Analisis Tabel Silang Uji Hipotesis

internal karena memiliki reliabilitas yang kuat. Atau ada pula yang memaknakannya sebagai berikut: Jika alpha 0,90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi. Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha 0,50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel http:statistikapendidikan.com. Tabel 3.4 Hasil Uji reliabilitas Variabel penelitian Nilai reliabilitas Kesimpulan Jumlah pertanyaan nomor ganjil dan genap 0,670 Reliabilitas Moderat 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Analisis Tabel Tunggal Analisis tabel tunggal dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari 2 kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori Singarimbun, 2008: 273.

3.7.2 Analisis Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif Singarimbun, 2008: 273.

3.7.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini menggunakan sistem pengelolaan data Statistical Product and Service Solution SPSS yang merupakan piranti lunak yang dirancang secara khusus untuk membantu para peneliti menarik kesimpulan hasil analisis dan interpretasi data penelitian. Rumus hipotesis yang digunakan adalah rumus Spearman Rank dengan pertimbangan skala data yang digunakan ialah skala data ordinal, yaitu skala yang menentukan Universitas Sumatera Utara posisi relatif dari objek atau individu menyangkut ciri tertentu tanpa ada implikasi terhadap jarak antara tiap-tiap posisi. Skala ini dikenal juga sebagai order peringkat atau rank order. Rumus uji hipotesis oleh Spearman Rank dalam Kriyantono, 2006:176 sebagai berikut : �ℎ = − 6 ∑� 2 � 2 − Keterangan : r s = koefisien korelasi 1 = bilangan konstan d = sigmajumlah n = jumlah sampel kemudian untuk melihat tinggi rendahnya korelasi tersebut digunakan skala Guilford Rakhmat, 2004: 29. Kurang dari 0,20 hubungan rendah sekali 0,20 - 0,40 hubungan rendah tapi pasti 0,41 - 0,70 hubungan yang cukup berarti 0,70 - 0,90 hubungan yang tinggi; kuat Lebih dari 0,90 hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Menurut Sarwono 2005:171, koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. adapun rumusnya adalah sebagai berikut : �� = 2 × Keterangan : KD : kekuatan determinan rs : korelasi spearman Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan penelitian ini mengenai “Picture health warning di kotak rokok terhadap minat merokok ”. Untuk mendapatkan hasil dari data yang telah dikumpulkan, peneliti menggunakan program “SPSS Statistical Product and System Solution”. Dengan menggunakan aplikasi SPSS akan lebih memudahkan peneliti untuk menyusun analisa korelasional yang menggunakan tabel tunggal serta analisis korelasional yang biasa menggunakan analisis tabel silang. Melalui aplikasi SPSS ini, sangat dimungkinkan untuk melakukan uji hipotesis dengan tingkat presisi yang cukup tinggi dan signifikan sehingga data yang diolah dapat langsung dianalisis. Peneliti memulai beberapa tahap untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data, adapun tahap-tahap dalam penelitian ini sebagai berikut:

4.1 Perizinan

Dokumen yang terkait

Hubungan Label Peringatan kesehatan Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Perokok Aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 9 97

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

Perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok.

2 14 118

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok).

0 0 107

SIKAP PEROKOK TERHADAP PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DI SURABAYA (Study deskriptif sikap perokok Surabaya terhadap pesan peringatan bahaya merokok pada iklan,reklame, dan label bungkus rokok).

1 2 78

Persepsi Siswa SMA N 1 Bangli Terhadap Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok.

0 0 36

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Picture Health Warning di Kotak rokok Terhadap Minat Merokok Siswa (Studi Korelasional Komunikasi Visual Peringatan Bahaya Merokok di Kotak Rokok Terhadap Minat Merokok Aiswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

0 0 31

Picture Health Warning di Kotak rokok Terhadap Minat Merokok Siswa (Studi Korelasional Komunikasi Visual Peringatan Bahaya Merokok di Kotak Rokok Terhadap Minat Merokok Aiswa SMA Swasta YPI Amir Hamzah)

1 1 13

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok)

0 0 24