1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam era globalisasi ini perkembangan dunia usaha juga semakin meningkat. Disatu sisi era globalisasi
akan meluaskan pasar yang ada namun disisi lain akan memunculkan persaingan yang sangat ketat. Perusahaan dituntut harus mampu mengimbangi persaingan
tersebut untuk bertahan dipasar yang semakin kompetitif. Tujuan utama dalam mendirikan usaha adalah untuk mendapatkan laba
dan untuk kelangsungan hidup usaha.Setiap usaha harus memikirkan misi bisnis dan strategi pemasaran untuk memasarkan produk yang dimiliki.Salah satunya
adalah dengan menjalankan bauran pemasaran dengan tepat. Menurut Fuad dkk 2000 : 128 bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan
saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan dibidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang cepat, harga yang layak,
saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. Bauran pemasaran merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan
pemasaran dan semua ini ditujukan untuk memberi kepuasan terhadap segmen pasar atau konsumen.
Dengan semakin ketatnya persaingan yang ada, maka fungsi pemasaran menempati
proporsi yang
menentukan bisnis
usaha, tentu
tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi bisnis lainnya.Usaha yang dimiliki haruslah
Universitas Sumatera Utara
2 dapat memberi kepuasan kepada konsumen, hal ini agar konsumen dapat
memberikan penilaian positif dan tetap menjadikan konsumen tersebut tetap bertahan menjadi konsumen yang setia.Mempertahankan konsumen jauh lebih
sulit dibandingkan dengan mencari konsumen yang baru. Untuk itu tentunya diperlukan strategi agar pelanggan atau konsumen suatu produk tidak mudah
beralih ke merek lain dan mempertahankan pelanggan yang ada. Penting bagi suatu perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada, karena biaya
untuk menarik pelanggan baru jauh lebih besar dibandingkan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Tanpa citra merek yang kuat dan
positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada.
Rangkuti 2004 : 244 menyatakan citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra merek.Kuatnya citra merek di benak konsumen akan menyebabkan semakin kuat
rasa percaya diri yang dirasakan oleh konsumen dalam menggunakan produk yang dibelinya. Rasa percaya diri yang tinggi ini menandakan bahwa konsumen
tersebut merasa puas dengan produk yang dikonsumsinya. Citra merekakan menjadi prioritas utama yang dijadikan acuan bagi
konsumen sebelum melakukan pembelian, oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan suatu merek yang menarik dan menggambarkan manfaat produk
yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen memiliki persepsi yang positif terhadap merek tersebut. Persepsi merek yang baik dan kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
3 konsumen akan suatu merek tertentu akan menciptakan minat beli konsumen dan
bahkan meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk tertentu. Karena pada dasarnya setiap konsumen akan cenderung memilih produk yang
mereka yakini mampu memenuhi kebutuhan mereka. Begitu bernilainya kesetiaan pelanggan terhadap merek yang merupakan salah satu dari aset
merek.Ini tentunya amat mahal nilainya karena untuk membangunnya banyak tantangan yang harus dihadapi serta membutuhkan waktu yang sangat lama.
Salah satu produk yang sangat banyak memiliki saingan adalah industri makanan mi instan. Berbagai macam merek mi instan telah beredar di pasaran, ini
mengakibatkan konsumen memiliki berbagai alternatif pilihan dalam menentukan produk mi instan yang akan dibeli oleh konsumen. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi perusahaan agar konsumen bisa menentukan pilihannya untuk membeli produk mi instan tertentu. Indomie adalah merek produk mie instan
yang sudah ada sejak lama, bahkan merek ini juga sudah melekat dibenak para konsumen mie instan sehingga seringkali dijumpai bahwa merek Indomie ini
bukan lagi hanya sebuah merek namun bergeser menjadi nama kategori sebuah produk dalam hal ini adalah produk mie instan. Hal seperti ini bisa dijadikan
bukti bahwa Indomie juga merupakan merek yang kuat dan dengan begitu akan sangat mudah menarik konsumen untuk membeli produknya.
Sekarang ini sudah banyak sekali merek-merek mie instan di indonesia, baik yang sudah lama ada maupun yang yang baru bermunculan. Seperti
Indomie, mie Sedaap, Gaga mie, Sarimi, mie ABC, dan lain-lain. Sampai sejauh ini, merek yang paling mendominasi pasar dan banyak diminati konsumen adalah
Universitas Sumatera Utara
4 Indomie dan mie Sedaap. Sementara merek-merek yang lain menduduki
peringkat di bawah mereka. Dengan semakin banyaknya pesaing, maka Indomie sebagai sebuah merek yang sudah ada sejak lama, dituntut untuk lebih
meningkatkan kinerja dan kualitas produknya untuk tetap dapat mempertahankan loyalitas dari pelanggannya.Menurut Griffin 2005 : 5 loyalitas pelanggan
sebagai wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barangjasa suatu perusahaan yang
dipilih. Merek
Indomie, seperti
yang sudah
dijelaskan mempunyai
brandawareness yang sangat tinggi. Namun hal ini tidak cukup untuk membentuk loyalitas pelanggan customer loyalty.Hingga saat ini, Indomie telah
memiliki 36 varian rasa yang masuk dalam Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, dan Taste of Asia.
Hasil sebuah lembaga survei brand index terbaik tahun 2012-2014 untuk kategori Mie Instan, menyatakan Indomie pada tahun 2012 hingga 2014 berada di
posisi pertama TOP. Berikut Tabel 1.1 yang menunjukan hasil survei Top Brand Award tahun 2012-2014 untuk kategori produk Mi Instan.
Tabel 1.1 Top Brand Award Kategori Mi Instan
Tahun 2012-2014 No
Merek Top Brand Indeks
2012 2013
2014
1 Indomie
77,5 80,6
75,9 2
Mie Sedaap 15,7
13,5 14,4
3 Supermie
2,5 2,1
2,8 4
Sarimi 0,8
1,2 2,2
5 Lain-lain
3,5 2,6
4,7 Sumber: www.topbrand-award.com
Universitas Sumatera Utara
5 Top Brand Index pada mi instan merek Indomie diukur berdasarkan tiga
parameter, yaitu top of mind share, top of market share dan top of commitment share www.kompas.com.Top of mind share mengindikasikan bahwa kekuatan
merek dari suatu produk atau jasa dalam benak konsumen. Kemudian top of market share mengindikasikan kekuatan merek di pasar tertentu dalam hal
perilaku pembelian aktual dari konsumen. Sedangkan top of commitment share mengindikasikan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli
merek tersebut di masa mendatang. Berdasarkan data tabel 1.1 menunjukkan bahwa merek yang hampir selalu
memimpin top brand award kategori mi instan sejak periode tahun 2012 adalah Indomie dan kemudian disusul oleh merek-merek lainnya. Meskipun Indomie
memiliki nilai presentase yang cukup besar dibandingkan dengan para pesaingnya, namun pada tahun 2014 indeks dari mi instan merek Indomie
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 sebanyak 4,7. Diduga salah satu faktor penurunan presentase dari mi instan merek Indomie ialah semakin
berkembangnya para pesaing seperti mi instan Sedaap, Supermie, Sarimi.Para pesaing terus berinovasi agar tidak tertinggal dari mi instan merek Indomie.Hal ini
bisa dilihat dari semakin berkurangnya volume penjualan mi instan merek Indomie pada tahun 2014 di Tanjung Morawa. Berikut merupakan data hasil
penjualan mi instan merek Indomie tahun 2013-2014:
Universitas Sumatera Utara
6
Tabel 1.2 Volume Penjualan Indomie di Tanjung Morawa Tahun 2013-2014
Tahun Bungkus bagcup
Perubahan NaikTurun
2013 2,087,484
- 2014
1,840,031 -13,4
Sumber: PT. Alamjaya Wirasentosa Berdasarkan data tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 volume
penjualan mi instan merek Indomie di Tanjung Morawa mengalami penurunan sebesar 13,4 dibanding tahun 2013. Hal ini diduga karena masih rendahnya
tingkat kepuasan yang dirasakan konsumen, sehingga konsumen menjadi tidak loyal dan beralih untuk menggunakan produk mi instan lainnya.Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian di Komplek Tamora Indah dikarenakan peneliti mendapat rekomendasi dari PT. Alamjaya Wirasentosa selaku distributor
Indofood. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Harga, Produk dan Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen mi instan merek Indomie pada masyarakat Komplek Tamora Indah,
Tanjung Morawa”.
1.2 Perumusan Masalah