Koefisien Determinasi Koefisien Korelasi

1 2 ,..., 2 , 1 , k n Y Y S i k y 2.14 Dengan: Y i = nilai data hasil pengamatan = nilai hasil regresi n = ukuran sampel k = banyak variabel bebas

2.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dinyatakan dengan R 2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel, untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebes Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel – variabel bebas X yang ada didalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama – sama. Maka R 2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu: R 2 = 2 y JK reg 2.15 Dengan: JK reg = Jumlah Kuadrat Regresi Universitas Sumatera Utara Harga R 2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing – masing variabel yang tinggal dalam regresi.

2.7 Koefisien Korelasi

Setelah mendapatkan hasil tentang jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti untuk selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas, atau antara variabel bebas itu sendiri. Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel – variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain. Umumnya analisis korelasi digunakan, dalam hubungan dengan analisis regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependent. Sandaran nilainya adalah, -1 1. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi semakin mendekati nilai 1 maka hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi, jika nilai koefisiennya mendekati nilai 0 maka hubungannya semakin rendah. Adapun jika nilainya bertanda negative, maka terjadi hubungan yang berlawanan arah, artinya jika suatu nilai variabel naik maka nilai variabel lain akan turun. Universitas Sumatera Utara a. Korelasi Positif Jika suatu korelasi bertanda positif r 0 maka gambar grafiknya seperti ditunjukkan oleh gambar 2.2 berikut : Gambar 2.2 korelasi positif Terjadinya korelasi positif apabila pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama berbanding lurus. Jika suatu korelasi betanda negative r0 maka contoh gambar grafikya seperti ditunjukkan oleh gambar berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 korelasi negatif Korelasi negative terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan berbanding terbalik. Jika suatu korelasi tidak menunjukkan adanya hubungan r = 0 maka gambar grafiknya seperti ditunjukkan oleh gambar 2.4 berikut: Gambar 2.4 korelasi nol Universitas Sumatera Utara Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur acak. Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r”. Bentuk umum korelasi adalah: 2.16 Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r R Interpretasi 0,01 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 0,99 1 Tidak berkorelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi Universitas Sumatera Utara

2.8 Uji Regresi Linier Berganda