Jenis pameran. TINJAUAN TEORI
38
Saleh 1976-1979, Soemantri Brataatmadja 1979-1982, Drs. Azmi Syahbuddin 1983-1985,Doddy Yudhista, SH 1985-1988, Drs. H.
Maderman 1988-1993, dan Drs. H.Bakri Junus 1994-1999 dan 1999- 2003 serta Lucya Andam Dewi 2003-2007
Pada awal perjalanannya, jumlah anggota IKAPI Daerah DKI Jakarta selalu mengalami pasang surut.Pada tahun 1969 jumlah anggota
tercatat 109 penerbit, dan tahun berikutnya berkurang menjadi 60. Penyusutan jumlah anggota ini terus terjadi hingga awal tahun 1973 yang
hanya tersisa menjadi 26 anggota, suatu gambaran akan dunia penerbitan Indonesia pada masa itu.
Lima belas tahun kemudian, tepatnya pada periode 1988-1993, jumlah anggota IKAPI Daerah DKI Jakarta meningkat tajam, tercatat 170
anggota. Hal ini mungkin akibat adanya proyek pengadaan buku bacaan anak SD, SLTP, dan SMA. Periode berikutnya, 1994-1998 jumlah anggota
menjadi 287 anggota dan bertambah 117 anggota, dan pada akhir 1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan banyak
perusahaan penerbit gulung tikar, tercatat ada 85 anggota IKAPI DKI Jakarta menutup usahanya. Pada pertengahan tahun 2000 masih tercatat
lebih 220 anggota, namun 39 diantaranya berada dalam keadaan kritis. Saat diadakan heregistrasi tahun 2001 anggota IKAPI Daerah DKI
Jakarta tinggal 142 anggota, kemudian bertambah lagi menjadi 216 anggota. Kini dalam satu tahun terakhir ini ada peningkatan yang cukup
39
tajam, sampai dengan September 2008 yang tercatat sebagai penerbit anggota IKAPI DKI Jakarta sebanyak 300 anggota.
Anggota IKAPI Daerah DKI Jakarta dating dan pergi seperti terbaca terdahulu, hal ini perlu dicermati. Menurut pengenalan sementara
banyak orang mendirikan penerbitan sebagai usaha coba-coba, usaha pelarian, dengan dasar pengetahuan tentang penerbitan yang kurang, dan
tidak pula dapat menambah pengetahuannya, buku-buku yang menyangkut usaha penerbitan sangatlah minim, kursus kursus penerbit tidak ada pula,
dan usaha seperti ini yang mudah terserang krisis atau kebijaksanaan pemerintah.
Pengurus Anggota IKAPI Daerah DKI Jakarta sejak periode kepemimpinan H. Oemar Bakry Dt. Tan Besar, berusaha keras
mendapatkan gedung sendiri untuk sekretariat IKAPI Daerah DKI Jakarta. Bagi beliau, soal kantor, soal hidup matinya suatu organisasi. Sayang
belum berhasil dan semangat itu selalu ada pada setiap periode kepengurusan IKAPI Daerah DKI Jakarta.
Harapan beliau, harapan pengurus berikutnya, harapan anggota semua, bahkan harapan PP IKAPI, agar IKAPI Daerah DKI Jakarta
memiliki gedung sendiri.Semangat itu tidak pernah pupus, terus terpelihara seiring dengan aktivitas dan estapet kepengurusan IKAPI
Daerah DKI Jakarta. Alhamdulillah pada bulan juni 1998 sekretariat yang di idam-idamkan itu terwujud, setelah berjalan 44 tahun IKAPI DKI
Jakarta akhirnya memiliki gedung sendiri.
40
Kantor IKAPI Daerah DKI Jakarta dengan tanah seluas 420m2 dan bangunan 275m2 dibeli dengan cara mengangsur dari seorang
anggota pengurus yang tidak lain putra bapak H. Oemar Bakry Dt.Tan Besar, saudara Fahmi Umar. Pembayarannya dicicil sejak akhir tahun
1997 dan lunas pada akhir tahun 1999 seharga +Rp600 juta rupiah, termasuk denda, bea-balik nama, juga renovasi sesuai dengan keperluan
saat itu.