layaknya karya poster. Prinsip-prinsip desain tersebut adalah:

a. Kesatuan

Kesatuan merupakan keterpaduan unsur-unsur untuk menyelaraskan bagian keseluruhan. Jadi meskipun sebuah karya seni dibuat dengan mengandalkan satu elemen, tidaklah sepenuhnya mengutamakan satu elemen saja. Kenyataannya elemen-elemen lain akan tetap berpengaruh (Sidik dan Prajitno, 1981: 17).


(38)

Pada sebuah gambar warna sangat berperan besar, penikmat seni akan merasa senang jika warnanya sesuai dengan hatinya, namum bisa juga menjadi bosan karena kesan yang monoton. Prinsip kontras menjawab gejala tersebut karena warna monokromatik, gelap terang, garis lengkung dan lurus, gambar atau obyek foto yang diambil secara jauh atau dekat, tekstur kasar halus.

c. Irama

Irama dapat diperoleh melalui perubahan bentuk, pergantian posisi, ukuran komponennya serta gerak garis. Pengulangan tersebut dilakukan dari unsur satu ke unsur yang lainnya agar tidak monoton.

d. Dominasi

Dominasi yaitu menonjolkan salah satu unsur tertentu pada sebuah karya dengan tujuan menarik perhatian atau menjadi pusat perhatian. Ciri-ciri yang menunjukkan pusat perhatian adalah:

1) Menggerombolkan gambar foto atau obyek pada sebuah karya.

2) Membedakan warna pada satu komponen dengan komponen yang lainnya.

3) Adanya tambahan sedikit hiasan yang dapat menguasai bidang karya. 4) Latar belakang sederhana serta detail pada bentuk utama pada karya

rupa.

5) Menampilkan sesuatu yang lain dari sekian komponen yang ada (Sidik dan Prajitno, 1981:49-50).


(39)

Keseimbangan merupakan usaha untuk membandingkan sisi kanan dengan kiri atas bawah, dalam sebuah karya seni. Pada keseimbangan juga mempertimbangkan bentuk dengan warna, bentuk dengan bentuk, warna dengan warna, balance dapat dicapai dengan aturan formal (simetri) atau non formal (asimetri).

f. Proporsi atau perbandingan

Proporsi merupakan perbandingan unsur satu dengan yang lain pada sebuah karya seni. Proporsi atau perbandingan menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dengan desain grafis secara keseluruhan dalam hal ukuran atau bidang, dan dimensi desain dengan dimensi bagian-bagiannya (Dep. P dan K, 1979:47). Untuk memperolah keserasian dalam sebuah karya diperlukan kesebandingan-kesebandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah kesebandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi emas (the golden mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonanci yang mempunyai perbandingan 1: 1,618, sering juga dipakai 8:13. Konon proporsi ini adalah kesebandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri.

C. Kota Brebes

Brebes merupakan kota di dekat perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, terletak dibagian utara paling barat dari wilayah Provinsi Jawa Tengah dan antara Bujur Timur 108.41’37,7” – 100.11’28,92” dan Lintang


(40)

Selatan 6.44’56,5” – 7.20’51,48. Brebes merupakan kota yang memiliki keindahan alam dan budaya yang melimpah. Namun secara umum ketersediaan wisata alam dan wisata budaya tersebut belum mampu menyokong perekonomian masyarakat di sekitarnya karena promosinya kurang optimal.

Gambar 2.3 Logo Kabupaten Brebes

Pengembangan dunia kepariwisataan merupakan hal yang sangat menjanjikan dalam meningkatkan kontribusi daerah. Banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh seperti dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat, memperkenalkan hasil-hasil kerajinan tangan daerah guna dipasarkan atau dijual, baik ke wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Pengembangan kepariwisataan dalam hal ini promosi wisata membutuhkan campur tangan para pelaku wisata dan pemerintah daerah khususnya Kabupaten Brebes untuk memperlancar kegiatan promosi. Beberapa pendukung yang perlu diperhatikan lagi adalah faktor sumber daya manusia yang berkualitas sebagai penggerak wisata daerah, ketersediaan dana, pengadaan sarana dan prasarana yang lengkap. Beberapa kebijakan pemerintah daerah sebagai pengendali kepariwisataan yang perlu ditinjau ulang supaya suatu kegiatan promosi wisata daerah menjadi berhasil.


(41)

Kondisi demografi wilayah Kabupaten Brebes di tahun 2008 memiliki jumlah penduduk sekitar 1.767.000 jiwa dengan luas wilayahnya 1.657,73 km2 merupakan faktor penunjang yang perlu dieksploitasi secara maksimal baik di bidang pariwisata maupun kebudayaan. Karena wilayahnya yang luas, maka tidak heran jika sebagian masyarakat Brebes ada yang menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Sebagai pusat perhatian yang perlu diperhatikan bahwa masyarakat Brebes bergotong royong untuk mengembangkan kebudayaan dalam bidang pariwisata, yang telah menjadi aset atau pendapatan utama Kabupaten Brebes yang jika dikelola dengan maksimal dapat dimanfaatkan untuk pembangunan daerah. Hal inilah yang menjadi aspek kekuatan daya tarik Kabupaten Brebes yang unik dan menarik untuk dikunjungi.

Tabel 2.3

Hasil rekap pengunjung (orang) oleh kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Brebes tahun 2008

B U L A N OBYEK WISATA M A L A H A Y U P A R -I N C IP A N A S T IR T A H U S A D A A G R O W IS A T A K A L IG U A W A D U K P E N J A L IN K O L A M R E N A N G T IR T A H U S A D A

Januari 2.450 4.766 2.517 2.386 539 - 2.890

Februari 1.953 4.226 1.616 1.837 612 - 3.872

Maret 2.116 4.894 2.214 1.685 673 - 3.911

April 2.238 4.966 1.935 1.817 549 - 4.830

Mei 2.657 4.633 2.142 1.920 - - 4.480

Juni 3.052 4.766 2.677 2.177 673 - 4.980

Juli 2.556 8.871 2.636 2.477 790 - 3.670

Agustus 2.352 4.734 1.667 1.628 635 - 2.263

September 1.591 1.933 797 657 - - 320

Oktober 13.356 16.608 9.281 5.989 - 1.500 2.903

November 1.745 3.097 1.669 1.242 - - 5.245

Desember 1.236 3.879 2.205 970 - - 6.253

Jumlah 37.302 67.373 31.356 24.785 4.471 1.500 45.617

Sumber : Data laporan BAPPEDA

Dari hasil tabel segmentasi pasar wisata Kabupaten Brebes tahun 2008 yang terdapat pada lampiran dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok usia


(42)

remaja (17 th-25 th) dan dewasa (26 th-45 th) merupakan kelompok potensial melakukan perjalanan. Lebih kurang dua per tiga penduduk yang melakukan perjalanan menuju obyek wisata adalah kaum pria dan sisanya adalah perempunan dengan tingkat pendidikan paling besar pertama didominasi oleh pelajar SMA, kemudian disusul oleh SD dan akademik. Masyaraka Kabupaten Brebes yang sebagian besar berprofesi sebagai petani merupakan masyarakat yang berpotensi untuk melakukan perjalanan wisata. Hal ini menunjukkan bahwa mengunjungi obyek wisata sudah menjadi kebutuhan masyarakat.

Kabupaten Brebes dalam penyelenggaraan pembangunan secara komprehensif menyatukan tekad dan cara pandang dalam bentuk visi dan misi pembangunan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Visi yang ditetapkan adalah mewujudkan masyarakat Brebes yang mandiri, sejahtera, dan berkeadilan berbasis ekonomi kerakyatan. Adapun misi Kabupaten Brebes dalam menyelenggarakan roda pemerintahan adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan masyarakat Brebes yang berkualitas dan berdaya saing yang didukung oleh sumber daya manusia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, beriman, dan bertakwa dengan tetap berlandaskan falsafah Pancasila.

2. Mewujudkan masyarakat yang demokratis dan berdasarkan hukum.

3. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di semua bidang secara berkeadilan.


(43)

4. Memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan secara berkelanjutan dengan memberikan perhatian khusus kepada percepatan perkembangan ekonomi pedesaan, usaha kecil dan menengah serta koperasi. 5. Mewujudkan sistem dan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) dan tata kelola pemerintahana yang bersih (clean governance). Visi Dinas Pariwisata Kabupaten brebes dalam menunjang visi pembangunan dan pengembangan disektor kepariwisataan kabupaten adalah mewujudkan Kabupaten Brebes sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah. Adapun misi dari Dinas Pariwisata antara lain sebagai berikut :

1. Membina dan mengembangkan obyek wisata di Kabupaten Brebes yang Bersih, Hijau, Aman, dan Sehat.

2. Mewujudkan sarana dan prasarana di obyek wisata yang diminati dan menarik bagi pengunjung atau turis lokal, regional maupun nasional dan manca negara.

3. Membina dan mengembangkan usaha kepariwisataan yang unggul bersaing di pasar guna memperbesar perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memajukan dunia usaha.

4. Membina dan mengembangkan dunia usaha kepariwisataan yang mampu menggalakkan peran serta masyarakat khususnya untuk menciptakan peluang berkembangnya kegiatan perusaha di sektor pariwisata maupun kesempatan lapangan kerja masyarakat sekitarnya.


(44)

5. Memberdayakan masyarakat dalam dunia usaha kepariwisataan, baik seni budaya maupun home industry guna mendorong pendayagunaan potensi unggulan dan prospektif daerah.

Gambar 2.4 Peta Pariwisata Kabupaten Brebes Keterangan :

(SWP I) Main Destination Pantai Randusanga Indah (SWP II) Main Destination Waduk Malahayu


(45)

Pemberian informasi yang akurat mengenai potensi dan tidak menutup kemungkinan juga membuka peluang investasi merupakan salah satu strategi yang ingin penulis angkat guna membantu mempromosikan kepariwisataan daerah Kabupaten Brebes. Selain itu penulis akan bisa membantu pemerintah daerah karena banyak keuntungan dan manfaat yang dapat diambil, serta penulis juga mempu mengembangkan kemampuan dalam berkarya.

1. Sejarah Kota Brebes

Berdasarkan situs resmi pemerintah Kabupaten Brebes, www.brebeskab.go.id, nama Brebes berasal dari berbagai cerita. Asal muasal pertama adalah nama Brebes yang coba dihubungkan dengan keadaan alamiah daerah Brebes yang pada awal mulanya konon mempunyai banyak air dan sering tergenang air, bahkan ada kemungkinan masih berupa rawa-rawa. Mengingat banyak air yang merembes, muncullah kemudian nama Brebes, yang selanjutnya mengalami verbastering atau perubahan menjadi Brebes. Pendapat kedua mencoba menghubungkan dengan masuknya agama Islam yang pada awal mulanya ke Brebes dan meskipun dihalang-halangi namun ternyata masih juga merembes. Kata merembes dalam bahasa daerah disebut juga berbes dan mengalami perubahan menjadi kata Brebes.

Pendapat yang ketiga mencoba menerangkan asal muasal nama Brebes dari kata-kata “bara” dan “basah”. Kata bara berarti hamparan tanah datar yang luas, sedangkan kata basah berarti banyak mangandung air. Keduanya merupakan kata yang cocok dengan keadaan daerah Brebes


(46)

meskipun dataran luas namun selalu mengandung banyak air seperti perkataan “bara” diucapkan “bere”, sedangkan “basah” diucapkan “beseh”. Namun pada akhirnya lahirlah perkataan “Bere basah” dan untuk mempermudahkan dalam pengucapan kemudian nama tersebut berubah menjadi Brebes.

Adapula terdapat beberapa cerita yang berkaitan dengan kata Brebes yang akhirnya menjadi kota Brebes. Di antara Salem-Bantarkawung terdapat gunung bernama Baribis dimana sungai Baribis mengalir melewati dataran bagian utara yang bermuara di laut Jawa dan setelah bergabung dengan aliran sungai-sungai yang lain menjadi sungai-sungai besar di pantai utara Jawa. Sungai Baribis konon dianggap sebagai sungai yang bertuah atau angker karena dihuni oleh buaya-buaya. Dan terdapat larangan untuk datang, menyeberangi, mandi terlebih lagi jika para orang tua sedang perang maka larangan keras untuk menyeberangi atau melewati sungai ini berlaku. Dari kepercayaan akan hal itu maka sungai sungai Baribis dijadikan peringatan/ pepenget/ pepeling/ pepali/ larangan agar jangan sampai melangkahi saat terjadi perang. Dan sejak saat itu sungai Baribis terkenal dengan sebutan sebutan Sungai Pemali atau pepali.

2. Potensi Obyek Wisata a. Wisata Alam

1) Pantai Randusanga Indah

Obyek wisata Pantai Randusanga Indah (PAR-IN) terletak di Kelurahan Randusanga Wetan, Kabupaten Brebes, berjarak ± 6 Km


(47)

dari Kota Brebes yang ditempuh dalam waktu 15 menit dari pertigaan Sungai Sigeleng. Perjalanan menuju pantai Randusanga Indah diantaranya akan melewati agrowisata peternakan bebek yang merupakan salah satu sentra penghasil telur asin di Kabupaten Brebes.

Pantai Randusanga Indah memanjang sejauh 2 Km, dengan luas area sekitar 30 Ha. Adapun pembagian lahannya adalah sebagai berikut :

(a) Area wisata anak-anak yang dilengkapi dengan panggung gembira anak, kolam becak air, dan aneka mainan anak-anak.

(b)Area wisata remaja dan dewasa yang dilengkapi dengan bangunan pendopo, panggung hiburan terbuka, kafe, dan direncanakan dibangun gedung olahraga (volley ball, senam) aquarium raksasa, jetcycle, arung jeram, kebun binatang mini, panjat tebing, dsb.

(c) Area wisata bahari, yang sudah dilengkapi dengan anjungan, dan direncanakan akan dilengkapi dengan kolam pancing laut, perahu wisata, dsb.

(d)Tempat istirahat, yang berupa hotel atau motel yang dilengkapi dengan kolam renang, serta bumi perkemahan.


(48)

(e) Area grasstrack yang direncanakan seluas 10 Ha, atau sepanjang 600 m sepanjang pantai (BAPPEDA, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Brebes).

Gambar 2.5 Pantai Randusanga Indah 2) Waduk Malahayu dan Waduk Penjalin

Waduk Malahayu merupakan waduk yang dibuat khusus untuk pengairan sawah. Waduk yang berada di Kecamatan Banjarharjo 12 km sebelah selatan Kota Tanjung (daerah perbatasan Brebes-Cirebon), dan 40 Km dari Kota Brebes merupakan obyek wisata air dengan beberapa pulau kecil di tengah waduk serta panorama alam yang sangat indah menjadi lokasi favorit para pengunjung. Waduk Malahayu mulai dibangun pada tahun 1934 sampai dengan tahun 1937 dan direnovasi pada tahun 1974 oleh Posida Sub Proyek Pemali Comal. Waduk ini menampung aliran dari Sungai Kebuyutan dan beberapa sungai kecil. Waduk Malahayu ini dikelola oleh PSDA Jawa Tengah bekerja sama denagn Dinas Pariwisata, dan juga Dinas Perhubungan Propinsi Jawa


(49)

Tengah. Selain menjadi lokasi favorit karena pengunjung dimanjakan dengan area pemancingannya, di sekitar waduk Malahayu juga dapat dijumpai beberapa peternak atau pemelihara keramba, serta pengrajin keramik khas Malahayu.

Gambar 2.6 Waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo

Gambar 2.7 Peta Lokasi Obyek Wisata di Pesisir Utara Kabupaten Brebes

Waduk penjalin yang teletak di desa Winduaji Kecamatan Paguyangan menyuguhkan berbagai keindahan alam. Tersedianya


(50)

fasilitas perahu dayung untuk berkeliling di sekitar danau dan tempat pemancingan dengan sajian khas ikan tawarnya.

Gambar 2.8 Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan 3) PAP Cipanas Buaran

Pemandian air panas Cipanas Buaran yang dibangun tahun 1976 ini berlokasi di desa Pangebatan Kecamatan Bantarkawung dan berjarak tempuh sekitar 70 km dari ibukota kabupaten serta 6 km dari kota Bumiayu ini memiliki luas kawasan hanya 1 hektar saja. PAP Cipanas dibuka pada tahun 1985 dengan memperkerjakan 4 orang. Mulai tahun 1981, pengelolaan Cipanas diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes, kemudian direnovasi pada tahun 2000.

Obyek wisata Cipanas ini yang berada di bagian selatan Brebes ini, tepatnya 6 km sebelah barat Bumiayu memiliki beberapa fasilitas yang dapat digunakan diantaranya antara lain :

(a) Kolam renang mini dan tempat bermain anak-anak. (b) Gazebo


(51)

(c) Penginapan dengan 5 kelas kamar melati. (d) Mushola

(e) Tempat parkir

(f) 10 kamar mandi biasa dan 4 kamar mandi VIP.

Tabel 2.4

Lama Waktu Perjalanan yang diperlukan dalam mencapai lokasi antar obyek wisata

Antar Obyek Wisata Jarak Kecepatan Waktu Tempuh

(Km) Kendaraan (Jam) (Menit)

Parin-Waduk Malahayu 40 40 1.0 60 Malahayu-PAP Cipanas 70 40 1.8 105 PAP Cipanas-PAP

Kedungoleng

17 20 0.9 51 PAP

Kedungoleng-Waduk Penjalin

8 20 0.4 24 Waduk Penjalin-Telaga

Ranjeng

10 5 2.0 120 Telaga Ranjeng-Agro

Kaligua

2.5 5 0.5 30

Sumber : Laporan ANTARA BAPPEDA

Gambar 2.9 Peta Lokasi Obyek Wisata di Wilayah Selatan Kabupaten Brebes

PAP Cipanas Buaran terletak di dukuh Buaran, Desa Pangebatan, Kecamatan Bantarkawung. Jumlah karyawan PAP Cipanas ada 5 orang


(52)

yang terdiri dari 2 orang PNS, dan 3 orang lainnya merupakan karyawan kontrak dari masyarakat desa Pangebatan. Ketiga karyawan kontrak tersebut berperan sebagai tenaga kebersihan, keamanan, dan petugas karcis. Pembagian pendapatan antara pemda dengan desa adalah 90% untuk pemda, dan 10% untuk desa dari pendapatan bersihnya.

Gambar 2.10 Obyek Wisata PAP Cipanas Buaran

Suhu dari air panas alami yang berada di Cipanas ini adalah 300 - 400 C. Sumber air panas yang ada di Cipanas ini memiliki 5 titik dengan air hangat yang dikeluarkan mengandung belerang sehingga baik untuk menyembuhkan kulit. Daya tarik wisata dengan pemandangan pegunungan hutan pinus yang masih asri serta atraksi yang ada di PAP Cipanas seperti kafe, karoke, pemandian air panas untuk dewasa dan anak-anak, penginapan untuk pengobatan, dan kios-kios makanan menjadi daya tarik untuk berwisata di tempat ini. Jenis angkutan umum yang menuju PAP Cipanas Buaran ini adalah angkutan umum berjenis mikrolet yang menghubungkan desa Pangebatan dengan jalan arteri


(53)

sepanjang 7 Km. Akan tetapi mikrolet ini tidak sampai pada lokasi ini, sehingga pengunjung yang datang harus melanjutkan perjalanan dengan ojek dari Buaran ataupun andong atau delman.

4) PAP Titra Husada

Obyek wisata ini pertama kali ditemukan oleh Raksa Wijaya pada tahun 1837 dan mulai dibangun oleh pemerintah Kabupaten Brebes pada tahun 1976, serta direnovasi dengan penambahan berbagai sarana dan prasarana pada tahun 2003. Lokasi obyek wisata ini terletak di desa Kedungolen, Kecamatan Paguyangan dengan jarak tempuh 75 Km dari ibukota kabupaten, dan 6 Km dari ibukota kecamatan, serta 12 Km dari Kota Bumiayu. Luas kawasan wisata ini hanya 1.8 hektar saja dengan fasilitas yang dibangun di atas area ini antara lain :

(a) Pemandian air panas dengan 9 kamar mandi umum dan 2 kamar VIP. (b) Kolam renang anak-anak.

(c) Gasebo

(d) Warung makan dan jajanan khas Brebes. (e) Tempat parker

(f) Mushola

Pengunjung PAP Tirta Husada ini adalah masyarakat di sekitar saja, sedangkan yang dari luar daerah masih jarang. Pengunjung dari luar daerah ini kebanyakan berasal dari Purwokerto, Cilacap, dan Purbalingga. Pembagian pendapatan di PAP Tirta Husada adalah 10%


(54)

dari target adalah hak desa (mulai tahun 2003), sedangkan sisanya untuk dinas pariwisata.

Gambar 2.11 Kolam Renang Tirta Husada 5) Telaga Renjeng

Telaga Renjeng dikelilingi oleh perkebunan pinus, sekitar 5 Km dari Perkebunan Th Kaligua. Telaga renjeng ini merupakan kawasan konservasi yang dikelola oleh Direktorat Jendral Kehutanan Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Tengah sub seksi KSDA Pekalongan, dan digunakan untuk kepentingan aistesis penunjukan local decree. Telaga Renjeng merupakan cagar alam sesuai dengan SK NO. 25 Gubernur Besluit tanggal 11 Januari 1925, dengan potensi ekosistem dataran tinggi.

Tanah di sekitar telaga ini merupakan tanah gambut yang luasnya mencapai 48.25 Ha. Di telaga ini terdapat ribuan lele Clarius Meladoderma yang sangat jinak dan biasanya para wisatawan yang datang membawa makanan seperti roti guna diberikan kepada lele-lele


(55)

tersebut. Ada beberapa kepercayaan yang mengatakan bahwa lele-lele tersebut adalah lele pembawa keberuntungan jika pengunjung memberi lele-lele tersebut makan. Bahkan tidak jarang orang yang datang untuk menyepi di Telaga Renjeng dan memberi makanan lele disana.

Gambar 2.12 Telaga Renjeng 6) Agrowisata Kaligua

Lokasi Perkebunan Teh Kaligua terletak di jalur Bumiayu-Ajibarang, tepatnya sekitar 15 Km dari Simpang Tiga Desa Kretek menuju kearah timur. Kebun Teh Kaligua ini terletak pada ketinggian 1400-2050m dpl. Di obyek wisata ini terdapat 2 homestay yang dilengkapi dengan meja billyard untuk para wisatawan yang ingin menginap. Pengelolaan terhadap obyek wisata di Kaligua ini masih belum dipisahkan dengan pengelola perkebunan PTPN IX. Beberapa orang pegawai dari PTPN IX (4 orang) telah mengikuti pelatihan pemandu wisata, dan pegawai perkebunan Teh Kaligua ini 100% merupakan masyarakat setempat. Agrowisata Kaligua ini merupakan


(56)

bentuk kerjasama antara Dinas Pariwisata dengan pihak PTPN IX dan pendapatan yang diperoleh dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 10% untuk desa, 30% untuk Dinas Pariwisata, dan 60% untuk PTPN IX yang memiliki hak atas pengolahan lahan teh. Luas perkebunan the Kaligua mencapai 600 Ha dan hanya 500 Ha saja lahan yang dapat ditanami teh.

Tabel 2.5

Jarak Setiap Obyek Wisata Yang ada Di Agro Wisata Kaligua Dari Pintu

Gerbang Utama (Main Entance)

No. Lokasi Agro Wisata Jarak (meter)

1 Petilasan Nyi Ronggeng 150 2 Pertapaan Goa Barat 1750

3 Home Stay I 500

4 Home Stay II 500

5 Bumi Perkemahan 525 6 Lapangan Tenis 550 7 Areal Out Bound Games I

 Luncuran (Sliding Rope)

Boom Remover

Spider Net

650

8 Pabrik Pengolahan Teh 700 9 Gedung Pertemuan 675 10 Makam Van Dee Jong 800 11 Panorama BH (Soka) 1900 12 Makam Mbah Joko 1500 13 Mata Air Tuk Bening 2100 14 Areal Outbound Games II

 Titian di atas samudera

 Pipa bocor

2000

15 Goa Jepang 2400 16 Petilasan Mbah Gelung 4000 17 Puncak Sakub (2050 m dpl) 4000

Sumber : Data PTPN 2004-2009

Di perkebunan teh Kaligua ini terdapat beberapa area obyek wisata yang sangat menarik diantaranya sebagai berikut :

(a) Makam Van De Joong, Van De Joong adalah pendiri perkebunan teh Kaligua. Makam Van De Joong terletak pada salah satu puncak bukit


(57)

di kompleks pegunungan Kaligua. Selain makam Van De Joong terdapat pula makam-makam tua lainnya di sekitar kompleks ini, dan dari kompleks makam ini dapat terlihat pemandangan yang berupa kompleks perumahan pegawai yang juga merupakan penduduk dari Desa Kaligua tersebut.

(b) Petilasan Nyi Ronggeng, yang terletak di area pintu masuk Perkebunan Teh Kaligua.

(c) Tuk Bening, adalah sumber mata air yang sangat jernih, sehingga sungai yang mengalirkan air dari sumber air ini terlihat derasnya. Pada area ini terdapat sarana untuk outbond game, yang biasanya digunakan para siswa sekolah yang hiking maupun masyarakat sekitar untuk memperingati HUT kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus.

(d) Gua Jepang, adalah sebuah terowongan yang dijadikan tempat persembunyian tentara Jepang pada masa perang dengan sekutu. Di dalam terowongan ini terdapat sekitar 14 kamar yang digunakan para tentara Jepang untuk berlindung. Dalam setiap kamar ini dahulunya terdapat tempat tidur dan perlengkapan seperti meja kursi dan beberapa perlengkapan perang.

(e) Puncak Sakub, adalah puncak tertinggi yang terdapat di area Perkebunan Teh Kaligua. Puncak Sakub ini terdapat pada ketinggian 2050 m dpl. Selain obyek-obyek diatas juga disediakan paket kunjungan wisata yang ada juga menyediakan kunjungan ke pabrik


(58)

untuk melihat proses pengolahan teh dan kunjungan ke kebun untuk melihat proses pembibitan dan penanaman.

Gambar 2.13 Area Perkebunan Teh Kaligua

Gambar 2.14 Obyek Wisata Tuk Bening di Kaligua Fasilitas yang terdapat di Agro Wisata Kebun Teh Kaligua adalah sebagai berikut :

a) Homestay (wisma Dahlia, wisma Anggrek, dan Kenanga) b) Lapangan Volley


(59)

c) Lapangan Tenis d) Areal Camping e) Meja Bilyards

b. Wisata Boga

Kabupaten Brebes merupakan penghasil telur asin terbesar di Jawa Tengah. Cara pembuatan yang unik yakni dengan cara rebus dan panggang membuat cita rasa telur asin bebek ini semakin diminati para pembeli yang tak hanya dari masyarakat Brebes dan sekitarnya, namun juga dari luar pulau pun ikut mengkonsumsi telur ini. Produk unggulan yang disajikan di Kota Brebes selain telur asin adalah bawang merah dengan kualitas eksport. Setiap tahun bawang merah diproduksi dan tidak mengenal masa musim dalam setiap panen. Salah satu ciri bawang merah dari Kabupaten Brebes adalah umbinya yang tidak terlalu banyak mengandung air. Meski Brebes terkenal akan air yang melimpah , akan tetapi bawang merah yang ditanam hanya sedikit mengandung air. Sentra oleh-oleh dua wisata boga ini hanya terdapat di sepanjang wilayah protokol jalur pantura saja dan beberapa kios sentra oleh-oleh yang hanya terdapat di Brebes saja.

Jika memasuki wilayah Brebes Selatan seperti Paguyangan, Salem dan Bumiayu, maka di sana akan banyak dijumpai beragam khas aneka tape mulai dari yang berbahan ketan putih hingga berbahankan singkong. Pembuatan yang difermentasikan terlebih dahulu selama ± 4 hari dan dibungkus dengan daun jambu air terasa memikat hati.


(60)

Warnanya yang berubah menghijau dengan sendirinya karena hasil peragian menambah daya tarik pembeli. Tak hanya itu, sate blengong yang merupakan hasil perkawinan silang antara bebek dan entok menjadi primadona ketiga setelah telur asin dan bawang merah. Sate blengong biasa disajikan dengan opor kupat sayur kuning dan bisa dijumpai di pelosok wilayah Brebes.

Tabel 2.6

Sentra Industri yang ada di Kabupaten Brebes

No. Jenis

Industri Letak Jumlah Unit Usaha Kapasitas Produksi (per tahun) Keterangan

1 Telur Asin Kecamatan Wanasari Kecamatan Bulakamba Kecamatan Brebes Kecamatan Jatibarang

57 unit 13.420.000 butir

Pemasaran sudah mencapai Semarang, Bandung, dan Jakarta

2 Tape Ketan Daun Jambu

Kecamatan Salem - - Dipasarkan di pasar tradisional 3 Bawang

Goreng

Kelurahan Brebes, Kecamatan Brebes

6 unit 5.6 ton -

4 Rebana Desa Kaliwadas Kecamatan Bumiayu

70 unit 309.600 set Sudah diekspor ke Malaysia, Brunai

Darussalam, dan Saudi Arabia 5 Keramik Desa Malahayu,

Desa Siwuluh Kecamatan Bulakamba, Desa Tanjung

Kecamatan Tanjung

5 unit 42.400 buah -

6 Batik Tulis Kecamatan Salem 160 unit 4.760 potong

-


(61)

Makanan alternatif yang sedang digalakan oleh pemerintah Kabupaten Brebes saat ini adalah bandeng lumpur yang terdapat di obyek wisata Pantai Randusanga. Penyajian bandeng yang dilumuri dengan lumpur ini baik dikonsumsi orang yang mengidap penyakit darah tinggi dan jantung karena bandeng memiliki kadar kolesterol rendah dan lumpur membuat lemak tersebut menjadi seperti minyak saat proses pemanggangan berlangsung.

c. Wisata Budaya

Setiap daerah memiliki kesenian yang berbeda-beda terutama di Kabupaten Brebes yang daerahnya berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Barat. Kabupaten Brebes memiliki beberapa kesenian seperti pengantin tebu, buroq, dan sisingaan.

Perkawinan merupakan simbol kehidupan yang berkesinambung-an. Setelah menikah, manusia akan mempunyai keturunan begitu juga dengan pabrik gula (PG). Dengan mengawinkan tebu, mereka percaya PG akan langgeng dan terus berkembang (Kompas Mahasiswa UNNES, 2008:22).

Ki Lengser merupakan tokoh kenamaan dari Jawa Barat. Karena Brebes berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Barat, maka tidak heran tokoh ini akrab di telinga masyarakat Brebes. Tokoh ini sering ditampilkan dalam galura (upacara adapt berasal dari sunda) untuk “mapag pengantin” (menyambut pengantin). Bukan hanya itu, tokoh ini juga kerap menyambut kedatangan pejabat atau tamu negara.


(62)

Tokoh ini digambarkan dengan sosok lelaki tua yang mengenakan sorban, celana panjang (celana kolor berwarna hitam yang biasa digunakan oleh petani pedesaan), totopong (ikat kepala), dan sarung yang diselempangkan. Ia adalah sosok yang dituakan sebagai panutan masyarakat, dan simbol penasihat dalam pernikahan. Tokoh ini mempunyai peranan yang penting sebab tokoh inilah yang nantinya memberi arahan dalam upacara pengantin tebu.

Konon upacara adat ini lahir seiring berdirinya PG-PG (pabrik gula) di pulau Jawa. Prosesi acara selamatan pertama dilakukan selama empat hari menjelang upacara tujuannya adalah untuk memilih tebu yang akan diarak saat upacara. Keesokan harinya, tebu yang telah dipotong lalu dibalut kertas berwarna, dan diberi nomor pada tiap batangnya sesuai kualitas dan perannya. Biasanya tebu yang terbaik dijadikan sebagai indung tebu (induk tebu). Adapun cirinya adalah sisinya mulus, bebas penyakit, panjang, dan berdiameter maksimal.

Dua hari kemudian, selamatan diadakan yang diisi dengan aneka tumpeng (nasi kuning berbentuk kerucut dan dikelilingi oleh kacang tanah goring, kentang, suwiran ayam dan lain-lain). Ketujuh belas tebu yang telah dihias lalu diarak keliling desa dengan diiringi buroq (serupa barongsai dari China tetapi berkepala manusia, dan bersayap serta berbadan hewan berkaki empat. Acara pernikahan tebu diakhiri dengan sisingaan (singa yang diangkat oleh empat orang dengan satu


(63)

penumpang menaiki singa) dengan menyerahkan pengantin tebu yang terdiri dari tebu indung, tebu laki-laki, dan tebu perempuan.

D. Media Promosi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Namun pengertian media dalam proses belajar cenderung diartikan sebagai alat – alat grafis, fotografis atau elektrolis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Cangara (1998:123) media adalah alat atau sarana yang diguanakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Menurut Basu Swastha DM dan Irawan (dalam Angipora, 1999), promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembeli atau penjual dari suatu produk atau jasa. Promosi merupakan kegiatan yang paling penting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut.

Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2001:21) mengatakan bahwa promosi adalah komunikasi dari penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. Dapat ditarik kesimpulannya bahwa media promosi adalah sebuah produk grafis yang menginformasikan sesuatu dan digunakan untuk mengangkat informasi tersebut ke khalayak umum sehingga menambah rasa ingin tahu pembaca.


(1)

(2)

(3)

(4)

Tabel Segmentasi Pasar Wisata Kabupaten Brebes Tahun 2008

Pasar

Wisata

Obyek

Wisata

An. Sosio Profesional

An. Psikografis

An. Geografis

Umur

Jenis

Kelamin

Pendidikan

Penghasilan

Daya Tarik

Obyek Wisata

Motivasi

Kegiatan yang

dilakukan

Kota

Desa

Pantai Indah Randu Sanga

Sebagian besar adalah mereka yang berumur 17-40 tahun Hampir merata antara perempuan dan laki-laki Berkisar antara SMA dan PT

Untuk remaja sebagian besar belum mempunyai

pendapatan,

sedangkan mereka yang sudah bekerja berpenghasilan Rp. 750.000-Rp.

1.500.000,-

Didorong oleh keindahan pantai

Untuk refreshing (penyegaran) dan rekreasi

Kegiatan yang dilakukan adalah melihat sun set serta makan di kedai makanan

Sebagian besar pengunjung berasal dari dalam Kota Brebes sendiri

Sebagian kecil pengunjung dari daerah pedesaan

Waduk Malahayu

Sebagian besar adalah mereka yang berumur 17-40 tahun

Pengunjung Waduk Malahayu sebagian besar adalah laki-laki Beberapa tingkatan pengunjung berdasarkan pendidikannya sebagian besar adalah SMA

Pendapatan

pengunjung dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, namun rata-rata penghasilan antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-

Daya tariknya adalah Waduk Malahayu yang cukup luas dan atraksi hiburan pada hari-hari besar.

Motivasi pengunjung adalah untuk berlibur serta melakukan penelitian terhadap waduk..

Kegiatan yang dilakukan adalah naik perahu mengelilingi waduk, taman bermain anak, dan melihat pemandangan.

Pengunjung yang berasal dari kota adalah Kota Brebes, Cirebon, Kuningan, dan Semarang.

Pengunjung juga berasal dari sekitar OW. Yang berada di Kec. Banjaharja.

Waduk Penjalin

Sebagian besar mereka yang berumur 17-40 tahun

Pengunjung Waduk Penjalin sebagian besar adalah laki-laki Beberapa tingkatan pengunjung berdasarkan pendidikannya sebagian besar adalah SLTP.

Pendapatan

pengunjung dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, namun rata-rata penghasilan antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000

Waduk Penjalin yang cukup luas.

Motivasi pengunjung adalah untuk berlibur serta melakukan penelitian terhadap waduk..

Kegiatan yang dilakukan adalah naik perahu mengelilingi waduk, taman bermain anak, dan melihat pemandangan

Pengunjung yang berasal dari kota adalah Kota Brebes, dan Semarang

Pengunjung juga berasal dari sekitar OW. Yang berada di Desa Winduaji Kec. Paguyangan.


(5)

PAP Tirta Husada

Pengunjung objek wisata ini adalah mereka yang berumur antara 25 th s/d 45 th.

Pengunjung OW Tirta Husada sebagian besar adalah laki-laki Tingkatan pendidikan pengunjung sangat beragam namun yang terbanyak adalah SMA

Pendapatan para pengunjung sangat beragam dan berkisar antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000

Daya tarik OW ini adalah air panas itu sendiri yang dialirkan pada beberapa kamar mandi dan kolam renang

Motivasi pengunjung adalah untuk pengobatan karena diyakini bahwa air panas ini dapat menyembuhka n berbagai penyakit kulit dan saraf

Kegiatan utama yang dilakukan adalah berendam pada tempat-tempat yang telah disediakan serta beberapa anak dapat berenang di kolam renang

Asal pengunjung sangat beragam namun tercatat bahwa beberapa berasal dari luar kota seperti Purbalingga, Cilacap, dan Purwokerto serta Kota Brebes sendiri

Untuk daerah pedesaan yang paling banyak adalah masyarakat sekitar OW yang terletak

di Desa

Kedungoleng Kec. Paguyangan. PAP Cipanas Buaran Pengunjung objek wisata ini adalah mereka yang berumur antara 25 th s/d 45 th.

Sebagian besar pengunjung adalah laki-laki Tingkatan pendidikan pengunjung sangat beragam namun yang terbanyak adalah SMA

Pendapatan para pengunjung sangat beragam dan berkisar antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000

Daya tarik OW ini adalah air panas itu sendiri yang dialirkan pada beberapa kamar mandi dan kolam renang

Motivasi pengunjung adalah untuk pengobatan karena diyakini bahwa air panas ini dapat menyembuhkn berbagai penyakit kulit dan saraf

Kegiatan utama yang dilakukan adalah berendam pada tempat-tempat yang telah disediakan serta beberapa anak dapat berenang di kolam renang

Asal pengunjung sangat beragam namun tercatat bahwa beberapa berasal dari luar kota seperti Purbalingga, Cirebon, Purwokerto, dan Jakarta serta Kota Brebes sendiri

Untuk daerah pedesaan yang paling banyak adalah masyarakat sekitar OW yang terletak

di Desa

Pangebatan Kec.Bantarka wung. Agrowisata Kaligua Pengunjung yang datang ke Sebagian besar pengunjung Tingkat pendidikan mulai dari

Untuk tingkat pendapatan

pengunjung berkisar

Daya tarik OW ini sangat beragam

Motivasi pengunjung sangat

Kegiatan yang dilakukan adalah berkemah,

Asal pengunjung sangat


(6)

perkebunan teh Kaligua sangat beragam mulai dari anak-anak sampai dewasa berumur 6-40 th.

adalah laki-laki.

Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.

antara Rp. 750.000,- a/d 1.500.000,-

namunOW utama adalah pemandang- an alam, wisata sejarah dan wisata bermain (outbond)

beragam mulai dari berlibur hingga melakukan pertemuan.

outbond track, dan mengunjungi pabrik teh untuk melihat proses pemetikan sampai dikemas.

beragam mulai dari dalam Kota Brebes.

Telaga Ranjeng

Pengunjung yang datang sebagian besar mereka yang berumur 17-45 tahun

Sebagian besar pengunjung adalah laki-laki.

Beberapa tingkatan pengunjung berdasarkan pendidikannya sebagian besar adalah SMA

Tingkat pendapatan pengunjung sangat bervariasi antara Rp. 500.000,- Rp. 1.500.000,-

Daya tarik OW ini adalah lele Clarius

Meladodera yang diyakini dapat memberi keberuntungan serta

pemandangan alam yang masih sangat alami.

Motivasi pengunjung datang ke OW ini adalah untuk

menikmati keindahan alam, melihat keajaiban, dan ziarah.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah memberi makan lele dan dkumentasi.

Sebagian besar pengunjung berasal dari Kabupaten Brebes dan pengunjung luar kota seperti Purwokerto dan Cirebon.

Pengunjung dari desa Tela Ranjeng


Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45