Pemakaian Ta Dalam Bahasa Arab

(1)

PEMAKAIAN TA DALAM BAHASA ARAB

T E S I S

Oleh

MUHAJIR

077009015/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PEMAKAIAN TA DALAM BAHASA ARAB

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAJIR

077009015/LNG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(3)

Judul Tesis : PEMAKAIAN TA DALAM BAHASA ARAB Nama Mahasiswa : Muhajir

Nomor Pokok : 077009015 Program Studi : Linguistik

Konsentrasi : Linguistik Bahasa Arab

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Dra. Khirawati, M.A., Ph.D.) (Khoirul Jamil Mh. Yaman, Lc. M.A.)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B., MSc.)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal 28 Maret 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dra. Khairawati, M.A., Ph.D.

Anggota : 1. Khoirul Jamil Mh. Yaman, Lc., M.A. 2. Drs. Aminullah, M.A., Ph.D.


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ta dan fungsinya dalam bahasa Arab. Ta akan dikaji berdasarkan kriteria dalam ilmu sintaksis, atau ilmu nahwu. Secara umum ta dalam bahasa Arab ada dua, pertama, ta sebagai salah satu huruf hija’iyyah. ke kedua, ta sebagai kata tugas, karena salah satu huruf dalam bahasa Arab, mempunyai fungsi yang beda-beda. Apakah ta sebagai mud ra’ah, ta ta’nis, khitab, qasam, z ’idah, ismiyyah, marb tah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini, teori struktural karena dalam aliran ini muncullah pengertian kata kerja fokus. Kata kerja itu sudah ditemukan oleh Leonard Bloomfied dalam penyelidikan tentang bahasa. Karena bentuk dan struktur bahasa yang sudah biasa dipakai atau yang sudah umum yang dinilai sebagai bentuk gramatikalnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa ta adalah bagian dari huruf dalam bahasa Arab, ditinjau dari segi jenis ada beberapa jenis, ditinjau dari segi letaknya dapat terletak di depan ism, di belakang ism, di depan fi’l di tengah fi’l dan di belakang fi’l. Ditinjau dari segi fungsinya dapat berfungsi. Ta mempunyai arti yang berbeda di dukung oleh bentuk dan struktur kalimat sempurna (jumlah mufidah). Kata kunci : Pemakaian huruf Ta


(6)

ABSTRACT

The research aims to describing ta and its usage in Arabic Language. In the research, ta is studied according to criteria of syntax or so called nahwu. Hence, the research contains of syntax study with its relation to ta and its usage in Arabic Language.

In common classifying, it is known two classes of ta in Arabic Language. First is ta as a letter of Hija’iyyah letter. The second is ta as a harf. The urgence of studying ta as harf caused by that harf in Arabic Language played various role and had a various kind. In Arabic Language, it is known some kind of ta such as ta mud ra’ah, ta’nis, khitab, qasm, z idah, ismiyyah, marb tah.

The research used structural theory. It is used because of that in this theory risen the defenition of the focus verb. The focus verb its self had found by Leonard Bloomfied in his research of language. The principle he used is that only the structure had common in usage is regarded as a grammatical form.

The research found that ta as one of Hija’iyyah letter. Based on its kind, ta is divided into several kinds. Based on its position in sentence, ta can be placed before noun, after noun, before verb, in verb and after verb. Based on its function in Arabic Language ta is divided into two kinds, ta which had function and ta which had. Ta had a various meaning according to sentence form and structure contained of ta. Keywords : The use of “ta” in Arabic


(7)

ケゅダわェΙや

ヴプ

ゅヰャゅヨバわシや

¬ゅわャや

リハ

ブタヲャや

ヲワ

ゑエらャや

リョ

チゲピャや

るΒよゲバャや

るピヤャや

.

ヲエレャや

ユヤハ

ヴプ

ゅヰわΒタゅカ

ょジェ

¬ゅわャや

ろんエよ

.

ユジボレゎ

ャや

るΒもゅイヰャや

フヱゲェΕや

リョ

フゲェ

¬ゅわャや

ゅヨワ

リΒヨジホ

ヴャま

ゅョゅハ¬ゅわャや

¬ゅわ

るヨヤミ

ろルヲミ

ヴわャや

フゲェ

.

りギもゅプ

ギΒヘゎ

るΒよゲバャや

るピヤャや

ヴプ

フゲエャや

ラゅミ

ヱぺ

ザΒルほわャや

ヱぺ

ユジボャや

ヱぺ

るハケゅツヨャや

ギΒヘゎ

ギホ

ヴわャや

¬ゅわャや

モんョ

るヘヤわガョ

りギもやゴャや

ヱぺ

るΒヨシΙや

.

ギヤゎ

ゅヰΒプ

ラΕ

ゑエらャや

やグワ

ヴプ

るΒらΒミゲわャや

るΑゲヌレャや

ゑェゅらャや

モヨバわシや

ゴミゲヨャや

モバヘャや

ブΑゲバゎ

.

バヘャや

キヲィヱ

ヴャま

ヒヤよ

ギホ

ギΒヘョヲヤよ

ラゅミ

ヴプ

るピヤャや

リハ

ヮわシやケキ

.

ヲワ

ヵヲエレャや

ヱぺ

ヵギハゅボャや

リΑヲムわャや

ゲらわバΑ

ゅョ

ラΕ

ヮョヲヨハ

ュゅハ

ギホ

ヱぺ

ヮャゅヨバわシや

ュゅハ

ヵグャや

リΑヲムわャや

ょΒミゲわャや

.

るΒもゅイヰャや

ヱゲェΕや

リョ

フゲェ

¬ゅわャや

ラぺ

ヴヤハ

ゑエらャや

モダェ

るヤヨイャや

ヴプ

ゅヰルゅムョ

ょジェ

ュゅジホぺ

ヴャま

ゅヰジレィ

ょジェ

ュゅジホぺ

ヴャま

ユジボレゎ

ゲカへ

ヶプ

ユシΙや

メヱぺ

ヴプ

ヴワ

ヴプ

ヮトシヱ

ヴプ

モバヘャや

メヱぺ

ヴプ

ロゲカへ

.

モヨバゎ

Ι

ゅョ

モヨバゎ

ゅョ

¬ゅわャや

リョ

.

ブヤわガゎ

るヘヤわガョ

ラゅバョ

¬ゅわヤャ

¬ゅわャや

ゅヰΒプ

ろヤカキ

ヴわャや

りギΒヘヨャや

るヤヨイャや

ょΒミゲゎ

ザらェ

.


(8)

KATA PENGANTAR

Tesis ini berjudul“ Pemakaian Ta Dalam Bahasa Arab”.

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora pada Progran Studi Linguistik, Kosenterasi Linguistik Bahasa Arab Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis temuan penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk menambah khazanah perkembangan ilmu bahasa (linguistik) khususnya bagi ilmuan yang mendalami di bidang ilmu bahasa Arab dikalangan Universitas Sumatera Utara. Secara perakktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi perspektif baru tentang, pemakaian ta dalam bahasa Arab.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna sehingga diharapkan kritikan dan saran untuk melengkapinya.

Medan, 6 Januari 2009


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena berkat ridha dan izin-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat berserta salam saya sampaikan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw, mudah-mudahan kita mendapat syafaatnya dikemudian hari. Penulis menyadari, tesis ini tidak akan terwujud seperti ini tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan sepenuh hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih.

Perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada, Ayahanda dan Ibunda serta seluruh kelurga. Pengertian dan do’a mereka merupakan cambuk pendorong bagi penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini, mereka telah memberikan semagat motivasi, mendidik dengan arif dan bijaksana serta memberi motivasi untuk keberhasilan anak-anaknya dalam belajar.

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Rektor Universitas Sumatera Utara. Prof. Chairuddin P.Lubis, DTM & H.Sp.A(K). Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc. Ketua Program Linguistik, Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. Sekretaris, Drs. Umar Mono, M.Hum. atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Magister di Universitas Sumatera Utara.

Penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada pembimbing saya, Dra. Khairawati, M.A., Ph.D. Khoirul Jamil Mhd. Yaman, Lc., M.A.

Selanjutnya terima kasih yang sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada para dosen saya, M.Abdul Rahman Al-Modifr, M.A., Prof. Ramli Abdul Wahid, M.A, Drs. Aminullah, M.A. Ph.D. Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S. Prof. Bahren Umar Siregar, Ph.D. Prof. Paitoon M.Chaiyanara, Ph.D. Drs. Jumino Suhardi, M.A. Ph.D. Rustam A.Effendi, M.A. Ph.D,. Prof. Zubair Ahmad Farooqi, M.A. Ph.D. Drs. Nurman Achmad, M.Sos. Sc,. Dr. Ahmad Rafiqi, M.A. yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis sejak awal memasuki bangku kuliah sampai tahap penyelesaian tesis ini.


(10)

Selanjutnya terima kasih saya sampaikan kepada seluruh staf administrasi pada Sekolah Pascasarjana USU yang telah membantu saya dalam penyelesaian administrasi.

Selanjutnya terima kasih saya sampaikan kepada ketua STAI Gajah Putih Takengon, Drs. Al-Misry. M.A. Dan seluruh staf, juga dosen tidak mugkin penulis sebutkan namanya satu persatu. Yang telah memberikan sumbangan berupa moril sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Selanjutnya penulis tidak mungkin melupakan, ucapan terima kasih kepada Ketua Yayasan Pondok Pesantren Modren Darul Mukhlisin Bapak Drs.Tgk, H.M.Hasan Tan dan Ibu Nurjanah, dan seluruh Ustadz dan Ustazah, juga seluruh dewan guru.

Penulis tidak mungkin melupakan ucapan terima kasih kepada Adik Mauizah, S.PdI, setiap saat selalu mengasih motivasi kepada penulis sehingga penulis bersemagat dalam menyelesaikan tesis ini.

Kepada rekan-rekan sejawat, Mahasiswa/i Sekolah Pascasarjana angkatan 2007/2008, saya sampaikan terima kasih atas ketulusan dalam berbagi rasa dan saling membantu selama dalam proses belajar bersama.

Semoga bantuan, dukungan dan budi baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak tersebut mendapat balasan yang berganda dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Amin ya rabbal alamin.

Medan,…..Mei 2009 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

NAMA :

MUHAJIR

TEMPAT/TGL LAHIR : TINGKEM, 26 JULI 1981 JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

NIM : 077009015

PROGRAM STUDI : LINGUISTIK

KONSENTRASI : LINGUISTIK BAHASA ARAB

PEKERJAAN : DOSEN STAI GAJAH PUTIH TAKENGON

ALAMAT : JL. PONDOK BARU TINGKEM BERSATU.

TELP : 081396804430 / 085262185418. PENDIDIKAN :

1. MIN TINGKEM BERSATU, 1995.

2. MTS PESANTREN MODREN DARUL

MUKHLISIN, 1998.

3. MAS PESANTREN MODREN DARUL

MUKHLISIN, 2001.

4. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TAKENGON ACEH TENGAH, 2006.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB.

5. SEKOLAH PASCASARJANA ROGRAM

STUDI LINGUISTIK KONSENTRASI BAHASA ARAB UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2007.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

ケゅダわェΙ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 11

1.3 Rumusan Masalah ... 12

1.4 Tujuan Penelitian ... 12

1.5 Manfaat Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Pengertian Ta ... 14

2.2 Landasan Teori... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 29

3.1 Metode ... 29

3.2 Sumber Data ... 30

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 30


(13)

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN TENTANG JENIS-JENIS TA…. 33

4.1 Jenis-Jenis Ta……….….….. 33

4.1.1 Ta Mudara’ah. ... 34

4.1.2 Ta Ta’nis ... 39

4.1.3 Ta Khitab ... 49

4.1.4 Ta Qasam. ... 50

4. 1.5 Ta Badal ... 53

4.1.6 Ta Z ’idah. ... 57

4.1.7 Ta Ismiyyah ... 59

4.1.8 Penulisan Ta ... 60

4.1.9 Ta Marb tah ... 62

4.2 Fungsi dan Pemakaian ta ... 65

4.2.1 Ta Qasam………... 65

4.2.2 Ta Mudar ’ah………. 66

4.2.3 Ta Ta’nis………. 66

4.2.4 Ta Khitab………. 67

4.2.5 Ta Badal……….. 67

4.2.6 Ta Z ’idah……… 68

4.2.7 Ta Ismiyyah……….. 68

4.2.8 Ta Marb tah………. 69

4.3 Posisi dan Letak Ta………... 69

4.3.1 Ta Qasam ... 69

4.3.2 Ta yang Terletak di Belakang Ism ... 70

4. 3.2.1 Ta Marb tah……….…..… 70

4. 3.2.2 Ta Z ’idah………... 71

4. 3.2.3 Ta Badal………..… 71

4. 3.2.4 Ta Ta’nis………. 72

4.3.3 Ta yang Terletak di Depan Fi’l………..……… 72

4.3.3.1 Ta M d ra’ah………. .…. 72


(14)

4.3.3.3 Ta Badal………....………… 73

4.3.3.4 Ta Z ’idah………... 74

4.3.4 Ta yang Terletak di Tengah Fi’il……….. 75

4.3.5 Ta yang Teletak di Belakang Fi’l………..……… 75

4. 3.5.1 Ta Ta’nis……….…...………...……….. 75

4. 3.5.2 Ta Ismiyyah………..………..…. 76

4. 3.5.3 Ta Z ’idah………..………. 76

VI KESIMPULAN DAN SARAN……….... 77

5.1 Kesimpulan………..….……….. 77

5.2 Saran……….………..…… 79


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


(16)

BAB I

P E N D A H U LU A N 1.1Latar Belakang

Pada abad ketiga belas masehi, bahasa Arab telah dipelajari di sekolah-sekolah agama juga di Pesantren-pesantren. Bahasa Arab adalah bahasa agama, bahasa ilmu pengetahuan dan juga bahasa persatuan umat Islam. Penguasaan terhadap bahasa Arab merupakan syarat pertama untuk mendalami ajaran-ajaran agama Islam. Al-Quran secara jelas meletakkan keutamaan bahasa Arab melalui Firman Allah Swt.

ゲホ ヮレャゴルや ゅルや

ラヲヤボバゎ ユムヤバャ ゅΒよゲハ ゅル

}

ブシヲΑ

:

{

Ina anzalnahu qurana arabiyan la’alakum ta’qilun (yusuf : 2)

Artinya” sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran dengan berbahasa Arab supaya kamu menggunakan akal untuk memahaminya”.(Yusuf: 2 ).

Sabda Rasulullah Saw, yang artinya “Cintailah bahasa Arab, karena aku Rasulullah adalah turunan Arab, Al-Quran berbahasa Arab, dan sekaligus bahasa penghuni Surga kelak”. (HR. Al-Baihaqie).

Bahasa Arab adalah bahasa yang telah di tetapkan Allah Swt, dalam menyampaikan pesan dalam kehidupan di dunia dan akhirat kepada manusia. Keistimewaanya telah diakui dan telah dibuktikan oleh pakar-pakar ilmu bahasa linguistik, pengkaji bahasa filologi, dan perkamusan leksikografi.

Bahkan bahasa ini diakui mempunyai keindahan tersendiri dengan susunan irama, urutan kata, dan irama kata yang menyentuh jiwa para pendengarnya. Bahasa Arab telah memberi pengaruh cukup besar terhadap perkembangan peradaban


(17)

manusia hingga hari ini. Menurut Yusuf Qaradhawi, bahasa Arab terkait erat dengan maju mundurnya agama Islam. Ini merupakan salah satu hubungan yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan seperti ini seperti hubungan jasad dengan ruh. (Suara Hidayatullah, 2007: 95)

Umat Islam diharuskan mempelajari dan mendalami bahasa Arab. Sebab, sejak awal mula diturunkan ajaran Islam sampai hari ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab. Seseorang tidak akan mampu memahami Islam dengan benar tanpa melalui peroses pengkajian kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa Arab. Karena dalam menafsirkan Al-Quran wajib menggunakan kaidah-kaidah bahasa Arab, bukan dengan kaidah/tata bahasa lainya.

Al-Quran sebagai kitab suci abadi yang menghapus semua kitab suci yang pernah ada. Rasulullah Saw, sebagai nabi akhir zaman yang risalahnya berlaku untuk manusia sampai akhir zaman, juga berbahasa Arab. Hadis Nabawi diriwayatkan secara berantai hingga sampai kepada kita melewati masa berabad-abad, juga ditulis dalam bahasa Arab. Bahkan semua kitab yang menjelaskan materi Al-Quran, As-Sunah serta syariah Islamiyah hasil karya para ulama sedunia semuanya di tulis dengan berbahasa Arab.

Ketika dakwah Islam memasuki pusat-pusat peradaban di dunia dan membangun kejayaan yang gemilang, bahasa yang digunakan juga bahasa Arab. Kala itu bahasa Arab resmi menjadi bahasa pemerintahan, juga menjadi bahasa dunia pendidikan, bahasa ilmu pengetahuan serta bahasa rakyat sehari-hari.


(18)

Bahasa Arab dalam ilmu pengetahuan telah diakui oleh para sarjana Barat maupun Timur yang telah mendalami tentang pertumbuhan dunia Islam. Ketika Eropah pada abad pertengahan sedang mengalami masa kegelapan maka sebaliknya pada saat itu ilmu pengetahuan dan filsafah Yunani dapat di pelihara dan dikembangkan oleh umat Islam di dunia Timur pada masa pemerintahan Khalifah Abbasiah (132 - 656 H / 750 -1250 M).

Sejak tahun 1973 bahasa Arab resmi menjadi bahasa internasional. Bahasa Arab merupakan salah satu dari ± 3500 bahasa di dunia dan satu di antara enam bahasa resmi internasional (Inggris, Arab, Perancis, Spanyol, Cina dan Rusia).

Seperti bahasa lainnya di dunia, bahasa Arab berfungsi sebagai alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. keadaan manusia tidak dapat di bayangkan bila tidak ada bahasa yang berperan sebagai alat komunikasi. Bahasa juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan dan peradaban.

Dalam bahasa nasional, bahasa di nusantara ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pertama, bahasa nasional ialah bahasa Indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Okober 1928, dalam UUD 1945 dinyatakan sebagai bahasa Negara. Kedua, bahasa daerah ialah bahasa di samping bahasa Nasional dipakai sebagai bahasa penghubung antar daerah di wilayah Republik Indonesia, dan merupakan bagian dari Kebudayaan Indonesia yang hidup. Ketiga, bahasa asing ialah semua bahasa yang berada di luar wawasan bahasa-bahasa Nusantara.

Bahasa dalam kacamata politik, bahasa Nasional termasuk dalam kategori bahasa asing. Dengan demikian bahasa Arab sebagai bahasa asing mengembang


(19)

fungsi sebagai; 1) alat penghubung antarbangsa; 2) alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia; 3) alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan Nasional. (Halim, 1979 : 24).

Di samping berkedudukan sebagai bahasa asing dengan tiga fungsinya tadi, bahasa Arab mempunyai keunikan tersendiri yakni bahasa agama umat Islam. Oleh karena itu, bahasa Arab juga berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan intensitas penghayatan dan pengembangan ilmu keIslaman.

Bahasa Arab sebagai anggota bahasa di dunia, tidak dapat melepaskan diri dari teori-teori kebahasaan, dan ciri teori kebahasaan dapat dikelompokkan seperti; teori kebahasaan tradisional, teori kebahasaan struktural, dan teori kebahasaan transformasi.

Teori pertama, salah satu ciri dari sekian banyak cirinya adalah bahwa bahasa yang dianalisisnya adalah bahasa tertulis dan bahasa yang memiliki naskah tertulis. Teori kebahasaan ini paling tua dan merupakan tumpuan perkembangan teori-teori kebahasaan yang lain.

Teori kedua, salah satu hepotesisnya adalah bahasa itu ujaran kemudian tulisan. Jadi yang diteliti dan dicatat adalah bahasa lisan.

Teori ketiga, beberapa ciri dan asumsinya adalah bahwa bahasa merupakan suatu produk kebudayaan yang relatif manusiawi. Dengan sejumlah unsur-unsur bunyi yang terbatas dan kaidah-kaidah bahasa. Seorang penutur dapat menghasilkan sejumlah kalimat yang tak terbatas yang dapat dipahami lawan bicara walaupun ia belum pernah mendengar sebelumnya. Bahasa juga merupakan suatu proses


(20)

mentalitas yang kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar kemudian dimanisfestasikan dalam bentuk tulis.

Struktur, wacana, kalimat, dan klausa dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat sempurna, karena mengandung unsur-unsur predikatif. Sedangkan frase dan kata, tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, sehingga kedua-duanya akan menjadi kalimat sempurna apabila dirangkai dengan struktur gramatikal dan penanda kalimat lainya. Begitu juga dengan huruf ta tidak dapat berdiri sendiri. Maka ta itu dapat dipahami menurut kaidah-kaidah yang telah ditentukan dalam bahasa Arab.

Analisis gramatikal sangat diperlukan untuk mendapatkan deskrepsi gramatikal yang baik dan sahih. Selain itu analisis juga diperlukan untuk mencari satuan-satuan bahasa menjadi kesatuan yang bermakna.

Perkembangan bahasa Arab seperti yang diuraikan di atas tidak mustahil akan mempengaruhi sikap dan mental manusia, karena dalam mempelajari bahasa Arab bukanlah hanya sekedar untuk dapat membaca kitab-kitab Arab, tetapi juga menghendaki agar dengan mempelajari bahasa Arab dapat mendalami ilmu pengetahuan, terutama dalam mengkaji tentang pemakaian ta dalam bahasa Arab, inilah yang menyebabkan penulis merasa terpanggil untuk menganalisis tentang pemakaian huruf ta dalam bahasa Arab.

Mengingat besarnya peranan bahasa Arab, maka penulis merasa termotivasi untuk mengadakan penelitian terhadap ilmu-ilmu yang terdapat dalam bahasa Arab terutama dalam ilmu nahwu, atau dari segi ilmu sintaksis karena huruf ta itu adalah kajian ilmu sintaksis yang terdapat dalam kaidah-kaidah dalam bahasa Arab.


(21)

Ketika membaca buku-buku Arab, sering di jumpai dengan huruf ta kadang kala tidak dapat dibedakan antara ta qasam dengan ta mudara’ h atau dengan ta yang lainnya. karena itulah sangat penting untuk dikaji dan diteliti.

Secara gramatikal, bahasa Arab dipelajari dalam ilmu marfologi (Shorof) dan ilmu sintaksis (nahwu). Yaitu suatu ilmu untuk mengetahui bentuk-bentuk kata bahasa Arab dan keadaanya, dari suatu bentuk beberapa bentuk yang berbeda sesuai dengan pengertian yang dimaksud serta mengetahui aturan pemakaiannya. Dalam hal penyusunan kata-kata menjadi kalimat yang sempurna (jumlatul mufidah). Sebagaimana Rasid Asy-Syrtuni, (tanpa tahun: 4) menjelaskan defenisi ilmu shorof sebagai berikut:

フゲダャや

:

ユヤ⇒ハ Α⇒

ら ゑ⇒エ

ケヲタ rま るヨヤ⇒⇒⇒ムャや モ⇒⇒Αヲ⇒⇒さ ヮ⇒⇒レハ

バ⇒ちや ょジぐ るヘヤ⇒わづ

か キヲダボ⇒ちや

.

Al-Sa’rfu ‘ilmun Yubhasu ‘anhu tahwilul-kalimati ilasuwari mukhtalifatin bihasabi al-ma’na al-maqs di.

Al-Sa’rfu, ialah ilmu yang membahas tentang perubahan kata kepada bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan arti yang diinginkan.

Mustafa al-Ghalay yni, (1973 : 5) memberikan defenisi ilmu Shorof sebagai berikut.

フゲダャや

:

フゲバゎ メヲタほよ ユヤハ

ゅぢやヲェぺヱ るΒよゲバャや れゅヨヤムャや ヒΒタ ゅこ

ぉャや

¬ゅレよΙヱ ゆやゲハみよ ろジΒャ

.

Al-sa’rfu : `ilmun bi `usulin tu’arafu biha siyaghu al-kalimati al-arabiyyati wa ahw luh al-lati laysat bi-i’r bi wal bin i.


(22)

‘Shorof ialah, suatu ilmu yang mempelajari kata-kata bahasa Arab dan keadaan- keadaanya yang bukan i’rab (perubahan) dan bina, tetap (tidak ada perubahan).

Maftuh Ahnan, (1999 : 7) mendefenisikan ilmu Shorof.

Menurut arti bahasa (lughot) yaitu berubah atau mengubah dari bentuk aslinya kepada bentuk lain. Misalnya mengubah bentuk bangunan rumah kuno menjadi bentuk bangunan rumah yang modern.

Sedangkan menurut arti istilah menurut kalangan ulama shorof. (marfologi) perubahan bentuk asal pertama モバプ (fa’ala) fi’l madhi menjadi モバヘΑ (yaf’ilu) fi’l mud ri, dari fi’l mud ri menjadi やΚバプ (fa’lan) mashdar, dari ism masdar menjadi

ism モハゅプ (fa’ilun) dari ism fa’il menjadi, メヲバヘョ (maf’ulun) dari ism maf’ul

menjadi, モバプや (if’il) fi’l amar, menjadi fi’l nahi, モバヘゎΙ (lataf’il) dari fi’il nahi menjaadi ism zaman, モバヘョ (maf’alun) dari ism zaman menjadi ism makan,

モバヘョ(mif’alun) dan terakhir sampai ism alat モバヘョ (mif’alun).

Maksud dan tujuan dari perubahan-perubahan bentuk tersebut adalah agar memperoleh makna/arti yang berbeda. Dari pembentukan satu ke bentuk yang lain dalam ilmu shorof dinamakan Shighot. Di dalam tesis ini penulis tidak membahas tentang ilmu Shorof, tetapi penulis mencatumkan sedikit pembahasan tentang defenisi ilmu shorof, karena ilmu shorof sangat erat hubunganya dengan ilmu nahwu juga tidak dapat dipisahkan antara keduanya.

Hafny Beyk, (tanpa tahun : 6) mendefenisikan ilmu nahwu sebagai berikut.

ヲエレャや

:

ぎェ ゅぢヲェぺヱ るΒよゲバャや れゅヨヤムャや ヒΒタ ゅこ フゲバΑ ギハやヲホ

ゅヰらΒミゲゎ ぎェヱ ゅワキやゲプま


(23)

Al-nahwu qaw ’idun ya’rafu bih siyagu al-kalim ti al-‘arabiyyati wa ahw luha hina afradiha wa hina tarkibiha.

Nahwu adalah aturan-aturan untuk mengetahui bentuk-bentuk kata bahasa Arab dan keadaanya, baik ketika tunggal (mufrad) maupun ketika tersusun (murakkab).

Kedua ilmu tersebut, nampak jelas bahwa “kata” adalah merupakan objek bahasan yang sangat penting. Kata dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi tiga macam sebagaimana (Mustafa al-Ghalay yni, 1973 : 6) memberi defenisi kata dan pembagian kata sebagai berikut:

るヨヤムャや

:

ュゅジホぺ るをΚを ヶワヱ キゲヘョ かバョ ヴヤハ メギΑ ナヘャ

:

∩モバプヱ ∩ユシま

フゲェヱ

.

Al-kalimatu : lafzun yadullu `al ma`na mufradin wa hiya sal satu aqs min: ismun, wa fi’lun, wa harfun.

‘kata adalah dalam ujaran yang menunjukkan satu pengertian. Kata terbagi menjadi tiga macam: ism, fi’l dan huruf’.

Fuad Nikmah, (tanpa tahun : 18) mendefenisikan, ism, fi’l, dan huruf.

ユシΙや

:

れゅらルヱぺ ラやヲΒェヱぺ ラゅジルま ヴヤハ メギゎ るヨヤミ モミ ヲワ

ラゅムョヱや

るヘタヱや ラゅョコヱや

.

Al-ismun : huwa kullu kalimati tadullu ala ins ni, aw hewani aw n bati aw makani aw zamani aw syifati.

“Ism tiap kalimat menunjukkan atas manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, tempat, masa, sifat”.

モバヘャや

:

ソゅカ リョコ m めセ サヱギェ ヴヤハ メギゎ るヨヤミ モミヲワ


(24)

Al-fi’ilun huwa kullu kalimati tadullu ala hudussi syai’n fi zamani khas.

“Al-fi’il, tiap kalimat menunjukkan atas kejadian sesuatu pada masa yang khusus”.

フゲたや

:

Ιま かバョ ゅぢ ザΒャ るヨヤミ モミ ヲワ

ゅワきビ ノョ

.

Al-harfun huwa kullu kalimati laisa laha ma`na ila ma`a gha`iriha.

“Huruf tiap kalimat menunjukkan tidak ada mempunyai arti terkecuali bersamaan dengan yang selainya”.

Huruf adalah termasuk jenis kata. Huruf dalam bahasa Arab ada tiga bagian yaitu dari segi macam-macamnya, fungsi dan letaknya dalam kalimat sempurna (jumlat mufidah).

Ta termasuk bagian dari huruf yang ada dalam bahasa Arab. ta mempunyai arti yang berbeda-beda didukung oleh bentuk dan struktur kalimat yang sempurna. Huruf biasanya di depan kata benda, kata kerja, dan kata tugas. Ada sebagian huruf hanya terletak di depan kata benda saja atau hanya terletak di depan kata kerja. Ta ternyata berbeda dengan huruf-huruf lainnya. Ta dapat terletak di depan kata benda khusus (lafzu jalalah), di belakang kata benda, di depan kata kerja, dan di tengah kata kerja.

Sesuai dengan letaknya, ta mempunyai arti, jenis dan fungsi yang bermacam-macam.

Alasan penulis mengkaji tentang pemakaian huruf ta dalam bahasa Arab sebagaimana yang penulis utarakan sebelumya bahwa pembahasan masalah ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab, dalam buku tata bahasa Arab atau buku-buku lain berhubungan dengan bahasa Arab sangat sedikit sekali, walaupun ada dijumpai pembahasan sangat terbatas, peranannya, dan kedudukannya, pemakaiannya, ta


(25)

dalam bahasa Arab. Hal ini salah satu faktor yang mendorong penulis berusaha semaksimal mugkin meneliti tentang permasalahan yang menyangkut tentang ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab.

Alasan penulis membahas tentang ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab di antaranya:

1. Penulis merasa sangat tertarik, untuk mengkaji secara mendalam tentang kedudukan ta juga jenis-jenis ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab.

2. Pembahasan tentang masalah ta dan pemakaiannya belum penulis jumpai dalam bentuk paper, makalah, atau tesis yang terdapat di Perpustakaan Linguistik.

3. Pembahasan ta ini ada manfaatnya bagi pengajaran bahasa Arab, di Program linguistik khususnya konsentrasi linguistik bahasa Arab.

4. tidak ada satu bukupun yang khusus yang mengkaji tentang ta, tetapi penulis berusaha mengumpulkan bahan yang ada kaitannya dengan ta.

1.2. Batasan Masalah

Secara umum ta dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua macam. Pertama ta sebagai salah satu huruf dari huruf hij ’iyyah. Kata dalam bahasa Arab adakalanya dapat didukung oleh ta. Dalam hal demikian ta dapat berfungsi sebagai pendukung arti kata-kata. Apakah ta tersebut berfungsi atau tidak, ta yang di awal ism khusus masuk pada (lafzu jalalah) misal, ぶゅゎ /tallahi/ atau ta yang terdapat pada awal fi’il mud ri misal, モミほゎ

/ta’kulu/ atau sebagai ta damir


(26)

Kedua, ta sebagai kata tugas (harf). Ta adalah salah satu dari huruf dalam bahasa Arab yang mempunyai fungsi arti jenis yang berbeda-berbeda, yaitu ta sebagai mud ra’ah, ta’nis, khitab, qasam, z ’idah, ismiyyah, marb tah.

Dalam hal ini, penulis tidak membahas ta sebagai salah satu huruf hij ’iyyah. tetapi penulis membahas ta khusus dari segi fungsinya, juga kedudukannya sebagai kata tugas, dalam kalimat sempurna (jumlah mufidah).

Dalam pengkajian suatu bahasa, terutama pengkajian tentang ilmu bahasa Arab, ada beberapa aspek yang fundamental yang perlu dibahas antara lain.

a. Aspek fonologis, (ilmu aswat) yaitu yang mempelajari bunyi-bunyi (fonem) bahasa

b. Aspek morfologis, (ilmu syorof) yaitu yang mempelajari bentuk kata atau morfem.

c. Aspek sintaksis, (ilmu nahwu) yaitu yang mempelajari susunan kalimat dan ciri-cirinya.

d. Aspek semantik, (ilmu ma’ani) yaitu yang mempelajari tentang arti kata dan problamatikanya.

Dari ke empat aspek yang fundamental di atas, penulis sengaja memfokuskan membatasi permasalahan ini dari segi ilmu sintaksis atau ilmu nahwu. pembatasan ini penulis fokuskan agar lebih memperjelas arah tujuan penelitian.


(27)

Kajian ini berupaya mendeskrifsikkan fungsi ta dalam bahasa Arab. Kajian ini berdasarkan kriteria dalam aspek ilmu sintaksis atau ilmu nahwu. Dengan demikian pengkajian ini mencakup pembahasan sintaksis.

Masalah kajian ini dirumuskan mencakup tiga hal sebagai berikut. 1. Berapakah jenis ta yang terdapat dalam bahasa Arab?

2. Bagaimanakah letak ta dalam bahasa Arab? 3. Bagaimana fungsi ta dalam bahasa Arab?

1.4 Tujuan Penelitian

Sudah pasti dalam setiap penelitian terhadap suatu permasalahan, si peneliti sudah mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang diharapkan dari penelitian tersebut begitu pula dalam halnya dalam penulisan tesis ini.

1. Mendeskripsikkan jenis ta dalam bahasa Arab. 2. Mendeskripsikan letak ta dalam bahasa Arab. 3. Untuk Menguraikan fungsi ta dalam bahasa Arab. 1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat temuan ini adalah:

1. Menambah referensi, pada ilmu sintaksis pada kajian terutama kajian tentang pemakaian huruf ta dalam bahasa Arab.

2. Diharapkan penulis dapat menggunakannya dalam struktur bahasa Arab yang benar yang dapat diucapkan sehari-hari.

3. Agar dapat memberikan pemahaman yang mudah tentang pemakaian ta dalam bahasa Arab


(28)

4. Menambah wawasan ilmiah bagi masyarakat yang bergelut pada bidang linguistik, terutama linguistik bahasa Arab.

BAB II


(29)

2.1 Pengertian Ta

Sebelum penulis mengemukakan pengertian ta sebagai kata tugas (harf) terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian huruf secara umum, karena ta bagian dari huruf.

Mustafa al-Ghalay yin, (1973 : 9) memberi defenisi huruf sebagai berikut:

フゲたや

:

きビ l かバョ ヴヤハ メキゅョ

ユシΘャ ゅヨミ ゅこ ゴ∂φΒヨわΑ るョΚハ ヮャ ろジΒャヱ

モバヘャやヱ

.

Al-harfu : ma dalla `al ma`nan fi ghayrihi walaysat lahu ‘al matun yatamayyazu bih kam li ismi wa al-fi’li

“huruf adalah: kata yang menunjukkan pengertian pada yang lainya dan tidak ada baginya tanda-tanda yang istimewa dengan sebagaimana yang ada bagi ism dan fi’l”

Umar Hubaeis, (1985 : 4) memberi defenisi huruf sebagai berikut:

フゲたや

:

ナヘャ ヲワヱ

Ι

ボわジョ かバョ ヴヤハ メギΑ

モら Ιま

ヲと∩ きビ ノョ

∩rま ∩リョ

るシケギちや リョ∩ヲと ∩ロきビ ノョ Ιま ロゅレバョ ユヰヘΑΙ リョ ラみプ

Al-harfu : wa huwa lafzun l yadullu ‘al ma’na mustaqbal illa ma’na gairihi, nahwu : “min, ila” fa’inna “min” la yafhamu ma’n hu illa ma’a ghyrihi,nahwu i sat madr -al mina

“Huruf: adalah ujaran yang tidak menunjukkan pengertian nyata, kecuali bersambung dengan ujaran lain, misal : ‘min, ila‘. Maka sesungguhnya ‘min’ tidak dapat dipahami pengertiannya malaikan harus bersambung dengan ujaran lainya. Misal : min al- madrasati Imad Hatim, (1979 : 67) memberi defenisi huruf sebagai berikut:


(30)

フゲたや

:

ボわジョ きビ かバョ ヴヤハ メキゅョ

フゲたや ノッヱ リョ ゲヰヌΑ モよ ユヰヘャやゅよ モ

ュΚムャや l ロきビ ノョ

Al-harfun ma dalla ‘al ma’na ghayri mustaqbal bil-fahmi bal yazharu min wad’i’ al-harfi ma’a gairihi fi al-kal mi.

“huruf adalah kata yang menunjukkan pengertian yang pengertianya dari letak huruf itu dengan kata yang lain adalah kalimat”.

Defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa huruf adalah kata yang menunjukkan pengertian yang tidak jelas, kecuali apabila dirangkaikan dengan kata lain, dalam kalimat sempurna (jumlah mufidah). Huruf hanya dapat digunakan sebagai penghubungan dalam suatu kalimat. Huruf tidak ada mempunyai tanda-tanda khusus sebagaimana halnya dengan kata benda (ism) dan kata kerja (fi’l).

Pada dasarnya, semua huruf itu adalah mabni (tidak mengalami perubahan (harakat).

Secara umum huruf dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu dari aspek jenis, fungsi dan strukturnya.

Ditinjau dari segi jenis dapat dijumpai beberapa jenis seperti, huruf ヴヘレャや (al-nafi) yaitu huruf yang berarti tidak, menidakkan kata sesudahnya. huruf

ギΒミヲわャや (al-taukid) yaitu huruf yang berarti sesunggunya, untuk menguatkan kata sesudahnya. Huruf がヨわャや /tamanni/ yaitu huruf yang mengandung suatu harapan yang sulit terjadi, bahkan tidak mungkin terjadi.

Ditinjau dari segi fungsinya dapat pula dibagi menjadi dua. Pertama huruf yang berfungsi, dan yang kedua huruf yang tidak berfungsi. Huruf yang berfungsi


(31)

adalah huruf yang dapat menentukan i‘rab dari suatu kata yang dimasukinya. Apakah menjadi mansub, majrur ataupun majzum. Seperti huruf nasab, yaitu huruf yang membuat kata sesudahnya ber i’rab nasb, (berkasus akusatif) huruf jarr, yaitu huruf yang membuat kata sesudahnya (ism) beri’rab jarr, (berkasus genetif) huruf jazm, yaitu huruf yang membuat kata sesudahnya (fi’l) beri’rab jazm (berkasus jussif) Huruf yang tidak berfungsi adalah huruf yang tidak menentukan i’rab dari suatu kata yang dimasukinya.

Seperti huruf jawab Ι /la/ ‘tidak’ dan ユバル /naam/ ‘ya’ sebagai jawaban dari kata Tanya モワ

/

hal/ ‘apakah’. Huruf istifham モワ

/hal/ ‘apakah’ dan

/a/ ‘apakah’.

Dan sebagai huruf syaratヲャ /law/ ‘kalau, seandainya’ Ditinjau dari segi letaknya huruf ada yang khusus teletak di depan ism saja atau

terletak di depan fi’l saja. Kemudian ada pula huruf yang tidak khusus, yaitu harf yang terletak di depan ism, di depan fi’l juga bisa terletak di depan huruf.

a. Misal huruf berfungsi yang terletak di depan kata benda.

ュΚシゆ ょワクま

/izhab bisalamin/ ’Pergilah dengan selamat’

ゅわシΕや ァゲカ

ク フ

グΒョΚわャや

/

kharaja al-ust zu f ta-l mizu/ ’guru itu telah keluar kemudian murid itu’

ユヤバャや ポ

や ャ ケヲレ

/

al-ilmun k n-n ri/ ‘Ilmu itu seperti cahaya’

グカ やグワ ヱや マャク


(32)

るレぞや メ

ぎレョヲち

/al-jannatu li mu`minina/ ‘surga itu khusus untuk orang-orang yang beriman’ Pada misal pertama

/ba/ adalah huruf yang berfungsi membuat ism sesudahnya beri’rab jarr (berkasus genetif) menurut jenisnya disebut huruf jarr dan terletak di depan ism.

Pada misal kedua

/fa/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung)

membuat kata sesudahnya beri’rab rafa’ (berkasus nominatif) mengikuti i’rab

(kasus) kata sebelumnya, menurut jenisnya disebut huruf ‘at’f dan terletak di depan ism.

Pada misal ketiga /kaf/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata sesudahnya beri’rab jarr (berkasus genitif), menurut jenisnya disebut dengan huruf tasybih dan terletak di depan ism.

Pada misal keempatヱや

/

aw/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif) sebagai badal dari mafululbih (obyek) mengikuti i’rab (kasus) kata sebelumya, menurut jenisnya disebut ‘at’f (penghubung) dan terletak di depan ism.

Pada misal kelima /li/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata sesudahnya beri’rab jarr (berkasus genetif) menurut jenisnya disebut haruf jarr dan terletak di depan ism.

b. Misalhuruf yang berfungsi yang terletak di depan fi’il.

メ ュ

マャグミ モホや


(33)

モカキぺ るシケギちや

Ε ユヤバゎ

/adkhulu al-madrasatu li’at ’allama / ‘saya masuk sekolah untuk belajar’

やヲヤミ ヱ よゲセや

やヲ /kul wa syrabu / ‘makan dan minumlah kamu’

ペたや ХΙま モボゎ や

/l taqul ill al-haqqa/ ‘jangan kamu bicarakan kecuali yang benar’

ラま ケゴゎ

ダさ ネ

/in tazra` tahsud/ ‘jika kamu menanam kamu menuai’

Pada misal pertama /lam/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) menurut jenisnya disebut huruf nafi dan terletak di depan fi’ilnya.

Pada misal kedua /li/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif) menurut jenisnya disebut lam t-talil dan terletak di depan fi’l.

Pada misal ketiga /waw/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) mengikuti i’rab (kasus), kata sebelumya, menurut jenisnya disebut harf ‘at’f , dan terletak di depan fi’l.

Pada misal keempat Ι /l / adalah huruf yang berfungsi membuat kata sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) menurut jenisnya disebut haruf nahi atau terletak di depan fi’l.


(34)

Pada misal kelima, ラま/in/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) menurut jenisnya disebut huruf syarat dan jazm dan terletak di depan fi’l.

c. Misalhuruf yang tidak berfungsi yang terletak di depan (ism).

グワぺ や

∨マゎゲミグゎ /a-h z tazkiratuka/ ’apakah ini karcis kamu ?’

やグワ ユバル

ヴゎゲミグゎ /na’am haza tazkirati/ ’ya ini karcis saya’

モワ

∨ ゲィゅゎヲワ

/hal huwa tazir ? / ‘apakah dia seorang saudagar ?’

ザΒャヲワΙ ゲィゅゎ

/l , huwa laysa tazir/ ‘tidak, dia seorang saudagar’

Pada misal pertama

/hamzah/ adalah huruf tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut huruf istifham dan terletak di depan kata benda (ism).

Pada misal kedua ユバル /na’am/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya di sebut huruf jawab dan terletak di depan kata benda (ism).

Pada misal ketiga, モワ /hal/ adalah huruf yang tidak berfungsi menurut jenisnya disebut dengan huruf istifham dan terletak di depan kata benda (ism).

Pada misal keempat Ι /l / adalah huruf yang tidak berfungsi menurut jenisnya disebut huruf jawab dan terletak di depan kata benda (ism).

d. Misal huruf yang tidak berfungsi yang terletak di depan kata kerja.


(35)

¬べヰヘφジャや メヲボΑ

/sayaqulu al-sufahau’/ ‘nanti akan berkata orang-orang bodoh (Al-Baqarah 142)

ュ や

ぶや ろΑや m メキゅぬ

/m ’ yuzadalu fi ayati l-lah/ ‘jaganlah berdebat dengan ayat Allah (Al-Mukmin: 2)

ュヲΒャや やグワ るシケギちや rま φヶヤハ ょワグΑ Ι /l yazhabu ‘Aliyyun il al-madrasati h z al-yawma/ ‘Ali tidak pergi ke sekolah hari ini’

ギホ

ラヲレョぽちや ウヤプぺ

/

qad aflaha al-mu’minuna/ ‘Sungguh beruntung orang-orang beriman

(Al-Mu'minun: 1)

Pada misal pertama /sin/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut dengan huruf istiqbal dan terletak di depan fi’l mud ri.

Pada misal kedua ゅョ /m / adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut huruf nafi, dan terletak di depan fi’l mad.

Pada misal ketiga Ι /l / adalah huruf yang tidak berfungsi menurut jenisnya disebut dengan huruf nafi, dan terlerletak di depan kata kerja (fi’il).

Dan misal keempat ギホ

/qad/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut huruf tawkid, dan disebut juga huruf tahqiqi dan terletak di depan kata kerja (fi’il).


(36)

e. Misal huruf yang berfungsi, yang terletak di depan kata benda maupun kata kerja (fi’il).

やギャゅカ ろΒボャ

フ や ギせ

/laqitu kh lidan f Ahmada / telah ketemu Khalid dan Ahmad’

ユヤバャや ょヤデや

フ ヮヤヨハや

/utlubu al-`ilma f ’amaluhu / ‘carilah ilmu kemudian amalkanlah’

ギヰわィま サケ∂∂Τギャや m

ヱや

ウイレゎ /ijtahid fi al-darsi aw tanjaha/ ‘rajinlah kamu belajar sampai kamu lulus’

るシゲムャや グカ

ヱや サゅデゲボャや

/khuzi al-kurrasata aw al-qirt sa/ ’ambillah buku tulis atau kertas itu’

Pada misal pertama /f / adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif ), mengikuti i’rab kata sebelumnya, menurut jenis tersebut huruf ‘ataf, dan terletak di depan kata benda (ism).

Pada misal kedua

/

f / adalah juga huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) mengikuti i’rab (kasus) kata sebelumya menurut jenisnya disebut huruf ‘atf, dan terletak di depan kata kerja (fi’il).

Pada misal ketiga ヱや

/

aw/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb, (berkasus akusatif) mengikuti i’rab kata sebelumnya (sebagai maf’ul bih). Menurut jenisnya disebut huruf ‘atf, dan terletak di depan kata kerja (fi’il).


(37)

Pada misal keempat ヱや /aw/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif) mengikuti i’rab (kasus) kata sebelumnya, menurut jenisnya juga disebut huruf ‘at’f, tetapi terletak di depan kata benda (ism).

Dari keempat misal di atas, dapatlah kita ketahui bahwa フ /f / dan ヱや

/aw/

adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya mengikuti i’rab (kasus) kata sebelumya terletak di depan kata benda (ism) maupun kata kerja (fi’il).

f. Misal huruf yang tidak berfungsi yang dapat terletak di depan kata benda (ism) maupun di depan kata kerja (fi’il).

リΑゴもゅヘャや リョ ラヲムゎ

/atak nu mina al-f ’izina/ ’apakah engkau sebagian dari orang-orang yang memperoleh kemenagan’

ウヤプ ろル

a-‘anta falahun/

‘apakah engkau seorang petani’

ヮらね リワヱ ょルグちや ヮレよほよ ゆΕや モバヘΑや

/m yaf’alu al-abu bi ab-nihi al-muznibi wa huwa yuhibbuhu / ‘apakah yang akan dilakukan seorang ayah terhadap anaknya yang bersalah sedang ia menyanyanginya’

ュ マそまや


(38)

Pada misal pertama,ぺ /hamzah/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut huruf istifham dan dan terletak di depan kata benda (ism).

Pada misal kedua ぺ /hamzah/ adalah juga huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut juga (harf istifham) kata tugas dan terletak di depan kata benda ism damir.

Pada misal ketiga ゅョ /m / adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut huruf istifham dan terletak di depan kata kerja (fi’il).

Pada misal keempat ゅョ /m / adalah juga huruf tidak berfungsi menurut jenisnya disebut huruf istifham dan terletak di depan kata benda (ism).

Dari keempat misal, dapat di ketahui bahwa ぺ /hamzah/ dan ゅョ

/m

/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut jenisnya disebut huruf istifham dan dapat terletak di depan kata benda maupun di depan kata kerja.

Ta adalah bagian dari huruf dalam bahasa Arab, ditinjau dari segi jenisnya terdapat beberapa jenis, ditinjau dari segi letaknya dapat terletak di depan kata benda di akhir kata benda di depan kata kerja di tengah dan di akhir kata kerja ditinjau dari segi fungsinya dapat berfungsi dan tidak berfungsi.

2.2. Landasan Teori

Dalam penulisan tesis ini, penulis menggunakan teori tata bahasa struktural. Teori ini di pelopori oleh Leonard Bloomfield. Dalam teori ini muncullah pengertian tentang kata kerja (verba focus). Fokus kata kerja itu sudah ditemukan Bloomfield dalam menyelidiki tentang bahasa. Bahwa bentuk morfemis kata kerja dapat


(39)

menyesuaikan diri dengan peranan tertentu sebagai pengisi sematis pada fungsi subjek. (varhaar, 1983 : 88).

Bentuk dan struktur bahasa yang sudah biasa dipakai atau yang sudah umum telah dinilai sebagai bentuk yang gramatikal. Bentuk-bentuk secara kaidah sebenarnya, akan tetapi belum biasa dipakai atau belum umum, maka bentuk tersebut terpaksa dinyatakan sebagai bentuk yang tidak gramatikal. Dengan demikian standar yang dipakai untuk menetapkan kegramatikalnya suatu bahasa adalah standar kaidah atau norma. misal : kata bupati + ke-an sedangkan menurut kaidah menjadi kebupatian, sama halnya kata menteri + ke-an menjadi kementerian. akan tetapi bentuk kata kabupatian tidak dianggap gramatikal karena tidak umum.

Struktur gramatikal mulai ditegakkan mulai dari level terendah berupa fonem sampai level tertingi yang berupa kalimat. Secara berturut-turut level atau dataran gramatikal tersebut adalah morfem, kata, frasa, klausa dan kalimat. Morfem dan kata merupakan kajian bidang morfologi, sedangkan frase klausa, dan kalimat merupakan kajian sintaksis. Kemudian frase secara sintakmatik membentuk struktur yang lebih besar yakni klausa. Akhirnya, klausa-klausa secara sintakmatik membentuk struktur yang lebih besar lagi yakni kalimat. (Soeparno, 2002 : 50)

Kridalaksana, (2001: 100), menjelaskan dalam Kamus Linguistik tentang kata kerja (function word) kata yang terutama menyatakan hubungan gramatikal yang tidak dapat bergabung dengan afiks, dan tidak mengandung makna leksikal, preposisi, konjungsi, artikel, dan pronominal.

Muslich, (1990 : 101). Menjelaskan bahwa, kata tugas tidak mempunyai makna leksikal, melainkan hanya makna gramatikal. Karena itu, sebelum bergabung


(40)

dengan kata-kata lain ia belum bisa memaknai. Selain itu kata tugas, hampir semunya dapat mengalami perubahan misal, mengada, diadakan, mengadakan. Tetapi kata tugas ke, jelas tidak bisa berubah. Misal lainnya dari, pada, dengan, ada beberapa kata tugas yang bisa berubah, misalnya sebab sampai dan oleh. Biasanya kita dengar bentuk-bentuk ubahnya, misalnya, menyebabkan, menyampaikan, dan memperoleh. Kata tugas juga tidak mudah dapat dipengaruhi dari unsur asing. Kata klasifikasi masuk juga meskipun sudah ada pengelompokan, tetapi kata tugas tidak gampang begitu. Kata tugas merupakan kelas kata yang tertutup. Dapat dikatakan bahwa kata tugas adalah kata atau gabungan kata tugasnya semata-mata memungkinkan kata lain berperan dalam kalimat.

Keraf, (1984: 90) Mengambil kesimpulan bahwa kata-kata yang tidak termasuk salah satu jenis kata atau menjadi sub golongan jenis-jenis kata, dimasukkan dalam suatu jenis yang terdiri dari kata tugas. Atau dengan kata lain jenis kata oleh teori tata bahasa struktural di sebut kata depan, dan kata sambung , dan kata penghubung dimasukan dalam (kata tugas).

Dari segi bentuk umumnya kata-kata tugas sukar sekali mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti: dengan, telah, dan, tetapi sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tetapi di samping itu ada golongan kata tugas, dapat mengalami perubahan. Tetapi disamping itu ada golongan kata yang jumlahnya sangat terbatas, walaupun termasuk kata tugas, dapat mengalami perubahan bentuk, misalnya: tidak, sudah, dapat berubah menjadi: menindakkan, menyudahkan.

Para linguis Arab sepakat membuat klasifikasi kata dalam bahasa Arab kepada tiga, yaitu; kata benda, kata kerja dan kata tugas. Berdasarkan pengertian di


(41)

atas, bahwa yang menjadi obyek pembahasan ta dalam bahasa Arab adalah kata yang bisa di bentuk atau dirubah, di antara macam-macam (ism) ada yang berbentuk permanent tidak bisa berubah demikian halnya dengan (fi’il), ada yang berkategori ( fi’il) yang tidak dapat berubah, bahkan ( harf) tidak mengalami perubahan bentuk.

Dalam bahasa Arab, kata disebut dengan kalimat, gabungan dari dua kata atau lebih. (Al-Jurjani, 2006 : 100) menjelaskan.

ポヲボミ ∩キゅプぺ ¬やヲシ ンゲカΕや rまゅにギェま れギレシぺ ぎわヨヤミ ょミゲョ リハ りケゅらハ

"

ユもゅホ ギΑコ

"

‘iba’ratu an murakab kalimataini isnadat ihdahuma ila ukhra sawaun afa’du kaqawlika” jaidun qa’imun” .

“sebuah ungkapan yang tersusun dari dua kata-kata yang satu di isnadkan kepada yang lain, apakah sempurna, seperti “ si zaid berdiri” atau belum, seperti “ jika ia memuliakan”.

Hal ini juga ditegaskan oleh (Al-Gulay in. 2006 : 101)

ブΑゲダわャや ユヤバャ ペヤバゎ Κプ ゅヰヰらセヱ フヱゲたやゅョぺヱ

.

フゲたや ヮらゼよ キやゲちやヱ

ゎ ゅ3みプ ∩りギョゅぞや メゅバプΕやヱ るΒレらちや ¬ゅそΕや

ュギハヱ キヲヨぞや l フゲたや ヮらゼ

フゲダわャや

.

Wa ama al-hurufu wa syababuha fala ta’alaqu li’ilmu al-tasrifi. Wal-muradu bisyababihi al-harf al’asmai al-mubniyati wa af’alu al-za’midatu, fa’innaha tasbahu al-harf fi al-zumudi wa ‘adami al-tasrif.


(42)

“dan yang serupa denganya tidak termasuk pembahasan marfologi bahasa Arab. Dan yang dimaksud dengan menyerupai huruf adalah isim-isim mubni, dan fi’il-fi’il jamid, keduanya sama dengan huruf; tidak punya tasrif”.

Untuk melihat gambaran secara umum, ism yang dapat di irab, dan fi’il yang dapat di tasrif yang menjadi garapan linguistik Arab. (Sahkolid, 2006: 120).

Dengan demikian pembentukan kata dalam bahasa Arab dapat diketahui bahwa bahasa Arab memiliki sistem pembentukan kata yang lebih beragam atau lebih fariatif dibanding dengan bahasa Indonesia, dengan demikian, sangat wajar bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki kosa kata terbanyak di dunia.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode


(43)

Setiap penelitian biasanya berpedoman kepada metode-metode tertentu agar dapat memperoleh bahan masukan yang terdapat dalam permasalahan yang di bahas. Karena di dalam penelitian yang baik seharusnya menggunakan metode penelitian yang sesuai ke mana arah yang akan dimaksud. Adapun yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah, adakah atau tidak bahan yang akan digarap, yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis dan menginterprestasinya.

Surakhmad, (1980 : 147)

Dengan meneliti, merangkumkan buah pikiran melalui tulisan para ahli Linguistik Arab. Sebelum mengadakan suatu penelitian langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperhatikan bahan yang akan diteliti apakah bahan tersebut ada relevansinya atau tidak dengan permasalahan yang akan diteliti. Setelah data-data dikumpulkan dan diseleksi, baru kemudian dianalisis. Hasil dari analisis tersebut kemudian akan dituangkan dalam bentuk karya tulis.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah ragam bahasa tulisan. Dalam bahasa Arab ragam tulis yang dijadikan data penelitian ini adalah bahasa Arab baku (fushah) seperti yang dinyatakan oleh (Wastono, 1996:12) data dari penelitaian ini diambil dari beberapa sumber.

1. Al-Quran al-Karim, bahasa Al-Quran sebagai sumber data telah banyak dijadikan sumber penelitian baik dalam marfologi, sintaksis, semantik


(44)

dan fonologi. Bahwa dalam ragam bahasa tulis Al-Quran adalah merupakan ragam bahasa Arab (fushah) yang kegramatikalnya tidak diragukan lagi.

2. Buku-buku bahasa Arab, juga data yang diperoleh bersumber dari buku-buku bahasa Arab atau buku-buku-buku-buku lain yang ada hubunganya dengan obyek yang diteliti, yang dapat di pergunakan sebagai dasar dalam penelitian .

3. Dalam hal ini juga penulis mulai menyusun tesis ini dengan langkah-langkah yaitu mengumpulkan bahan literatur dari beberapa Perpustakaan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pilah unsur penentu, Alatnya adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Yang dipilah ta yang terdapat dalam bahasa Arab.

Data yang diambil menggunakan metode deskriptif singkronik (descriptive synchronic) artinya data dikumpulkan seperti kondisi apa adanya dan dideskripsikan sesuai dengan ciri alamiah naskah itu (Djajasudarman, 1993 : 6)

Prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:

1. Membaca secara berulang-ulang dan berhenti ketika tidak ditemukan hal yang baru.

2. Mengumpulkan data dengan cara mencari dan memilih buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian.


(45)

3. Menyusus hasil penelitian secara stematis dalam bentuk laporan ilmiah yang kemudian di sajikan dalam bentuk tesis.

4. Data yang diperoleh kemudian dianalisis.

5. Mengklasifikasi data yang telah diperoleh dari referinsi yang ada.

6. Menyusun setiap data yang diperoleh dalam kartu data, yang akan dianalisis. khusus data dari bahasa Arab pendiskripsiannya akan dilakukan dengan mengunakan Transliterasi Arab Latin SKB dua Menteri, Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal 22 Januari 1988.

3.4 Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis pemakaian huruf ta dalam bahasa Arab adalah, analisis data secara induktif, yakni data dikaji melalui proses.

Sesuai dengan metode analisis yang akan digunakan maka peneliti akan menempuh prosedur dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan setiap letak ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab. 2. Mengkaji tentang ta, dan jenisnya juga fungsinya berdasarkan ilmu sintaksis

atau dengan ilmu nahwu.

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN TENTANG JENIS-JENIS TA


(46)

Seperti telah tergambar, bahwa ta sebagai kata tugas ditinjau dari segi jenisnya terdapat beberapa jenis. Ditinjau dari segi fungsinya dapat berfungsi dan tidak berfungsi. Ditinjau dari segi letaknya dapat berada di depan kata benda (ism), di akhir (ism), di depan kata kerja (fi’l), di tengah kata kerja (fi’l) dan di akhir kata kerja (fi’l). Huruf jarr yang khusus masuk pada (lafzu jalalah), yaitu huruf jarr れ /ta/ ‘demi’. Ta merupakan huruf yang ketiga dari huruf hija’iyyah. huruf ta adalah huruf yang keluar dari ujung lidah dan pangkal gigi atas.

Pada bab ini penulis mengungkapkan jenis-jenis ta. Yang terdapat sembilan pembahasan, yaitu sebagai berikut:

るハケゅツちや ¬ゅわャや -1 ( ta mud ra’ah) “ta mud ra’ah ta yang masuk pada fi’il mudari”.

ゑΒルほわャや ¬ゅわャや - 2 ( Ta ta’nis ) “ta ta’nis ta yang menunjukkan khusus pada perempuan”

ゆゅトだや ¬ゅわャや - 3 ( ta khitab ) “ta khitab ta yang masuk kepada ism damir atau kata ganti orang pertama,kedua dan ketiga tunggal”.

ユジボャや ¬ゅわャや - 4 ( ta qasam) “ta qasam ta yang menjelaskan tentang sumpah”

メギらャや¬ゅわャや -5 ( ta badal ) “ta badal bermakna ganti”.

りギもやゴャや ¬ゅわャや - 6 ( ta z ’idah )” ta bermakna lebih”.

そΙや ¬ゅわャや

るΒ - 7 ( ta ismiyyah) “ta menunjukkan kata benda”.

るデヲよゲちや ¬ゅわャや - 8 ( ta marb tah ) “ta marb tah ta simpul”.


(47)

4.1.1 Ta Mud ra’ah

Sebelum penulis mengemukakan pengertian ta mud ra’ah sebagai tanda-tanda fi’l mud ri’ (ネケゅツョ) terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian mud ri’ secara umum karena fi’l termasuk bagian fi’l dipandang dari pembagian waktu. Kata kerja mud ri’ ネケゅツちや モバヘャや /al-fi’il i-mud ri’/ ialah kata kerja yang yang belaku pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang dan memakai huruf-huruf mud ra’ah yaitu, りゴヨぢや /al-hamzatu/ ラヲレャや /an-n nu / ¬ゅΒャや /al-y u/ dan, ¬ゅわャや /at- t u/ . dalam hal ini (Ali al-Jarim, 1890 : 20 mengatakan:

メヲダェ ヴヤハ メギΑ モバプ モミ ヲワ ∩ネケゅツちや モバヘャや

ヱぺ ゲッゅたや リョゴャや l モヨハ

ちや モらボわジ

ギらョ ラヲムΑ ラぺ ギよΙヱ

ゴヨぢや ヶワヱ るハケゅツちや フゲェぺ リョ フゲぐ ネ

∩り

¬ゅわャやヱ ∩¬ゅΒャやヱ ∩ラヲレャやヱ

.

Al-fi’lu al-mud ri’ huwa kullu fi’lin yadullu `ala husuli` amalin fiz-zamani al-hadiri awwi al-mustaqbali wal budda anyakuna mabduw`an biharfin min ahrufi al- mud ’ra’ati wa hiya al-hamzatu wa n-n nu wal- y `u wa t-t u.

‘fi’l mud ri’ ialah, setiap pekerjaan yang menunjukkan masa sekarang/akan datang dan dimulai dengan huruf mud ra’ah yaitu hamzah, n n ya, dan ta.

Pada umumnya kata kerja mud ri’ dibentuk dari kata kerja madi, yaitu dengan menambah huruf-huruf mud ra’ah yang disebut dengan ろΒルぺ /anaytu/.

Misal:

ろレらャや モミほゎ

ゴらだや

/ta `kulu al-bintu al-khubza/ ’perempuan itu sedang memakan’


(48)

/agsilu yadayya / ‘saya sedang mencuci kedua tangan’

¬べゼル リョ ろィケキ ノプゲル

/narfau` darazati min nisyai /‘Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat’(Al-An’am: 83)

ュΚジャや ケやキ rや へヲハギΑ ぶやヱ

/wal-lahi yad’u ila darussalam /‘Allah menyeru manusia ke Darussalam’ (Yunus:25)

Pada kalimat yang pertama, huruf mud ra’ah adalah ¬ゅわャや /at-t u/. Pada kalimat yang kedua, huruf mud ra’ah adalah りゴヨぢや /al-hamzatu/. Pada kalimat yang ketiga, huruf mud ra’ah adalah ラヲレャや /an-n nu/

Pada kalimat yang keempat, huruf mud ra’ah pada kalimat tersebut, adalah ¬ゅΒャや /al- yau/.

Kata kerja mud ri’ apabila di hubungkan dengan kata ganti dari jumlah 14 (empat belas) macam, juga mempunyai 14 (empat belas) pola kata dan dibagi pada tiga kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah:

1. Untuk orang ketiga (lk/pr) mempunyai enam pola:

モバヘΑ

/yaf’alu/ ‘dia seorang (lk)sedang berbuat’

ラΚバヘΑ

/yaf’alani/ ‘dia dua orang (lk) sedang berbuat’

モバヘΑ

/yaf ‘alu / ’mereka (lk) sedang berbuat’

ヲヤバヘゎ

/taf ‘alu / ‘dia seorang (pr) sedang berbuat’

ゎ ラΚバヘ

/taf’alani/ ‘dia dua orang (pr) sedang berbuat’

リヤバヘΑ


(49)

2. Untuk orang kedua (lk/pr) mempunyai enam pola:

モバヘゎ

/taf’ alu/ ‘engkau seorang (lk) sedang berbuat’

ラΚバヘゎ

/taf’ alani/ ‘engkau dua orang (lk) sedang berbuat’

ラヲヤバヘゎ

/taf’ aluna/ ‘mereka dua orang (pr) sedang berbuat’

ぎヤバヘゎ

/taf ‘ilina/ ’engkau seorang (pr) sedang berbuat’

ラΚバヘゎ

/taf’ alani/ ’engkau seorang (pr) sedang berbuat’

リヤバヘゎ

/taf’ alna/ ’mereka dua orang (pr) sedang berbuat’ 3. Untuk orang pertama (lk/Pr) mempunyai dua pola:

モバプや

/af `alu/ ’saya lk/pr sedang berbuat’

モバヘル

/naf `alu/ ‘kami lk/pr sedang berbuat’

Pada pola di atas terlihat bahwa, kata kerja mud ri’ pada umumnya berkasus nominatif (marfu)

Ta mud ra’ah tidak berfungsi dan terletak di depan fi’l mud ri’. Dengan syarat fa’lnya juga harus disesuaikan ke dalam bentuk mu’annas, seperti contoh di bawah ini:

レΑコ ょバヤゎ

/tal `abu zaynabu / ’zainab sedang bermain‘

ろレらャや モミほゎ

/ta kulu al-bintu / ‘anak perempuan itu sedang makan’

りクゅわシΕや ょワグゎ

itu sedang pergi’ ) pr ( ‘guru / u t a z usta -habu al z ta /

キゅだや オらトゎ

るョ

/tatbahu al-khadimatu / ‘pelayan (pr) itu sedang masak’

りグΒヨヤわャや ¬ゲボゎ

itu sedang membaca’ ) pr ( ’murid / u t a z tilmi -taqra’u al /

Kelima misal di atas terdiri dari kata kerja (fi’l) mud ri’ kata tugas (huruf) awalnya dimulai dengan huruf ta mud ra’ah yaitu seperti kata:ょバヤゎ /tal’abu/ モミほゎ


(50)

Apabila diperhatikan misal pertama, sampai ke lima, hanya dapat ditambah huruf awalnya dengan huruf れ / ta/.

Kelima misal di atas terdiri dari kata kerja (fi’l) mud ri’ dan fa’ilnya (pelakunya) adalah terdiri dari bentuk mu’annas. Adapun maksud pengertian ta di awal fi’l mud ri’. Kata tugas (Huruf) ta mud ra’ah apabila menunjukkan:

a. seseorang mukhatab (orang kedua laki-laki) Misal:

サケギゎ ろルぺ

/anta tudar-risu/ ’enkau laki-laki mengajar’

b. seseorang mukhatabat (orang kedua perempuan) Misal:

/anti tudarrisina/

ぎシケギゎ ろルぺ

‘engkau (perempuan) mengajar’ c. dua mukhatab (orang kedua laki-laki)

Misal:

/antum y zaid ni tudarris ni/

ラゅシケギゎ ラやギΑコゅΑ ゅヨわルぺ

‘kemu kedua wahai zaidun mengajar’ d. dua mukhatabat (orang kedua perempuan)

Misal:

/antum y hind ni tudarris ni


(51)

‘kamu berdua wahai hindun mengajar

e. ghai’bat (orang pertama perempuan)

Misal:

/hindun tudarrisu/ ‘hindun mengajar’

サケギゎギレワ

f. gh ’ibah (orang kedua perempuan)

Misal: / ni ab ` ni tal at z tilmi -al /

ラゅらバヤゎ ラゅゎグΒヨヤわャや

‘dua orang murid perempuan bermain-main’

Ta mud ra’ah dapat dapat menjadi berbaris depan, dammah pada kata kerja (fi’l) rubai.

Misal:

ュヲボゎ

/taq mu/ ‘engkau laki-laki berdiri’

ァゲカギゎ

/tudakhriju/ ‘engkau laki-laki telah keluar’

Dari uraian di atas, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa pada umumnya kata kerja mud ri’ dibentuk dari huruf-huruf mud ra’ah. Kata tugas (harf ) ta adalah yang termasuk salah satu dari huruf-huruf mud ra’ah

4.1.2 Ta Ta’nis

Ta ta’nis adalah huruf yang bertugas sebagai ta ‘nis (tanda perempuan) tidak berfungsi, terletak di belakang kata kerja (fi’l) dan kata benda (ism). Kata tugas (huruf) yang menunjukkan ta’nis adalah sebagai berikut:

1. Dalam kata tugas (huruf) yang berlafaz ta’nis seperti:

/

ろす

yang berasal dari kata /summata/


(52)

るゼもゅハ k りゲイたや るヨデゅプ ろヤカキ

/dakhalat f timatu al-hujrata summa ’isyata/ ‘F timah masuk kamar kemudian A’isyah’

Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut:

Kalimat yang di atas adalah jumlah fi’liyyah yang terdiri dari Χろヤカキ /dakhalat/ adalah fi’l madi, tetap dalam keadaan fathah dan ta sakinah adalah damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi).

Kataるヨデゅプ /F timatu/ adalah sebagai fa’il yang marfu. Kata, りゲイたや /al-hujrata /adalah sebagai mafulunbih (objek) alamatnya fathah, Kata k /summa/ adalah huruf `atf (penghubung) dan ta adalah sebagai tanda yang menunjukkan lafaz ta’nis (tanda perempuan).

Kata, るゼもゅハ /A’isyatu/ adalah sebagi maktub ilaih (yang menyusul) kepada F timah.

Misal: ろよケ /rubbata/ yang berasal dari kata ゆケ /rubba/

ゅワゅカや ラヲさ るらェゅタ ろよケ /rubb ta s hibatin tah nu akh h /

‘berapa banyak kawan yang menghianati saudaranya’ Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut.

Kalimat misal di atas adalah kalimat sempurna (jumlah ismiyyah), yang terdiri dari mubtada dan khabar kata ろよケ /rubbata/ adalah huruf jarr, yang tetap dalam keadaan fathah dan ta adalah tanda yang menunjukkan lafaz ta’nis (tanda yang


(53)

Dalam kalimat るらェゅタ ろよケ /rubbata s hibatin/ adalah sebagai fa’il mud ri’ yang marfu.

Di dalamnya terdapat damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) sebagai fa’ilnya kata, ゅワゅカぺ /akhaha/ adalah maful (objek) dan sebagai mudaf.

ゅワ /h / adalah damir muttasilu sebagai mudaf ilaih, ゅワゅカぺ ラヲさ /tah nu akh h / adalah di tempat rafa sebagai khabar.

Misal: れΙ /lata/ yang berasal dari Ι /l /

ョギル ろ

ュギレョ るハゅシ れΙヱ りゅピらャや

/nadimat al-buqh tu wa l ta s ’ata mundamin/

‘menyesal orang-orang yang jahat dan tidak ada waktu bagi yang menyesal’ Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut:

Kalimat misal di atas adalah (jumlah fi’liyyah) yang terdiri dari kata, ろョギル /nadimat/ adalah fi’il madi, tetap dalam keadaan fatha, Kata, りゅピらャや /al-bughatu/ adalah sebagai fa’il yang marfu dan alamat marfunya adalah dammah. Kata, れΙ /lata/ adalah kata tugas (harf) nafi yang berfungsi sebagai laisa tetap dalam keadaan fathah. Dan kata benda (ism) wajib mahzuf (terlepas) karena maknanya sama dengan kabarnya.

Kata, るハゅシ /s ’ata/ adalah khabar dari kata, れΙ /l ta/ mansub dengan baris fathah dan sebagai mudaf.


(54)

2. Dalam kata kerja fi’l madi (kata kerja pada masa lampau) yang dapat berubah. Misal:

/Hindun darasat/ ‘Hindun telah belajar’

ろシケキギレワ

/Halidah qara’at/ ‘Halidah telah membaca’

れへゲホ ロギャゅェ

a. Hukum ta ini harus sukun seperti misal di atas akan tetapi dibaris atas apabila ditulis dengan alif.

Misal:

/al-tilmizat ni darasat /

ゅわシケキ ラゅゎグΒヨヤわャや

‘dua orang murid belajar’ b. Ta ta’nis (ta tanda perempuan) harus fi’lnya setelah kata benda mu’anas dan

apabila fi’lnya sebelum ism mu’annas maka fa’il itu dimu’anaskan atau dimuzakkarkan menurut keterangan sebagai berikut

1. Fi’l harus dimuzakkarkan bersama fa’il (pelaku) dalam 2 (dua) tempat. a. Apabila fa’ilnya muzakkar, maka f’ilnyapun harus muzakkar.

Misal: ラやグΒヨヤわャや ュゅホ

/q ma al-tilmiz ni/ ‘dua orang murid laki-laki berdiri’ b. Apabila fa’ilnya mu’anas zahir (pelakunya perempuan yang kelihatan)

yang dikecualikan dengan kata, Ιま /illa/.

Misal: ょレΑコ Ιま ろエでゅョ /m ’najahat illa zainaba/ ‘tidak ada yang lulus kecuali zainab’


(55)

2. fa’il (pelaku) harus dita’niskan bersama fi’l dalam 3 (tiga ) tempat, yaitu:

1. Fa’ilnya harus mu’annas zahir yang sesunggunya bersambung

dengan fi’lnya.

Misal: れやグΒヨヤわャや ろエで

/n zahati al-talamizat/

’murid perempuan itu lulus’

ラゅゎグΒヨヤわャや ヱや ろエで

/nazahat au al-tilmizatani/ ‘atau dua orang murid perempuan’

ろエで ヱや

グΒヨヤわャや れ

‘atau murid perempuan / tilmizatu al t zaha n u a /

2. Fa’ilnya harus damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) yang

kembali kepada mu’annas sesunggunya. Misal:

ろエで りゅわヘャや

/al-fat tu najahat/ ‘pemudi itu lulus’

ろバヤデ ザヨゼャや

/al-syamsu tala’at/ ‘matahari terbit’

3. Fa’ilnya harus damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) yang

kembali ke jamak mu’annas salim atau jamak taksir. Misal:

れやグΒヨヤわャや

/al-tilmiz tu/ ’murid perempuan’


(56)

/au al-fatay tu/ ’atau para pemudi’

ぞや

れ¬ゅィ モヨ

/al-jamalu z ’at/ ’atau unta itu datang’ 3. Boleh dimuzakkarkan fi’lnya, dan dimu’annaskan fi’l itu ada beberapa

tempat yang terpenting di antaranya:

1. Apabila fa’ilnya mu’annas majazi zahiran Misal:

ザヨゼャや ノヤデ

/tala’a al-syamsu/ ’matahari terbit’

ザヨゼャや ろバヤデヱや

/au tala’ati al-syamsu/ ’atau matahari terbit’ 2. Apabila fa’ilnya mu’annas hakiki yang dipisahkan dari fi’lnya

dengan menggunakan selain, Ιま /illa/. Misal:

ギレワ るΑゲボャや ケやコ

/j rra al- qaryata hindun/ ’hindun mengujungi desa’

ギレワ るΑゲボャや れケやコ

/j rrat al-qaryata hindun/’hindun mengunjungi desa’ 3. Apabila fa’ilnya damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) yang

terpisah dari mu’annas.

Misal: ヶワ ヶルケコ ゅなや

/innam z rrani hiya/ ‘bahwasanya yang mengunjugiku adalah dia (pr)’


(57)

ゎケやコ ゅなま ヱや が

ヶワ

/au innam z rratni hiya/ ’atau bahwasanya yang mengujungiku adalah dia (pr)’ 4. Apabila fa’ilnya mu’annas dari kata,ユバル /ni’ma/ ザゃよ /bi’sa/atau

¬ゅシ /sa’a/. Misal:

りギヰわ1や ろヨバル

/ni’mata al-mujtahidatu/ ‘alangkah nikmatnya orang rajin’

りギヰわ1や ろヨバル

/ni’mati al-mujtahidatu/ ’alangkah nikmatnya orang yang rajin’ 5. Apabila fa’ilnya muzakkar, jamak dengan ぺ /alif/ dan れ /ta/

Misal:

れゅΑヱゅバちや ¬ゅィ

/j ’a aI- mu’ wiy tu/ ’para mu ’ wiyah datang’

れゅΑヱゅバちや れ¬ゅィ

/j ’ati mu ’awiyatu/ ‘para mu ’awiyah datang’ 6. Apabila fa’il-Nya jamak taksir untuk mu’annas dan muzakkar.


(58)

Misal: ユデやヲヘャや れゲツェ

/hadarati al-faw timu/ ’fatimah-fatimah telah hadir’ apabila fa’ilnya mulhaq dengan jamak muzakkar salim.

Misal:

ラヲレらャや れ¬ゅィ ヱや ¬ゅィ

/j ’a au j ’at al-banuna/ ’telah datang anak laki-laki’ Adapun fa’ilnya mulhaq dengan jamak mu’anans.

Misal:

キゅヰわィΗや れΙヱぺ ろエでヱぺ ウで

/najaha au najahat aulatu l-ijtih di/ ‘telah lulus perempuan yang mempunyai kesungguhan’ 7. Apabila fa’ilnya muzakkar yang dimudafkan kepada mu’annas

dengan syarat tidak ada pengarunya muzakkar hilang. Misal: れやギヰわ1や モミ れコゅプ

/f zat kullu al-mujtahid ti/ ‘berhasil setiap perempuan yang sungguh-sungguh’ 8. Apabila fa’ilnya jamak.

Misal:

¬ゅジレャや れゲツェ ヱや ゲツェ

/hadara au hadarati al-nisa’u/ ‘telah datang wanita-wanita’


(59)

Ataupun ism jinsi jami’ah. Misal: ゆゲバャや ろャゅホヱぺ メゅホ

/q la au q lati l-arabu/ ’berkata orang-orang Arab’ Dan dalam fi’l yang tidak dapat berubah apabila tidak diharuskan untuk dimuzakkarkan fa’ilnya, seperti:

a. dalam fi’il ta’ajjub (menyatakan kekaguman) yang wazannya モバプぺ /af ’ala/.

Misal:

りぺゲちや リジェやゅョ /m ’ahsana al-mar’ata/

‘alangkah cantiknya perempuan itu’ Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut:

ゅョ /m / adalah ism nakirah dengan arti (sesuatu).

Kedudukanya sebagai mubtada’ mabni atas sukun berkedudukan ra’fa, リジェや / ahsana fi’l madi’. Fa’lnya damir mustatir wajib, taqdirnya, ヲワ /huwa/ kembali kepada,ゅョ /m /. りぺゲちや /al-mar’ata/ adalah maf’ulbih (objek) bagi kata kerja (fi’l) Jumlah fi’l dan fa’ilnya itu adalah khabar bagi,ゅョ /m /. Maka, リジェや /ahsanu/ tetap dimuzakkarkan walaupun kata benda (ism) setelah ism mu’annas. b. dalam fi’l istisna, ゅセゅカ /kh sy / ‘kecuali’ dan, Κカ /khal / ‘kecuali’ Misal:ょレΑコ Κカ モダヘャや れやグΒヨヤわャや ろヤカキ


(60)

‘murid-murid perempuan telah masuk terkecuali si zainab’ Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut:

Kata, Κカ /khala/ ‘kecuali’ adalah fi’l istisna, yang tetap muzakkar walaupun kata benda (ism) setelahnya adalah ism mu’annas ma’nawi.

Dan kata, ょレΑコ /zainaba/ adalah mustasna (yang dikecualikan). 3. Dalam ism (kata benda)

Huruf, ¬ゅゎ /ta/ yang masuk pada kata benda (ism) berfungsi sebagai berikut: 1. Membedakan antara muzakkar dan mu’annas dan menjadi tanda

mu’annas. Misal:

るヨもゅホ ろレらャや

/al-bintu q ’imatun/ ’seorang anak perempuan yang berdiri’

ユもゅホ ギャヲャや

/al-waladu q ’imun/ ’seorang anak laki-laki sedang berdiri’ 2. Membedakan antara muzakkar dan mu’annas. Setelah muzakkar

tidak ada tanda-tanda mu’annas. Sebaliknya juga setelah mu’anas tidak ada tanda-tanda muzakkar.

Misal:

メゅィケ るをΚを ¬ゅィ

laki’

-’datang tiga orang laki / lin atu rij s al s ’a j /

¬ゅィ

りヲジル ゐΚを れ

’datang tiga orang perempuan’

/ u niswatin s ala s ’at j /


(61)

3. Membedakan antara mufrad dan jamak, ta menjadi tanda mufrad muannas.

Misal:

りゲし s

/li tamratun/ ’saya mempunyai sebuah kurma/’

れやゲし s

/li tamr tun/ ‘saya mempunyai banyak kurma’. 4.1.3 Ta Khitab

Ta khitab yaitu huruf ta yang dipakai untuk orang kedua. Para ulama sepakat bahwa ta khitab ada dalam damir yang berbaris (berharkat) yang terpisah, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. ろルや /anta/ engkau seorang laki-laki Misal:

/anta rajulun/ ‘engkau seorang laki-laki’

モィケ ろルや

b. ろルや /anti/ engkau perempuan Misal:

/anti zainab/ ’engkau seorang perempuan’

ろルや ょレΑコ

ゅヨわルや /antuma/ ‘kamu berdua’ c.

Misal:

/antum rajulani/ ’kamu dua laki-laki’

ゅヨわルや ラΚィケ

/antuma niswatani/’ kamu berdua perempuan

ラゅゎヲジル ゅヨわルや


(1)

Ma’luf, Lowis. al-Munjida Fi I-Lughati Wa I-Adabi Wa I- Ulumi. Bai’rut Darul I- Masyrq.

M.Asim Yahya. 2008. Lima Jam Lamcar Membaca al-Quran dan Menulis Al-Quran. Jakarta : Qultummedia.

Moch Anwar. 1997. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al-Jurmiyyah. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Muhammad bin Abdul bin Malik. 2005. Syarah Ibnu Aqil’ala al- Alfiyyati, Jilid I,II. Mesir.

Muhammad bin Ahmad bin Abdul Bari Al-Ahdal. 2005. al-Qawakibul d-Durriyyati, Jilid I, II. Indonesia.

Naeng Muhadjir. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif;. Yogyakarta : PT Bayu Indra Grafika.

Program Pascasarjana Linguistik. 2006 Penulisan Tesis Disertasi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sahkholid Nasution. 2006. Pengantar Linguistik (Analisis Teori-Teori Linguistik Umum dalam Bahasa Arab). (Medan:Nara Press), Edisi Kedua.

SKB 2 Menteri. 1988. Pedoman Transanterasi Arab Latin. Jakarta.

Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogya : PT Tiara Wacana.

Syamsuddin Muhammad Araa’ini. 2006. Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Verhaar. 1981. Pengantar Linguistik, Yogyakarta : Gajah Mada University Press.


(2)

Pedoman Transliterasi

Transliterasi yang digunakan untuk tesis ini ialah Pedoman Transliterasi berdasarkan SK Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987 dan No.0543/1987.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan や

b ’ b be

t ’ t te

s ’ s es (dengan titik di atas) ゐ

jim j je

h ’ h ha (dengan titik di bawah) ゥ

kh ’ kh Ka dan ha

dal d de

zal z zet (dengan titik di atas) ク

r r er

cai z zet

sin s es

syin sy es dan ye

s d s es (dengan titik di bawah) ソ

d d d de (dengan titikdi bawah) チ


(3)

z ’ z zet (dengan titik di bawah) ド

‘ain ‘ koma terbalik (di atas)

gain g ge

f ’ f ef

q f q ki

k f k ka

l m i el

mim m em

n n n en

wau w we

h ’ h ha

hamzah ‘ apostrof

y ’ y ye

B. Konsonan Rangkap

Konsonan Rangkap (tasydid) ditulis rangkap Contoh:

るョギボョ

= Muqaddimah

りケヲレヨャや

るレΑギヨャや

= al-Madinah al-Munawwarah

C. Vokal


(4)

- (kasrah) ditulis i contoh: ユェケ = rahima - (dammah) ditulis u contoh: ょわミ = kutub 2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap ヶ⇒ (fathah dan ya) ditulis “ai” ょレΑコ = ブΒミ = kaifa

Contoh:

ヲ⇒ (fathah dan wau) ditulis “au” Vokal rangkap

メヲェ = haula メヲホ = qaula Contoh:

D. Vokal Panjang ( maddah )

ゅ⇒ dan ヴ⇒ (fathah) di tulis contoh: ュゅホ = q ma ヶ⇒ (kasrah) di tulis 雨 contoh: ユΒェケ = rahim ヲ⇒ (dammah) di tulis contoh: ュヲヤハ = ‘ul m E. T ’ Marb tah

T ’ Marb tah yang mati atau yang mendapat harkat sukun ditulis /h/ Contoh: るョゲムヨャやるムョ = Makkah al-Mukarramah

ュΚシΗやるバΑゲゼャや = al-Syari’ah al-Isl miyyah T ‘Marb tah yang hidup, transliterasinya /t/. Contoh: るΒョΚシΗやるョヲムエャや = al-huk matu al-Isl miyyah

りゲゎやヲわヨャやるレジャや = al-sunatu al-mutawatirah

F. Hamzah

Huruf hamzah di awal kata ditulis dengan vokal tanpa didahulu oleh tanda apostrof ( ‘).


(5)

るョΗや キゅエゎや = ittihad al-ummah, bukan ‘ittihad al-ummah G. Lafzul-Jal lah

Lafzul Jal lah (kata ) yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa ぶ hamzah.

Contoh: ぶやギらハ = ditulis ‘Abdull h, bukan ‘Abd All h ぶやケゅィ = ditulis J rullah

H. Kata Sandang “al-“

1. Kata sandang “al-“ tetap ditulis “al-“ baik pada kata yang dimulai huruf qamariah maupun syamsiah

Contoh: るシギボヨャやリムョΗや = al-am kin al-muqaddasah ハゲゼャやるシゅΒジャや = al-siyas h al-syar ‘iyyah るΒ

2. Huruf “a” pada kata sandang “al-“ tetap ditulis dengan huruf kecil, meskipun merupakan nama diri.

Contoh: ヵキケヱゅヨャや = al-M wardi ゲワコΕや = al-Azhar りケヲダレヨャや = al-Muns rah

3. Kata sandang “al-“di awal kaliamat dan pada kata “ Allah SWT, Qur’an” di tulis dengan huruf kapital.

Contoh: Al-Afg n adalah seorang tokoh pembaharu Saya membaca Al-Qur’an al-Karim

Untuk penulisan buku dan nama pengarang yang telah dibakukan Transliterasinya, tidak dilakukan perubahan.


(6)