Defenisi Rokok Kandungan dalam Rokok

Warna memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan banyak hal kepada konsumen. Warna juga seringkali diasosiasikan dengan kejadian-kejadian tertentu. Asosiasi ini berhubungan dengan sesuatu yang dipelajari, seperti budaya, tradisi dan kebiasaan. c. Ilustrasi Ilustrasi, secara harfiah berarti gambar yang dipergunakan untuk menerangkan atau mengisi sesuatu. Sedangkan menurut definisinya, ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual Kusrianto, 2007: 140. d.Tata Letak Tata letak atau layout berkaitan dengan pengaturan huruf dan visual pada permukaan dua dimensi agar seluruh informasi dapat dibaca, jelas dan menarik. Suyanto, 2004: 95 Layout yang berbeda dapat menyampaikan kesan yang berbeda tentang suatu produk Moriarty, 2011: 519. e.Tipografi Tipografi adalah seni memilih jenis huruf dari ratusan jenis huruf yang tersedia. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan, kemenarikan. Hal itu karena desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya style dan karakter atau menjadi karakteristik pesan yang ingin disampaikan. Jefkins, 1997: 248 Dalam banyak kasus, typesetting tidak terlalu ditekankan karena peran utamanya yang bersifat fungsional yaitu menyampaikan kata pesan, tetapi huruf juga mempunyai peran estetika dan pemilihan huruf memberi kontribusi pada dampak dan mood pesan. Moriarty, 2011: 516

2.1.6 Rokok

2.1.6.1 Defenisi Rokok

Secara teoritis belum ada yang menjelaskan secara detail tentang rokok, namun beberapa orang menyatakan rokok berdasarkan dengan bentuk dan tampilan yang di cantumkan ke dalam website atau sebuah blog yaitu. Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10 mm, berwarna putih dan coklat. Biasanya berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah, ditambah sedikit racikan Universitas Sumatera Utara seperti cengkeh, saus rokok, serta racikan lainya untuk menikmati sebatang rokok, perlu dilakukan pembakaran pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujungnya yang lain. Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen: komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikurat. Asap rokok yang dihisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok yang terbakar serta asap rokok yang diembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke dapat mengakibatkan seseorang menjadi perokok pasif.

2.1.6.2 Kandungan dalam Rokok

Racun utama di dalam rokok, diantaranya: a. Tar Sumber tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik lainnya yang dibakar. Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga diklasifikasikan sebagai tar. Tetapi pabrik rokok kretek Indonesia selalu menyatakan Eugenol tidak termasuk tar. Di dalam tar dijumpai karsinogenik: polisiklinik hidrokarbon aromatis yang memicu kanker paru. Selain itu juga dijumpai Nitrosoamine nikotin di dalam rokok yang berpotensi besar sebagai karsinogenik terhadap jaringan paru. Bahan ini terdapat dalam tembakau, tetapi tidak dijumpai dalam cengkeh. b. Nikotin Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf, juga menyebabkan tekanan darah sistolik dan distolik mengalami peningkatan, denyut jantung bertambah, dan kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin juga meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah. Nikotin juga mengakibatkan seseorang ketagihan rokok. Akibat adanya nikotin seseorang menjadi perokok dan selalu ingin merokok lagi atau ketagihan terhadap rokok. Sebaliknya, merokok yang hanya sekali-sekali belum tentu akan terganggu kesehatannya. Universitas Sumatera Utara c. Gas Karbon monoksida CO Menurut Guidotti Te et al 1989, CO adalah gas yang bersifat toksik dan bertolak belakang dengan gas oksigen dalam transport haemoglobin. Dalam rokok terdapat 2-6 gas CO pada saat merokok, sedangkan gas CO yang dihisap oleh perokok paling rendah 400 ppm part permillion sudah dapat meningkatkan kadar karboksi-haemoglobin dalam darah sejumlah 2- 16. Kadar normal karboksi-haemoglobin hanya 1 pada bukan perokok. Apabila keadaan terus berjalan maka terjadi policitemia yang akan memepengaruhi fungsi syaraf pusat. Kandungan kadar karbon monoksida di dalam rokok kretek lebih rendah daripada kandungan kadar karbon monoksida dalam rokok putih. d. Timah Hitam Pb Timah hitam merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang dihisap diperhitungkan mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. Bila seseorang menghisap satu bungkus perhari 10 batang berarti menghasilkan 10 mikrogram perhari dan apabila seseorang menghisap rokok lebih dari 20 batang perhari maka kadar Pb dalam tubuh mencapai 20 mikrogram perhari. e. Phenol Merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim. f. Eugenol Seperti yang dikatakan oleh Guidotti 1989, eugenol hanya dijumpai di dalam rokok kretek dan tidak dijumpai pada rokok putih. Eugenol dapat ditemukan dalam cengkeh yang dapat memberikan bintik minyak pada rokok kretek sehingga memberikan pandangan yang kurang menyenangkan. Eugenol dapat dijumpai baik didalam rokok yang sedang dihisa p, di dalam asap rokok yang dihisap, maupun di dalam rokok kretek yang tidak dihisap. Eugenol atau minyak cengkeh adalah cairan yang tidak berwarna atau juga berwarna kekuning-kuningan dan tidak larut dalam air. Eugenol digunakan sebagai antiseptik, anastetik, dan juga sebagai antipiretik. Zat ini belum diketahui efek karsinogeniknya. Universitas Sumatera Utara

2.1.6.3 Bahaya Rokok

Dokumen yang terkait

Hubungan Label Peringatan kesehatan Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Perokok Aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 97

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

Perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok.

2 14 118

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok).

0 0 107

SIKAP PEROKOK TERHADAP PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DI SURABAYA (Study deskriptif sikap perokok Surabaya terhadap pesan peringatan bahaya merokok pada iklan,reklame, dan label bungkus rokok).

1 2 78

Persepsi Siswa SMA N 1 Bangli Terhadap Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok.

0 0 36

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Picture Health Warning di Kotak rokok Terhadap Minat Merokok Siswa (Studi Korelasional Komunikasi Visual Peringatan Bahaya Merokok di Kotak Rokok Terhadap Minat Merokok Aiswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

0 0 31

Picture Health Warning di Kotak rokok Terhadap Minat Merokok Siswa (Studi Korelasional Komunikasi Visual Peringatan Bahaya Merokok di Kotak Rokok Terhadap Minat Merokok Aiswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

1 1 13

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok)

0 0 24