Fisiologi Ginjal TINJAUAN PUSTAKA

kapiler glomerulus. Sel-sel ini melapisi membran basal glomerulus dan selalu berhubungan langsung dengan darah yang mengalir dalam lumen kapiler. Sitoplasma sel endotel mempunyai banyak bukaan opening yang disebut endothelial fenestrations, yang mempunyai diameter antara dari 500 sampai 1000 μm Noer, 2006. Gambar 2.1. Struktur Umum Histologis Ginjal Focosi, 2009.

2.4. Fisiologi Ginjal

Ginjal merupakan organ ekskresi utama yang sangat penting untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, termasuk zat-zat toksik yang tidak sengaja masuk ke dalam tubuh. Pemberian senyawa-senyawa yang bersifat toksik ataupun senyawa- senyawa yang bersifat iritatif dapat menimbulkan perubahan-perubahan degeneratif seperti degenerasi melemak sampai nekrosis Guyton Hall, 2007. Ginjal juga sangat berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh dengan menghasilkan urin serta sebagai tempat untuk pembentukan renin dan eritropoetin Junqueria Carniero, 1997. Setiap ginjal dibagi dalam korteks di bagian luar yang tercat gelap dalam preparat mikroskopis dan medula di bagian dalam yang tercat lebih terang Paulsen, 2000. Korteks ginjal terdiri dari pars konvulata dan pars radiata. Pars konvulatakontorta tersusun dari korpuskuli ginjal dan tubuli yang membentuk labirin kortikal. Pars radiata tersusun dari bagian-bagian lurus segmen lurus tubulus proksimal dan segmen lurus tubulus distal dari nefron dan duktus koligens. Massa jaringan korteks yang mengelilingi setiap piramid medula membentuk sebuah lobus renis, dan setiap berkas medula merupakan pusat dari lobulus renis. Jaringan korteks juga terdapat di antara piramid medula, yang disebut kolumna Bertin Gartner Hiatt, 2007. Ginjal organ bervaskularisasi tinggi yang menerima kurang lebih 25 darah cardiak output. Masing-masing ginjal mengandung 1 juta nefron, yang berkembang dalam fetus manusia sejak usia 35 minggu kehamilan. Masing- masing nefron terbentuk atas 2 bagian yaitu glomerulus yang terdiri dari bundel kapiler berdinding tipis yang berfungsi sebagai filter, dan sebuah tubulus yang berfungsi untuk mengalirkan cairan ultrafiltrat dari glomerulus. Fungsi ginjal normal ditandai dengan 3 hal pokok yaitu: ultrafiltrasi glomerulus, reabsorpsi air dan solut yang difiltrasi dalam tubulus, serta sekresi ion-ion organik dan nonorganik tubulus Noer, 2006. Mempertahankan keseimbangan asam basa adalah fungsi tubulus yang penting. Regulasi keseimbangan asam basa oleh ginjal terdiri dari reabsorbsi bikarbonat yang telah difiltrasi oleh glomerulus, sekresi ion hidrogen dan pembentukan bikarbonat baru. Pasien dengan asidosis tubular renal menunjukkan gambaran asidosis metabolik hiperchloremik dengan anion gap yang normal dan pH kemih tinggi 5.5. Laju filtrasi glomerulus menunjukkan fungsi filtrasi ginjal. Proses filtrasi plasma menembus barier filtrasi glomerulus dikendalikan oleh hukum Starling dimana tekanan hidrostatik kapiler glomerulus merupakan faktor utama yang memungkinkan terjadinya ultrafiltrasi plasma dari lumen kapiler ke dalam ruang urinaria Noer, 2006. Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural kompleks dan berkembang untuk beberapa fungsi, diantaranya: ekskresi produk sisa metabolisme, pengendalian air dan garam, pemeliharaan keseimbangan asam dan basa, serta sekresi berbagai hormon dan autokoid Cotran dkk., 2007. Walaupun mempunyai banyak fungsi, fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstraseluler dalam batas-batas normal Wilson, 2005. Menurut Noer 2006, tubulus renal berfungsi menjaga keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa dengan cara mengatur reabsorpsi air dan solut dari ultrafiltrat glomerulus, sekresi ion organ beracun toxic organic ions, dan ekskresi ion hidrogen yang dihasilkan oleh aktivitas metabolik. Pemeriksaan berat jenis kemih dan pH sering dipakai untuk menilai fungsi tubulus dan disamping itu juga dipakai untuk melihat daya pemekatan tubulus dan mekanisme asidifikasi kemih. Fungsi ginjal tercermin pada sistem buluh kompleks yang berkaitan erat dengan pembuluh darah. Pengetahuan yang diperoleh dari kaitan bangun anatomi antar buluh bersekresi, saluran pembuang dan jalinan kapiler, mampu memperjelas struktur serta fungsi ginjal Dellmann, 1992. Fungsi utama ginjal adalah menyingkirkan buangan metabolisme normal dan mensekresi xenobiotik dan metabolitnya. Hal ini dipengaruhi oleh produksi urin, suatu proses yang juga berperan dalam pemeliharaan status homeostatis tubuh Lu, 1995. Menurut Sloane 2004, beberapa fungsi ginjal antara lain: a. Pengeluaran zat sisa organik, ginjal mengeksresi urea, asam urat, kreatinin, produk penguraian hemoglobin dan hormon. b. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting, ginjal mengekskresi ion natrium, kalium, magnesium, sulfat dan fosfat. c. Pengaturan keseimbangan asam basa tubuh, ginjal mengendalikan ekskresi ion hidrogen H + , bikarbonat HCO 3 - , dan amonium NH 4 + . d. Pengaturan produksi sel darah merah, ginjal melepas eritropoietin, yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang. e. Pengaturan tekanan darah, ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pengaturan tekanan darah dan juga memproduksi enzim renin. f. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah. g. Pengeluaran zat beracun, ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-obatan atau zat kimia asing lain dari tubuh.

2.5. Glomerulus dan Tubulus Proksimal

Dokumen yang terkait

Gambaran Histologis Ginjal Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW Setelah Pembersihan Ekstrak n-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

3 64 64

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Limpa Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

1 107 58

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

2 104 74

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

8 98 100

Efek Perlakuan Ekstrak Andaliman (Zanthoxyllum Acanthopodium) Pada Tahap Praimplantasi Terhadap Fertilitas Dan Perkembangan Embrio Mencit (Mus Musculus)

5 106 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Andaliman - Pengaruh Pemberian Ekstrak Segar Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

0 0 7

Pengaruh Pemberian Ekstrak Segar Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Ginjal Mencit Jantan (Mus musculus L.)

0 1 12

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 43

Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC.) Selama Masa Pra Implantasi Dan Pasca Implantasi

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) 2.1.1 Deskripsi Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) - Gambaran Histologis Hepar Mencit (Mus Musculus L.) Strain DDW Setelah Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andalima

0 1 11