Uji Normalitas Asumsi Klasik

model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebas korelasinya 1 atau mendekati 1. Beberapa metode uji multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Inflation Factor VIF pada model regresi atau dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual dengan nilai determinasi secara serentak adjusted R square Priyatno 2012:158. Jika suatu model regresi mempunyai nilai Tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10 maka antar variabel bebas independent variable terjadi persoalan multikolinearitas. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini : Tabel 8 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PER 0,873 1,146 PBV 0,870 1,150 BETA 0,976 1,025 Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 8 menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor VIF di bawah 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Priyatno 2012:158. Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Sumber: Data sekunder yang diolah Gambar 4. Grafik Scatterplot Gambar 4 menggambarkan titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. Uji heteroskedastisitas dapat pula dengan menggunakan uji koefisien korelasi Spearman’s Rho yaitu dengan mengorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Tabel 9 Uji Koefisien Korelasi Spearmans Rho Correlations Unstandardized Residual Spearmans rho PER Correlation Coefficient ,120 Sig, 2-tailed ,526 N 30 PBV Correlation Coefficient -,150 Sig, 2-tailed ,430 N 30 BETA Correlation Coefficient ,106 Sig, 2-tailed ,577 N 30 Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1,000 Sig, 2-tailed , N 30 Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai korelasi kedua variabel independen dengan Unstandardized Residual memiliki signifikansi lebih dari 0,05. Yaitu variabel PER sebesar 0,526, variabel PBV 0,430 dan variabel risiko sistematik sebesar 0,577. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

4. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan di mana pada model regresi ada korelasi antara

residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya t-1. Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian yang menggunakan uji Durbin-Watson DW Test Priyatno 2012:172. Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut :  DUDW4-DU maka tidak terjadi autokorelasi.  DWDL atau DW4-DL maka terjadi autokorelasi.  DLDWDU atau 4-DUDW4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. Tabel 10 Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std, Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,648 a ,420 ,353 548,77629 2,693 a.Predictors: Constant. PBV, BETA, PER b.Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson DW sebesar 2,693. Sedangkan besarnya DW-tabel: dl batas luar = 1,2138; du batas dalam =1,6498; 4 – du =2,3502; dan 4 – dl =2,7862. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut berada pada posisi 4-DUDW4-DL yaitu 2,35022,6932,7862 artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. 3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda multiple regression analysis yang digunakan untuk mengukur hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program pengolahan data statistik, yaitu Statical Package for Social Science SPSS 16,0. Untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y, digunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut: Dimana: Y = Harga Saham = Konstanta X1 = Price Earning Ratio PER X2 = Price Book Value PBV X3 = Risiko Sistematik Beta b1-b3 = Koefisien variabel X1, X2, X3 e = Error Term

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Leverage,Perputaran Aset, dan Price Book Value terhadap Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 77 105

Pengaruh Price Book Value (PBV), Price To Earning Ratio (PER), Debt To Earning Ratio (DER) Dan Beta Terhadap Stock Return Pada Perusahaan Industri Rokok Di Bei

14 110 103

Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 105 93

Pengaruh Analisis Price Earning Ratio, Price Book Value, dan Economic Value Added terhadap Return Saham

4 73 101

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Hotel dan Pariwisata yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 - 2011

0 25 102

Analisis pengaruh rasio modal saham terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008)

0 4 96

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Analisis fundamental saham perusahaan sektor barang konsumsi (Consumer Goods) di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2011 - 2013 dengan metode top down analysis

0 14 114

Pengaruh price to book value (PBV) dan price earning ratio (PER) terhadap harga saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI

0 3 1

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112